INSPEKSI DAN PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN September 2016 KEMENTERIAN
INSPEKSI DAN PEMELIHARAAN DRAINASE JALAN September 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SDM
PENDAHULUAN MEKANISME AIR di BADAN JALAN 2
PENDAHULUAN PERSYARATAN TEKNIS JALAN (Struktur Perkerasan Jalan)
PENDAHULUAN DAMPAK DRAINASE BURUK (Tidak Dipelihara)
PENDAHULUAN Tujuan utama drainase jalan, untuk mengelola: • Laju aliran air (kecepatan/erosi); • Volume limpasan air permukaan jalan (daya tampung); • Mengurangi risiko banjir; • Mencegah kerusakan konstruksi jalan; • Menjaga air permukaan tanah. • Mencegah polusi air. • Memanfatakan air seoptimal mungkin sebelum dibuang. .
KETENTUAN TEKNIS Prinsip Perancangan: • Didasarkan kepada keberadaan air permukaan dan bawah permukaan sehingga perancangan drainase jalan dibagi menjadi dua yaitu: ü drainase permukaan (surface drainage) ü drainase bawah permukaan (sub surface drainage). • Kedua jenis drainase tsb harus memiliki keterpaduan, agar fungsi drainase jalan optimal. • Keberadaan sungai dan bangunan air lainnya yang ada harus diperhatikan. • Badan sungai yang terpotong oleh rute jalan harus ditanggulangi dengan fasilitas gorong-gorong. • Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengendalikan limpasan air daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. • Sistem drainase jalan harus memperhitungkan debit pengaliran pada saluran samping. • Sistim drainase permukaan jalan terdiri dari: perkerasan dan bahu jalan, saluran samping jalan, drainase lereng, gorong-gorong. .
KETENTUAN TEKNIS Jenis Drainase Jalan • Drainase Permukaan: berfungsi untuk mengendalikan limpasan air permukaan jalan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan.
KETENTUAN TEKNIS Jenis Drainase Jalan • Drainase Bawah Permukaan: berfungsi untuk mencegah masuknya air dalam struktur jalan dan/atau menangkap dan mengeluarkan air dari struktur jalan.
KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR • Semua infrastruktur termasuk drainase jalan setelah beroperasi tentunya akan renta terhadap faktor luar yang bisa berdampak terhadap kerusakan dan ketidak berfungsian; • Faktor luar yang bisa mempengaruhi tersebut, seperti; Ø Faktor lingkungan, yang diantaranya, curah hujan, cuaca, topografi, sistem tata guna lahan, dan permukaan air tanah. Ø Faktor permintaan lalu lintas, yang diantaranya, fungsi jalan, status jalan, kapasitas jalan, struktur dan jenis badan jalan. • Pemeliharaan merupakan konsekwensi dari suatu pembangunan.
KETENTUAN TEKNIS KONSEP PEMELIHARAAN JELEK KONDISI BAIK Apa yang sudah dibangun harus dipelihara sebaik-baiknya jika menginginkan umur dan manfaat yang sesuai dengan rencana. Dengan Pemeliharaan Tanpa Pemeliharaan BATAS MINIMUM UMUR
KETENTUAN TEKNIS Hubungan Kondisi-Umur dan Jenis Penanganan Pemeliharaan Berkala Rusak Ringan Rusak Berat KONDISI Batas Konstruksi Batas Diantara Batas Kritis Pemeliharaan Rutin Jika Tidak Ada Program Peningkatan Tidak Mampu Lagi Melayani LOS Yang Ada WAKTU
KETENTUAN TEKNIS Definisi • Preservasi, adalah melakukan tindakan (pemeliharaan, rehabilitasi dan rekontruksi jalan), untuk mempertahankan jalan pada fungsinya yang mampu memberikan jaminan tehadap perpanjangan umur jalan. • Inspeksi, adalah kegiatan pengamatan secara langsung untuk mengetahui secara visual kondisi saluran dan kondisi bangunan beserta sarana pelengkapnya. Ø Secara sederhana Inspeksi merupakan identifikasi masalah. Ø Pemeliharaan merupakan perbaikan dari permasalahan yang ada. • Pemeliharaan, adalah kegiatan penanganan, berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi agar tetap berfungsi secara optimal melayani aliran air sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Besar kecilnya pekerjaan didasarkan pada loporan hasil INSPEKSI. • Operasi adalah kegiatan untuk menjalankan dan memfungsikan prasarana dan sarana drainase perkotaan sesuai dengan maksud dan tujuannya
KETENTUAN TEKNIS HUBUNGAN INSPEKSI s/d PEMELIHARAAN Inspeksi Rutin Pemeliharaan / Penanganan Pemeliharaan Rutin Rehabilitasi Pembangunan Inspeksi Berkala Pemeliharaan Berkala Inspeksi Khusus Pemeliharaan Khusus OPERASI Peningkatan
KETENTUAN TEKNIS Jenis Penanganan Sesuai Luaran Inspeksi Pemeliharaan Rutin: • Tanpa bagian konstruksi yang dirubah. • Membersihkan sampah dan vegetasi. Pemeliharaan Berkala: • Pengerukan sedimen dan batu krikil. • Perbaikan yang patah-patah. Pemeliharaan Rehabilitasi: • Terjadi kerusakan yang bisa berdampak lebih luas. Pemeliharaan Peningkatan: • Kesalahan desain. • Melibatkan drainase kawasan. Pemeliharaan Khusus: • Kerusakan yang sifatnya darurat. • Bisa masuk pemeliharaan rehabilitasi.
KETENTUAN TEKNIS Jenis dan Kriteria Inspeksi Menurut pedoman PD T-14 -2005 -B, terdiri dari; • Inspeksi rutin, yang dilaksanakan minimum dua kali dalam satu minggu. • Inspeksi berkala, yang dilaksankan minimum dua kali dalam setiap tahun. • Inspeksi khusus, dilakukan akibat adanya peristiwa/kejadian tertentu (luar biasa) seperti bencana alam, kecelakaan lalu lintas dan atau informasi dari masyarakat sekitarnya
KETENTUAN TEKNIS Ruang Lingkup Pemograman 1. Pemrograman pemeliharaan jalan mencakup; penetapan lokasi, waktu penanganan dan jenis penanganan yang tepat. 2. Meliputi; kegiatan menentukan ruas/segmen ruas jalan yang masuk dalam penanganan pekerjaan pemeliharaan: a. Rutin, b. Pemeliharaan berkala, c. Rehabilitasi, dan d. Rekonstruksi.
KETENTUAN TEKNIS Ruang Lingkup Pemograman • Dalam pedoman umumnya menetapkan ketentuan dan tata cara Inspeksi dan Pemeliharaan Drainase Jalan. • Substansi yang diatur dalam pedoman adalah Inspeksi dan Pemeliharaan saluran beserta elemen bangunan drainase, seperti gorong-gorong untuk mengembalikan kinerja dan kondisinya sehingga dapat berfungsi sesuai perencanaan awal (Selama jangka masa pelayanannya yang direncanakan).
KETENTUAN TEKNIS DIAGRAM ALIR KEGIATAN INSPEKSI
KETENTUAN TEKNIS Persiapan Inspeksi v Persiapan Dalam Melakukan Inspeksi: 1) Seluruh peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan; 2) Kendaraan yang digunakan harus siap pakai dan memenuhi standar teknis; 3) Formulir harus memenuhi unsur / format; 4) Alat tulis yang digunakan adalah jenis ballpoint; 5) Handboard sebagai alas menulis ; 6) Data harus dijepit, diberi label, dan dibundel; 7) Alat dokumentasi untuk mengabadikan obyek elemen drainasi yang dianggap penting, kegiatan inspeksi dan kejadian penting selama inspeksi berlangsung; v Persyaratan bahan matrial yang digunakan mengacu pada ketentuan berlaku.
KETENTUAN TEKNIS Kriteria Personil v Kriteria Personil: Ø Pekerjaan pemeliharaan ringan dan sedang: 1) Berpengalaman dalam hal konstruksi bangunan ; 2) Mampu mengikuti petunjuk teknisi / tenaga ahli lapngan; Ø Pekerjaan pemeliharaan besar: 1) Berpengalaman dalam hal pekerjaan konstruksi bangunan; 2) Mampu mengikuti petunjuk teknisi / tenaga ahli lapangan; 3) Didampingi tenaga ahli / engineer yang cukup berpengalaman.
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Rutin
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Rutin
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Rutin
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Berkala
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Berkala
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Rehabilitasi
Ilustrasi Katagori Pemeliharaan Peningkatan
Jenis Peralatan Kerja
KELENGKAPAN INSPEKSI • Perangkat Lunak: – Buku Panduan: Standard Operational Procedure( SOP) – Database • Alat Komunikasi: – Telepon/HP – Sistem peringatan • Peralatan Kerja:
PERALATAN KERJA • • • Pacul Skop. Pemotong rumput Pengeruk sampah Penyedot lumpur/ sedimen Penyemprot pasir/ sampah Pengeruk lumpur Pompa mavable Pengangkut dll
PERALATAN KERJA Excavator: menggali sedimen Truck tanki penyedot lumpur Kapal keruk Clamshell: mengangkat sedimen dari saluran
Rangkuman Dari uraian modul mata diklat inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan ini, dapat dirangkum hal-hal pokok adalah sebagai berikut: 1. Semua infrastruktur termasuk drainase jalan setelah beroperasi tentunya akan renta terhadap faktor luar yang bisa berdampak terhadap kerusakan dan ketidak berfungsian, faktor luar yang bisa mempengaruhi tersebut, seperti; – Faktor lingkungan, yang diantaranya, curah hujan, cuaca, topografi, sistem tata guna lahan, dan permukaan air tanah. – Faktor permintaan lalu lintas, yang diantaranya, fungsi jalan, status jalan, kapasitas jalan, struktur dan jenis badan jalan.
Rangkuman 2. Kegiatan inspeksi merupakan tahapan kegiatan pertama untuk mendapatkan fotrer kondisi eksisting drainase yang selanjutnya data tersebut dianalisis guna mendapatkan rumusan masalah dan tindakan apa yang harus dilakukan pada program selanjutnya, seperti pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan rehabilitasi atau peningkatan. 3. Sesuai Permen PU No. 13 Tahun 2011, tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan, Pemeliharaan secara umum untuk semua fasilitas jalan termasuk drainase jalan, pemeliharaan dibagi lagi atas; pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, pemeliharaan rehabilitasi, dan pemeliharaan peningkatan,
FORMULIR INSPEKSI DRAINASE JALAN
Catatan: DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
STRATEGI PEMELIHARAAN 1. 2. Pemeliharaan Reaktif Pemeliharaan dilakukan setelah terjadinya kerusakan, sehingga sering disebut “pendekatan pemadam kebakaran”. Pendekatan ini tidak bisa mengurangi jumlah kegagalan sistem drainase. Pemeliharaan Terencana Pemeliharaan dilakukan sebelum terjadinya kegagalan. Pemeliharaan terencana bersifat proaktif dan mempunyai tujuan mengurangi frekuensi dan resiko kegagalan. Pemeliharaan terencana berbeda dengan pemeliharaan rutin, karena dalam pemeliharaan terencana meliputi identifikasi yang memerlukan pemeliharaan dan menentukan frekuensi optimum DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
ROLE OF DESIGN • Operasi & Pemeliharaan harus dipertimbangkan betul dalam proses perencanaan; • Disain harus diusahakan untuk meminimalisasi pemeliharaan yang diperlukan; • Pemeliharaan harus diusahakan yang sesederhana mungkin; • untuk mencapai itu, harus ada komunikasi antara perencana dan operator; • Dicoba untuk membuat keseimbangan antara penghematan biaya O&P terhadap kemungkinan peningkatan biaya konstruksi. DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA Saluran kecil (lebar < 1 m) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sedimen yang mengendap di dasar saluran digali dan diangkat ke atas tanggul/tepi saluran dengan alat cangkul dan sekop. Penggalian sedimen harus benar-benar bersih sampai ke dasar saluran ; Jika di dalam saluran terdapat sampah , maka sampah diangkat lebih dahulu selanjutnya dilakukan pengerukan sedimen ; Sedimen didiamkan terlebih dahulu sampai cukup kering (kira-kira 3 jam) setelah penggalian; Sedimen dan sampah dimasukkan ke dalam karung plastik yang terpisah kemudian diikat; Karung sedimen diangkut ke lokasi yang telah di tentukan dengan menggunakan alat angkut kecil; Karung sampah yang terkumpul diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS) maupun tempat pemrosesan akhir (TPA) dengan menggunakan alat angkut DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
PEMELIHARAAN SALURAN TERBUKA Saluran kecil (lebar 3 -8 m) 1) Siapkan landasan mesin excavator terlebih dahulu 2) Pastikan alat excavator duduk di landasan yang kuat (tidak longsor) pada pinggir saluran ; 3) Excavator berada dipinggir saluran; 4) Excavator menggali sedimen di dasar saluran dan langsung ditumpuk di pinggir saluran drainase ; 5) Tiriskan sedimen di pinggir saluran ± 1 hari sampai cukup kering; 6) Pindahkan sedimen yang sudah ditiriskan ke dump truck dengan excavator 7) Angkut sedimen ketempat pembuangan yang telah ditentukan DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
PEMELIHARAAN SALURAN DITUTUP PLAT BETON 1) Angkat penutup saluran 2) Sedimen yang mengendap di dasar saluran digali dan diangkat ke atas tanggul/tepi saluran dengan alat cangkul dan sekop. 3) Penggalian sedimen harus benar-benar sampai ke dasar saluran ; 4) Jika di dalam saluran drainase terdapat sampah, maka sampah diangkat terlebih dahulu selanjutnya dilakukan pengerukan sedimen ; 5) Sedimen didiamkan terlebih dahulu sampai cukup kering (kira-kira 3 jam) setelah penggalian; 6) Sedimen dan sampah dimasukkan ke dalam kantung plastik yang terpisah kemudian diikat; 7) Karung sedimen diangkut ke lokasi yang telah ditentukan dengan menggunakan alat gerobak dorong maupun truk-truk kecil; 8) Karung sampah yang terkumpul diangkut ke TPS maupun ke TPA dengan menggunakan alat angkut; 9) Tutup kembali penutup saluran. DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
PEMELIHARAAN SALURAN TERTUTUP 1) Angkat semua penutup manhole di area saluran yang akan dibersihkan; 2) Nyalakan lilin dan masukkan ke dalam manhole. Jika apinya mati artinya di dalam saluran terdapat gas beracun. Lakukan pengecekan ulang hingga lilin tetap nyala. Pekerjaan dilakukan jika sudah dipastikan tidak ada gas beracun di dalam saluran ; 3) Pekerja masuk ke manhole; 4) Sedimen yang mengendap di dasar saluran digali dengan menggunakan cangkul, kemudiangkat ke atas menggunakan ember yang diberi tambang; 5) Tumpuk sedimen di samping manhole dan tiriskan selama 1 hari; 6) Pindahkan tumpukan sedimen ke dumptruck untuk seterusnya dibuang ke tempat pembuangan sedimen. DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
PEMELIHARAAN SALURAN DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan • OPERASI –. • PEMELIHARAAN – HARIAN: • Membersihkan sampah - sampah pada saluran – TAHUNAN: • Pengerukan endapan sedimen dalam saluran
PEMELIHARAAN TANGGUL, JALAN INSPEKSI Rehabilitasi Tanggul 1) Bersihkan permukaan tanggul yang jebol dari rumput-rumput dan pohon serta akar-akarnya; 2) Kupas atau gali permukaan pondasi hingga mencapai lapisan tanah yang baik; 3) Hamparkan tanah timbunan layer per layer ke lokasi tanggul setinggi 40 cm setiap layernya; 4) Padatkan setiap layer timbunan secara menyeluruh dengan alat pemadat stamper setiap layer harus benar padat, dengan cara alat stemper bekerja memadatkan tanah secara berulang dan konsisten (lakukan bolakbalik sampai tingkat ke padatan yang telah ditentukan); 5) Pemadatan dilakukan sampai pada elevasi tanggul yang direncanakan; 6) Parameter untuk layer menggunakan faktor CBR yang berlaku di Bina Marga. DESIMINASI DAN SOSIALISASI KETEKNIKAN BIDANG PLP Oleh: Bona Panjaitan
- Slides: 49