Internalisasi NilaiNilai Islam dalam Proses Pembelajaran oleh Nuridin
Internalisasi Nilai-Nilai Islam dalam Proses Pembelajaran oleh: Nuridin Disampaikan pada acara PELATIHAN DOSEN UNISSULA Jumat s. d Sabtu, 23 -24 Dzulqaidah 1437 H/26 -27 Agustus 2016
Assalamu’alaykum warahmatullohi wabarakaatuuh
Mukadimah Jika ada 1000 pejuang yang berjuang di jalan Alloh, pastikan bahwa satu di antaranya adalah saya. Pidato Sahabat Umar bin Khattab Jika ada 100 pejuang yang berjuang di jalan Alloh, pastikan bahwa satu di antaranya adalah saya. Jika ada 10 pejuang yang berjuang di jalan Alloh, pastikan bahwa satu di antaranya adalah saya. Jika hanya tinggal satu pejuang yang berjuang di jalan Alloh, pastikan bahwa satu pejuang itu adalah saya.
Mengapa dikutip pidato Umar? Faktanya raw input sekolah Islam Sultan Agung, Unissula heterogen. Jangan dibayangkan mereka sudah punya bekal ke. Islaman secara merata
Pastikan bahwa kita berniat dan berikhtiar dengan sungguh untuk menjadi pejuang di jalan Alloh melalui profesi kita sebagai dosen. Ikhtiar yang paling dekat adalah meniatkan dan mendesain sedemikian rupa agar setiap proses pembelajaran menjadi media dakwah kita, media perjuangan kita untuk menyampaikan nilai-nilai ke-Islaman meskipun hanya satu ayat. Materi yang sederhana ini Insha Alloh menjadi bahan diskusi untuk kita wujudkan niat kita menjadi pejuang di jalan Alloh meskipun sangat kecil dan sedikit
Internalisasi? internalisasi/in·ter·na·li·sa·si/ n 1 penghayatan: proses -- falsafah negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan, penatar-an, dan sebagainya; 2 penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku
Nilai-nilai Islam Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan dianut serta dijadikan sebagai acuan dasar individu dan masyarakat dalam menentukan sesuatu yang dipandang baik, benar, bernilai maupun berharga. (Ali Muhtadi, http: //staff. uny. ac. id/sites/default/files/132280878/1 7. %20 Penanaman%20 Nilainilai%20 Agama%20 Islam%20 di%20 SDIT%20 Luk man%20 Al%20 Hakim%20 untuk%20 pembentukan %20 sikap%20 dan%20 perilaku%20 siswa. pdf)
Aspek Nilai-Nilai Islam Nilai Aqidah Nilai Ibadah Nilai Akhlaq
Nilai Aqidah Nilai-nilai aqidah mengajarkan manusia untuk percaya akan adanya Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa sebagai Sang pencipta alam semesta, yang akan senantiasa mengawasi dan memperhitungkan segala perbuatan manusia di dunia. Dengan merasa sepenuh hati bahwa Allah itu ada dan Maha Kuasa, maka manusia akan lebih taat untuk menjalankan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah dan takut untuk berbuat dhalim atau kerusakan di muka bumi ini.
Nilai Ibadah Nilai-nilai ibadah mengajarkan pada manusia agar dalam setiap perbuatannya senantiasa dilandasi hati yang ikhlas guna mencapai rido Allah. Pengamalan konsep nilai-nilai ibadah akan melahirkan manusia-manusia yang adil, jujur, dan suka membantu sesamanya.
Nilai Akhlak Nilai-nilai akhlak mengajarkan kepada manusia untuk bersikap dan perperilaku yang baik sesuai norma atau adab yang benar dan baik, sehingga akan membawa pada kehidupan manusia yang tenteram, damai, harmonis, dan seimbang.
Nilai-nilai agama Islam memuat aturan-aturan Allah yang antara lain meliputi aturan yang mengatur tentang hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam secara keseluruhan (Toto Suryana, dkk; 1996: 148 -150). Manusia akan mengalami ketidak-nyamanan, ketidakharmonisan, ketidak-tentraman, atau pun mengalami permasalahan dalam hidupnya, jika dalam menjalin hubungan -hubungan tersebut terjadi ketimpangan atau tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Allah
Proses Pembelajaran? Pengertian proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik
Yuridis Sosiologis Filosofis Yuridis Filofosis Dasar / Landasan sosiologis
FILOSOFIS Individu muslim (Al. Ashr: 4) Materi I Tantangan dan Problematika Umat Dosen: Orang tua di kampus Materi II Ilmu tidak dikotomis. Unissula: Institusi Islam (VMT)
Yuridis. UU No. 20/2003 ttg Pengajar (ajar), da Sisdiknas lam KBBI petunjuk artinya kepada o rang sup diketahu aya i (d adalah su ituruti). Maka men atu tindak gajar an untuk orang lain m e mbuat mengerti, atau paha Sedangka m. n pendid ik (didik) KBBI artin , dalam ya meme li hara dan latihan (a memberi jar mengena an, tuntunan, pim pinan) i akhlak d an kecer pikiran. dasan UU No. 14/2005 ttg Guru & Dosen UU No. 12/2012 ttg Perguruan Tinggi • Pasal 3: “Pendidikan. . . , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ” • Pasal 1 nomer 2: “Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama. . . . ” • Pasal 5: “Pendidikan Tinggi bertujuan: “berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. ”
SOSIOLOGIS Harry Lewis Excellence, Sir Walter Moberly dan Christopher Dawson: Sistem pendidikan telah melakukan kekeliruan besar (moral errors) yang menggerus sisi moral-spiritual manusia. Kekeliruan ini tercermin dengan jelas pada hilangnya visi moral yang serius, yang mengakibatkan pendidikan menjadi tanpa ruh (soulless education). Survei BNN 2011: Dari 100 orang mahasiswa terdapat dua orang yang pernah mencoba pakai narkoba, satu diantaranya menjadi penyalahguna teratur. Dari 1. 000 orang pelajar/mahasiswa diprediksi ada sekitar empat orang pecandu bukan suntik dan tiga orang pecandu suntik. Simbolon (2012): Perguruan Tinggi berasrama di Bandung; terdapat data berkisar antara satu sampai dua kasus kekerasan di asrama setiap semester, dengan jumlah pelaku bullying berkisar dari satu sampai delapan orang. Penelitian Wahyudin (2012): sepanjang tahun 2009 sampai dengan 2011, terjadi 14 peristiwa demonstrasi disertai tindak kekerasaan oleh mahasiswa yang mengakibatkan kerugian material dan non material. Penelitian Nufus (2014): Solusi Alternatif Pembinaan Karakter Mahasiswa menekankan perlunya keteladanan.
Strategi 1) strategi tradisional, 4) strategi transinternal 2) strategi bebas, 3) strategi reflektif, dan N. Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1987), hlm. 105
Strategi Tradisional Strategi tradisional, yaitu pembelajaran nilai dengan jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi. Strategi ini ditempuh dengan jalan memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik. Kelemahan dari strategi ini hanya menjadikan peserta didik hanya mengetahui atau menghafal jenis-jenis nilai tertentu dan belum tentu melaksanakannya. Penekanan dari strategi ini lebih bersifat kognitif, sementara segi afektifnya kurang dikembangkan, sehingga kurang menguntungkan untuk pembelajaran nilai yang seharusnya mengembangkan kesadaran internal pada diri peserta didik
Strategi Bebas Strategi bebas yang merupakan kebalikan dari strategi tradisional, dalam arti guru tidak memberitahukan kepada peserta didik mengenai nilai-nilai yang baik dan buruk, tetapi peserta didik justru diberi kebebasan sepenuhnya untuk memilih dan mnentukan nilai mana yang akan diambilnya, karena nilai yang baik bagi orang lain belum tentu baik pula bagi peserta didik itu sendiri. Kelemahan dari strategi ini antara lain peserta didik belum tentu mampu memilih nilai-nilai mana yang baik dan kurang baik, karena masih memerlukan bimbingan dari pendidik untuk memilih nilai yang terbaik bagi dirinya. Karena itu strategi ini lebih cocok digunakan pada orang-orang dewasa dan pada obyek-obyek nilai kemanusiaan.
Strategi Reflektif strategi reflektif adalah pembelajaran nilai yang dilakukan secara mondar mandir antara menggunakan pendekatan teoritik ke pendekatan empirik, atau mondarmandir antara pendekatan deduktif dan induktif. Strategi ini dalam penggunaannya dituntut adanya konsistensi dalam penerapan kriteria untuk mengadakan analisis terhadap kasus-kasus empirik yang kemudian dikembalikan kepada konsep teoritiknya, dan juga diperlukan konsistensi penggunaan aksioma-aksioma sebagai dasar deduksi untuk menjabarkan konsep teoritik ke dalam terapan pada kasus yang lebih mengkhusus dan operasional
Strategi Transinternal Strategi transinternal, yaitu suatu strategi untuk membelajarkan nilai dengan jalan melakukan transformasi nilai, dilanjutkan dengan transaksi dan transinternalisasi. Dalam strategi ini guru dan peserta didik sama-sama terlibat dalam proses komunikatif aktif, yang tidak hanya melibatkan komunikasi verbal dan fisik, tetapi juga melibatkan komunikasi batin (kepribadian) antara keduanya
Dari keempat strategi tersebut di atas, strategi transinternal merupakan strategi yang paling baik, mengingat guru berperan sebagai penyaji informasi, pemberi teladan sumber nilai yang melekat dalam pribadinya, yang kemudian mampu ditularkan kepada peserta didik dalam menerima nilai kebenaran sesuai apa yang dimiliki guru.
Aspek apa yang di internalisasi nilai-nilai Islam?
Internalisa si Evaluasi Proses dan Hasil belajar Metode Pembelajaran Content/Isi/Materi Mata Kuliah Komitmen (Kontrak Kuliah)
KONTRAK BELAJAR
KONTRAK BELAJAR
KONTRAK BELAJAR 9. Konsekuensi a. Kehadiran minimal 75% b. Mahasiswa bersedia Membaca alquran sebelum proses belajar mengajar 5 menit c. Toleransi keterlambatan 15 menit, bagi yang terlambat diberikan punishment tambahan membaca alquran lebih beberapa ayat d. Berbusana muslimah (tidak memakai celana jeans sobek, tidak memakai baju ketat) e. Tidak mengaktifkan HP selama proses pembelajaran Dosen Pengampu, Komting/Wakil Mahasiswa Nuridin (. . . . . )
Content Mata Kuliah Mendasarkan materi pada Alquran Mendasarkan materi pada Hadits Mendasarkan materi pada pendapat ulama Menyeleksi, meluruskan, membetulkan teori yang bertentangan dengan quran, hadits
Content Mata Kuliah Contoh: Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Pokok Bahasan Hakikat Manusia Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? " (QS. Al-Mu'minuun, 23: 115).
Content Mata Kuliah Khalifah Contoh: Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Pokok Bahasan Hakikat Manusia Keseriusan tersebut ditunjukkan Allah dengan menempatkan manusia sebagai Khalifah (QS. 2: 30)
Content Mata Kuliah Contoh: Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Pokok Bahasan Hakikat Manusia Sempurna Karena kedudukuannya, maka oleh Allah, manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna (QS. At-Tin: 4)
Metod e Pembelajaran Luar Kelas
Metod e Field Trip
Diskusi Kelompok
Evaluasi pembelajaran meliputi dua hal, yakni A. Evaluasi proses belajar B. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi Proses Belajar Kehadiran kuliah (teori maupun praktikum) Keaktifan pada saat proses belajar mengajar, diskusi dan sebagainya Kerja sama pada saat praktikum, misalnya
Evaluasi Hasil belajar Tugas-tugas kuliah Ujian Tengah Semester Ujian Akhir Semester Tugas Akhir/Skripsi
- Slides: 42