INSIDENSI CEDERA TULANG BELAKANG AKUT DAN KOMPLIKASI TERKAIT
INSIDENSI CEDERA TULANG BELAKANG AKUT DAN KOMPLIKASI TERKAIT TERAPI METILPREDNISOLON: SEBUAH PENELITIAN BERSKALA NASIONAL DI KOREA SELATAN Sung Hoon Choi● Chang-ho Sung● Dong Ryul Heo● Soo-Young Jeong ● Chang-Nam Kang NAMA PEMBIMBING dr. Nurtakdir Setiawan, Sp. S, M. Sc
ABSTRAK TUJUAN LATAR BELAKANG Cedera tulang belakang akut (SCI) traumatik berat (fungsi fisik dan psikologis) sebabkan turunnya derajat sosial ekonomi seseorang Mengevaluasi insidensi cedera tulang belakang akut di korea selatan, dan angka presipitasi serta komplikasi terkait tinginya pemberian dosis metilprednisolon HASIL 100, 000 orang adalah 26. 4 (50 tahun) Laju MP paling tinggi 2012 (76%) dan menurun rendah 2017 (41%). Kelompok MP komplikasi tertinggi mengalami pneumonia perdarahan saluran cerna, dan ISK. lama rawat inap rata lebih lama (26. 5 hari vs 24. 4 hari, P<0, 05). METODE SUMBER DATA HIRA (health insurance review dan assesment service) Desain : Studi kohort retrospektif Berdasarkan populasi. Pengambilan : HIRA data tahun 2007 hingga 2017. 1. kode ICD 2. kode perilaku medis 3. kode pemeriksaan 4. kelompok MP vs kelompok non MP KESIMPULAN insidensi 11 tahun 26. 4 per 1. 000 orang (usia 50 ) Laju peresepan MP dosis tinggi untuk SCI akut semakin menurun di korea selatan namun masih terhitung tinggi.
PENDAHULUAN Pasien SCI akut sekitar 2. 6% pasien di amerika Utara, dan > 10, 000 pasien baru tiap tahun. penggunaan metilprednisolone untuk SCI akut meningkatkan sejumlah komplikasi, tanpa memberikan efek bermanfaat terhadap gejala neurologi, dan oleh karena itu, metilprednisolone tidak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama. (Ex: Korea selatan)
Para pasien diidentifikasi menggunakan International Classification of Disease (ICD 10). (Tabel 1), dan 12. 137 pasien yang dikategorikan dengan cara ini diklasifikasikan menurut jenis kelamin dan kelompok umur 10 tahun
PENILAIAN PERESEPAN METILPREDNISOLONE DOSIS TINGGI DAN LAJU KOMPLIKASI YANG TERJADI Pasien yang mendapatkan MP dosis tinggi (NASCIS) 3 protokol : • Metil prednisolone 30 mg/kg bolus 15 menit 45 menit periode istirahat, lalu 5, 4 mg/kg/jam selama 23 jam jika alami cedera dalam kurun waktu 3 jam. • Jika terapi dimulai pada onset cedera 3 -8 jam setelah cedera, MP 30 mg/kg bolus 15 menit 45 menit periode istirahat, lalu 5. 4 mg/kg/jam 48 jam diidentifikasi berdasarkan kode perilaku medis untuk peresepan pasien SCI akut yang sesuai dengan kategori ICD 10
PENILAIAN PERESEPAN METILPREDNISOLONE DOSIS TINGGI DAN LAJU KOMPLIKASI YANG TERJADI • kelompok MP • kelompok non MP U/ analisis pneumonia, ISK, perdarahan saluran cerna, dan infeksi luka dalam rangka meneliti laju komplikasi setelah pemberian terapi MP. Komplikasi didefinisikan apabila pneumonia, ISK dan perdarahan saluran cerna atau luka infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 3 bulan dari pemberian MP.
menilai apakah komplikasinya terjadi karena pemberian MP, pasien dikategorikan menggunakan kode ICD 10 terkait masing komplikasi. Tabel 2.
HASIL (? ? ? ) • Sebanyak 12. 137 pasien diidentifikasi dengan SCI akut selama periode penelitian 11 tahun dari 2007 hingga 2017. • Usia yang disesuaikan rata-rata kejadian SCI akut adalah 26, 4 ± 0, 9 orang per juta orang (Tabel 3). • Perubahan persentase tahunan meningkat sebesar 2% untuk pria dan 2% untuk wanita.
Rerata : • pria 59, 5 ± 14, 4 tahun (kisaran 6 -94 tahun) • wanita 54, 9 ± 15, 4 tahun (kisaran 4 -95 tahun) • insiden tertinggi pria 50 -an wanita di usia 70 -an. . .
• Methylprednisolone diresepkan untuk 59% dari semua pasien SCI akut selama 11 tahun terakhir. • Tingkat resep tertinggi pada 2012 di 76% dan menurun secara bertahap ke rendahnya 41% pada 2017 (Tabel 4) (Gbr. 2) Dibandingkan dengan kelompok non-MP, kelompok MP memiliki peningkatan risiko KOMPLIKASI
DISKUSI Insidensi SCI akut per 1 juta: • 39 di amerika utara • 15 di australia • 16 di eropa barat • 40. 2 di jepang • 18, 8 di taiwan • Pasien pria tinggi usia < 30 tahun. • Insidensi rata 26. 4 • Rasio pria-wanita sebesar 3. 41 : 1.
DISKUSI puncak insidensi SCI di korea selatan pada usia 50 tahunan lebih tua dr negara lain mungkin berkaitan dengan adanya fakta bahwa lebih tingginya insidensi OPLL (ossified posterior longitudinal ligament) pada kelompok usia tua di korea selatan, begitu juga dengan spondilosis degeneratif pada masyarakat korea selatan dimana semakin tua usianya, smakin tiggi pula resiko SCL akut post traumatiknya
• Tingginya dosis MP telah direkomendasikan apabila dapat memberikan manfaat dan efektif terhadap proteksi sel saraf untuk kasus SCI akut berdasarkan hasil NASCIS. • Kualitas data dari penelitian NASCIS? • metode statistik analisisnya, • interpretasikesimpulannya • TIDAK ADA BUKTI kelas I dan kelas II efek menguntungkan dari metilprednisolone • FDA tidak lagi merekomendasikan obat ini untuk SCI akut.
Dari seluruh dunia 53% kasus: • Kanada dari 76% (2001) 24% (2006) • Inggris dari 68% (2004) 19% (2012) • Korea Selatan memiliki tingkat resep tertinggi 2012 (76%) dan turun 41% (2017) Dalam studi ini, Korea Selatan masih memiliki tingkat resep yang tinggi dibandingkan dengan Amerika Utara dan Eropa.
• Penelitian terbaru SCI akut dengan MP meningkatkan resiko terjadinya komplikasi • • pneumonia, perdarahan saluran cerna, infeksi saluran kemih, infeksi luka, hiperglikemi, myopati, dan sepsis. • Tidak ada perbedaan antara dua kelompok dalam hal infeksi luka.
PENELITIAN TERKAIT Suberviola dkk: • insidensi pnuemonia lebih tinggi pada kelompok pengguna metilprednisolone, namun sekali lagi tidak ada perbedaan dalam hal infeksi luka. Matsumo dkk: • insidensi yang tinggi dari pneumonia dan perdarahan gastrointestinal di kelompok menggunakan metilprednisolon, tanpa adanya perbedaan dalam insidensi ISK. Ito dkk: • adanya peningkatan insidensi pnenumonia, ISK, dan infeksi luka.
Kelompok MP periode rawat inap yang lebih lama dibandingkan dengan kelompok non MP karena adanya perbedaan dalam hal komplikasi 1. Penelitian ini adalah penelitan pertama yang meneliti insidensi SCI akut di korea selatan menggunakan sumber data berbasispopulasi. 2. Menganalisis laju peresepan metilprednisolone serta insidensi komplikasi berdasarkan ukuran sampel yang besar.
KETERBATASAN PENELITIAN • Studi retrospektif • Sumber data HIRA (tidak memasukkan sesuai aturan ICD 10/kode praktik medis) • Hanya 4 komplikasi yang diketahui dari pemberian metilprednisolone dosis tinggi. Biasanya ada komplikasi lain seperti luka dekubitus dan DVT, namun kami hanya fokus pada komplikasi utamanya saja. • Perbandingan sederhana pada pasien yang mendapatkan dan tidak mendapatkan metilprednisolone • Tidak mungkin melakukan survey (apakah MP memperbaiki gejala saraf pada pasien SCI akut) hanya penggunaan MP dan dampaknya diteliti.
KESIMPULAN • SCI akut di korea selatan, insidensi rata pada 11 tahun yang lalu adalah 26. 4% per 1 juta orang. • insidensi puncak di usia 50 tahunan. • Agar ditetapkannya suatu peraturan dalam rangka mencegah kekerapan SCI akut dan pemerataan sumber daya medis. • Disamping keraguan akan efikasi dari terapi metilprednisolon dan komplikaisnya, obat ini masih sering diresepkan untuk SCI akut di korea.
TERIMA KASIH
- Slides: 21