Institut Teknologi Sepuluh Nopember www its ac id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH MELALUI ECOLOGICAL CARRYING CAPACITY & MITIGASI BENCANA DEPARTMENT OF URBAN AND REGIONAL PLANNING 2018 Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
COURSE OUTLINE DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS KEMMAPUAN LAHAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS NERACA LAHAN DAYA DUKUNG LINGKUNGNA BERBASIS NERACA AIR MITIGASI BENCANA 2 Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Latar Belakang Konsep Ecological Carrying Capacity • Prinsip pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga pilar utama: ekonomi, sosial, lingkungan/ekologi (sumber: Lawn, 2006) Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Latar Belakang Konsep Ecological Carrying Capacity • Dalam rangka pencapaian keberlanjutan dari sisi ekologi/lingkungan, konsep terhadap pengarusutamaan dan prioritas lingkungan hidup dalam pembangunan di Indonesia dituangkan dalam Undang – Undang 32 tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Undang-undang ini memberikan amanat bahwa dalam pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Definisi Ecological Carrying Capacity • Kaitannya dengan teori Malthus, konsep Carrying Capacity didefinisikan sebagai populasi maksimum yang dapat didukung oleh habitat tertentu tanpa batas tanpa merusak produktivitas habitat tersebut secara permanen (Rees dan Wackernagel, 1996). • Sementara Catton, 1986 (dalam Rees dan Wackernagel, 1996) secara sederhana mendefinisikan daya dukung lingkungan sebagai daya dukung maksimumnya secara terus menerus. Artinya, dengan faktor teknologi manusia dapat mengupayakan pemanfaatan sumberdaya alam yang masih berada dalam batasan daya dukung maksimum suatu lingkungan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Definisi Ecological Carrying Capacity • Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2009, konsep daya dukung lingkungan hidup didefinisikan sebagai kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. • Sementara, konsep daya tampung lingkungan hidup didefinisikan sebagai kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dimasukkan ke dalamnya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Konsep Ecological Carrying Capacity • Konsep daya dukung (Carrying Capacity) secara alamiah bukan merupakan hubungan yang tetap, statis, dan sederhana. Konsep ini berkaitan erat dengan teknologi, preferensi, serta struktur produksi dan konsumsi. Konsep ini berkaitan pula dengan interaksi antara lingkungan fisik dan biotik (Arrow et al. , 1995). • Rees dan Wackernagel, 1996 mengilustrasikan konsep Carrying Capacity pada lingkungan kota/wilayah dimana metabolisme suatu kota/wilayah dianalogikan dengan metabolisme manusia, dimana kota/wilayah mengkonsumsi sumberdaya alam dari lingkungannya dan menghasilkan limbah/redisu yang kemudian dikeluarkan ke lingkungannya kembali. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Konsep Ecological Carrying Capacity • • Sehingga konsep Carrying Capacity ini berkaitan erat dengan dua hal (Khanna, 1999), yaitu kapasitas penyediaan sumber daya alam (supportive capacity) dari lingkungan kota/wilayah dengan kapasitas tampung limbah/residu (assimilative capacity). Secara konseptual, konsep carrying capacity sangat jelas namun dalam estimasinya sangat sulit. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Pendekatan Pengukuran Ecological Carrying Capacity • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang wilayah, yaitu terdapat 3 (tiga) pendekatan yaitu: 1) Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang 2) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan 3) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
PENDEKATAN ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Daya Dukung Lingkungan berbasis Kemampuan Lahan Daya Dukung Lingkungan berbasis Neraca Air Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS KEMAMPUAN LAHAN Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
KEMAMPUAN LAHAN DAN KESESUAIAN LAHAN • Kemampuan lahan adalah karakteristik lahan yang mencakup sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan kondisi lingkungan fisik lain untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan. • Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu hamparan lahan untuk pemanfaatan ruang tertentu. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS KEMAMPUAN LAHAN 1. Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya. 2. Evaluasi lahan dilakukan dengan Penilaian sifat lahan (kualitas lahan) 3. Kemampuan lahan tinggi mempunyai pilihan penggunaan yang lebih banyak (pertanian, kehutanan, permukiman, industri, infrastruktur, dan lain-lain) 4. Kemampuan lahan rendah mengindikasikan banyaknya kendala untuk penggunaannya (bersifat terbatas daerah perlindungan/kawasan lindung) Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Klasifikasi Kemampuan Lahan • Adalah proses karakterisasi lahan yang mencakup sifat-sifat tanah (sifat fisik dan kimia), topografi, drainase, dan kondisi lingkungan lain. • Metode ini mengkelaskan lahan dan alokasi-alokasi pemanfaatannya yang tepat berdasarkan kemampuan lahan yang dikategorikan dalam bentuk kelas dan sub-kelas. • Dalam metode ini, nantinya dapat diketahui lahan yang sesuai untuk pertanian, lahan yang harus dilindungi, dan lahan yang dapat digunakan untuk pemanfaatan lainnya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Kemampuan Lahan dalam Tingkat Kelas 1. Kemampuan lahan diklasifikasikan ke dalam 8 kelas kemampuan (kelas I – kelas VIII) 2. Dua kelas pertama (kelas I dan II) adalah lahan yang cocok untuk penggunaan pertanian 3. Dua kelas terakhir (kelas VII dan VIII) adalah lahan yang harus dilindungi atau untuk fungsi konservasi. 4. Sedangkan kelas lainnya (kelas III, IV, V dan VI) dapat dipertimbangkan untuk berbagai pemanfaatan lainnya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Tabel Klasifikasi Kemampuan Lahan dalam Tingkat Kelas Kriteria I Lahan ini tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang membatasi penggunaannya. Lahan kelas I sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama pertanian. Karakteristik lahan antara lain: topografi hampir datar, ancaman erosi kecil, kedalaman efektif dalam, drainase baik, mudah diolah, kapasitas menahan air baik, subur, tidak terancam banjir. II Lahan ini mempunyai beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya atau memerlukan tindakan konservasi yang sedang. Pengelolaan perlu hati-hati, termasuk tindakan konservasi untuk mencegah kerusakan Pilihan Penggunaan Pertanian: tanaman pertanian semusim, tanaman rumput, hutan dan cagar alam Arahan Ruang Tanaman Pangan Pertanian: tanaman Tanaman Pangan semusim, tanaman rumput, padang penggembala, hutan produksi, hutan lindung, dan cagar alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Kelas Kriteria III Lahan mempunyai beberapa hambatan yang berat yang mengurangi pilihan penggunaan lahan dan memerlukan tindakan konservasi khusus dan keduanya. Lahan ini mempunyai pembatas lebih berat dari klas II dan jika dipergunakan untuk tanaman, perlu pengelolaan tanah dan tindakan konservasi lebih sulit diterapkan. Hambatan ini membatasi lama penggunaan bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan tanaman atau kombinasi dari pembatas-pembatas tersebut. IV Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari klas III, dan pilihan tanaman juga terbatas. Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim, tindakan konservasi lebih sulit diterapkan. Pilihan Penggunaan Arahan Ruang Pertanian: tanaman Tahunan/Keras semusim, tanaman yang , Pemukiman memerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan cagar alam. Penggunaan non pertanian: permukiman dan lainnya. Pertanian: tanaman Tahunan/Keras semusim dan tanaman pertanian pada umumnya, tanaman rumput, penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung dan cagar alam. Penggunaan non pertanian. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Kelas Kriteria Pilihan Penggunaan Arahan Ruang V Lahan kelas ini tidak terancam erosi, tetapi mempunyai hambatan lain yang tidak mudah untuk dihilangkan, sehingga membatasi pilihan penggunaannya. Tanah ini juga mempunyai hambatan yang membatasi pilihan macam penggunaan dan tanaman. Tanah ini biasanya terletak pada topografi datar-hampir datar tetapi sering dilanda banjir, berbatu atau iklim yang kurang sesuai. Tanaman rumput, padang Tanaman Tahunan/Keras pengembalaan, hutan /Peternakan produksi, hutan lindung dan suaka alam. Penggunaan non pertanian VI Lahan ini mempunyai hambatan berat yang menyebabkan penggunaan tanah ini sangat terbatas karena mempunyai ancaman kerusakan yang tidak dapat dihilangkan. Umumnya terletak pada lereng curam, sehingga dipergunakan untuk pengembalaan dan hutan produksi harus dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya erosi. Tanaman rumput, padang Peternakan, Tanaman pengembalaan, hutan Keras produksi, hutan lindung dan cagar alam. Penggunaan non pertanian Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Kelas Kriteria Pilihan Penggunaan Arahan Ruang VII Lahan ini mempunyai hambatan dan ancaman berat yang tidak dapat dihilangkan, karena itu pemanfaatannya harus bersifat konservasi. Jika digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi harus dilakukan pencegahan erosi yang berat. Padang rumput dan hutan produksi Hutan Produksi VIII Lahan ini sebaiknya dibiarkan secara alami. Pembatas dan ancaman sangat berat dan tidak mungkin dilakukan tindakan konservasi, sehingga perlu dilindungi. Hutan lindung, rekreasi alam dan cagar alam Hutan Lindung, Hutan Konservasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Evaluasi Penggunaan Lahan terkait Kemampuan Lahan • Evaluasi ini dilakukan dengan mencocokkan tipe penggunaan/penutupan dengan kelas kemampuan lahan yang ada. • Diperlukan pemahaman hubungan antara aktual dengan kelas kemampuan aktual mempunyai makna ganda jika diletakkan dalam konteks sesuai atau tidak sesuai (kesesuaian) Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS NERACA LAHAN Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS NERACA LAHAN • Untuk membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dalam hal ini tingkat kemampuan alami lahan dipandang dari segi kemampuan dalam menghasilkan produk hayati atau biocapacity) • Dengan metode ini, dapat diketahui gambaran umum, apakah daya dukung lahan di suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. • Dilakukan dengan membandingkan ketersediaan (supply) dan kebutuhan (demand) lahan untuk kondisi saat ini (landuse eksisting) dan kondisi untuk rencana kedepan. – Supply > Demand Surplus – Supply < Demand Defisit Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Neraca Daya Dukung Lahan berbasis Absolut • Adalah interpretasi status “tingkat keberlanjutan” wilayah berbasis standar daya dukung absolut. • Suatu wilayah dapat memiliki 3 kategori status tingkat keberlanjutan antara lain : – Berkelanjutan bahwa wilayah dalam keadaan terkelola dengan baik dan biocapacity wilayahnya terjaga dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan biokapasitasnya – Rawan bahwa wilayah tersebut dalam keadaan mendekati hilangnya kemandirian dalam memenuhi kebutuhan bioproduknya. – Daya dukung terlampaui bahwa wilayah tersebut sudah tidak mandiri dalam memenuhi kebutuhan bioproduknya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Neraca Relatif Daya Dukung Lahan • Adalah interpretasi status “tingkat keberlanjutan” wilayah berbasis perbandingan relatif status surplus/defisit daya dukung. • Suatu wilayah dapat dilakukan melalui 2 bentuk perbandingan relatif, yaitu : • Perbandingan relatif antar waktu – Perbandingan status surplus/defisit kondisi saat ini dan diproyeksikan 20 tahun yang akan datang akan bergeser ke arah semakin defisit, maka status tingkat keberlanjutannya menurun. – Perbandingan status surplus/defisit kondisi saat ini dan diproyeksikan 20 tahun yang akan datang akan bergeser ke arah semakin surplus, maka status tingkat keberlanjutannya meningkat. • Perbandingan relatif antar wilayah/daerah : dilakukan dengan membandingkan status surplus/defisit suatu wilayah dengan wilayah lainnya Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Pendekatan Pengukuran Ecological Carrying Capacity • Konsep telapak ekologis (Ecological Footprint) pertama kali dirintis oleh William Rees dan Mathis Wackernagel pada tahun 1986. • Ecological footprint (EF) atau jejak ekologis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan menghitung konsumsi untuk tiap individu terhadap penggunaan barang dan jasa dan dibandingkan dengan kemampuan ekosistem untuk menyediakan kebutuhan tersebut. • Kebutuhan atau konsumsi barang dan jasa yang dimaksud adalah berupa kalkulasi dari konsumsi terbesar dalam kehidupan sehari-hari, seperti makanan, perumahan, transportasi, pembelian barang dan jasa lainnya. Selain itu konsumsi juga dihitung berdasarkan jenis-jenis penggunaan lahan yang ada di suatu wilayah, baik penggunaan lahan di urban/perkotaan maupun di wilayah rural/perdesaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Contoh Pendekatan EF dalam menaksir Ecological Carrying Capacity • • Pada semua negara industri terbesar di dunia didapati memiliki bobot defisit ekologis lebih dari 100%, kecuali di negara Amerika (80%). Bobot defisit menggambarkan bahwa daya dukung lahan sudah terlampaui dari kebutuhan konsumsi populasi negara tersebut. Sehingga bila bobot defisit bernilai 940% seperti di negara Jepang, maka berarti bahwa dengan populasi dan tingkat konsumsi yang sama, dibutuhkan 9, 4 kali luas kebutuhan lahan produktif untuk pemenuhannya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Ecological Footprint • Konsep ini pertama kali dirintis oleh William Rees dan Mathis Wackernagel (1996) menjadi salah satu referensi yang paling penting untuk analisis keberlanjutan global, dengan mengemukakan pemikiran “bagaimana mengurangi dampak penduduk terhadap alam” (Mc. Donald dan Patterson, 2003) • Ecological footprint mengukur total biaya ekologis (dalam area lahan) dari suplai barang dan jasa kepada penduduk. • Ecological footprint sebagai indikator keberlanjutan (carrying capacity) jumlah populasi maksimum yang dapat didukung oleh area lahan tertentu. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
The Ecological Footprint CARBON footprint Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Accounting Framework for Ecological Services Biocapacity: How much bioproductive area is available to us? Ecological Footprint: How much bioproductive area do we demand? Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
World Ecological Footprint Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Biocapacity 67% Oceans with low productivity Bioproductive segments 22% 4% Oceans with high productivity 13. 4 B hectares 18% productive land 11% Deserts, ice Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Ecological Footprint • Footprint • The only sustainability metric with an undisputable maximum value: one Earth. 13. 4 B ha bio productive area Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Assuming a fair allocation of area, there is about 1. 8 gha available person today (not including any area for biodiversity) • The average European citizen requires 4. 8 gha to meet his/her material demands. (US citizen 9. 6 gha) Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
For all people to live like Europeans would require 2. 5 planets Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
National Footprints Figures in gha/capita Ireland tenth Switzerland D Austria A Slovenia Built land Fishing Forest Pasture Arable land Carbon Footprint China Germany Hungary World available WWF Living Planet Report 2008 Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Ecological Footprint to Biocapacity by Province in Island of Sumatera Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Biocapacity person Ecological Footprint Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Italy Ecological Footprint Biocapacity person Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS NERACA AIR Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS NERACA AIR • Dapat diketahui dengan menghitung kapasitas ketersediaan air pada suatu wilayah sangat bergantung pada kemampuan menjaga dan mempertahankan dinamika siklus hidrologi pada daerah hulu DAS. • Pemanfaatan sumber-sumber air yang tidak terkendali menyebabkan pasokan air cenderung berkurang akibat tidak efisiennya pemakaian air, baik untuk pertanian, domestik, industri dan lain-lain. • Membandingkan kondisi suplai air pada suatu wilayah dengan kebutuhan yang ada. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Penetapan Status Daya Dukung Lingkungan Berbasis Neraca Air • Konsep ini membandingkan antara ketersediaan air hujan dengan water footprint untuk menilai status daya dukung lahan berbasis neraca air. • Kriteria ini tidak cukup dinyatakan dengan “surplus-defisit” saja, namun untuk menunjukkan besaran relatif, perlu dinyatakan dengan nilai “rasio supply/demand”. • Penerapan status daya dukung mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya dengan membandingkan tingkat demand untuk konsumsi terhadap pasokan sumber daya air yang tersedia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id MITIGASI BENCANA Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
BENCANA • Peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar (Depkes RI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
DEFINISI BENCANA • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006) • Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
JENIS BENCANA 1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. 3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror (UU RI, 2007). Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Jenis Bencana Alam Berdasarkan Penyebabnya Bencana Alam Geologis • Bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya dari dalam bumi Bencana Alam Klimatologis • Bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca Bencana alam • Bencana alam yang disebabkan oleh ekstra-terestrial gaya atau energi dari luar bumi Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Jenis Bencana Alam Berdasarkan Penyebabnya Bencana Alam Geologis • Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, longsor/gerakan tanah, amblesan atau abrasi Bencana Alam Klimatologis • Banjir, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, hutan (bukan oleh manusia) Bencana alam ekstra-terestrial • Impact atau hantaman atau benda dari angkasa luar Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Gempa Bumi Jenis Bencana Alam Geologis • Peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. • Hal ini menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan, tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. • Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa , kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Wilayah Rawan Gempa Bumi Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Tsunami Jenis Bencana Alam Geologis • Gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang menjadi sekitar 25 -100 Km/jam dan ketinggian air. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Wilayah Rawan Tsunami Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Letusan Gunung Berapi Jenis Bencana Alam Geologis • Merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi”. Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Sebaran Gunung Api Indonesia Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Tanah Longsor Jenis Bencana Alam Geologis • Merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Peta Zona Kerentanan Tanah Indonesia Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Banjir Jenis Bencana Alam Geologis • Banjir dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. • Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa. Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id Apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana? Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Latar Belakang Mitigasi Bencana • Meningkatnya kejadian bencana baik oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia • Tingginya dampak atau risiko akibat adanya bencana yang berupa kerugian-kerugian materiil maupun non materiil (timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis) • Diperlukan upaya-upaya atau tindakan yang terencana, baik saat sebelum adanya bencana (pra bencana) maupun sesuadah adanya bencana (pasca bencana) • Kegiatan mitigasi bencana merupakan upaya dilakukan sebelum adanya bencana (pra bencana) Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Konsep Mitigasi Bencana • Mitigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko-risiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang • Risiko bencana terdiri dari bahaya/ancaman (hazard), kerenantanan (vulnerability) dan kemampuan kapasitas menanggulangi bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Metode Penyusunan Peta Risiko Bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Mitigasi Bencana dalam Konteks Pengembangan Wilayah • Upaya pengurangan risiko bencana: – Memperkecil ancaman kawasan/wilayah; – Mengurangi kerentanan kawasan/wilayah yang terancam; – Meningkatkan kapasitas kawasan/wilayah yang terancam. • Jenis-jenis mitigasi – Mitigasi struktural: upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami. – Mitigasi non struktural: upaya mengurangi dampak bencana meliputi legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi. • Dalam konteks perencanaan pengembangan wilayah, upaya mitigasi dapat dilakukan dengan menyusun kebijakan dan rencana zonasi pengurangan risiko melalui pemintakatan risiko bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id SEKIAN dan TERIMAKASIH Q&A Institut Teknologi Sepuluh Nopember www. its. ac. id
- Slides: 68