Isi Laporan Keuangan Management Letter Laporan Keuangan Neraca

  • Slides: 77
Download presentation
Isi Laporan Keuangan • Management Letter • Laporan Keuangan: – Neraca – Laporan Laba

Isi Laporan Keuangan • Management Letter • Laporan Keuangan: – Neraca – Laporan Laba Rugi – Laporan Perubahan Modal – Laporan Arus Kas • Catatan atas Laporan Keuangan • Laporan Auditor 1

Management Letter • Management letter adalah laporan manajemen kepada investor. • Berisi pernyataan: –

Management Letter • Management letter adalah laporan manajemen kepada investor. • Berisi pernyataan: – manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan isi dari laporan keuangan – laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK – perusahaan memiliki suatu sistem pengendalian internal untuk mengamankan aset 2

Laporan Keuangan • Meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus

Laporan Keuangan • Meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas (dibahas pada pertemuan lain). • Catatan atas laporan keuangan dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan, dan menjelaskan banyak kebijakan serta asumsi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan. 3

Laporan Auditor • Laporan auditor adalah laporan kepada dewan direksi dan pemegang saham perusahaan.

Laporan Auditor • Laporan auditor adalah laporan kepada dewan direksi dan pemegang saham perusahaan. • Berisi pendapat apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar aktivitas keuangan perusahaan dan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK. 4

Penyedia Modal • Menyediakan modal – modal ekuitas melalui investasi saham – modal hutang

Penyedia Modal • Menyediakan modal – modal ekuitas melalui investasi saham – modal hutang melalui investasi obligasi dan pinjaman (kreditor) • Memperoleh pengembalian (returns) – investor ekuitas menerima dividen – kreditor dan investor obligasi menerima bunga • Investor saham memilih dewan direksi • Dewan direksi – Memilih manajer perusahaan – Menentukan kebijakan perusahaan – Memilih komite audit • Manajemen – menjalankan perusahaan 5

Entitas Pelaporan • Entitas pelaporan disebut dengan perusahaan. • Perusahaan dapat dibagi lebih jauh

Entitas Pelaporan • Entitas pelaporan disebut dengan perusahaan. • Perusahaan dapat dibagi lebih jauh menjadi segmen dan anak perusahaan, yang dapat mengelola keuangannya sendiri. • Laporan keuangan konsilidasi dibuat dengan menggabungkan laporan keuangan anak dan induk perusahaan. 6

Tata Kelola Perusahaan Pengguna Informasi Keuangan • Laporan keuangan digunakan oleh banyak kelompok. –

Tata Kelola Perusahaan Pengguna Informasi Keuangan • Laporan keuangan digunakan oleh banyak kelompok. – Investor ekuitas: membeli saham, yang mencerminkan kepemilikan dalam perusahaan. Laporan keuangan digunakan investor untuk menganalisis keputusan manajemen. – Investor hutang (kreditor): menyediakan modal berupa pinjaman. Laporan keuangan digunakan oleh kreditor untuk menilai kemungkinan bangkrut(default). – Manajemen: menggunakan laporan keuangan perusahaan lain untuk menilai persaingan usaha. – Pihak lain, meliputi pemerintah, serikat pekerja, pegawai, menggunakan laporan keuangan untuk menilai status keuangan perusahaan. 7

Tata Kelola Perusahaan Pasar Modal • Pasar modal menilai instrumen ekuitas dan hutang yang

Tata Kelola Perusahaan Pasar Modal • Pasar modal menilai instrumen ekuitas dan hutang yang diperdagangkan kepada publik. • Laporan keuangan adalah komponen informasi yang digunakan pasar untuk menilai sekuritas perusahaan, bersama dengan ukuran non-keuangan lainnya. • Pasar bereaksi terhadap informasi keuangan dan informasi lain yang dikeluarkan oleh manajemen. 8

Kewajiban Neraca: Kewajiban Lancar • Kewajiban lancar adalah hutang yang akan dibayar (atau jasa

Kewajiban Neraca: Kewajiban Lancar • Kewajiban lancar adalah hutang yang akan dibayar (atau jasa yang akan diberikan) dalam tahun atau siklus operasi berikutnya. Pelunasan kewajiban lancar membutuhkan aktiva lancar (biasanya kas). Contoh meliputi: – – – Hutang usaha Hutang gaji Hutang bunga Wesel bayar jangka pendek Bagian lancar hutang jangka panjang Pendapatan diterima di muka 9

Kewajiban Neraca: Kewajiban Jangka Panjang • Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang baru akan

Kewajiban Neraca: Kewajiban Jangka Panjang • Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang baru akan dibayar setelah lebih dari 1 tahun. Contoh: – Wesel bayar: jumlah yang terhutang kepada bank atau kreditor lainnya dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun. – Hutang hipotek: jumlah yang terhutang kepada perusahaan hipotek dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun. – Hutang obligasi: jumlah yang terhutang kepada investor yang memiliki investasi obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana pembayaran pokok dan bunganya berjangka waktu lebih dari satu tahun. 10

Ekuitas Neraca: Modal Disetor • Modal disetor diperoleh ketika pemilik (pemegang saham) perusahaan menyetorkan

Ekuitas Neraca: Modal Disetor • Modal disetor diperoleh ketika pemilik (pemegang saham) perusahaan menyetorkan uang dan aktiva lainnya kepada perusahaan. Komponen modal disetor meliputi – Saham biasa: bagian saham yang diterbitkan untuk mencerminkan kepemilikan. – Agio saham: kelebihan jumlah yang disetorkan oleh pemegang saham. 11

Ekuitas Neraca: Laba Ditahan • Laba ditahan mencerminkan kelebihan laba yang diinvestasikan kembali dalam

Ekuitas Neraca: Laba Ditahan • Laba ditahan mencerminkan kelebihan laba yang diinvestasikan kembali dalam perusahaan setelah pembayaran dividen kepada pemegang saham. Hal ini mencerminkan ekuitas yang dihasilkan perusahaan untuk pemegang saham. 12

Laporan Perubahan Ekuitas • Menjelaskan perubahan modal disetor dan laba ditahan selama tahun berjalan.

Laporan Perubahan Ekuitas • Menjelaskan perubahan modal disetor dan laba ditahan selama tahun berjalan. • Formula berikut mencerminkan perubahan ekuitas: • Saldo awal ekuitas • Ditambah: Penerbitan saham • Ditambah: Laba bersih • Dikurangi: Dividen • Saldo akhir ekuitas • SEBegin + Issue + NI - D = SEEnd 13

Pengaruh Debit dan Kredit • Berdasarkan persamaan akuntansi, kita dapat menaikkan atau menurunkan suatu

Pengaruh Debit dan Kredit • Berdasarkan persamaan akuntansi, kita dapat menaikkan atau menurunkan suatu akun tergantung dari klasifikasinya: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas • Naik DR = CR • Turun CR = DR • Perhatikan bahwa kita menggunakan debit dan kredit, bukan tambah dan kurang. 14

Aturan Berikut Dapat Diturunkan Dari Formula Dasar: • Aktiva memiliki saldo normal debit dan

Aturan Berikut Dapat Diturunkan Dari Formula Dasar: • Aktiva memiliki saldo normal debit dan naik dengan debit. • Kewajiban dan ekuitas memiliki saldo normal kredit dan naik dengan kredit. • Pendapatan (bagian dari ekuitas) memiliki saldo normal kredit dan naik dengan kredit. • Beban (yang menurunkan ekuitas) memiliki saldo normal debit dan naik dengan debit. • Dividen (yang menurunkan ekuitas) memiliki saldo normal debit dan naik dengan debit. 15

Modal Disetor & Laba Ditahan • Modal disetor dalam neraca saldo disesuaikan adalah saldo

Modal Disetor & Laba Ditahan • Modal disetor dalam neraca saldo disesuaikan adalah saldo akhir; akun di buku besar harus dianalisis untuk melihat bila ada aktivitas (seperti penerbitan saham tambahan) yang terjadi. • Laba ditahan pada neraca saldo disesuaikan adalah saldo awal; sementara pendapatan, beban, dan dividen ditampilkan pada neraca saldo, belum dimasukkan (ditutup) ke laba ditahan. 16

Akuntansi 2 Kewajiban 17

Akuntansi 2 Kewajiban 17

Kewajiban Jangka Pendek & Kontinjensi • Apakah kewajiban itu? – “Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi

Kewajiban Jangka Pendek & Kontinjensi • Apakah kewajiban itu? – “Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari keharusan saat ini dari suatu entitas untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai akibat transaksi atau kejadian yang telah lalu. ” – Pengorbanan masa depan. – Keharusan saat ini. – Transaksi atau kejadian masa lalu. 18

Pelaporan Kewajiban pada Neraca: Konsekuensi Ekonomis • Pemegang saham dan investor – beban bunga

Pelaporan Kewajiban pada Neraca: Konsekuensi Ekonomis • Pemegang saham dan investor – beban bunga menjadi pengurang pajak, namun semakin banyak hutang berarti semakin besar risiko bagi pemegang saham – hak pemilik ekuitas berada di bawah kreditor • Kreditor – pembatasan covenants terkait limit hutang • Manajemen – ingin meminimalkan hutang pada neraca – sering kali mencari “off-balance sheet financing” – hutang yang lebih sedikit pada saat ini meningkatkan kemungkinan untuk meminjam di masa depan 19

Kewajiban Jangka Pendek • Klasifikasi – Pelunasannya membutuhkan penggunaan aktiva lancar (atau penerbitan kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek • Klasifikasi – Pelunasannya membutuhkan penggunaan aktiva lancar (atau penerbitan kewajiban jangka pendek lainnya). • Menilai kewajiban jangka pendek pada neraca – Mengabaikan present value – Dilaporkan pada nilai nominal • Pelaporan kewajiban jangka pendek – Masalah utama adalah memastikan bahwa seluruh kewajiban jangka pendek dilaporkan pada neraca. 20

Kewajiban Jangka Pendek yang Dapat Ditentukan 1. Hutang usaha 2. Wesel jangka pendek –

Kewajiban Jangka Pendek yang Dapat Ditentukan 1. Hutang usaha 2. Wesel jangka pendek – Dengan bunga – dicatat pada nilai nominal, dan akru bunga – Noninterest bearing – mengakui komponen bunga dalam akun “Discount”. 3. Bagian lancar hutang jangka panjang – reklasifikasi bagian lancar sebagai hutang jangka pendek 4. Hutang dividen – dicatat pada saat diumumkan oleh perusahaan: Dividen xx Hutang Dividen xx 21

Kewajiban Jangka Pendek yang Dapat Ditentukan 5. Pendapatan diterima di muka – dicatat dalam

Kewajiban Jangka Pendek yang Dapat Ditentukan 5. Pendapatan diterima di muka – dicatat dalam akun kewajiban sampai barang / jasa diberikan. 6. Pajak penjualan – dicatat secara terpisah dan tercermin sebagai akun kewajiban sampai dibayarkan ke kantor pajak. 7. Hutang pajak penghasilan perusahaan. 8. Hutang pajak penghasilan karyawan – dicatat terpisah dari upah / gaji dan tercermin sebagai akun kewajiaban sampai disetorkan ke kantor pajak. 22

Kewajiban Jangka Pendek yang Dapat Ditentukan 9. Accrued liabilities – akru beban dan kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek yang Dapat Ditentukan 9. Accrued liabilities – akru beban dan kewajiban pada akhir periode berjalan, dan biasanya dibayarkan beberapa waktu kemudian di periode berikutnya. Untuk setiap item, debit beban dan kredit kewajiban. Contoh meliputi: – – – Hutang gaji Hutang bunga Hutang sewa Hutang premi asuransi Hutang pajak properti (PBB) Bonus pegawai 23

Kewajiban Kontinjensi • Jumlah pastinya baru dapat diketahui setelah terjadinya aktivitas di masa depan.

Kewajiban Kontinjensi • Jumlah pastinya baru dapat diketahui setelah terjadinya aktivitas di masa depan. Contoh meliputi garansi, hadiah promosi, dan tuntutan hukum. • Alternatif perlakuan untuk kontinjensi kerugian – Diabaikan – Diungkapkan – Diakui (dan diungkapkan) • Alternatif perlakuan untuk kontinjensi keuntungan – Diabaikan – Diungkapkan • Perubahan estimasi dapat terjadi pada periode berikutnya, ketika kejadian di masa depan berlangsung. 24

Hutang vs. Ekuitas Hutang Ekuitas Kontrak hukum formal Tidak memiliki tanggal Tanggal jatuh tempo

Hutang vs. Ekuitas Hutang Ekuitas Kontrak hukum formal Tidak memiliki tanggal Tanggal jatuh tempo yang jatuh tempo tetap Mendapat dividen Pembayaran bunga secara Hak atas aset bersifat residual tetap dan berkala Saham biasa memiliki hak Mendapat prioritas dalam hal suara terjadi kebangkrutan Pembayaran dividen tidak Tidak memiliki suara dalam mengurangi pajak manajemen. Pajak dikenakan atas penghasilan Beban bunga menjadi pengurang dan dividen pajak 25

Saham Preferen • Keunggulan – – Diprioritaskan dari saham biasa dalam hal terjadi likuidasi

Saham Preferen • Keunggulan – – Diprioritaskan dari saham biasa dalam hal terjadi likuidasi Dividen tetap Dapat memiliki beragam variasi dividen Diprioritaskan dari saham biasa dalam pembayaran dividen • Kelemahan – Prioritas setelah hutang dalam hal terjadi likuidasi – Dividen dapat ditunda pembayarannya – Tidak memiliki hak suara • Hutang atau ekuitas? – Memiliki komponen keduanya – Biasanya (tapi tidak selalu) diklasifikasikan sebagai ekuitas 26

Saham Biasa • Keunggulan – Hak suara: • pemilihan dewan direksi • pemilihan aktivitas

Saham Biasa • Keunggulan – Hak suara: • pemilihan dewan direksi • pemilihan aktivitas manajemen yang signifikan – Hak atas sisa laba (setelah preferen stock) • Kelemahan – Prioritas terakhir dalam hal terjadi likuidasi – Tidak ada jaminan return 27

Akuntansi untuk Saham Biasa (SB) dan Saham Preferen (SP) • Nilai par – ditetapkan

Akuntansi untuk Saham Biasa (SB) dan Saham Preferen (SP) • Nilai par – ditetapkan pertama kali sebagai “modal dasar minimal”. • Nilai par bukan nilai pasar. • Kredit SB atau SP sebesar nilai par. • Kelebihan dari nilai par dikredit ke “Agio Saham”. 28

Ayat Jurnal • Menerbitkan PS lebih tinggi dari nilai par: Kas xx Saham Preferen

Ayat Jurnal • Menerbitkan PS lebih tinggi dari nilai par: Kas xx Saham Preferen xx Agio - SP nilai pasar total par xx kelebihan • Menerbitkan CS lebih tinggi dari nilai par: Kas xx Saham Biasa Agio - SB xx xx nilai pasar total par kelebihan 29

Bagian Ekuitas PT ABC • • Saham biasa, nilai par Rp 1, 80. 000

Bagian Ekuitas PT ABC • • Saham biasa, nilai par Rp 1, 80. 000 lembar diterbitkan, dan 75. 000 lembar beredar Rp 80. 000 Dividen saham biasa yang akan dibagikan 2. 000 Saham preferen, nilai par Rp 100, 100 lembar diterbitkan dan beredar 10. 000 Agio saham biasa Rp 20. 000 Agio saham preferen 3. 000 Agio treasury stock 2. 000 25. 000 Laba ditahan: Tidak disisihkan 18. 000 Disisihkan 4. 000 22. 000 Dikurangi: Treasury stock, 5. 000 lembar (6. 000) Dikurangi: Other comprehensive income (2, 000) (rugi yang belum terealisasi dari sekuritas tersedia untuk dijual) Total Ekuitas Rp 131. 000 30

Ayat Jurnal – PT ABC • Sekarang, menggunakan informasi dari PT ABC, catatlah penerbitan

Ayat Jurnal – PT ABC • Sekarang, menggunakan informasi dari PT ABC, catatlah penerbitan tambahan dari saham biasa dan saham preferen: • Menerbitkan 100 lembar SP pada harga Rp 102 per lembar: Kas (100 x Rp 102) 10, 200 SP (100 x Rp 100 par) Agio - SP 10, 000 200 • Menerbitkan 500 lembar SB pada harga Rp 5 per lembar: Kas (500 x Rp 5) SB (500 x Rp 1 par) Agio – SB 2, 500 2, 000 31

Treasury Stock • Terjadi ketika perusahaan membeli kembali saham biasa yang telah diterbitkan perusahaan

Treasury Stock • Terjadi ketika perusahaan membeli kembali saham biasa yang telah diterbitkan perusahaan sebelumnya. • Alasan pembelian kembali: – ingin diberikan kepada pegawai sebagai kompensasi. – ingin dimiliki sebagai treasury stock (atau hendak dihapus) untuk meningkatkan harga pasar dan EPS. – mengurangi total pembayaran dividen dengan tetap mempertahankan jumlah dividen yang dibayarkan per saham. – mencegah usaha ambil alih dengan mengurangi proporsi saham yang tersedia untuk dibeli. – memberikan kas kembali kepada pemegang saham. 32

Treasury Stock - lanjutan • Akun debit yang disebut “Treasury Stock” dilaporkan pada ekuitas

Treasury Stock - lanjutan • Akun debit yang disebut “Treasury Stock” dilaporkan pada ekuitas sebagai pengurang ekuitas. Catatan: bukan sebagai aktiva. • Saham tersebut masih diterbitkan, namun tidak lagi beredar. – tidak memiliki hak pilih – tidak menerima dividen tunai • Dapat diterbitkan kembali (ke pasar atau pegawai) atau dihapuskan. • Tidak ada untung atau rugi yang diakui dari transaksi ekuitas ini. 33

Treasury Stock (TS) – Ayat Jurnal • Ada dua teknik untuk mencatat transaksi TS

Treasury Stock (TS) – Ayat Jurnal • Ada dua teknik untuk mencatat transaksi TS (metode Par Value dan metode Cost). Kita hanya akan menggunakan metode Cost. Teknik ini menganggap “cost” dari TS sama dengan junlah yang dibayar untuk memperoleh TS. • Untuk mencatat pembelian TS dari pasar: TS xx “cost” Kas xx pasar (cost sama dengan kas yang dibayarkan) 34

5. Treasury Stock (TS) – Ayat Jurnal • Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar

5. Treasury Stock (TS) – Ayat Jurnal • Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar pada harga lebih besar dari cost: Kas xx pasar Agio - TS xx kelebihan atas cost TS xx cost • Untuk menerbitkan kembali TS ke pasar pada harga lebih rendah dari cost: Kas xx pasar Agio - TS xx jika ada Laba Ditahanxx jika diperlukan* TS xx cost • *debit RE if no APIC-TS available to absorb the remaining debit difference. 35

Contoh TS dari PT ABC • Lihat kembali informasi dari PT ABC. • Perhatikan

Contoh TS dari PT ABC • Lihat kembali informasi dari PT ABC. • Perhatikan bahwa PT ABC memiliki 5. 000 lembar TS dengan total cost Rp 6. 000, atau senilai Rp 1, 20 per lembar. Ayat jurnal untuk mencatat pembelian ini adalah: TS 6. 000 Kas 6. 000 • Perhatikan bahwa PT ABC juga memiliki Agio – TS sebesar Rp 2. 000 pada neraca. Angka ini berasal dari transaksi TS sebelumnya, dimana TS dibeli, kemudian dijual kembali lebih tinggi dari cost aslinya. Selisih dari transaksi tersebut adalah Agio – TS. 36

Bagian Ekuitas PT ABC • • • Saham biasa, nilai par Rp 1, 80.

Bagian Ekuitas PT ABC • • • Saham biasa, nilai par Rp 1, 80. 000 lembar diterbitkan, dan 75. 000 lembar beredar Dividen saham biasa yang akan dibagikan Saham preferen, nilai par Rp 100, 100 lembar diterbitkan dan beredar Agio saham biasa Rp 20. 000 Agio saham preferen 3. 000 Agio treasury stock 2. 000 Laba ditahan: Tidak disisihkan 18. 000 Disisihkan 4. 000 Dikurangi: Treasury stock, 5. 000 lembar Dikurangi: Other comprehensive income (rugi yang belum terealisasi dari sekuritas tersedia untuk dijual) • Total Ekuitas Rp 80. 000 2. 000 10. 000 25. 000 22. 000 (6. 000) (2, 000) Rp 131. 000 37

TS – Contoh Soal • Pada tanggal 1 Januari 2005 PT XYZ memiliki 100.

TS – Contoh Soal • Pada tanggal 1 Januari 2005 PT XYZ memiliki 100. 000 lembar saham beredar dengan nilai par Rp 1 per lembar. Saham tersebut diterbitkan pada harga pasar rata-rata Rp 5 per lembar, dan belum ada transaksi treasury stock sampai saat ini. • Asumsikan bahwa, pada bulan Februari 2005, PT XYZ membeli kembali 10. 000 lembar sahamnya sendiri pada harga Rp 7 per lembar. Pada bulan Juli 2005, PT XYZ menjual kembali 2. 000 lembar treasury stock seharga Rp 8 per lembar. Pada bulan Desember 2005, PT XYZ menjual kembali 8. 000 lembar sisanya seharga Rp 6 per lembar. Buatlah ayat jurnal terkait dengan transaksi treasury stock selama tahun 2005. 38

Contoh TS – Ayat Jurnal • Feb. : pembelian TS 10. 000 lembar @

Contoh TS – Ayat Jurnal • Feb. : pembelian TS 10. 000 lembar @ Rp 7 = Rp 70. 000 TS 70. 000 Kas 70. 000 • Juli: penjualan TS 2. 000 lembar @ Rp 8 = Rp 16. 000 (cost = 2. 000 @ Rp 7 = 14. 000) Kas 16. 000 TS 14. 000 Agio - TS 2. 000 39

Contoh TS – Ayat Jurnal • Des. : menjual TS 8. 000 lembar @

Contoh TS – Ayat Jurnal • Des. : menjual TS 8. 000 lembar @ Rp 6 = Rp 48. 000 (cost = 8. 000 lembar @ Rp 7 = 56. 000) Kas Agio - TS (1) Laba Ditahan (2) TS 48. 000 2. 000 6. 000 56. 000 • Pada saat ini kita perlu men-debit satu atau lebih akun untuk menutup selisih yang ada. (1) debit Agio -TS (namun terbatas hanya sampai -0 -). (2) debit Laba Ditahan jika diperlukan untuk sisa perbedaan yang masih ada. 40

Akuntansi 2 Ekuitas Pemegang Saham 41

Akuntansi 2 Ekuitas Pemegang Saham 41

Laba Ditahan • Sekarang kita akan mengembangkan formula untuk laba ditahan, sebagai berikut: Laba

Laba Ditahan • Sekarang kita akan mengembangkan formula untuk laba ditahan, sebagai berikut: Laba ditahan, saldo awal (sebelum penyesuaian) xx Ditambah/dikurangi: Penyesuaian periode sebelumnya xx Laba ditahan, saldo awal (dinyatakan kembali) xx Ditambah: laba bersih xx Dikurangi dividen: Dividen tunai – saham biasa xx Dividen tunai – saham preferen xx Dividen saham xx Dividen properti xx Dikurangi: Penyesuaian untuk transaksi TS xx Penyisihan laba ditahan xx Laba ditahan, saldo akhir xx 42

Laba Ditahan – Dividen Tunai • Dividen tunai diumumkan: Dividen (Laba Ditahan) – SB

Laba Ditahan – Dividen Tunai • Dividen tunai diumumkan: Dividen (Laba Ditahan) – SB Dividen (Laba Ditahan) – SP Hutang Dividen • Dividen tunai dibayarkan: Hutang Dividen Kas xx xx xx 43

Laba Ditahan – Dividen Tunai • Perhatikan bahwa sejumlah dividen tertentu harus dibayarkan kepada

Laba Ditahan – Dividen Tunai • Perhatikan bahwa sejumlah dividen tertentu harus dibayarkan kepada pemegang saham preferen sebelum dividen yang lain dibayarkan kepada pemegang saham biasa (termasuk tunggakan dividen bila bersifat kumulatif). • Dividen saham preferen dapat bersifat kumulatif, yang berarti, jika tidak ada dividen yang diumumkan pada tahun berjalan, dividen tersebut harus tetap dibayarkan kepada pemegang saham preferen pada tahun depan sebelum pemegang saham biasa berhak memperoleh dividen. • Namun, tunggakan dividen yang bersifat kumulatif tidak diakui sebagai kewajiban sampai pembagian dividen diumumkan oleh dewan direksi. Sebuah perusahaan dapat saja berjalan beberapa tahun tanpa mengumumkan dividen, dan tidak ada kewajiban yang diakui sampai dividen benar-benar diumumkan. 44

Laba Ditahan – Dividen Properti • Dividen properti adalah pembagian properti non-kas oleh perusahaan

Laba Ditahan – Dividen Properti • Dividen properti adalah pembagian properti non-kas oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk dividen properti yang paling umum adalah “spin-off” dimana saham anak perusahaan dibagikan kepada pemegang saham induk perusahaan. • Ketika dividen properti diumumkan: Dividen Properti (Laba Ditahan) Hutang DIviden Properti • Ketika dividen properti dibagikan: Hutang Dividen Properti xx Investasi xx xx xx 45

Laba Ditahan – Dividen Saham • Dividen saham adalah pembagian saham tambahan milik perusahaan

Laba Ditahan – Dividen Saham • Dividen saham adalah pembagian saham tambahan milik perusahaan sendiri kepada para pemegang sahamnya. Perhatikan bahwa pembagian saham tambahan tidak memberikan suatu nilai kepada para pemegang saham. • Contoh: 4 pemegang saham, setiap orang meiliki 10 lembar saham biasa. Setiap pemegang saham memiliki 25% dari total kepemilikan (10/40). Jika perusahaan memberikan tambahan 1 lembar saham kepada setiap pemegang saham, setiap pemegang saham tetap memiliki 25% dari total kepemilikan (11/44). Tidak ada yang berubah, kecuali jumlah lembar saham. 46

Laba Ditahan – Dividen Saham • Dividen saham besar (>25% dari saham beredar) dicatat

Laba Ditahan – Dividen Saham • Dividen saham besar (>25% dari saham beredar) dicatat pada nilai par. • Saat dividen saham diumumkan: Dividen Saham (Laba Ditahan) Dividen Distributable • Saat dividen saham dibagi: Stock Dividen Distributable Saham Biasa xx xx par xx par Stock par xx par • Perhatikan bahwa Stock Dividends Distributable bukan sebuah kewajiban, melainkan merupakan akun ekuitas yang mengindikasikan terdapat saham tambahan yang akan diterbitkan namun saat ini belum beredar. 47

Laba Ditahan – DIviden Saham • Analisis pengaruh transaksi pada neraca: Dividen Saham (Laba

Laba Ditahan – DIviden Saham • Analisis pengaruh transaksi pada neraca: Dividen Saham (Laba Ditahan) xx - SE Stock Dividen Distributable xx + SE • Saat dividen saham dibagikan: Stock Dividen Distributable xx - SE Saham Biasa xx + SE • Perhatikan bahwa total pengaruh pada ekuitas adalah nol. Namun, laba ditahan menurun dan saham biasa meningkat sebesar nilai par dari dividen saham. • Dividen saham kecil (< 25% dari jumlah saham beredar) dicatat pada nilai pasar. 48

Stock Splits • Stock splits umumnya dinyatakan oleh perusahaan untuk mengurangi harga pasar per

Stock Splits • Stock splits umumnya dinyatakan oleh perusahaan untuk mengurangi harga pasar per lembar sahamnya. Hal ini membuat saham lebih terjangkau bagi investor kecil. • Proses untuk stock splits adalah penukaran saham “lama”, dengan saham “baru” kepada pemegang saham yang sama. • Total nilai par dari saham baru sama dengan totan nilai par dari saham lama, namun jumlah saham dan nilai par per saham berubah. 49

Contoh: Stock Split • PT IZM memiliki 10. 000 lembar saham yang beredar dengan

Contoh: Stock Split • PT IZM memiliki 10. 000 lembar saham yang beredar dengan nilai par Rp 2. • Bagian ekuitas pada neraca menunjukkan: – Saham biasa Rp 20, 000 – Laba Ditahan 80, 000 • Harga pasar dari saham yang beredar adalah Rp 50 per lembar sebelum dilakukan stock split. 50

Contoh: Stock Split • Jika PT IZM mengumumkan stock split 2 untuk 1, saham

Contoh: Stock Split • Jika PT IZM mengumumkan stock split 2 untuk 1, saham yang lama akan ditrik dan saham baru akan diterbitkan dengan deskripsi sebagai berikut: • Saham biasa, nilai par Rp 1, yang beredar 20. 000 lembar. • Total ekuitas pemegang saham tetap Rp 100. 000: – Saham biasa Rp 20. 000 – Laba ditahan 80. 000 • Harga pasar untuk saham yang beredar sekarang adalah Rp 25 per lembar. • Catatan: Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan. 51

Dividen Saham vs Stock Splits • Kembali ke informasi tentang PT IZM. Sekarang asumsikan

Dividen Saham vs Stock Splits • Kembali ke informasi tentang PT IZM. Sekarang asumsikan bahwa PT IZM mengumumkan 100% dividen saham. • Pertama, siapkan ayat jurnal untuk mencatat pengumuman dan pembagian dividen saham (10. 000 lembar x 100% = 10. 000 lembar saham baru x Rp 2 per lembar = Rp 20. 000: • Dividen Saham (Laba Ditahan) 20, 000 Stock Dividen Distributable 20, 000 • Stock Dividen Distributable 20, 000 Saham Biasa 20, 000 52

Dividen Saham vs Stock Splits • Sekarang perhatikan despripsi baru tentang dividen saham: •

Dividen Saham vs Stock Splits • Sekarang perhatikan despripsi baru tentang dividen saham: • Saham biasa, nilai par Rp 2, yang beredar 20. 000 lembar • Total nilai ekuitas pemegang saham tetap Rp 100. 000: – Saham biasa – Laba ditahan Rp 40. 000 60. 000 • Perhatikan bahwa total harga pasar per saham akan berubah menjadi Rp 25 per lembar. • Jadi, stock split 2 untuk 1 dan 100% dividen saham memiliki pengaruh yang sama pada: – total ekuitas pemegang saham, dan – harga pasar per lembar saham 53

Dividen Saham vs Stock Splits • Bagaimanapun, dividen saham membutuhkan ayat jurnal, yang mengubah

Dividen Saham vs Stock Splits • Bagaimanapun, dividen saham membutuhkan ayat jurnal, yang mengubah komponen dari ekuitas pemegang saham (laba ditahan dan saham biasa). • Stock split mengubah deskripsi saham, termasuk nilai par per lembar saham. • Kebanyakan perusahaan menggunakan stock split untuk mengubah harga pasar per lembar saham, namun beberapa perusahaan menggunakan dividen saham dalam jumlah besar untuk mencapai maksud yang sama. Tindakan ini disebut “stock split dalam bentuk dividen”. 54

Dividen Saham vs Stock Splits • Untuk merangkum pengaruh pada PT IZM: 100% Dividen

Dividen Saham vs Stock Splits • Untuk merangkum pengaruh pada PT IZM: 100% Dividen Setelah: Saham Total saham beredar 20. 000 lembar Nilai par per lembar Rp 2 Harga pasar per lembar Rp 25 Total ekuitas: Rp 100. 000 Hasil di buku besar: Saham biasa Rp 40. 000 Laba ditahan Rp 60. 000 2 untuk 1 Stock Split 20. 000 lembar Rp 1 Rp 25 Rp 100, 000 Rp 20. 000 Rp 80. 000 • Ingat: Sebelum stock split atau dividen saham biasa bernilai Rp 20. 000 dan laba ditahan Rp 80. 000. Karena dividen saham membutuhkan ayat jurnal, jumlah saham biasa dan laba ditahan berubah. Karena stock split tidak membutuhkan ayat jurnal, jumlah saham biasa dan laba ditahan tidak berubah. 55

Laba Ditahan - Apropriasi • Perusahaan dapat memilih untuk “membatasi” sebagian dari laba ditahannya

Laba Ditahan - Apropriasi • Perusahaan dapat memilih untuk “membatasi” sebagian dari laba ditahannya yang dapat digunakan untuk membayar dividen. • Alasan untuk pembatasan ini dapat meliputi aktivitas seperti rencana ekspansi perusahaan atau rencana pelunasan hutang. • Pembatasan bukan berarti mencadangkan saldo kas untuk rencana tersebut. Pembatasan hanya menunjukkan intensi. • Pembatasan, atau apropriasi dapat diindikasikan lewat pengungkapan, atau lewat reklasifikasi laba ditahan. 56

Laba Ditahan - Apropriasi • Jika digunakan reklasifikasi, ayat jurnal berikut ini diperlukan: •

Laba Ditahan - Apropriasi • Jika digunakan reklasifikasi, ayat jurnal berikut ini diperlukan: • Laba Ditahan xx Laba Ditahan - Apropriasi xx • Ayat jurnal ini akan memunculkan “dua” saldo laba ditahan pada bagian ekuitas pemegang saham di neraca. • Sisi debit dari ayat jurnal di atas mengurangi laba ditahan “yang tidak dibatasi”, sementara sisi kreditnya memunculkan akun laba ditahan yang baru. • Perhatikan bahwa ayat jurnal tersebut tidak mengubah total laba ekuitas pemegang saham, dan bahkan tidak mengubah total laba ditahan. 57

Laba Ditahan – Penyesuaian Periode Sebelumnya • Penyesuaian periode sebelumnya merupakan penyesuaian atas laba

Laba Ditahan – Penyesuaian Periode Sebelumnya • Penyesuaian periode sebelumnya merupakan penyesuaian atas laba ditahan akibat kesalahan pada laporan laba rugi periode sebelumnya. • Kesalahan tersebut ditutup ke laba ditahan periodi sebelumnya, sehingga kesalahan itu sudah diperbaiki sejak awal tahun berjalan (setelah dikurangi pajak). Kesalahan dapat terjadi dari dua sisi, bergantung pada sifat kesalahan (contoh: pengabaian beban versus pengabaian pendapatan). 58

Other Comprehensive Income • Comprehensive Income meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas termasuk yang tidak

Other Comprehensive Income • Comprehensive Income meliputi seluruh perubahan dalam ekuitas termasuk yang tidak berhubungan dengan pemilik perusahaan. Jadi meliputi laba bersih dalam pengertian pendapatan dikurangi beban, dan juga meliputi “Other Comprehensive Income”. 59

Other Comprehensive Income • “Other Comprehensive Income” meliputi penyesuaian ekuitas tertentu secara langsung yang

Other Comprehensive Income • “Other Comprehensive Income” meliputi penyesuaian ekuitas tertentu secara langsung yang bukan bagian dari laporan laba rugi, namun mungkin berpengaruh pada laba. • Salah satu penyesuaian ekuitas secara lngsung terkait dengan Investasi Tersedia untuk Dijual. Dalam investasi ini setiap unrealized gains/losses dari revaluasi dengan pasar dilaporkan dalam ekuitas pemegang saham (sebagai “other comprehensive income”) dan bukan pada laporan laba rugi. 60

Other Comprehensive Income • Item lain dalam Other Comprehensive Income adalah Penyesuaian Translasi Kumulatif.

Other Comprehensive Income • Item lain dalam Other Comprehensive Income adalah Penyesuaian Translasi Kumulatif. • Penyesuaian ini terjadi ketika perusahaan memiliki anak perusahaan asing, dan harus melakukan translasi mata uang asing sebelum melakukan konsolidasi. • Penyesuaian hanya akan terealisasi sebagai bagian dari laporan laba rugi bila anak perusahaan asing tersebut dijual atau dilikuidasi. 61

Laporan Perubahan Ekuitas • Laporan perubahan ekuitas merinci perubahan laba ditahan, dan juga memperlihatkan

Laporan Perubahan Ekuitas • Laporan perubahan ekuitas merinci perubahan laba ditahan, dan juga memperlihatkan perubahan dalam seluruh akun ekuitas pemegang saham selama tahun berjalan. 62

Contoh Kasus Komprehensif – Ekuitas Pemegang Saham • Berikut adalah saldo ekuitas pemegang saham

Contoh Kasus Komprehensif – Ekuitas Pemegang Saham • Berikut adalah saldo ekuitas pemegang saham dari PT G pada tanggal 01/01/2005: Saham biasa, par Rp 10, 50. 000 lembar beredar Rp 200. 000 Agio saham biasa 400. 000 Laba ditahan 400. 000 • Selama tahun 2005, PT G melakukan aktivitas berikut: 1. Laba tahun berjalan adalah Rp 250. 000. 2. Dividen tunai sebesar Rp 2 per lembar saham diumumkan dibayar pada tanggal 1 Februari. 3. Pada tanggal 1 Juni, PT G membeli kembali 2. 000 lembar sahamnya sendiri pada harga Rp 20 per lembar (menggunakan cost method). 4. Pada tanggal 1 Desember, PT G menjual 500 lembar treasury stock pada harga Rp 18 per lembar saham. 5. Pada tanggal 15 Desember, PT G mengumumkan 100% dividen saham, yang akan dibagikan kepada seluruh pemegang sahamnya, pada tanggal 15 Januari 2006. 6. Pada tanggal 31 Desember, PT G mencatat ayat jurnal untuk menilai investasi tersedia untuk dijual dari Rp 20. 000 menjadi Rp 32. 000. 63

Contoh Kasus Komprehensif – Ekuitas Pemegang Saham (lanjutan) Diminta: • A. Buatlah ayat jurnal

Contoh Kasus Komprehensif – Ekuitas Pemegang Saham (lanjutan) Diminta: • A. Buatlah ayat jurnal untuk item 2 sampai 6 (item 1 dianggap memerlukan informasi rinci tentang pendapatan dan beban – sehingga cukup diketahui bahwa laba ditahan dikredit sebesar Rp 250. 000). • B. Buatlah Laporan Perubahan Ekuitas dari PT G untuk tahun 2005. • C. Buatlah bagian ekuitas pemegang saham pada neraca dari PT G untuk tahun 2005, termasuk deskripsi untuk saham biasa. 64

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi • A. Ayat Jurnal 1. Tidak ada ayat jurnal

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi • A. Ayat Jurnal 1. Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan. 2. Perhitungan: 20. 000 x Rp 2 = Rp 40. 000 Dividen Tunai (Laba Ditahan) 40. 000 Hutang Dividen 40. 000 Hutang Dividen Kas 40. 000 3. Perhitungan: 2. 000 lembar x Rp 20 = Rp 40. 000 Treasury Stock Kas 40. 000 65

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian A: Ayat Jurnal 4. Perhitungan: 500 lembar x

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian A: Ayat Jurnal 4. Perhitungan: 500 lembar x Rp 18 harga pasar = Rp 9. 000 500 lembar x Rp 20 cost = Rp 10. 000 Kas 9. 000 harga pasar Laba Ditahan 1. 000 Treasury Stock 10. 000 plug cost 5. Perhitungan: 20. 000 saham baru x par Rp 10 = Rp 200. 000 Dividen Saham (Laba Ditahan) 200. 000 Stock Dividend Distributable • 200. 000 Catatan: pada no. 5, saham belum dibagikan, sehingga kita tidak dapat mengkredit akun saham biasa. Akun “Stock Dividends Distributable” adalah akun ekuitas yang digunakan, dan mengindikasikan bahwa ada saham yang akan dibagikan di masa depan. 66

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian A: Ayat Jurnal 6. Perhitungan: nilai naik Rp

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian A: Ayat Jurnal 6. Perhitungan: nilai naik Rp 12. 000 Investasi – Tersedia untuk Dijual Unrealized Gain 12. 000 • Perhatikan bahwa akun Unrealized Gain adalah bagian dari ekuitas pemegang saham (bukan laba rugi), dan ditempatkan di bagian bawah ekuitas pemegang saham pada neraca, dalam Other Comprehensive Income (OCI). 67

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian B: Laporan Perubahan Ekuitas (dalam ribuan) SB CSDD

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian B: Laporan Perubahan Ekuitas (dalam ribuan) SB CSDD Agio LD OCI TS Rp 400 250 (40) Rp 200 (200) Rp(40) ( 1) 10 Saldo 1/1/05 Laba bersih Dividen tunai Dividen saham Pembelian TS Penjualan kembali TS Revaluasi invstasi Tersedia untuk Dijual Rp 200 Saldo, 12/31/05 Rp 200 Rp 400 Rp 409 Rp 12 Rp(30) Rp 12 Catatan: – SB = Saham Biasa, LD = Laba Ditahan, TS = Treasury Stock. – CSDD adalah Common Stock Dividends Distributable. Ketika saham dibagikan, maka SB menjadi naik. – OCI adalah Other Comprehensive Income dan mencerminkan unrealized gain 68 pada investasi tersedia untuk dijual.

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian C: Bagian Ekuitas Pemegang Saham pada Neraca Saham

Contoh Kasus Komprehensif - Solusi Bagian C: Bagian Ekuitas Pemegang Saham pada Neraca Saham biasa, par Rp 10, 50. 000 lembar diotorisasi 20. 000 lembar diterbitkan, 18. 500 lembar beredar Rp Dividen saham biasa, 20. 000 lembar Agio saham biasa Laba ditahan Other comprehensive income (unrealized gain pada investasi tersedia untuk dijual) Dikurangi: Treasury stock, 1. 500 lembar pada cost Total ekuitas pemegang saham 200. 000 400. 000 409. 000 12. 000 (30. 000) Rp 1. 191. 000 69

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Contoh,

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Contoh, asumsikan total pendapatan penjualan untuk tahun berjalan adalah Rp 100. 000. Pada awal tahun, piutang usaha bernilai Rp 2. 000; pada akhir tahun piutang usaha bernilai Rp 3. 000. • Berapa jumlah kas yang ditagih dari pelanggan? • Untuk menganalisis pengaruh ini, kita harus menganalisis akun piutang usaha, dan bagaimana akun tersebut naik atau turun. 70

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait Piutang Usaha

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait Piutang Usaha Saldo Awal Penjualan Saldo Akhir Penagihan Kas dari Piutang Usaha Pertama asumsikan bahwa semua penjualan dilakukan secara kredit. Sekarang perhatikan bahwa hubungan antar-keduanga dapat dinyatakan dalam formula yang melibatkan piutang usaha dan penjualan: Piutang Usaha. Awal + Penjualan – Penagihan Kas = Piutang Usaha. Akhir Atau: Piutang Usaha. Awal + Penjualan - Piutang Usaha. Akhir = Penagihan Kas 71

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Piutang

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Piutang Usaha. Awal + Penjualan – Piutang Usaha. Akhir = Penagihan Kas – 2. 000 + 100. 000 – 3. 000 = Penagihan Kas – 99. 000 = Penagihan Kas • Perhatikan bahwa, untuk pendapatan penjualan berbasis akrual, peningkatan dalam piutang usaha harus dikurangkan dari laba bersih untuk mengubah laba bersih ke basis kas. • Sehingga, penurunan dalam piutang usaha harus ditambahkan ke laba bersih untuk mengubah laba bersih ke basis kas. 72

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Pasangan

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Pasangan aturan sebelumnya dapat dikembangkan menjadi serangkaian aturan umum untuk mengubah laba bersih dari basis akrual menjadi kas: – – Kurangkan peningkatan pada aset terkait Tambahkan penurunan pada aset terkait Tambahkan peningkatan pada hutang terkait Kurangkan penurunan pada hutang terkait • Jenis aset yang terkait dengan laporan laba rugi utamanya adalah aktiva lancar, namun tidak selalu. Untuk menentukannya, kita harus melihat setiap aset dan hubungan dengan komponen laporan laba rugi yang terkait. Juga harus diingat, bahwa kita mencari sisa aset dan hutang (setelah memperhitungkan poin 1 dan 2). Karena kita sudah memperhitungkan beban depresiasi dan amortisasi, dalam hal ini kita tidak lagi memperhitungkan perubahan pada asetnya yang terkait (Akumulasi Depresiasi, Paten, dll. ). 73

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait Contoh aset

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait Contoh aset yang terkait adalah: – – – Piutang Usaha. Piutang Dividen (terkait dengan pendapatan dividen). Wesel Tagih Dagang (jangka pendek dan panjang). Persediaan. Beban Dibayar di Muka. Aktiva Pajak Tangguhan (karena berhubungan dengan beban pajak penghasilan). – Investasi Diperdagangkan (karena terkait baik dengan unrealized gains and losses pada laporan laba rugi maupun keuntungan dan kerugian dari penjualan). – Investasi Ekuitas (karen berhubungan dengan “Pendapatan dari Investasi”). 74

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Investasi

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Investasi Ekuitas: • Ketika kita mengevaluasi perubahan pada akun investasi ekuitas selama tahun berjalan, kita menghitung “pendapatan metode ekuitas” dalam kelebihannya dari “pendapatan dividen”. • Selama tahun berjalan, investor akan mendapat peningkatkan akun investasi dari “pendapatan investasi” dan mendapat penurunan akun investasi dari jumlah dividen yang dibagikan oleh investee. Hal ini dapat dinyatakan sebagai: • Investasi. Awal + Pendapatan Ekuitas - Dividen = Investasi. Akhir 75

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Investasi.

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Investasi. Awal + Pendapatan Ekuitas - Dividen = Investasi. Akhir • Ketika menganailis aset yang terkait, jumlah selisih (jika mencerminkan peningkatan), harus dikurangkan dari laba bersih untuk menyesuaikan dengan pendapatan dividen. Penyesuaian lainnya adalah untuk menganalisis piutang dividen guna memperhitungkan seluruh kas yang diterima dari pendapatan dividen. 76

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Contoh

(3) Metode Tidak Langsung – Perubahan pada Aset & Hutang yang Terkait • Contoh hutang yang terkait meliputi: • Hutang Usaha. • Hutang Bunga. • Hutang Pajak Penghasilan. • Kewajiban Lancar Lainnya. • Wesel Bayar Dagang (jangka pendek dan panjang). • Pendapatan tangguhan (jangka pendek dan panjang). • Kewajiban Pajak Tangguhan (karena berhubungan dengan beban pajak penghasilan). 77