Karakteristik dan Kesesuaian Teknologi Budidaya Bawang Merah dan
Karakteristik dan Kesesuaian Teknologi Budidaya Bawang Merah dan Cabai di Lokasi UPSUS BALITSA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BADAN LITBANG PERTANIAN KEMENTAN, 2015
KEGIATAN UPSUS CABAI MERAH DAN BAWANG MERAH No. Komoditas Provinsi Kabupaten Kota 1 Cabai Merah 17 99 2 Cabai Rawit Merah 15 96 3 Bawang Merah 27 64 4 Perbenihan B. merah 25 39
LOKASI PENGEMBANGAN BAWANG MERAH (866 Ha) Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali-NTB 13 Kab/kota 17 Kab/kota 6 Kab/kota Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Besar Kab. Toba Samosir Kab. Simalungun Kab. Padang Pariaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Agam Kab. Kampar Kota Pekanbaru Kab. Bangka Tengah Kab. Tanggamus Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Garut Kota Waringin Timur Kab. Kuningan Kab. Kubu Raya Kab. Cirebon Kab Tabalong Kab. Majalengka Kab. Tapin Kab. Indramayu Paser Kab. Blora Kota Balikpapan Kab. Grobogan Bulungan Kab. Pati Kab. Demak Kab. Tegal Kab. Brebes Kab. Nganjuk Kab. Probolinggo Kab. Pamekasan Kab. Sumenep Kota Tangerang Serang Kab. Minahasa Kota Parigi Moutong Kab. Donggala Kab. Sigi Kota Palu Kab. Jeneponto Kab. Maros Kab. Pinrang Kab. Enrekang Kab. Sidenreng Rapang Kab. Sopeng Kolaka Utara Kolaka Timur Kab Pohuwato Boalemo Bone Bolanga Kab Gorontalo Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Klungkung Maluku. Papua 3 Kab/kota Kota Seram Bagian Barat Kab Ternate Kab Merauke Kab. Bima Kab. Kupang Kab Lombok Timue Sumber: Kepmentan No. 45/2015 tentang Penetapan Kawasan Cabai, Bawang Merah dan Jeruk Nasional 1/15/2022 3
Berat umbi kering bersih (kg/ha) bawang merah di Alahan Panjang Kabupaten Solok dan di Nagari Gadua Kabupaten Padang Pariaman, 2012 Varietas A. Panjang 3. 128 Gadua 15. 010 Maja 5. 186 13. 990 Bima Brebes 1. 072 10. 680 Sembrani 9. 986 13. 470 125 13. 250 3. 150 10. 380 Katumi Kuning Lokal A. Panjang
Gambut di Kampar
MATRIK KESESUAIAN VARIETAS DI LOKASI KOMODITAS BAWANG MERAH EKOSISTIM TIPOLOGI LAHAN Dataran Rendah (0 -500) Lahan sawah Irigasi M, DPL. Teknis Jenis tanah Alfisol atau Aluvial Jenis tanah Alfisol Lahan Kering ada atau Alluvial-Latosol sumber air pengairan/pompa Gambut dangkal (1 Lahan Gambut utk m , kedalam UT tanaman gambut) semusim Dataran Medium/ Tinggi, Lahan Kering ada (> 500 M, DPL. ) sumber air Jenis tanah Alfisol atau pengairan/pompa Latosol – Andisol (bukan PMK). INOVASI TEKNOLOGI IN-SEASON/MK MK : I & II Bima, Kuning, Trisula, Mentes, & Pikatan. Tek. Budidaya in-season Mekanisasi /Alsintan Tek. Pasca Panen. Tidak Direkomendasikan OFF-SEASON/MH Tidak Direkomendasikan MK : II Bima, Kuning, Trisula, & Sembrani. Maja Tek. in-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen Tidak Direkomendasikan (Kecuali drainase yg sudah baik) Tidak Direkomendasikan Bima, Trisula, Kuning, Mentes, & Pikatan, Tek. Off-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen. Bima, Katumi, Pancasona, Maja & Sembrani. Tek. Off-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen
Teknologi B. Merah di lahan Sawah Dataran Rendah Musim Kemarau Lokasi Ekosistim Dat. Rendah di Lahan sawah Irigasi, untuk musim kemarau (MK-1/2) (Cirebon, Brebes, Bima dan Tapin) ØSistim bedengan ( Lbr 1, 2 – 1, 5 m) dan Kedalaman parit lebih dari 60 cm ØJarak Tanam 15 x 15/20 cm ØPemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, dan SP- 36 = 200 -300 kg/ha + (50 -100) kg KCl. ØPemupukan susulan (10 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA ØPemupukan susulan-2 (20 hst) = 100 Kg NPK Mutiara untuk lahan Ultisiol). ØSistim Penyiraman dilakukan secara intensif setiap pagi kecuali pada pase awal ( 01 Hst) pagi dan sore, ØPengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventif & curative) ØPenggunaan Feromon Exi sebanyak 20 buah/Ha ØAlternatif (bila memungkinkan) menggunakan shadingnet. ØPanen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
Teknologi B. Merah di lahan Kering DR Musim Hujan Lokasi Ekosistim Dataran Rendah/Lahan Kering/Musim Hujan (off-season) ( Majalengka, Kuningan/Cirebon): ØSistim bedengan ( Lbr 100 cm), Kedalaman parit 30 -40 cm dan Jarak Tanam 15 x 15/20 cm ØPengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha ØPemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SP- 36 = 200 -300 kg/ha, Ponska NPK (15 -1515) = 300 -500 kg/ha. ØPemupukan susulan (10 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA ØPemupukan susulan-2 (20 hst) = 100 Kg NPK Mutiara untuk lahan Ultisiol). ØPemakaian mulsa plastic hitam perak. ØPemupukan susulan (15 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA + 50 Kg KCl, + 100 Kg NPK Mutiara pada susulan ke 2. ØPenyiraman dilakukan pagi untuk menurunkan embun apabila ada hujan malam hari, ØPengendalian OPT berdasarkan sistim PHT ØPenggunaan Feromon Exi sebanyak 20 buah/Ha ØPanen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
Teknologi B. Merah di Lahan Gambut DR Musim Hujan Lokasi Ekosistim Lahan Gambut Datataran Rendah/Musim Hujan (MH) & (MK- 2) (Kota Waringin dan Kubu Raya/Palangkaraya): ØSistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan Kedalaman parit 40 -50 cm ØJarak Tanam 15 x 15/20 cm ØPengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 4 – 6 t/ha ØPemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SP- 36 = 200 -300 kg/ha, Ponska NPK (15 -15 -15) = 300 -500 kg/ha. ØPemakaian mulsa plastic hitam perak. ØPemupukan susulan (15 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA + 50 Kg KCl, + 100 Kg NPK Mutiara pada susulan ke 2. ØPenyiraman dilakukan pagi untuk menurunkan embun apabila ada hujan malam hari, ØPengendalian OPT berdasarkan sistim PHT ØPenggunaan Feromon Exi sebanyak 20 buah/Ha ØPanen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
Teknologi Budidaya B. Merah di Lahan Kering DM/DT Musim Hujan Lokasi Ekosistim Dataran Medium- Tinggi/Musim Hujam (off-season) (Simalungun, Jeneponto dan Enrekang) ØSistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan Kedalaman parit 30 -40 cm ØJarak Tanam 15 x 15/20 cm ØPengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha ØPemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos, SP- 36 = 200 -300 kg/ha, Ponska NPK (15 -15 -15) = 300 -500 kg/ha. ØPemakaian mulsa plastic hitam perak. ØPemupukan susulan (15 &30 Hst) = @ 100 kg urea + 150 kg ZA + 50 Kg KCl, + 100 Kg NPK Mutiara pada susulan ke 2. ØPenyiraman dilakukan pagi untuk menurunkan embun apabila ada hujan malam hari, ØPengendalian OPT berdasarkan sistim PHT ØPenggunaan Feromon Exi sebanyak 20 buah/Ha ØPanen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
LOKASI PENGEMBANGAN CABAI MERAH DITJEN HORTI Kalimantan Sumatera 16. Kab/kota 25. Kab/kota Kab. Langkat Kab. Simalungun Kab. Batubara Kab. Asahan Kab. Solok Selatan Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kab. Pesisir Selatan Kab. Limapuluh Kota Kab. Siak Kab. Rokan Hilir Kab. Pekanbaru Kab. Bengkalis Kab. Banyuasin Kab. Musi Banyuasin Kab. Lubuk Linggau Kab. Musi Lawas Kab. Kaur Kab. Kepahiang Kab. Rejang Lebong Kab Lebong 1/15/2022 Kab. Lampung Selt Kab. Tanggamus Kab. Lampung Barat Kab. Pesawaran Kab. Kuti Raya Landak Sanggau Sambas Barito Utara Palangkaraya Kapuas Kotawaringin Timur Kota Baru Kota Banjarbaru Tanah Bumbu tanah Laut Penajam Paser Utara Paser berau Nunukan Jawa 54 Kab/kota Bali. Kab/kota Badung Tabanan Klungkung Buleleng Kab. Cirebon Kab. Indramayu Kota Cirebon Kab. Bandung Barat Kab. Bogor Kab. Subang Kab. Sumedang Kab. Majalengka Kab. Garut Kab. Tasikmalaya Kota Salatiga Semarang Sleman Gunung Kidul Kulonprogo Bantul Sragen Karanganyar Wonogiri Blora Rembang Madiun Grobogan Nganjuk Kebumen Mojokerto Purbalingga Banjarnegara Banyumas Bondowoso Cilacap Bangkalan Tegal Brebes Kota Tegal Lamongan Gresik Pandeglang Pacitan Kendal Magetan Trenggalek Ngawi Jombang Banyuwangi Situbondo Pamekasan Sampang Sumenep Lebak
MATRIK KESESUAIAN VARIETAS DI LOKASI KOMODITAS CABAI MERAH EKOSISTIM Dataran Rendah (0500) M, DPL. Jenis tanah Alfisol atau Aluvial TIPOLOGI LAHAN Lahan sawah Irigasi Teknis INOVASI TEKNOLOGI IN-SEASON/MK MK : I & II Tanjung -2, Ciko & Lingga. Tek. Budidaya in-season Mekanisasi /Alsintan Tek. Pasca Panen. Jenis tanah Alfisol Lahan Kering ada atau Alluvialsumber air Latosol pengairan/pompa Gambut dangkal (1 m , kedalam gambut) Tidak Direkomendasikan Lahan Gambut utk MK : I & II UT tanaman Kencana & Tanjung-2 semusim Tek. in-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen Dataran Medium/ Lahan Kering ada Tinggi, (> 500 M, DPL. ) sumber air pengairan/pompa Jenis tanah Alfisol atau Latosol – Andisol (bukan PMK). Kencana, Tanjung-2, Lembang-1, Ciko & Lingga. Tek. in-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen OFF-SEASON/MH Tidak Direkomendasikan Kencana & Tanjung-2. Tek. Off-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen. Tidak Direkomendasikan Kencana, Tanjung-2 & Lembang-1. Tek. Off-season Mekanisasi/alsintan Tek. Pasca Panen 12
MATRIK KESESUAIAN VARIETAS DI LOKASI KOMODITAS CABAI RAWIT MERAH EKOSISTIM TIPOLOGI LAHAN Dataran Rendah (0500) M, DPL. Jenis tanah Alfisol atau Aluvial-Latosol. Lahan Kering ada sumber air pengairan/pompa INOVASI TEKNOLOGI IN-SEASON OFF-SEASON MK : I & II MH. Prima Agrihorti dan Rabani Agrihorti. Tek. Budidaya in-season Tek. Budidaya offseason Mekanisasi /Alsintan Tek. Pasca Panen. Dataran Medium/ Tinggi, (> 500 M, DPL. ) Jenis tanah Alfisol atau Latosol – Andisol (bukan PMK). Prima Agrihorti dan Rabani Agrihorti. Lahan Kering ada sumber air pengairan/pompa MK : I & II Prima Agrihorti dan Rabani Agrihorti. Mekanisasi /Alsintan Tek. Pasca Panen. MH. Prima Agrihorti dan Rabani Agrihorti. Tek. Budidaya in-season Tek. Budidaya offseason Mekanisasi /Alsintan Tek. Pasca Panen.
Teknologi Persemaian Cabai Merah (Besar & Keriting) di lahan Kering DM/DT Musim Hujan Lokasi Ekosistim Dat. Rendah di Lahan sawah Irigasi, untuk musim kemarau (MK-1/2) (Kab. Bandung Barat dan Garut) • Persemaian : benih direndam dalam air hangat atau dalam larutan fungisida (Propamokarb hidroklorida 1 ml/liter) selama 30 menit • Persemaian disungkup dengan screen (kain sifon) • Semaian disemprot dengan larutan induser daun bunga pagoda.
Teknologi Budidaya Cabai Merah (Besar & Keriting) di lahan Kering DR/DM/DT Musim Hujan Lokasi : Bandung Barat dan Garut. ØLakukan penanaman jagung sebagai border sekeliling areal pertanaman, sebulan sebelum transplanting cabai (4 baris keliling). ØSistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan Kedalaman parit 30 -40 cm ØJarak Tanam 50 x 70 cm, dua baris tiap bedengan ØPengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha ØPemupukan Dasar (30 t/ha pupuk organic/kompos yang difermentasi dengan Biotricho 15 kg/ha, dan NPK (15 -15 -15) = 500 -600 kg/ha) ØPemakaian mulsa plastic hitam perak. ØPemupukan susulan dengan sistim cor/siram ke tanah mulai umur 30 Hst, setiap 10 hari sekali dengan dosis 2 -4 g/liter air dengan volume cor 200 cc/tan. ØPengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventive & curative) ØPanen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen cabai untuk produksi konsumsi.
Pengendalian OPT berdasarkan konsepsi PHT : Preventif : • Pemilihan lokasi • Pergiliran tanaman • Pemupukan berimbang • Penggunaan tanaman perangkap • Penggunaan perangkap OPT dan feromonoid seks • Strategi penggunaan fungisida Kuratif : • Penggunaan insektisida berdasarkan ambang pengendalian • Penyemprotan pestisida secara tunggal • Pergiliran pestisida berdasarkan kode cara kerja (mode of action) yang ditetapkan oleh IRAC, FRAC, dan HRAC • p. H air untuk membuat larutan semprot 4, 5 -5 • Penyemprotan pestisida tidak boleh dicampur dengan pupuk daun
Terimakasih
Teknologi Persemaian Cabai Merah Secara Organik • Lahan : khusus organik • Sumber air : Tidak tercemar pestisida dan pupuk sintetis • Persemaian : benih direndam dalam air hangat selama 30 menit. • Media semai : Tanah subsoil+ kompos + Biotrico atau Gliokompos. • Persemaian disungkup dengan screen (kain sifon) • Semaian disemprot dengan larutan induser daun bunga pagoda.
Teknologi Budidaya Cabai Merah Secara Organik Ø Lahan : khusus organik Ø Sumber air : Tidak tercemar pestisida Ø Lakukan penanaman jagung sebagai border sekeliling areal pertanaman, sebulan sebelum transplanting cabai (4 baris keliling). Ø Sistim bedengan ( Lbr 100 cm) dan Kedalaman parit 30 -40 cm Ø Jarak Tanam 50 x 70 cm, dua baris tiap bedengan Ø Pengapuran dengan Kaptan/Dolomit sekitar 2 – 4 t/ha Ø Pemupukan Dasar (10 t/ha kompos). Ø Pemakaian mulsa plastic hitam perak. Ø Pupuk susulan : 10 kg kompos difermentasi dengan Biotricho 1 kg dalam 200 liter air dicorkan 250 ml dua kali dalam setiap minggu pada sistem perakaran. Ø Penyiraman dilakukan sesuai keadaan pertanaman di lapangan. Ø Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventive & curative) dengan menggunakan botanical pesticide dan biopestisida. Ø Menanam tanaman barrier, repellent, antifeedant. Ø Penggunaan sexperomon, light trap, yellow trap Ø Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen cabai untuk produksi konsumsi.
Teknologi Bawang Merah Secara Organik Lahan dan air: Tidak tercemar pestisida dan pupuk sintetik Sistim bedengan ( Lbr 1, 2 – 1, 5 m) dan Kedalaman parit lebih dari 60 cm Jarak Tanam 15 x 15/20 cm Pemupukan Dasar (2 – 5 t/ha pupuk organic/kompos) + Biotrico atau Gliokompos 15 kg/ha Ø Pemupukan susulan: POC yang diberikan dua kali dalam setiap minggu dengan cara dikocorkan pada sistem perakaran. Ø Sistim Penyiraman dilakukan secara intensif setiap pagi kecuali pada pase awal ( 0 -1 Hst) pagi dan sore, Ø Pengendalian OPT berdasarkan sistim PHT (preventive & curative) dengan Ø Ø menggunakan botanical pesticide dan biopestisida. Ø Penggunaan sexperomon, light trap, yellow trap Ø Alternatif (bila memungkinkan) menggunakan net di sekeliling pertanaman. Ø Panen mengikuti SOP Penanganan Pasca panen sesuai tujuan produksi konsumsi atau untuk Benih
- Slides: 20