INVESTASI DALAM SAHAM MOH AMIN SE MSA Tujuan

  • Slides: 53
Download presentation
INVESTASI DALAM SAHAM MOH. AMIN, SE. , MSA

INVESTASI DALAM SAHAM MOH. AMIN, SE. , MSA

Tujuan Investasi • Investasi dalam saham terbagi dalam 2 kategori : 1. Investasi jangka

Tujuan Investasi • Investasi dalam saham terbagi dalam 2 kategori : 1. Investasi jangka pendek tujuannya : memanfaatkan uang yang menganggur dan penjualannya untuk memenuhi kebutuhan uang. 2. Investasi jangka panjang Tujuannya : a. untuk mengawasi perusahaan lain, b. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode, c. Untuk membentuk suatu dana khusus, d. Untuk menjamin kontiunitas suplai bahan baku, e. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Motivasi Investasi: Untuk memperoleh kembalian yang tinggi. Untuk mengamankan kegiatan tertentu atau pendanaan tertentu

Motivasi Investasi: Untuk memperoleh kembalian yang tinggi. Untuk mengamankan kegiatan tertentu atau pendanaan tertentu dengan perusahaan lain.

INVESTASI SAHAM • SAHAM Adalah surat tanda bukti turut serta di dalam modal perseroan

INVESTASI SAHAM • SAHAM Adalah surat tanda bukti turut serta di dalam modal perseroan terbatas • Pemilik saham dari PT adalah pemegang saham atau pesero • Jenis saham : 1. Dilihat dari bentuk : saham atas nama dan atas pembawa 2. Dilihat dari penetapan nilai saham : saham atas nilai nominal, tanpa nilai nominal, saham tanpa nilai nominal tapi mempunyai nilai yang dinyatakan 3. Ditinjau dari hak-hak yang dimiliki oleh saham : saham biasa dan saham preferen

Metode Pencatatan Penanaman Modal Saham • Perusahaan/orang yg memiliki saham perusahaan Investor • Perusahaan

Metode Pencatatan Penanaman Modal Saham • Perusahaan/orang yg memiliki saham perusahaan Investor • Perusahaan yg mengeluarkan saham Investee / Emiten • Besarnya jumlah saham yang dibeli (proporsi kepemilikan) akan menentukan metode pencatatan • Metode pencatatan penanaman modal saham tergantung prosentase pemilikan saham yaitu % jumlah lembar saham yg dimiliki investor dibandingkan jumlah lembar saham yg beredar.

Metode pencatatan investasi dalam saham Persentase pemilikan - Kurang dari 20% Metode pencatatan Metode

Metode pencatatan investasi dalam saham Persentase pemilikan - Kurang dari 20% Metode pencatatan Metode Nilai Wajar (Fair Value Method / cost) - 20% s/d 50% Metode Ekuitas (Equity Method) - Lebih dari 50% Dibuat laporan keuangan yang di konsolidasikan untuk kedua perusahaan itu

Pembelian Saham • Saham yang dibeli dapat diperoleh dengan cara dibeli secara tunai atau

Pembelian Saham • Saham yang dibeli dapat diperoleh dengan cara dibeli secara tunai atau ditukar dengan aktiva Saham yang dibeli dengan tunai, harga pokoknya adalah jumlah semua uang yang dibayarkan yaitu terdiri dari harga kurs, biaya – biaya komisi, materai dll. Dengan mendebet rekening investasi dalam saham yang ditukar dengan aktiva, harga pokok saham dicatat sebesar harga pasar aktiva yang digunakan sebagai penukar. jika harga pasar aktiva tidak dapat ditentukan maka harga pokok saham akan dicatat sebesar harga pasar saham. Jika keduanya tidak diketahui, nilainya harus ditaksir.

MENCATAT TRANSAKSI PEMBELIAN SAHAM • Pembelian saham dapat dilakukan dengan beberapa cara ; 1.

MENCATAT TRANSAKSI PEMBELIAN SAHAM • Pembelian saham dapat dilakukan dengan beberapa cara ; 1. Pembelian saham dengan tunai • Contoh : Pada tanggal 1 Mei 2008 dibeli 1000 lembar saham Pt Sinar @ Rp. 10. 000 nominal dengan kurs 106%. Biaya makelar danlain Rp. 25. 000 • Jurnal : Investasi dalam saham Rp. 10. 625. 000 Kas Rp. 10. 625. 000

2. Pembelian saham dengan menyerahkan aktiva selain kas • Investasinya dapat dicatat sbb: 1.

2. Pembelian saham dengan menyerahkan aktiva selain kas • Investasinya dapat dicatat sbb: 1. Sebesar harga aktiva yang diserahkan 2. Sebesar harga pasar saham, jika harga pasar aktia tidak diketahui • Contoh : Pada tanggal 15 mei dibeli 1000 lembar saham PT. Abadi dengan menyerahkan sebuah kendaraan roda empat. Harga pasar 1 lembar saham Rp. 11. 500. Biaya makelar dan lain-lain Rp. 25. 000 • Jurnal : Investasi dalam saham Rp. 11. 525. 000 aktiva mobil Rp. 11. 525. 000

Contoh : Pada tanggal 1 April Nona Risa membeli 100 lembar saham prioritas PT

Contoh : Pada tanggal 1 April Nona Risa membeli 100 lembar saham prioritas PT Bermuda, 6 % nominal Rp 10. 000 per lembar dengan kurs 105. biaya pembelian saham (termasuk materei dan komisi) sebesar Rp 50. 000. deviden saham PT Bermuda dibayarkan setiap tanggal 31 desember. Transaksi di atas jurnalnya : 1 april Penanaman modal dalam saham prioritas 1. 100. 000 Pendapatan dividen 15. 000 kas 1. 115. 000

Perhitungan : Harga beli saham 100 x Rp 10. 000 x 105/100 Biaya pembelian

Perhitungan : Harga beli saham 100 x Rp 10. 000 x 105/100 Biaya pembelian Harga beli saham Dividen yang terutang 1 januari – 1 april = 3/12 x 6% x Rp 1. 000 Jumlah uang yang dibayarkan 1. 050. 000 ------Rp 1. 100. 000 15. 000 -------Rp 1. 115. 000

31 desember Kas 60. 000 pendapatan dividen 60. 000 Perhitungan : Pendapatan dividen =

31 desember Kas 60. 000 pendapatan dividen 60. 000 Perhitungan : Pendapatan dividen = 6 % x Rp 1. 000 = Rp 60. 000

Selain cara diatas, dividen terutang dapat dicatat dengan mendebit rekening piutang pendapatan dividen. Cara

Selain cara diatas, dividen terutang dapat dicatat dengan mendebit rekening piutang pendapatan dividen. Cara ini akan menyebabkan dividen yang diterima pada tanggal 31 desember akan dikreditkan kedua rekening yaitu rekening piutang pendapatan dividen sebesar Rp 15. 000 dan rekening pendapatan dividen sebesar Rp 45. 000. maka jurnal tanggal 31 desember Kas 60. 000 piutang pendapatan dividen 15. 000 45. 000

3. Pembelian saham dilakukan secara Lumpsum ( bersama/Gabungan) • Maka harga perolehan masing-masing jenis

3. Pembelian saham dilakukan secara Lumpsum ( bersama/Gabungan) • Maka harga perolehan masing-masing jenis saham harus dipisahkan. Dasar yang dipakai untuk memisahkan adalah harga pasar masing-masing jenis saham : a. Jika harga pasar masing-masing jenis diket. Maka didasarkan pada perbandingan jumlah relatif masing-masing saham b. Jika diketahui satu jenis saham, maka dipakai dasar sebagai harga perolehan saham yang bersangkutan, sisanya merup. Harga perolehan saham yang lain c. Jika harga pasar masing-masing jenis tidak diketahui, maka tidak dapat dipakai untuk pemisahan HP masing-masing dan ditangguhkan sampai salah satu saham diketahui harganya.

Contoh : Nona Risa membeli 50 blok saham dengan harga Rp 25. 000 per

Contoh : Nona Risa membeli 50 blok saham dengan harga Rp 25. 000 per blok. Tiap blok terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3 lembar saham biasa. Alokasi harga pokok saham kepada masing-masing jenis dilakukan dengan cara sebagai berikut : (a) Harga pasar masing 2 jenis saham diketahui Misalnya harga pasar saham prioritas Rp 12. 500 per lembar dan harga pasar saham biasa Rp 4. 500 per lembar Nilai saham prioritas 50 x Rp 12. 500 625. 000 Nilai saham biasa 50 x 3 x Rp 4. 500 675. 000 -----1. 300. 000

625. 000 Harga pokok saham prioritas = ------ x Rp 1. 250. 000 1.

625. 000 Harga pokok saham prioritas = ------ x Rp 1. 250. 000 1. 300. 000 = Rp 600. 960 675. 000 Harga pokok saham biasa = ------ x Rp 1. 250. 000 1. 300. 000 = Rp 649. 040 Jurnal : Penanaman modal dlm saham prioritas 600. 960 Penanaman modal dlm saham biasa 649. 040 kas 1. 250. 000

(b) Harga pasar yang diketahui hanya saham prioritas Misalnya harga pasar saham prioritas Rp

(b) Harga pasar yang diketahui hanya saham prioritas Misalnya harga pasar saham prioritas Rp 12. 500 per lembar, sedangkan harga pasar saham biasa tidak diketahui. Harga pokok saham dihitung sebagai berikut : Harga beli saham prioritas dan saham biasa Rp 1. 250. 000 Harga pasar saham prioritas = 50 x Rp 12. 500 625. 000 ------Harga pokok saham biasa 625. 000 Jurnal : Penanaman modal dlm saham prioritas 625. 000 Penanaman modal dlm saham biasa 625. 000 kas 1. 250. 000

(c) Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui Jurnal Penanaman modal dlm saham biasa dan

(c) Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui Jurnal Penanaman modal dlm saham biasa dan prioritas 1. 250. 000 kas 1. 250. 000

CONTOH PT. Bahagia membeli 50 unit saham dengan harga Rp. 75. 000 per unit

CONTOH PT. Bahagia membeli 50 unit saham dengan harga Rp. 75. 000 per unit Tiap unit terdiri dari 1 lembar saham preferen dan 3 lembar saham biasa. 1. Harga masing-masing jenis saham diketahui : a). Harga masing-masing jenis saham diketahui Misal : Harga 1 lembar saham preferen Rp. 37. 500 Harga 1 lembar saham biasa Rp. 13. 500 JURNAL : Investasi dalam saham preferen Rp. 1. 802. 880 Investasi dalam saham biasa Rp. 1. 947. 000 Kas Rp. 3. 750. 000

2. Harga pasar yang diketahui hanya salah satu saham • Misal harga pasar 1

2. Harga pasar yang diketahui hanya salah satu saham • Misal harga pasar 1 lembar saham preferen Rp. 37. 500 dan harga pasar saham biasa tidak diketahui • JURNAL : Investasi saham preferen Rp. 1. 875. 000 Investasi saham biasa Rp. 1. 875. 000 Kas Rp. 3. 750. 000 3. Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui • JURNAl : Investasi dalam saham preferen dan saham biasa Rp. 3. 750. 000 Kas Rp. 3. 750. 000

METODE AKUNTANSI HARGA PEROLEHAN /HARGA POKOK • Investor memegang<20% saham beredar • Prosedur pencatatan=

METODE AKUNTANSI HARGA PEROLEHAN /HARGA POKOK • Investor memegang<20% saham beredar • Prosedur pencatatan= investasi sementara • Jurnal Perolehan: Investasi pada saham xx Kas xx

Contoh • 1 Mei 2005 PT PADMA membeli 200 lbr saham PT. OMBO nominal

Contoh • 1 Mei 2005 PT PADMA membeli 200 lbr saham PT. OMBO nominal Rp. 10. 000/lbr, kurs di bursa saham 105%, komisi Rp. 150. 000 • Jurnal Investasi pada saham Rp. 2. 250. 000 Kas Rp. 2. 250. 000 Harga perolehan per lembar: Rp. 2. 250. 000: 200 lbr = Rp. 11. 250, -

DEVIDEN • Bagian laba yg dibagikan kepada para investor • Deviden kas: dividen berupa

DEVIDEN • Bagian laba yg dibagikan kepada para investor • Deviden kas: dividen berupa uang tunai • Perlu diperhatikan – Tanggal pengumuman Piutang xx Pendapatan dividen xx – Tanggal pencatatan/pendaftaran – Tanggal pembayaran Kas xx Piutang xx

DIVIDEN SAHAM • Dividen berupa saham sejenis dgn saham yg beredar dan tidak dapat

DIVIDEN SAHAM • Dividen berupa saham sejenis dgn saham yg beredar dan tidak dapat diakui sebagai pendapatan • Jumlah lembar saham investor bertambah tetapi total harga perolehan tetap, HPo per lembar berubah • Tidak ada jurnal hanya dicatat dalam Memorandum karena tidak ada pengorbanan ekonomis

 • Misal: PT OMBO akan membagikan saham kepada pemegang saham lama dgn ketentuan

• Misal: PT OMBO akan membagikan saham kepada pemegang saham lama dgn ketentuan 2 lbr saham lama memperoleh satu lbr saham baru Maka: PT PADMA akan memperoleh 200 lbr + 100 lbr shm = 300 lbr saham dgn HPo Rp. 2. 250. 000 HPo per lbr saham ?

TRANSAKSI SELAMA PEMILIKAN SAHAM 1. PENERIMAAN DEVIDEN A. DEVIDEN KAS • Contoh ; Dalam

TRANSAKSI SELAMA PEMILIKAN SAHAM 1. PENERIMAAN DEVIDEN A. DEVIDEN KAS • Contoh ; Dalam bulan Desember 2008 perusahaan mendapatkan devideb kas sebesar Rp. 1. 500. 000 dari investasi sahamnya. • Jurnal : Kas Rp. 1. 500. 000 Pendapatan deviden Rp 1. 500. 000 B. DEVIDEN DLM BENTUK AKTIVA SELAIN KAS • Contoh : • PT. Maju menerima pembagian deviden dari PT Abadi sebanyak 100 lembar saham PT. Sinar. Pada saat pembagian deviden tersebut harga pasar saham PT. Sinar sebesar Rp. 15. 000/lembar

Investasi dalam saham ( PT. Sinar) Rp. 1. 500. 000 Pendapatan Deviden Rp. 1.

Investasi dalam saham ( PT. Sinar) Rp. 1. 500. 000 Pendapatan Deviden Rp. 1. 500. 000 C. DEVIDEN LIKWIDASI : sebagian dari deviden yang dibayarkan merupakan pengembalian modal, ini berarti penerimaan pendapatan deviden dan penerimaan kembali investasinya • Contoh ; PT. Sejahtera menerima deviden sebesar Rp. 1000. 000 dimana 30% merupakan pembagian laba dan 70 % pengembalian investasi saham. • Jurnal : Kas Rp. 1. 000 Pendapatan Deviden Rp. 300. 000 Invesatasi dalam saham Rp. 700. 000

D. DEVIDEN SAHAM • Penerimaan deviden saham berarti penambahan jumlah lembar saham tetapi tidak

D. DEVIDEN SAHAM • Penerimaan deviden saham berarti penambahan jumlah lembar saham tetapi tidak mengakibatkan tambahan besarnya investasi. • Jadi dalam penerimaan deviden saham, jumlah investasinya sama dengan harga perolehan semula, sedangkan jumlah lembaran saham lebih banyak, sehingg Hrga perolehan per lembar saham lebih rendah daripada sebelim adanya deviden saham. • Dalam penerimaan deviden saham ini tidak diperlikan jurnal cukup dengan catatan memo saja. • Apabila sesudah penerimaan deviden saham ini, sahamnya dijual, maka penjualan saham tersebut akan dibebani dengan harga perolehan saham baru

2. PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT UP) Perlakuan sama dengan penerimaan deviden saham • Pemecahan

2. PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT UP) Perlakuan sama dengan penerimaan deviden saham • Pemecahan nilai nominal per lbr yg dilakukan oleh emiten • Tujuan: – Harga lebih terjangkau – Jumlah lbr saham lebih banyak • Total harga perolehan tidak berubah tetapi HPo per lbr menjadi lebih kecil dan saham lama ditarik untuk diganti dgn nilai nominal baru • Tidak ada jurnal

 • PT OMBO mengeluarkan 200 lbr saham, nominal Rp. 10. 000, kemudian di

• PT OMBO mengeluarkan 200 lbr saham, nominal Rp. 10. 000, kemudian di splits up menjadi Rp. 5000 • Maka PT PADMA memiliki lembar saham menjadi: 200 lbr x 2 = 400 lbr, nominal Rp. 5000 HPo per lembar ? Rp. 2. 250. 000 : 400 lbr = Rp. 5. 625, -

3. HAK BELI SAHAM • Hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli

3. HAK BELI SAHAM • Hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga dibawah harga saham baru • Setiap lembar saham yang beredar akan menerima satu lembar hak beli saham, sehingga harga perolehan investasi yang lama akan terdiri dari 2 bagian yaitu : 1. bagian untuk investasi saham lama 2. bagian untuk investasi hak beli saham • Pemabagian untuk menetapkan besarnya masing-masing investasi itu didasarkan pada harg pasar hak beli saham dan harga pasar saham lam dengan perhitungan sebagai berikut :

 • Hak istimewa diterima investor dalam membeli saham baru dgn harga dibawah harga

• Hak istimewa diterima investor dalam membeli saham baru dgn harga dibawah harga pasar • Satu lembar saham = satu lembar HBS • HBS yg diterima mempunyai harga pasar/nilai ekonomis • HPo investasi saham sebelumnya dialokasi ke HBS dgn rumus:

Harga perolehan hak beli saham = • Harga Pasar hak beli saham X Harga

Harga perolehan hak beli saham = • Harga Pasar hak beli saham X Harga perolehan saham • Harga pasar saham + Harga pasar Tanpa hak beli shm Harga perolehan baru untuk saham = • Harga Pasar shm tanpahak beli saham X Harga perolhn shm • Harga pasar shm + Harga pasar Tanpa hak bl shm hak beli shm Dari rumus di atas, jika HP hak beli saham sudah diketahui, maka dengan mengurangkan dari harga perolehan saham lama, akan diperoleh harga perolehan saham baru.

 • Alokasi ke HBS: Hrg Pasar HBS X HPo shm semula H. Psr

• Alokasi ke HBS: Hrg Pasar HBS X HPo shm semula H. Psr tnpa HBS + HPsr HBS • HPo saham setelah alokasi ke HBS: H. Psr tnp HBS X HPo shm semula HPsr tnp HBS + HPsr HBS

Contoh • PT. Sejahtera memiliki 100 lembar saham PT, Matahari, nominal Rp. 10. 000/lembar,

Contoh • PT. Sejahtera memiliki 100 lembar saham PT, Matahari, nominal Rp. 10. 000/lembar, di beli tahun 2000 dengan harga Rp. 1. 000 Pada bulan Mei 2001 PT. Sejahtera menerima hak beli saham yang dapat digunakan untk membeli saham baru, yaitu setiap memiliki 4 lembar saham lama diberi hak untuk membeli 1 lembar saham baru dengan harga Rp. 10. 000/lembar Pada saat penerimaan hak beli saham diketahui: Harga pasar saham lama (tanpa hak) Rp. 12. 000 Hak beli saham Rp. 500 • Harga perolahan saham sebesar Rp. 1. 000 akan dibagikan kepada saham dan hak beli saham dengan cara sbb :

a. Harga Perolehan hak beli Saham 500 X Rp. 1. 000 = Rp. 40.

a. Harga Perolehan hak beli Saham 500 X Rp. 1. 000 = Rp. 40. 000 12. 000 + 500 • Harga perolehan baru untuk saham ; 12. 000 x Rp. 1. 000 = Rp. 960. 000 12. 000 + 500 b. Harga perolehan saham Harga perolehan hak beli saham Harga perolehan baru unt sahm = Rp. 1. 000 = Rp. 40. 000 = Rp. 960. 000 Jurnal utk mencatat penerimaan hak beli saham ( 100 lbr) Investasi hak beli saham Rp. 40. 000 Investasi dalam saham Rp. 40. 000 Hak beli saham ini dapat digunakan untuk membeli saham baru atau di jual kepada pihak lain

 • Misal: PT OMBO mengeluarkan 1000 lbr shm baru, nominal Rp. 5000. Setiap

• Misal: PT OMBO mengeluarkan 1000 lbr shm baru, nominal Rp. 5000. Setiap lbr shm lama akan memperoleh 1 lbr HBS. Shm baru bisa dibeli pemegang shm lama shrg Rp. 4000/lbr dgn menyerahkan 4 lbr HBS. Pada saat HBS dibagikan hrg psr shm baru tanpa HBS Rp. 6000 dan hrg psr HBS Rp. 400

 • Maka PT PADMA yg memp 600 lbr HBS dgn HPo: Alokasi ke

• Maka PT PADMA yg memp 600 lbr HBS dgn HPo: Alokasi ke HBS: Rp. 400 X Rp. 2250. 000 = Rp. 140. 625 Rp. 6000+Rp. 400 - Jurnal: Investasi pada HBS Rp. 140. 625 Investasi saham Rp. 140. 625 HPo per lembar: Rp. 140. 625 : 600 lbr = Rp. 234

 • Pembelian saham dgn HBS HPo saham = harga beli + HPo HBS

• Pembelian saham dgn HBS HPo saham = harga beli + HPo HBS yg diserahkan Misal: PT PADMA membeli 100 lbr saham baru PT OMBO, nominal Rp. 5000 Perhitungan: H. beli : 100 x Rp. 4000 = Rp. 400. 000 HBS : 4 x 100 lbr x Rp. 234 = Rp. 93. 600 HPo 100 lbr saham baru = Rp. 493. 600

Jurnal : Investasi saham Rp. 493. 600 Investasi pada HBS Rp. 93. 600 Kas

Jurnal : Investasi saham Rp. 493. 600 Investasi pada HBS Rp. 93. 600 Kas Rp. 400. 000 • Penjualan HBS sebelum kadaluwarsa H Jual > HPo investasi pada HBS LABA Jurnal Kas XX Investasi pada HBS XX Laba Penjualan XX

 • HBS yg kadaluwarsa & belum terjual diakui sbg kerugian sbsr hrg perolehan

• HBS yg kadaluwarsa & belum terjual diakui sbg kerugian sbsr hrg perolehan • Jurnal: Rugi HBS kadaluwarsa XX Investasi pada HBS XX

4. PERTUKARAN SAHAM • Kalau terjadi pertukaran saham, akan timbul laba atau rugi penukaran,

4. PERTUKARAN SAHAM • Kalau terjadi pertukaran saham, akan timbul laba atau rugi penukaran, yaitu kalau ada perbedaan harg antar harga perolehan saham lama yang dimiliki dengan harga pasar saham baru ( saham penukar ) • Contoh ; PT. Abadi memilki 100 lembar saham preferen PT. Sinar yang dibeli dengan harga Rp. 120. 000/lembar Pada tanggal 1 Juni 2001 Pt. Sinar memberitahukan bahwa saham preferen yang telah dikeluarkan akan ditukar dengan saham biasa, yaitu tiap lembar saham preferen akan ditukar dengan 2 lembar saham biasa. Harga pasar saham biasa pada saat pertukaran adalah Rp. 70. 000/lmbr

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah Investasi dalam saham biasa Rp. 14. 000

Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah Investasi dalam saham biasa Rp. 14. 000 Invsatasi dalam saham preferen Rp. 12. 000 Laba pertukaran Rp. 2. 000 • Perhitungan : Harga pasar saham biasa = 200 x Rp 70. 00 = Rp. 14. 000 Harga perlhn shm pref. =100 x Rp. 120. 000= Rp. 12. 000 Laba pertukaran = Rp. 2. 000 5. PENJUALAN INVESTASI SAHAM Dalam transaksi penjualn ini mungkin tiombul laba rugi, kalau harga jual tidak sama dengan harga perolehannya.

Contoh : • Pada tanggal 1 Mei 2000 PT. Rahayu membeli 1000 lbr saham

Contoh : • Pada tanggal 1 Mei 2000 PT. Rahayu membeli 1000 lbr saham dengan harga Rp. 12. 500/lmbr. Pada tanggal 1 April 2002 seluruh sahmnya terjual dengan harga Rp. 15. 000/lmbr • Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah • Tanggal 1 Mei 2000 Investasi dalam saham Rp. 12. 500. 000 Kas Rp. 12. 500. 000 • Tanggal 1 April 2002 Kas Rp. 15. 000 Investasi dalam saham Rp. 12. 500. 000 Laba penjualan saham Rp. 2. 500. 000

Penyajian investasi saham dalam Neraca • Investasi jangka panjang dalam surat berharga harus dipisahkan

Penyajian investasi saham dalam Neraca • Investasi jangka panjang dalam surat berharga harus dipisahkan secara tegas dengan investasi jangka pendek. • Investasi jangka panjang dilaporkan dalam kelompok “ Investasi” dan dicatat menurut harga perolehannya. • Harga pasar yang diketahui pada tanggal neraca dicantumkan dalam neraca hanya sebagai catatan saja • Investasi : - Investasi shm pref 10% PT. Makmur 10. 000 lmbr @ Rp. 1000/nom ( Harga pasar Rp. 1. 200/lmbr) Rp. 15. 000 - Investasi shm biasa PT. Abadi 5. 000 lmbr @ Rp. 1000/nom ( Harga pasar Rp. 950/lmbr) Rp. 5. 250. 000 Rp. 20. 250. 000

METODE EKUITAS • Investor memegang 20%-50% shm beredar dari emiten • Pada awal investasinya

METODE EKUITAS • Investor memegang 20%-50% shm beredar dari emiten • Pada awal investasinya dicatat menurut HPo • Memiliki pengaruh signifikan terhadap kegiatan pembiayaan & operasional emiten • Laba bersih & dividen kas dari emiten juga dicatat oleh investor

 • LABA, Jurnal: Investasi saham XX Pendapatan Investasi XX • DIVIDEN KAS, Jurnal:

• LABA, Jurnal: Investasi saham XX Pendapatan Investasi XX • DIVIDEN KAS, Jurnal: Kas XX Investasi saham XX Misal: PT YOYO membayar Rp. 40. 000 untuk mendapatkan 40% shm biasa PT OMBO

 • Jurnal: Investasi shm PT OMBO Rp. 40. 000 Kas Rp. 40. 000

• Jurnal: Investasi shm PT OMBO Rp. 40. 000 Kas Rp. 40. 000 Contoh : Pada tgl 21 Mei 2014, PT Pesona Alam Permai membeli 1. 000 lbr saham PT Gempita Suara Perdana dengan Kurs 110%, Biaya-biaya untuk komisi broker, pajak dan biaya administrasi yakni Rp 2. 750. 000. nilai nominal sahamnya yaitu Rp Rp 500/lbr dan kepemilikan sahamnyaadalah 35%. Pada tgl 31 desember 2014, perusahaan (investee) memperoleh laba periodik (laba bersih) senilai Rp 21. 750. 000. pada 28 agustus 2015, perusahaan (Investee) membagikan dividen tunai senilai Rp 10/lbr.

 • Jurnal: 21 Mai 2014 Investasi shm Rp. 552. 750. 000 Kas Rp.

• Jurnal: 21 Mai 2014 Investasi shm Rp. 552. 750. 000 Kas Rp. 552. 750. 000 Jurnal 31 Des 2014 Investasi Saham Rp 7. 612. 500 Pendapatan Investasi Saham Rp 7. 612. 500 Jurnal 28 Agust 2015 Kas Rp 10. 000 Investasi saham Rp 10. 000

PENJUALAN INVESTASI SAHAM Selisih nilai penjualan & nilai buku Investasi diakui sbg LABA/RUGI Jurnal:

PENJUALAN INVESTASI SAHAM Selisih nilai penjualan & nilai buku Investasi diakui sbg LABA/RUGI Jurnal: LABA: Kas. XX Investasi saham XX Laba penjualan inv saham XX

PENARIKAN SAHAM OLEH EMITEN • Seperti penjualan, LABA/RUGI penarikan diakui, apabila ada selisih antara

PENARIKAN SAHAM OLEH EMITEN • Seperti penjualan, LABA/RUGI penarikan diakui, apabila ada selisih antara HPo dgn kurs penarikan. PENILAIAN - Disajikan di Neraca sbsar HPo - Apabila ada penurunan nilai saham sementara - Jurnal: Kerugian penurunan N. Inestasi XX Penyisihan penurunan N Invest XX

 • Apabila penurunan bersifat permanen Jurnal: Kerugian penurunan N Investasi XX Investasi pada

• Apabila penurunan bersifat permanen Jurnal: Kerugian penurunan N Investasi XX Investasi pada saham XX NERACA Investasi saham XX Laba ditahan XX Penysh pe N. Inv (XX) Kerug pe N. Inv (XX)

Terima kasih

Terima kasih