KARYA ILMIAH ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH Penulisan Artikel

  • Slides: 66
Download presentation
KARYA ILMIAH ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH

KARYA ILMIAH ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH

Penulisan Artikel (Pokok-pokok Pikiran) Tahap prapenulisan Tahap revisi

Penulisan Artikel (Pokok-pokok Pikiran) Tahap prapenulisan Tahap revisi

A. Tahap Prapenulisan § § § Pemilihan topik Pembatasan topik Perumusan judul Perumusan tesis

A. Tahap Prapenulisan § § § Pemilihan topik Pembatasan topik Perumusan judul Perumusan tesis Penyusunan kerangka

Pemilihan Topik Sumber topik: • • • Hasil penelitian Hasil berpikir Pengalaman penulis Kejadian

Pemilihan Topik Sumber topik: • • • Hasil penelitian Hasil berpikir Pengalaman penulis Kejadian aktual Buku-buku pustaka dan tulisan lain

Kriteria pemilihan topik • • Dikuasai dengan baik Menarik (baru, aktual) Tersedia bahan-bahannya Bermanfaat

Kriteria pemilihan topik • • Dikuasai dengan baik Menarik (baru, aktual) Tersedia bahan-bahannya Bermanfaat Cara membatasi topik menggunakan Diagram Pohon

Keluarga Berencana Tujuan Peranan Pengendalian pertumbuhan penduduk Penduduk kota Perkembangan Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk

Keluarga Berencana Tujuan Peranan Pengendalian pertumbuhan penduduk Penduduk kota Perkembangan Peningkatan Kualitas Hidup Penduduk Desa Tertinggal Desa Maju

Perumusan Judul • • • Sesuai dengan topik Singkat Bentuk Frasa Lugas Menggunakan unsur

Perumusan Judul • • • Sesuai dengan topik Singkat Bentuk Frasa Lugas Menggunakan unsur pembatasan topik

Manakah judul yang paling tepat? • Program Keluarga Berencana dapat Berperan Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk

Manakah judul yang paling tepat? • Program Keluarga Berencana dapat Berperan Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal • Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal dengan Keluarga Berencana • Keluarga Berencana Peranannya dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal • Peran Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal

Perumusan Tesis • Mengidentifikasi variabel dan masalah. • Mengidentifikasi jawaban masalah. • Merumuskan tesis

Perumusan Tesis • Mengidentifikasi variabel dan masalah. • Mengidentifikasi jawaban masalah. • Merumuskan tesis dengan merangkaikan seluruh jawaban dalam satu paragraf. Tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam tulisan

Penyusunan Kerangka • Menginventarisasi gagasan dalam tesis • Mengklarifikasikan gagasan Kerangka: • Nonformal: sederhana,

Penyusunan Kerangka • Menginventarisasi gagasan dalam tesis • Mengklarifikasikan gagasan Kerangka: • Nonformal: sederhana, kasar, global • Formal: rinci dan rumit

Sistematika Artikel Hasil Penelitian • Judul • Nama Penulis • Abstrak dan Kata Kunci

Sistematika Artikel Hasil Penelitian • Judul • Nama Penulis • Abstrak dan Kata Kunci • Pendahuluan • Metode • Hasil • Pembahasan • Penutup: Simpulan dan Saran • Daftar Pustaka

TEN COMMON METHODS OF RESEARCH Historical research Design research Descriptive research Correlational research Causal-Comparative

TEN COMMON METHODS OF RESEARCH Historical research Design research Descriptive research Correlational research Causal-Comparative or ex-post facto PROBLEM Developmental research True experimental research Quasi experimental research Case & Field research Classroom Action research Source: Isaac & Michael, 1989

Judul • • • Sesuai dengan topik Singkat Bentuk frasa Lugas Menggunakan unsur pembatasan

Judul • • • Sesuai dengan topik Singkat Bentuk frasa Lugas Menggunakan unsur pembatasan topik Tidak terlalu panjang (maksimal … kata)

Nama Penulis • Hanya nama orang yang terlibat langsung dalam proses penulisan artikel. Dapat

Nama Penulis • Hanya nama orang yang terlibat langsung dalam proses penulisan artikel. Dapat lebih dari satu orang dan harus ditulis lengkap • Penulisan nama tanpa pangkat, kedudukan, dan gelar akademis

Abstrak • Abstrak merupakan kependekan yang lengkap, komprehensif. • Disusun dalam satu paragraf. •

Abstrak • Abstrak merupakan kependekan yang lengkap, komprehensif. • Disusun dalam satu paragraf. • Tidak lebih dari 200 kata. • Berisi masalah, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian. • Diketik dengan spasi tunggal dengan format lebih sempit dari teks utama.

Kata Kunci • Kata-kata pokok yang menggambarkan daerah masalah penelitian atau istilah yang merupakan

Kata Kunci • Kata-kata pokok yang menggambarkan daerah masalah penelitian atau istilah yang merupakan dasar pemikiran tulisan. • Sumbernya dari judul, abstrak, tubuh teks, tesaurus disiplin ilmu. • Fungsinya untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.

Pendahuluan • Berisi latar belakang atau rasional penelitian, masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian

Pendahuluan • Berisi latar belakang atau rasional penelitian, masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian (tujuan penelitian harus sesuai dengan masalah). • Inklusif kajian pustaka ringkas dengan rujukan mutakhir (maksimal 10 tahun). Kajian Pustaka berisi penelitian sebelumnya yang relevan serta hal-hal yang terkait dengan judul dan rumusan masalah.

Metode • Isinya bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, bagaimana data dianalisis (populasi dan

Metode • Isinya bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, bagaimana data dianalisis (populasi dan sampel, instrumen penelitian, rancangan penelitian, teknik analisis data). • Uraikan pokok-pokoknya saja.

Hasil • • Bagian utama artikel. Menyajikan hasil analisis data. Yang disajikan hasil analisis

Hasil • • Bagian utama artikel. Menyajikan hasil analisis data. Yang disajikan hasil analisis yang matang. Dapat diperjelas dengan tabel, grafik, atau gambar yang dibahas secara kualitatif/kuantitatif, lengkap, dan memadai.

Pembahasan • Menjawab masalah penelitian. • Menafsirkan temuan. • Mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan

Pembahasan • Menjawab masalah penelitian. • Menafsirkan temuan. • Mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang mapan. • Menyusun teori baru atau memodifikasi teori baru.

Etika Profesi

Etika Profesi

Penutup A. Simpulan • Ringkasan dari hasil dan pembahasan. • Dalam bentuk esai dan

Penutup A. Simpulan • Ringkasan dari hasil dan pembahasan. • Dalam bentuk esai dan bukan numerik. • Merupakan jawaban dari rumusan masalah B. SARAN • Disusun berdasarkan simpulan. • Mengacu pada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis

Daftar Pustaka • Hanya pustaka yang dirujuk (ada dalam catatan pustaka) yang dicantumkan. •

Daftar Pustaka • Hanya pustaka yang dirujuk (ada dalam catatan pustaka) yang dicantumkan. • Penulisannya harus konsisten. • Unsur yang harus ada: nama, judul, tahun terbit, tempat terbit, dan penerbit.

Artikel Nonpenelitian • • Judul Nama Penulis Abstrak dan Kata kunci Pendahuluan Bagian inti

Artikel Nonpenelitian • • Judul Nama Penulis Abstrak dan Kata kunci Pendahuluan Bagian inti Penutup Daftar pustaka

Abstrak • Berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat. • Bukan berisi kata

Abstrak • Berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat. • Bukan berisi kata pengantar atau komentar penyuting. Kata kunci (lihat artikel hasil penelitian)

Pendahuluan • Mengantarkan pembaca pada topik yang akan dibahas. • Mampu menarik pembaca; mengiring

Pendahuluan • Mengantarkan pembaca pada topik yang akan dibahas. • Mampu menarik pembaca; mengiring pembaca. • Diakhiri dengan rumusan singkat hal-hal pokok yang akan dibahas.

Bagian Inti • • Sangat bervariasi, bergantung pada topik yang dibahas. Yang perlu diperhatikan:

Bagian Inti • • Sangat bervariasi, bergantung pada topik yang dibahas. Yang perlu diperhatikan: a. Identifikasi isi yang akan dideskripsikan (konsep, prosedur, prinsip) b. Penetapan struktur isi. c. Penataan isi ke dalam struktur. d. Penataan urutan isi. e. Pendeskripsian isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.

Penutup • Berisi simpulan pembahasan. • Berisi saran (jika ada). Daftar Pustaka (lihat artikel

Penutup • Berisi simpulan pembahasan. • Berisi saran (jika ada). Daftar Pustaka (lihat artikel hasil penelitian)

B. Tahap Penulisan Pengembangan gagasan dalam paragraf • Paragraf pembuka • Paragraf isi •

B. Tahap Penulisan Pengembangan gagasan dalam paragraf • Paragraf pembuka • Paragraf isi • Paragraf penutup Pengutipan: langsung atau tidak langsung

C. Tahap Revisi • • Revisi Isi Revisi Organisasi Revisi Bahasa Revisi Pengetikan

C. Tahap Revisi • • Revisi Isi Revisi Organisasi Revisi Bahasa Revisi Pengetikan

BAHASA DALAM KARYA ILMIAH • Formal> bahasa baku (ragam bahasa ilmiah) untuk karya ilmiah,

BAHASA DALAM KARYA ILMIAH • Formal> bahasa baku (ragam bahasa ilmiah) untuk karya ilmiah, berita, wawancara resmi, dll. • Nonformal> bahasa subbaku, bahasa gaul untuk iringan lagu, acara untuk remaja, dll.

Manakah ragam ilmiah? 1. Sebulan sebelum akhirnya mereka mulai dengan perjalanan dinas merangkap bulan

Manakah ragam ilmiah? 1. Sebulan sebelum akhirnya mereka mulai dengan perjalanan dinas merangkap bulan madu mereka, Claire dengan diantar Eko pergi ke dokter untuk konsultasi. Sesudah memeriksa dengan cukup teliti, dokter menyatakan kandungan Claire oke. 2. Menjelang pelaksanaan Kongres ke-6 Bahasa Indonesia tahun 1993 di Jakarta, saya teringat pada apa yang telah dimunculkan dalam Kongres ke-5 Bahasa Indonesia tahun 1988. Saat itu merupakan kemunculan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia…. Pada kedua buku itu tampak beberapa pembaharuan (usaha penyempurnaan), baik dalam bidang tata bahasa maupun kosakata.

3. Wanagalih, sesudah sekian puluh tahun, masih nampak bertahan sebagai ibu kota kabupaten. Tetapi

3. Wanagalih, sesudah sekian puluh tahun, masih nampak bertahan sebagai ibu kota kabupaten. Tetapi mungkin tidak juga. Memang agak banyak juga perubahan pada wajahnya. Mobil, baik yang dinas maupun pribadi, lebih banyak yang bersliweran di jalan-jalan. 4. Keterampilan berbahasa pada hakikatnya terdiri atas empat subketerampilan, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Harris, 1977). Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting bagi anak yang sedang belajar bahasa pada tahap permulaan. Hampir seluruh kehidupan mereka dalam berbahasa didominasi oleh menyimak dan berbicara (Oller, 1981; Omaggio, 1986).

Ciri-ciri Ragam Ilmiah Contoh A: 1. Organisasi intra sekolah, biasanya oleh bapak dan ibu

Ciri-ciri Ragam Ilmiah Contoh A: 1. Organisasi intra sekolah, biasanya oleh bapak dan ibu guru diadakan pemilihan atau pengurus organisasi intra sekolah di antara kelas satu, dua atau kelas tiga, serta diadakan pemilihan untuk membimbing dengan kata lain Bapak Pembimbing organisasi intra sekolah oleh Bapak dan Ibu guru. 2. Kemampuan mengerahkan tenaga anaerobik maksimal seseorang disebut kapasitas anaerobik, yaitu kemampuan mengerahkan tenaga maksimal sampai batas maksimal anaerobik ini juga merupakan suatu penentu penting kemampuan olahragawan untuk melakukan aktifitas tinggi dan terus menerus.

3. Anak anak cacat adalah anak yang perlu mendapatkan perhatian dengan penuh kasih sayang.

3. Anak anak cacat adalah anak yang perlu mendapatkan perhatian dengan penuh kasih sayang. Mereka mungkin sudah terlahir dalam keadaan cacat yang tidak pernah mereka minta. Kita prihatin dan meneteskan air mata bila melihat mereka dengan deritanya. Anak anak yang cacat kaki, misalnya, berjalan tertatih, mereka yang buta berjalan dalam gelap, dunia serba hitam dan kelam. Serasa dunia ini hanya satu warna, hitam, dan hitam. Seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maka Belas Kasih karena kita dikaruniai tubuh yang indah dan sempurna, lahir dan batin.

4. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyata kan “beh, . .

4. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyata kan “beh, . . . “ itu, siapakah mereka? Yang tua, yang muda, yang anak, yang guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan. Waktu saya menanyakan apakah dia justru tidak mendidik rekannya itu dengan menolong menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum, terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? Wah apa artinya itu, Pak? ’ Tentu saya jadi tertegun, segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya tidak relevan sama sekali.

5. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyata kan “beh, . .

5. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyata kan “beh, . . . “ itu, siapakah mereka? Yang tua, yang muda, yang anak, yang guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan. Waktu saya menanyakan apakah dia justru tidak mendidik rekannya itu dengan menolong menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum, terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? Wah apa artinya itu, Pak? ’ Tentu saya jadi tertegun, segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya tidak relevan sama sekali. (Ciri 1: ragam bahasa ilmiah lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan)

Contoh B: a. Tujuan penelitian ini saya rumuskan sebagai berikut. b. Seperti telah peneliti

Contoh B: a. Tujuan penelitian ini saya rumuskan sebagai berikut. b. Seperti telah peneliti kemukakan pembelajaran bahasa asing harus diberikan sejak dini karena pada usia dini otak anak masih sangat lentur. c. Saran saran yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Contoh contoh di atas tidak disarankan penggunannya dalam ragam (bahasa) ilmiah. Bentuk yang disarankan sebagai berikut. a. Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. b. Seperti telah dikemukakan, pembelajaran bahasa harus dilakukan sejak dini karena otak anak masih sangat lentur. c. Saran saran yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut. (Ciri 2: ragam ilmiah bersifat objektif)

Contoh C: Dalam bidang fisika, misalnya, dikenal istilah baur ‘difluens’ kanta ‘lensa’ dalam bidang

Contoh C: Dalam bidang fisika, misalnya, dikenal istilah baur ‘difluens’ kanta ‘lensa’ dalam bidang kedokteran dikenal istilah benak ‘otak, sumsum’, biring ‘penyakit kulit berbintik dan gatal’ peloh ‘impoten’ cagu ‘penyakit kuku jari bernanah’, gasang ‘sangat suka bersetubuh’, sengkenit ‘kutu pada binatang’, (Ciri 3: istilah bersifat monosemantis dan bebas konteks).

Contoh D: analisa > analisis sintesa > sintesis hipotesa > hipotesis legalisir > legalisasi

Contoh D: analisa > analisis sintesa > sintesis hipotesa > hipotesis legalisir > legalisasi teoritis > teoretis birahi > berahi hakekat > hakikat propinsi > provinsi kerja > bekerja kekecilan > terlalu kecil merubah > mengubah menyolok > mencolok

a. Di Surabaya telah mengadakan penelitian awal dampak banjir. b. Dan untuk mencapai prestasi,

a. Di Surabaya telah mengadakan penelitian awal dampak banjir. b. Dan untuk mencapai prestasi, memerlukan berbagai macam persiapan. c. Dari latar belakang yang salah inilah, mengakibatkan hasil dari kegiatan tersebut sangat memprihatinkan. d. Di Propinsi DIY memiliki jumlah SD 29 dengan jumlah guru 19. 718 dan jumlah siswa 295. 883. (subjek kalimat tidak jelas)

a. Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia karena kesalahan metode. b. Kegagalan panen itu karena kemarau

a. Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia karena kesalahan metode. b. Kegagalan panen itu karena kemarau terlalu panjang. c. Kesulitan itu karena tingkah lakunya sendiri. (fungsi predikat tidak jelas) Sebaiknya: a. Pengajaran bahasa Indonesia gagal karena kesalahan metode. Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia disebabkan oleh kesalahan metode. b. Kegagalan panen itu disebabkan oleh kemarau yang terlalu panjang. Panen itu gagal karena kemarau terlalu panjang. c. Kesulitan itu disebabkan oleh tingkah lakunya sendiri. Kesulitan itu muncul karena tingkah lakunya sendiri.

 • • • demi untuk, sangat. . . sekali, adalah merupakan, hasil dari

• • • demi untuk, sangat. . . sekali, adalah merupakan, hasil dari penelitian ini, pembahasan daripada peneliti, jawaban daripada responden. • (boros)

a. Kendaraan harap turun. b. Terbungkus rapi setebal dua puluh sentimeter, Laksamana Sudomo menyebutkan

a. Kendaraan harap turun. b. Terbungkus rapi setebal dua puluh sentimeter, Laksamana Sudomo menyebutkan berkas perkara tersebut baru merupakan hasil pemeriksaan intelejen. c. Di Tasikmalaya ada 60 orang korban meninggal, tetapi tidak melapor. (penalaran tidak baik/ tidak masuk akal) a. Perahu itu isinya orang lima. b. Alat alat itu dipasang di belakang sendiri. c. Ibu bajunya bagus. (interferensi)

(Ciri 4: ragam bahasa ilmiah adalah ragam baku) Ciri kalimat baku adalah (a) fungsi

(Ciri 4: ragam bahasa ilmiah adalah ragam baku) Ciri kalimat baku adalah (a) fungsi kalimat jelas, (b) hemat, (c) bernalar, dan (d) bebas dari pengaruh struktur bahasa lain (bahasa daerah maupun bahasa asing).

Pengunaan istilah “pria” dalam suatu pembicaraan ilmiah yang kadang digantikan dengan istilah “laki” untuk

Pengunaan istilah “pria” dalam suatu pembicaraan ilmiah yang kadang digantikan dengan istilah “laki” untuk merujuk pada hal yang sama atau penggunaan istilah “wanita” yang kadang digantikan dengan “perempuan” untuk merujuk hal yang sama merupakan pencerminanan dari ketidakkonsistenan/tidak taat asas. (Ciri 5: ragam ilmiah bersifat taat asas)

Ciri-Ciri Ragam Bahasa Ilmiah 1. lugas, eksak, tidak samar dan tidak taksa; 2. objektif;

Ciri-Ciri Ragam Bahasa Ilmiah 1. lugas, eksak, tidak samar dan tidak taksa; 2. objektif; 3. istilah yang digunakan bersifat monosemantis dan bebas konteks; 4. baku; 5. taat asas.

Karakter Penulisan karya ilmiah seharusnya menjunjung tinggi karakter: • jujur (bertanggung jawab); • cerdas;

Karakter Penulisan karya ilmiah seharusnya menjunjung tinggi karakter: • jujur (bertanggung jawab); • cerdas; • tangguh; • peduli

Sistematika Penulisan • A. 1. 2. a. b. 1) 2) a) b) (1) (2)

Sistematika Penulisan • A. 1. 2. a. b. 1) 2) a) b) (1) (2) (a) (b) Sistem Huruf dan Angka Subbab … … … A. Subbab 1. … 2. … a. … b. … 1) … 2) … a) … b) … (1) … (2) … (a) … (b) …

Sistem Digit BAB I … 1. 1 … 1. 2 … 1. 3 …

Sistem Digit BAB I … 1. 1 … 1. 2 … 1. 3 … 1. 4 … 1. 5 … BAB II … 2. 1. 1 … 2. 1. 2 … 2. 2. 1 … 2. 2. 2 … 2. 2. 3 …

Penulisan Daftar Pustaka Pedoman: Nama pengarang tanpa gelar dibalik. Tahun. Judul Buku (digarisbawahi atau

Penulisan Daftar Pustaka Pedoman: Nama pengarang tanpa gelar dibalik. Tahun. Judul Buku (digarisbawahi atau dicetak miring). Kota Terbit: Penerbit.

Contoh Winarso, Hudi. 2007. Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P. T. Gramedia. Winarso, Hudi. (2007).

Contoh Winarso, Hudi. 2007. Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P. T. Gramedia. Winarso, Hudi. (2007). Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P. T. Gramedia. Winarso, Hudi 2007 Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P. T. Gramedia.

Contoh Lain Soedjito. 1988. Kalimat Efektif. Bandung: C. V. Rosda. Suryabrata, Sumadi. 1988. Metodologi

Contoh Lain Soedjito. 1988. Kalimat Efektif. Bandung: C. V. Rosda. Suryabrata, Sumadi. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Tong, Rosemarie Putnam. 1998. Feminist Thought (Aquarini Prabasmoro Penerjemah). Yogyakarta: Jalasutra.

Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik 2. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. -------. 1987. Metodologi

Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik 2. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. -------. 1987. Metodologi Research 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Saryono, Djoko dan Mansur Hasan. 1984. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Remaja Karya.

 Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hoed,

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hoed, B. H. 1977. “Kata Mubazir dalam Berita Surat Kabar Harian Berbahasa Indonesia” dalam Bahasa dan Sastra, Tahun III, No. 2. 1977. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. Kurnia, Sayuti. 1985. “Peranan Koran-koran Indonesia dalam Pengembangan Bahasa Indonesia” dalam Kongres Bahasa Indonesia IV (Amran Halim editor). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. Ardiana, Leo Idra. 19 Maret 1987. “Pemakaian Kata Depan dalam Kalimat” dalam Surabaya Pos, hlm. 6.

 Kompas. 15 September 2002. Acara Langsung dan Interaktif Menyoal Portal, Seks Bebas, dan

Kompas. 15 September 2002. Acara Langsung dan Interaktif Menyoal Portal, Seks Bebas, dan “Haha Hihi”, hlm. 19. Oka, I Gusti Ngurah. 1995. Bahasa Indonesia Jurnalistik. Makalah disajikan dalam Diklat Jurnalistik V, Panitia Diklat, Malang, 25 Mei. Huda, Nuril. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, 12 Juli.

 Krashen, S. Long, M. & Scarcella, R. 1979. “Age, Rate and Eventual Attainment

Krashen, S. Long, M. & Scarcella, R. 1979. “Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition. ” TESOL Quarterly, 13: 573 -82 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital, 1997). Roberts, Felicia D. 1996. The Linguistic and Social Structure of Recommendations for Breast Cancer. Treatment, (Online), (http: //www. linguistlist. org/cgi-bin/dissfly. cgi? roberts, diakses/dikunjungi 27 Mei 2002). Kumaidi. 1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http: //www. malang. ac. id, diakses 20 Januari 2000). http: //www. wikipedia. com/. “Negative Politeness”. Diakses 25 Desember 2007.

PENULISAN CATATAN PUSTAKA • Harsojo (1988: 23) mengatakan bahwa … • “Nilai surat sebagai

PENULISAN CATATAN PUSTAKA • Harsojo (1988: 23) mengatakan bahwa … • “Nilai surat sebagai sarana komunikasi terletak pada mudah tidaknya surat itu dipahami pembaca” (Kisyani-Laksono, 1990: 33). • “Catatan merupakan tambahan keterangan tentang fakta, teori, atau pernyataan yang dikemukakan dalam uraian” (Sudjiman dan Sugono, 1986: 14).

 • Menurut Sirait, dkk. (1985: 25 -26), jenis-jenis khusus narasi adalah: otobiografi-biografi, anekdot-insiden,

• Menurut Sirait, dkk. (1985: 25 -26), jenis-jenis khusus narasi adalah: otobiografi-biografi, anekdot-insiden, sketsa, dan profil. • Seleksi terhadap informasi yang akan digunakan sebagai pengembang kalimat topik sehingga tercapai kesatuan paragraf menurut Wykoff dan Harry Shaw (dalam Akhadiah, 1988: 148) dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menghilangkan semua materi yang tidak esensial dan tidak logis. Kedua, memasukkan semua materi yang esensial dan merupakan bagian yang logis.

 • Menurut Wykoff dan Harry Shaw (Akhadiah, 1988: 148), seleksi terhadap informasi yang

• Menurut Wykoff dan Harry Shaw (Akhadiah, 1988: 148), seleksi terhadap informasi yang akan digunakan sebagai pengembang kalimat topik sehingga tercapai kesatuan paragraf dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menghilangkan semua materi yang tidak esensial dan tidak logis. Kedua, memasukkan semua materi yang esensial dan merupakan bagian yang logis.

PENULISAN KUTIPAN LANGSUNG • Kutipan langsung yang kurang dari empat baris langsung ditempatkan di

PENULISAN KUTIPAN LANGSUNG • Kutipan langsung yang kurang dari empat baris langsung ditempatkan di dalam teks di antara tanda petik dengan jarak baris sama dengan jarak baris dalam teks. Contoh: • Dardjowidjojo (1986: 58) menyatakan, “Fenomena sintaksis dalam bentuk pasif adalah perubahan-perubahan morfemis yang dialami suatu verba dalam struktur lahirnya dan kendala-kendala sintaksis lain yang merupakan akibat dari perubahan tersebut. ”

 • Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris ditempatkan tersendiri di bawah baris

• Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris ditempatkan tersendiri di bawah baris terakhir teks yang mendahuluinya. Kutipan ditulis tanpa tanda petik, menjorok ke dalam lima ketukan dari margin kiri dengan jarak antarbaris satu spasi.

 • Menurut Keraf (1982: 3), Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk

• Menurut Keraf (1982: 3), Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

 • Keraf (1982: 3) mengatakan: Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk

• Keraf (1982: 3) mengatakan: Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif OLAH

cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif OLAH PIKIR OLAH HATI jujur, beriman dan bertakwa, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik Perilaku Berkarakter tangguh, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih OLAH RAGA OLAH RASA/ KARSA NILAI-NILAI LUHUR peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja 65

Terima kasih

Terima kasih