KASUS 4 KOLABORASI Kasus 4 Tataran Individu A
KASUS 4 KOLABORASI
Kasus 4 Tataran Individu A sedang berdiskusi dengan B A adalah seorang cendekiawan dan kayaraya sedangkan B adalah cendekiawan yang juga kaya. Mereka sedang memperdebatkan mengapa banyak permukiman kumuh di kota mereka yang sangat mengganggu, tidak saja keindahan kota tetapi juga sistem pelayanan kota. Pemerintah terpaksa membiarkan angkot butut tetap beroperasi karena menawarkan pelayanan transportasi murah tanpa kwalitas. A menyalahkan bahwa semua ini terjadi oleh sebab para penduduk yang tinggal dipermukiman kumuh tersebut yang pada umumnya malas dan oleh sebab itu berpenghasilan rendah. Sementara B justeru menganggap mereka itu adalah korban dari sistem kota yang tidak adil. Semua sistem kota mulai dari tata ruang sampai dengan sistem pelayanan yang disediakan dan kebijakan pembangunan selalu memprioritaskan warga masyarakat yang lebih mampu. B juga menganggap bahwa mereka harus diperjuangkan agar mampu mengejar ketertinggalan mereka.
Tataran Komunitas A ternyata adalah anggota komunitas pencinta sungai dan menganggap bahwa warga kumuhlah yang selalu mengotori sungai. Oleh sebab itu komunitas pencinta sungai ini justeru memasang pagar masyarakat dipermukiman kumuh tidak dapat membuang sampah ke sungai. Sementara B adalah guru sekolah SMP Negeri 5 yang sering mengajak muridnya untuk blusukan mengenal masyarakat berpenghasilan rendah dengan segala seluk beluk kehidupannya. SMPN 5 ini memang terkenal aktif memperjuangkan nasib kaum miskin apalagi yang tinggal di permukiman kumuh. Lebih lanjut B mengajak beberapa relawan untuk masuk ke kampung kumuh dan mengajari mereka memanfaatkan sampah baik sebagai kompos atau mendaurulang dalam bentuk kerajinan kreatif seperti tas, nampan, tempat buahan, dsb Pertanyaannya 1. Siapakah dari kedua orang tersebut A dan B yang menurut anda mampu berkolaborasi khususnya dalam penanganan kumuh? . Mengapa? 2. Bagaimana menurut anda yang dilakukan oleh komunitas pencinta sungai tersebut apakah sebuah upaya kolaborasi? Kalau ya mengapa kalau tidak mengapa? 3. Apakah kolaborasi perlu undangan?
- Slides: 3