Kegagalan pengaturan gula darah l Terganggunya pengaturan gula

  • Slides: 19
Download presentation
Kegagalan pengaturan gula darah l Terganggunya pengaturan gula darah tubuh l DIABETES MELITUS

Kegagalan pengaturan gula darah l Terganggunya pengaturan gula darah tubuh l DIABETES MELITUS

glucose IR GLUT 4

glucose IR GLUT 4

INSULIN glucose IR GLUT 4

INSULIN glucose IR GLUT 4

INSULIN glucose IR GLUT 4

INSULIN glucose IR GLUT 4

Gejala umum l l l l Osmotic Symptoms Haus /dahaga/polidipsi poliuri Lebih sering pada

Gejala umum l l l l Osmotic Symptoms Haus /dahaga/polidipsi poliuri Lebih sering pada malam hari Penurunan berat badan Kelelahan dan penurunan tenaga Penglihatan kabur Infeksi

Klasifikasi Diabetes Melitus , ADA 1997 Type I Diabetes Islet B-cell destruction usually leading

Klasifikasi Diabetes Melitus , ADA 1997 Type I Diabetes Islet B-cell destruction usually leading to absolute insulin deficiency (10 -15%) Type II Diabetes > 85% and heterogenous Other specific forms – eg. Genetics, drugs, surgery, infections etc Gestational Diabetes

DM TIPE I l l l l Require insulin replacement Need regular blood glucose

DM TIPE I l l l l Require insulin replacement Need regular blood glucose measurement Multiple insulin injections daily Variable with daily activity and dietary intake Higher risk of getting hypoglycaemics and ketoacidosis

DM TIPE II l Diet, weight reduction, exercise l Oral hypoglycaemic Medications l Control

DM TIPE II l Diet, weight reduction, exercise l Oral hypoglycaemic Medications l Control Blood Pressure and cholesterol l Aspirin and other medications l May require insulin at later stage l Once daily glucose measurement l Regular follow-up

Fungsi serat Selulosa : mengatur peristaltik usus l Hemiselulosa dan pektin yang menyerap air

Fungsi serat Selulosa : mengatur peristaltik usus l Hemiselulosa dan pektin yang menyerap air : menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan. l Makanan tinggi serat cenderung meningkatkan berat feses, menurunkan waktu transit pada saluran cerna, l Mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, divertikulosis, kanker usus besar, diabetes melitus l

Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol Epidemiologik : Hubungan negatif dengan insiden jantung koroner dan

Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol Epidemiologik : Hubungan negatif dengan insiden jantung koroner dan batu ginjal terutama kolesterol terutama polisakarida non pati larut air (pektin, gum, dsb) l Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam empedu dan steroid netral disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke kandung empedu dan kembali ke hati melalui reabsorpsi usus halus (siklus enterohepatik). Serat menghalangi penyerapan asam empedu sehingga dibentuk asam empedu baru dari kolesterol persediaan l

Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol Penelitian invitro dan invitro : jenis serat dalam dedak

Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol Penelitian invitro dan invitro : jenis serat dalam dedak mengabsorsi asam empedu tetapi tidak menurunkan kolesterol. Sedang kacang-kacangan menurunkan kolesterol darah tanpa mengabsorpsi asam empedu. Jadi penurunan asam empeu bukan satu-satunya penyebb turunnya kholesterol. l Chien dan Anderson (1984) menduga sintesis kolesterol dalam hati berubah oleh asam lemak rantai pendek yang diperoleh dari fermentasi serat larut air. l Mekanisme lengkapnya belum diketahui sampai sekarang l

Serat larut air dan Diabetes l Serat larut air ( pektin dan gum) mempunyai

Serat larut air dan Diabetes l Serat larut air ( pektin dan gum) mempunyai pengaruh hipoglikemik karena : l Memperlambat pengosongan lambung l Memperpendek waktu transit dalam saluran cerna, mengurangi absorbsi glukosa, mungkin juga memperlambat hidrolisis pati

Konsumsi serat dan waktu transit Waktu yang diperlukan makanan melalui mulut sampai anus l

Konsumsi serat dan waktu transit Waktu yang diperlukan makanan melalui mulut sampai anus l Waktu transit di kolon : 10 kali lebih lama makanan dari mulut sampai awal kolon l Waktu transit dari mulut ke usus besar dipengaruhi pengosongan lambung dan transit di usus halus yang keduanya dipengaruhi viskositas poliskarida l Mekanisme serat makanan terhadap transit di kolon belum diketahui dengan pasti, diduga : - retensi air oleh serat, - kehadiran asam lemak rantai pendek yang tidak diserap (mis asam laktat) atau ph rendah yang menghambat absorpsi gum dan air -peningkatan jumlah bakteri yang mengembangkan kolon karena produksi gas l

Kurangnya konsumsi serat dengan kanker kolon l l l Diduga terjadi perubahan susunan mikroorganisme

Kurangnya konsumsi serat dengan kanker kolon l l l Diduga terjadi perubahan susunan mikroorganisme dalam salauran cerna Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karninogen Mikroorganisme membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi normal bila serat tinggi dalam makanan Teori lain : serat mempercepat waktu transit shg karsinogen hanya punya kesempatan singkat untuk bersentuhan dengan didnding kolon Gumpalan besar feses dan air yang dikandung serat mengencerkan karsinogen ke tingkat tidak toksik

Tugas searching internet tentang mekanisme : Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol l Serat larut

Tugas searching internet tentang mekanisme : Konsumsi serat dengan metabolisme kolesterol l Serat larut air dan Diabetes l Konsumsi serat dan waktu transit dalam kolon l Kurangnya konsumsi serat dengan kanker kolon l