KARYA ILMIAH Menurut Pateda 1993 91 karya ilmiah

  • Slides: 34
Download presentation
KARYA ILMIAH • Menurut Pateda (1993: 91), karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada

KARYA ILMIAH • Menurut Pateda (1993: 91), karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggungjawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Penyusunan Karya Ilmiah Harus Memenuhi Kaidah, Antara Lain: (1) penyebutan sumber tulisan yang jelas.

Penyusunan Karya Ilmiah Harus Memenuhi Kaidah, Antara Lain: (1) penyebutan sumber tulisan yang jelas. (2) memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan teknik kutip-mengutip, penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar.

Ciri-Ciri Bahasa Keilmuan sebagai Media Karya Ilmiah Menurut : Jujun S. Suriasumantri (1999: 184),

Ciri-Ciri Bahasa Keilmuan sebagai Media Karya Ilmiah Menurut : Jujun S. Suriasumantri (1999: 184), Antara lain 1. Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca. 2. Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda. 3. Tidak emotif, artinya tidak 5. Menggunakan istilah keilmuan 6. Bersifat denotatif. 7. Rasional 8. Ada kohesi dan koherensi melibatkan aspek perasaan penulis. 4. Menggunakan bahasa baku 9. Bersifat straighforward atau langsung ke sasaran. dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf 10. Menggunakan kalimat efektif.

Kalimat Ambigu Perbaikannya 1. Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, supaya melaporkan

Kalimat Ambigu Perbaikannya 1. Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, supaya melaporkan Anda diharap kepada kami. melaporkannya kepada kami. 2. Mereka mengambil botol bir dari dapur yang 2. Dari (dalam) dapur menurut pemeriksaan mereka mengambil bir laboratoium berisi cairan yang menurut racun. pemeriksaan laboratorium berisi cairan racun.

Syarat Karya Ilmiah 1. Komunikatif 2. Bernalar. 3. Ekonomis 4. Berlandaskan landasan teoretis yang

Syarat Karya Ilmiah 1. Komunikatif 2. Bernalar. 3. Ekonomis 4. Berlandaskan landasan teoretis yang kuat. 5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu. 6. Memiliki sumber penopang mutakhir. 7. Bertanggungjawab.

Bahasa Baku merupakan Ragam Bahasa Orang yang Berpendidikan, yaitu Bahasa Dunia Pendidikan Tiga Sifat

Bahasa Baku merupakan Ragam Bahasa Orang yang Berpendidikan, yaitu Bahasa Dunia Pendidikan Tiga Sifat Utama Bahasa Baku : 1. Kemantapan dinamis. 2. Kecendekiaan. 3. Penyeragaman kaidah

BAKU TIDAK BAKU PERSEN PROSEN TRADISIONAL TRADISIONIL SISTEM SISTIM HIPOTESIS HIPOTESA SINTESIS SINTESA PAHAM

BAKU TIDAK BAKU PERSEN PROSEN TRADISIONAL TRADISIONIL SISTEM SISTIM HIPOTESIS HIPOTESA SINTESIS SINTESA PAHAM FAHAM AKTIVITAS AKTIFITAS OBJEKTIF OBYEKTIF

Jenis-Jenis Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi • Makalah biasanya • Bagian inti terdiri

Jenis-Jenis Karya Ilmiah Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi • Makalah biasanya • Bagian inti terdiri dari tiga bagian, latar belakang masalah, yaitu bagian awal, perumusan masalah, bagian inti, dan bagian akhir. tujuan penulisan • Bagian awal terdiri makalah, pembahasan, dari halaman sampul, kesimpulan, dan saran. daftar isi, dan daftar • Bagian akhir terdiri dari tabel atau gambar (jika ada). daftar rujukan dan lampiran (jika ada).

HALAMAN SAMPUL • Halaman sampul memuat judul makalah, maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah,

HALAMAN SAMPUL • Halaman sampul memuat judul makalah, maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat dan waktu penulisan makalah. • Maksud penulisan makalah dapat berupa, misalnya untuk memenuhi tugas matakuliah A yang diampu oleh dosen X. • Tempat dan waktu dapat berisi nama lembaga (program studi, jurusan, fakultas, universitas), kota, bulan, dan tahun ditulisnya makalah tersebut.

MAKALAH Penulisan daftar isi menurut Dwiloka (2005: 99) adalah sebagai berikut (1) judul bagian

MAKALAH Penulisan daftar isi menurut Dwiloka (2005: 99) adalah sebagai berikut (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar), (2) penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.

MAKALAH Daftar gambar dan tabel • Daftar gambar dan tabel dicantumkan untuk mempermudah pembaca

MAKALAH Daftar gambar dan tabel • Daftar gambar dan tabel dicantumkan untuk mempermudah pembaca mencermati tabel dan gambar yang ada dalam makalah. • Penulisan daftar tabel dan gambar (berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengkap.

MAKALAH BAGIAN PENDAHULUAN: latar belakang penulisan makalah, perumusan masalah, dan tujuan penulisan makalah. LATAR

MAKALAH BAGIAN PENDAHULUAN: latar belakang penulisan makalah, perumusan masalah, dan tujuan penulisan makalah. LATAR BELAKANG MASALAH menunjukkan kepada pembaca bahwa masalah atau topik yang diangkat penulis memang perlu untuk dibahas. MASALAH Masalah hendaknya menarik untuk dibahas lebih lanjut, tidak terlalu asing bagi penulis, dan bahan untuk membahas masalah tersebut cukup tersedia bagi penulis. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan berkaitan dengan fungsi yang ingin dicapai melalui penulisan makalah tersebut berkaitan dengan masalah yang dirumuskan

MAKALAH PEMBAHASAN • Pembahasan merupakan bagian inti dalam makalah. Pembahasan merupakan jawaban dari setiap

MAKALAH PEMBAHASAN • Pembahasan merupakan bagian inti dalam makalah. Pembahasan merupakan jawaban dari setiap butir perumusan masalah. • Penulisan pembahasan yang baik adalah jika seorang penulis dapat membahas masalah secara mendalam dan tuntas dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. BAGIAN AKHIR • Isi bagian akhir berupa daftar Pustaka/rujukan dan lampiran (jika ada). • Lampiran merupakan pelengkap dalam penulisan makalah. Lampiran berupa data yang tidak dimasukkan dalam inti makalah, tetapi dipandang sangat penting oleh penulis bagi susunan makalah tersebut.

MENULIS PROPOSAL • Proposal adalah suatu bentuk usulan penelitian yang wajib disusun mahasiswa sebelum

MENULIS PROPOSAL • Proposal adalah suatu bentuk usulan penelitian yang wajib disusun mahasiswa sebelum mahasiswa menempuh tahap penyusunan skripsi, tesis, atau disertasi. • Proposal penelitian disusun dengan bagian utama pendahuluan, landasan teoretis, dan metodologi penelitian, tanpa adanya pembahasan dan kesimpulansaran. PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF 1. Judul 2. Daftar isi 3. Daftar tabel dan gambar (jika ada) 3. Pendahuluan, yang terdiri dari: – Latar Belakang Masalah – Identifikasi Masalah – Pembatasan Masalah – Perumusan Masalah – Tujuan Penelitian – Manfaat Penelitian

MENULIS PROPOSAL LANJUTAN 4. Landasan Teoretis, terdiri dari: – Tinjauan Pustaka – Hasil Penelitian

MENULIS PROPOSAL LANJUTAN 4. Landasan Teoretis, terdiri dari: – Tinjauan Pustaka – Hasil Penelitian yang Relevan – Kerangka Pemikiran – Hipotesis (jika ada) 5. Metode Penelitian, terdiri dari: – Tempat dan Waktu Penelitian – Populasi dan Sampel – Teknik Pengumpulan Data – Teknik Analisis Data 6. Daftar Pustaka PROPOSAL PENELITIAN KUALITATF 1. Judul 2. Daftar Isi 3. Daftar tabel dan gambar (jika ada) 3. Pendahuluan – Latar Belakang Masalah – Perumusan Masalah – Tujuan Penelitian – Manfaat Penelitian 4. Landasan Teoretis, terdiri dari: – Tinjauan Pustaka – Hasil Penelitian yang Relevan – Kerangka Pemikiran

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF (lanjutan) 5. Metode Penelitian – Tempat dan Waktu Penelitian – Bentuk

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF (lanjutan) 5. Metode Penelitian – Tempat dan Waktu Penelitian – Bentuk dan Strategi Penelitian – Sumber Data – Teknik Sampling – Teknik Pengumpulan Data – Uji Keabsahan Data – Teknik Analisis Data – Prosedur Penelitian 6. Daftar Pustaka

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 1. Tahap persiapan 2. Tahap pengumpulan data 3. Tahap pengorganisasian

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 1. Tahap persiapan 2. Tahap pengumpulan data 3. Tahap pengorganisasian atau pengonsepan 4. Tahap penyuntingan konsep 5. Tahap penyajian (Arifin, 2003: 7).

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 1) Tahap Persiapan ( Menentukan topik • Topik itu ada

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 1) Tahap Persiapan ( Menentukan topik • Topik itu ada manfaatnya dan layak untuk dibahas. • Topik itu menarik, bagi penulis dan pembaca. • Topik dikenal baik oleh penulis • Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai • Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit. • Setelah menentukan topik, langkah selanjutnya adalah menentukan judul.

Menentukan Judul • Judul adalah label atau nama suatu karangan. • Judul hendaknya tidak

Menentukan Judul • Judul adalah label atau nama suatu karangan. • Judul hendaknya tidak berbentuk kalimat, tetapi berbentuk frasa. Judul juga harus sesuai dengan topik karangan dinyatakan secara jelas (tidak bermakna ganda). • Menurut Arifin (2003: 9) penentuan judul karya ilmiah dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. • Pertama, kita bertanya dengan pertanyaan masalah apa. Jawaban yang kita temukan bermacam-macam. Kita tentu memilih masalah yang dekat dengan kita atau menarik bagi kita. Contoh masalah itu misalnya, gas karbonmonoksida (CO).

Menentukan Judul • Setelah masalah ditentukan, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan mengapa. Jawaban untuk pertanyaan

Menentukan Judul • Setelah masalah ditentukan, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan mengapa. Jawaban untuk pertanyaan itu adalah mencemari. • Sudah dinyatakan di depan bahwa judul karya ilmiah harus berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat. Oleh karena itu, kata tersebut dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karya ilmiah. Maka, kata mencemari menjadi pencemaran. Judul karya ilmiah tersebut menjadi Pencemaran Gas Karbonmonoksida (CO).

Menentukan Judul Agar karya ilmiah memiliki masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu

Menentukan Judul Agar karya ilmiah memiliki masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit, judul karya di atas harus dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan menjawab mengenai objek yang diteliti. Misalnya, di Kota Semarang

Menentukan Judul • Kalau pertanyaan di mana dirasa masih terlalu luas, pertanyaan kapan dapat

Menentukan Judul • Kalau pertanyaan di mana dirasa masih terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit judul karya ilmiah. Pertanyaan kapan akan memberikan jawaban misalnya, tahun 2007. Berdasarkan pertanyaan masalah apa, mengapa, di mana, dan kapan, maka kita mendapat judul karya ilmiah: Pencemaran Gas Karbonmonoksida (CO) di Kota Semarang Tahun 2007.

Menentukan Judul • Adakalanya judul disertai pula dengan subjudul yang tujuannya untuk membatasi judul

Menentukan Judul • Adakalanya judul disertai pula dengan subjudul yang tujuannya untuk membatasi judul dan memberi keterangan pada judul utama. Oleh karena itu, antara judul utama dan subjudul harus disertai tanda titik dua. Misalnya, Peningkatan Produksi Sapi Potong di Jawa Tengah Tahun 2007: Segi Kualitas dan Kuantitas.

Kerangka Karangan • Bagian akhir dari tahap persiapan adalah pembuatan kerangka karangan Misalnya, penulis

Kerangka Karangan • Bagian akhir dari tahap persiapan adalah pembuatan kerangka karangan Misalnya, penulis karya ilmiah mengambil topik mengenai Motivasi dan Kepemimpinan dengan judul Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Santika Jogjakarta.

KERANGKA KARANGAN PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL SANTIKA YOGYAKARTA A.

KERANGKA KARANGAN PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN HOTEL SANTIKA YOGYAKARTA A. Manajemen Sumber Daya Manusia B. Motivasi 1. Pengertian Motivasi 2. Teori Motivasi 3. Motivasi dan Perilaku C. Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan 2. Teori Kepemimpinan 3. Tipe Kepemimpinan 4. Fungsi Kepemimpinan D. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja 2. Teori Kepuasan Kerja 3. Faktor yang mempengaruhi kepuasan Kerja 4. Manfaat Kepuasan Kerja 5. Pengukuran Kepuasan Kerja

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 2. Tahap Pengumpulan Data Ø Pengamatan peristiwa (observasi langsung) Ø

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 2. Tahap Pengumpulan Data Ø Pengamatan peristiwa (observasi langsung) Ø Wawancara Ø Pencatatan dokumen Ø Melakukan eksperimen di laboratorium Ø Perekaman audio visual atau rekaman audio

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 3) Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan Peneliti menyeleksi data tersebut dan

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 3) Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan Peneliti menyeleksi data tersebut dan menggolong-golongkan berdasarkan sifat, jenis, atau bentuk.

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 4) Tahap Penyuntingan Sebelum mengetik konsep, peneliti harus memeriksa data

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 4) Tahap Penyuntingan Sebelum mengetik konsep, peneliti harus memeriksa data yang sudah dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren dapat diedit.

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 5) Tahap Penyajian • Penataan segi teknis dan materi harus

TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH 5) Tahap Penyajian • Penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan.

Contoh Penelitian Pembelajaran Apresiasi Cerita Rakyat di Lingkungan Masyarakat Surakarta

Contoh Penelitian Pembelajaran Apresiasi Cerita Rakyat di Lingkungan Masyarakat Surakarta

Contoh Latar Belakang Masalah Kesusastraan merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran………………. . . .

Contoh Latar Belakang Masalah Kesusastraan merupakan salah satu aspek dalam pembelajaran………………. . . . . . . . . Dewasa ini, masih banyak terdapat berbagai keluhan mengenai pembelajaran apresiasi sastra. Kelemahan pembelajaran apresiasi sastra terjadi di antaranya: (1) kurangnya akses bagi guru dan siswa untuk membaca karya sastra, (2) koleksi buku di perpustakaan minim, (3)Minat baca

guru dan siswa terhadap karya sastra juga masih rendah, (4) kurikulum yang sering berubah

guru dan siswa terhadap karya sastra juga masih rendah, (4) kurikulum yang sering berubah juga menyumbang peranan yang besar bagi kelemahan pembelajaran sastra………. Salah satu upaya untuk mendorong pembelajaran apresiatif sastra adalah melalui pembelajaran apresiasi cerita rakyat………………

Contoh Perumusan Masalah • 1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran apresiasi cerita rakyat di Libngkungan Masyarakat

Contoh Perumusan Masalah • 1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran apresiasi cerita rakyat di Libngkungan Masyarakat Surakarta? 2. Bagaimana pendapat dan sikap guru terhadap pembelajaran apresiasi cerita rakyat ? 3. Bagaimana efektivitas pembelajaran apresiasi cerita rakyat bagi siswa di kelas VII SMP Negeri 11 Surakarta?

Contoh Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran apresiasi cerita rakyat di Lingkungan Masyarkat Surakarta.

Contoh Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran apresiasi cerita rakyat di Lingkungan Masyarkat Surakarta. 2. Menjelaskan pendapat dan sikap guru terhadap pembelajaran apresiasi cerita rakyat. 3. Menguraikan efektivitas pembelajaran apresiasi cerita rakyat bagi siswa di Lingkungan Masyarakat Surakarta. @