KEBEBASAN KEADILAN DAN PENDIDIKAN PRESENTED BY TAAT WULANDARI
KEBEBASAN, KEADILAN DAN PENDIDIKAN PRESENTED BY TAAT WULANDARI
CRITICAL MULTICULTURAL EDUCATION (SONIA NIETO) 1. Pendidikan multikultural kritis mengakui budaya tanpa menganggap budaya itu statis, tidak hanya diakui, tetapi mendapat pembahasan dalam kurikulum dan diperkaya dengan dunia di luar pertemuan dengan budaya lainnya, sehingga menjadi pedagogi yang liberatif dan transformatif
CRITICAL MULTICULTURAL EDUCATION (SONIA NIETO) 2. PMK menantang pengetahuan hegemonik. Perspektif Multkultural kritis menuntut semua pengetahuan diajarkan secara kritis. 3. PMK menuntut refleksi atas pedagogi. Guru ditantang untuk terus menerus memikirkan kembali apa dan bagaimana yang diajarkan serta situasi seperti apa yang diciptakannya. Pedagogi harus inovatif dan efektif, manusiawi, mengajarkan nilai-nilai demokratis.
CRITICAL MULTICULTURAL EDUCATION (SONIA NIETO) 4. PMK mengajarkan bagaimana membangun rasa harga diri. Harga diri harus dibangun dalam konteks relasi dengan berbagai kelompok lainnya, tidak dengan merendahkan yang lain.
CRITICAL MULTICULTURAL EDUCATION (SONIA NIETO) 5. PMK mendorong kebebasan untuk membahas dan mempelajari isu yang kontroversial. Dengan demikian PM mengaitkan pembelajaran dengan demokrasi. Berusaha untuk memahami persoalan.
CRITICAL MULTICULTURAL EDUCATION (SONIA NIETO) 6. PM bukanlah panacea, tetapi paling tidak menjanjikan transformasi masa depan, keadilan dan persamaan bagi semua kelompok sosial dan budaya.
IMPLIKASI PENTING PENDIDIKAN 1. Nasionalisme 2. Multikulturalisme
IMPLIKASI PENTING PENDIDIKAN Nasionalisme politik, bangsa merupakan komunitas yang diikat oleh kewarganegaraan yang sama, tanpa memandang perbedaan budaya, etnik, bahasa dan agama. Dengan kata lain: prinsip equality– menyatakan bahwa perbedaan budaya, etnik, bahasa dan agama tidak menghambat atau mengurangi partisipasi dan perwujudan hak-haknya sebagai anggota ‘negara-kebangsaan’.
IMPLIKASI PENTING PENDIDIKAN Giroux: pendidikan harus menjadi ‘border intellectuals’ yang dapat melang buana, melintasi batas-batas komunitas yang berbeda dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok yang berbeda. Pendidik juga dapat melayani ‘kaum muda perbatasan’, yang sedang membangun identitasnya dalam berinteraksi dengan berbagai kelompok dan budaya yang berbeda.
- Slides: 9