Kearifan Lokal Sosial Budaya Pesisir Definisi kearifan lokal
Kearifan Lokal Sosial Budaya Pesisir
Definisi kearifan lokal • Ridwan (2007: 2) memaparkan: Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. • Kearifan lokal menurut UU No. 32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup BAB I Pasal 1 butir 30 adalah “nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari”
Definisi secara etimologis Local Wisdom • menunjuk pada ruang interaksi terbatas dengan sistem nilai yang terbatas pula. Sebagai ruang interaksi yang sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia dengan lingkungan fisiknya • kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi
Bagaimana terbentuknya kearifan lokal Kearifan lokal berasal dari proses adaptasi turun menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan yang biasanya didiami ataupun lingkungan dimana sering terjadi interaksi didalamnya
Ciri-ciri kebudayaan daerah yang dapat dijadikan lokal wisdom: • Mampu bertahan terhadap budaya luar • Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar • Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli • Mempunyai kemampuan mengendalikan • Mampu memberi arah path perkembangan budaya
Prinsip-prinsip kearifan lokal • Memiliki nilai baik dan merupakan keunggulan budaya masyarakat setempat dan berkaitan dengan kondisi geografis secara luas. • Oleh karena hakikat kearifan lokal yang demikian maka ia akan merefleksikan kondisi budaya Nusantara yang Bhineka Tunggal Ika
penguasaan terhadap suatu kawasan Kearifan lokal Property right bentuk strategi dalam melindungi sumberdaya dari kegiatan perikanan yang merusak (destructive fishing) dan berlebihan (over exploited) (Solikhin 2010)
Fungsi dan makna kearifan lokal secara umum: • Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam. • Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia • Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan • Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan. • Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunall kerabat. • Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian. • Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur. • Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client.
Penerapan kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya kelautan Studi kasus: “Sasi Teripang : sebagai upaya konservasi dalam membangun desa Pesisir” (Solikhin, 2012) Lokasi : Desa Ohoiren, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku • Konsep sasi berhubungan dengan hak ulayat laut karena merupakan suatu pranata yang mengatur sistem eksploitasi atas sumberdaya yang ada di wilayah laut
Sasi Teripang • Sasi telah dilakukan secara turun-temurun • kearifan lokal mendapatkan pengakuan hukum pasca disahkannya UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil • Sasi teripang merupakan lembaga baru sebagai bentukan masyarakat Desa Ohoiren bertujuan menghadapi ekosistem pesisir dan penurunan tangkapan teripang
Kelembagaan sasi teripang: (1) bentuk pengelolaan dikhususkan untuk teripang pada wilayah tertentu yang ditetapkan (2) sistem aturan menggunakan tutup dan buka sasi (3) sistem sanksi menggunakan denda lela (4) legalitas bersumber pada kebiasaan adat (5) otoritas sasi teripang bersifat musyarawah (6) unit sosial pemegang hak bersifat individual dan komunitas
Pengakuan positif terhadap kearifan lokal (sasi teripang) 1. UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan bahwa penangkapan. Pasal 6 ayat (2), disebutkan bahwa pengelolaan perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat dan/atau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat 2. UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Mempertimbangkan kepentingan kelestarian Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Masyarakat Adat, dan kepentingan nasional serta hak lintas damai bagi kapal asing 3. PP 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan penetapan kawasan konservasi perairan dilakukan berdasarkan kriteria sosial dan budaya, meliputi tingkat dukungan masyarakat, potensi konflik kepentingan, potensi ancaman, kearifan lokal serta adat istiadat
Sistem Kelembagaan Sasi Teripang 1. Wilayah (area) 2. Unit Sosial Pemilik hak (right holding unit) 3. Legalitas (legality) beserta pelaksanaannya (enforcement)
Batas Pengelolaan Sumberdaya sasi teripang • sasi teripang Desa Ohoiren menggunakan batas alam yang bersifat imajiner, dimana pihak yang berwenang menetapkan batas laut berdasarkan perkiraan, sehingga batas laut tersebut bersifat fleksibel. • Namun demikian, terkait dengan batas alam di laut, masyarakat Desa Ohoiren menggunakan istilah meti yang memiliki arti daerah dangkal di tengah laut tempat terjadi surut terlihat gugusan terumbu karang. Wilayah inilah yang kemudian ditetapkan sebagai kawasan sasi teripang
Pelaksanaan sistem aturan sasi teripang memiliki empat rangkaian kegiatan • Tutup Sasi dimulai dengan kesepakatan para pihak yang terlibat, yaitu kepada desa, tokoh adat, tokoh agama (pendeta), tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan yang meliputi lokasi, jenis sumberdaya dan waktu • Buka sasi, kesepakatan didasarkan pada informasi masyarakat, khususnya masyarakat nelayan yang mengamati pertumbuhan ukuran teripang dan kelimpahannya • Sistem Sanksi, a. Peringatan I mengembalikan teripang ke tempatnya semula b. Peringatan II dipanggil ke Balai Desa dengan membawa barang bukti untuk kemudian disidangkan. Sanksinya akan disesuai dengan tingkat dan jenis pelanggaran, jadi putusan sidang bersifat fleksibel
c. Sanksi III membayar sebuah lela yt semacam meriam kecil kuno yang sulit ditemukan, sehingga dihargai Rp. 5. 000, - • Legalitas , sasi adalah adat istiadat yang berlaku lama sejak dahulu kala walaupun tidak secara tertulis
Otoritas sasi teripang • Kelembagaan sasi teripang Desa Ohoiren tidak terbentuk secara formal, yang digambarkan oleh suatu struktur organisasi. • Namun secara informal, kelembagaan tersebut hanya tergambar dari musyawarah yang dilakukan para pihak dalam melakukan penutupan dan pembukaan sasi
Unit Sosial Pemegang Hak • Pelaksanaan sasi teripang Desa Ohoiren berlaku hak individual dalam melakukan penangkapan ikan. Bahkan, hak ini berlaku juga bagi masyarakat nelayan luar. • Namun demikian, meski diakui hak individual dalam kegiatan penangkapan ikan, ada ketentuan yang mengikat bersama untuk seluruh masyarakat nelayan untuk taat dan patuh terhadap ketentuan yang berlaku pada suatu wilayah hukum yang diberlakukan sasi
KESIMPULAN • Kearifan lokal merupakan pandangan hidup, ilmupengetahuan dan berbagai strategi kehidu pan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhankebutuhan mereka
• Tidak akan ada UAS TUGAS • UAS diganti dengan tugas individu berupa review jurnal/ paper/ hasil penelitian mengenai kearifan lokal di suatu daerah (± 2 halaman folio, dikumpulkan maksimal 1 Desember).
PERTEMUAN MINGGU DEPAN • Diskusi kelompok @ 5 orang untuk membahas Sosiologi pedesaan / kota di daerah tertentu judul ditentukan oleh kelompok. • Diskusi 15 menit, presentasi 8 menit untuk @ kelompok.
- Slides: 21