Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik

Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya suatu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil.

Struktur File Sequensial Berindeks 4 Komponen File Sequensial Berindeks : • Main/Primary File (File Utama) • Indeks • Overflow Area

Struktur File Sequensial Berindeks Contoh ilustrasi :

Indeks dan Parameter Indeks • Indeksberisipasangannilaiatributdenganpointer acuan • File Indeksadalahkumpulanisianindeksuntukmengacurecord difile utama • Jenis. Indeksada 2 yaitu: a. Indeks. Statis indeksyang diciptakansaatreorganisasidantidakberubahkarenapembaharuan. Record baruditempatkandifileoverflow dandikaitkankerecordsebelumnya b. Indeks. Dinamis Pembaharuandilakukanpadafile utamabukanpadaoverflow Indeksdan. Parameter Indeks • Adaduatipepengaksesanpadaindeks: a. Block Anchor Indekstidakmenunjuklangsungkerecord tetapikeblokyang memuatrecord b. Record Ancho r Indeksmenunjuklangsungkerecord • Jika terdapat n rekord data, maka banyak entriindeksdiperlukan= n/Bfr • Tiap entri berukuran V+P byte (V=atribut kunci, P = TID Pointer)

Pengertian : File Sekuensial Berindex yaitu dimana setiap rekaman disusun secara beruntun di dalam file, hanya saja ada tambahan indeks yang digunakan untuk mencatat posisi atau alamat dari suatu kunci rekaman di dalam file

Komponen File Sekuensial Berindeks Komponen pembentuk file sekuensial beindeks adalah : • File utama berisi data • File indeks • File overflow

Penggunaan File Sekuensial Berindeks Penggunaan – Untuk pengambilan data secara cepat – Online access

Struktur Dan Pengaksesan File Sekuensial Berindeks • • • Pengambilan Record Tertentu Penyisipan Record Pembacaan Seluruh Record Reorganisasi Cara reorganisasi Frekuensi reorganisasi

Kinerja File Sekuensial Berindeks • • Ukuran Record Waktu Pengambilan Record Tertentu Waktu Pengambilan Record Berikutnya Waktu Penyisipan Record Waktu Pembaruan Record Waktu Pembacaan Seluruh Record Waktu reorganisasi File

Ukuran Record R = a (V + P) Dimana a = jumlah atribut (field) pada satu record V = panjang nilai atribut P = panjang field pointer

Waktu Pengambilan Record Tertentu Pembacaan record tanpa membaca overflow (belum terjadi log transaksi) TF = (x+1) * (s + r + btt) Pembacaan record yang telah ada penyisipan, yaitu membaca file overflow (telah terjadi log transaksi) TF = (x+1+o/n) * (s + r + btt) Keterangan x = tingkat indeks pada suatu file (untuk file sekuensial indeks tunggal/satu nilai x = 1) n = jumlah record pada file utama o = jumlah record pada file overflow

Waktu Pengambilan Record Berikutnya Record berikutnya di file utama, maka hanya diperlukan pembacaan blok (belum terjadi log transaksi) TN = (1/Bfr) * (s + r + btt) Pada file overflow, (setelah terjadi log transaksi) TN = ((1/Bfr) * ( s+r+btt)) * ( ( o/n ) * (r + btt))

Waktu Penyisipan Record Perhitungan TI = TF + TRW + r + btt + TRW = TF + 5 r + btt

Waktu Pembaruan Record Perhitungan Pembaruan terhadap atribut bukan kunci TU = TF + TRW Pembaruan terhadap atribut kunci Jika atribut kunci berubah, maka: • • Record yang dirubah ditandai sebagai dihapus Record baru disisipkan TU = TF + TRW + TI

Waktu Pembacaan Seluruh Record Membaca dari awal sampai akhir file secara serial (berurutan) TX = ((n+(o*Bfr))/Bfr) * (r+btt)

Waktu reorganisasi File Membaca dari awal sampai akhir secara serial atau berurutan Menulis ulang (rewrite) ke file tanpa menggunakan overflow Hasil reorganisasi adalah record baru TY = (((n+(o*Bfr))/Bfr) * (r+btt) ) +(( (n+o) - d) * (R/t’)) + ((V+P)/r) Reorganisasi file dilakukan setelah pengisian overflow mencapai > 75% dengan rata-rata pertambahan per hari sebesar 10%.

Single-Level Indexing Pengindeksan dengan hanya menggunakan sebuah indeks Multi-Level Indexing 1. Pengindeksan dengan menggunakan beberapa indeks yang saling terhubung 2. Indeks yang berlevel tinggi merupakan detail dari indeks yang berlevel lebih rendah

Implementasi Indeks • Dengan Tabel • Dengan AVL-Tree • Dengan B-Tree

PERBEDAAN SEKUEN DHN SEKUEN BERINDEX • Sekuensial – Record disimpan dalam file secara beruntun berdasarkan kedatangannya – Record yang masuk pertama akan memiliki indeks atau alamat yang lebih kecil daripada record yang masuk kemudian

FILE SEKUENSIAL Indeksdan. Parameter Indeks • Adaduatipepengaksesanpadaindeks: a. Block Anchor Indekstidakmenunjuklangsungkerecord tetapikeblokyang memuatrecord b. Record Anchor Indeksmenunjuklangsungkerecord • Jika terdapat n rekord data, maka banyak entriindeksdiperlukan= n/Bfr • Tiap entri berukuran V+P byte (V=atribut kunci, P = TID Pointer)

File Sekuensial Berindeks • Record disimpan secara berurutan (beruntun) • Record yang masuk lebih dahulu disimpan pada alamat yang lebih kecil daripada record yang disimpan kemudian • Untuk menemukan record, harus dilakukan pencarian lebih dahulu • Cara ini fleksible karena ukuran file dapat disesuaikan dengan jumlah record yang ada.

a. Sequential File Sequential file merupakan suatu cara ataupun suatu metode penyimpanan dan pembacaan data yang dilakukan secara berurutan. Dalam hal ini, data yang ada akan disimpan sesuai dengan urutan masuknya. Data pertama dengan nomor berapapun, akan disimpan ditempat pertama, demikian pula dengan data berikutnya yang juga akan disimpan ditempat berikutnya. Index Sequential File merupakan perpaduan terbaik dari teknik sequential dan random file. Teknik penyimpanan yang dilakukan, menggunakan suatu index yang isinya berupa bagian dari data yang sudah tersortir. Index ini diakhiri denga adanya suatu pointer (penunjuk) yang bisa menunjukkan secara jelas posisi data yang selengkapnya. Index yang ada juga merupakan record-key (kunci record), sehingga kalau record key ini dipanggil, maka seluruh data juga akan ikut terpanggil.

Untuk membayangkan penyimpanan dan pembacaan data secara sequential, kita bisa melihat rekaman lagu yang tersimpan pada kaset. Untuk mendengarkan lagu kelima, kita harus melalui lagu kesatu, dua, tiga dan empat terlebih dahulu. Pembacaan seperti inilah yang disebut sebagai sequential atau berurutan. Untuk membayangkan penyimpanan data dengan menggunakan teknik index sequential ini, kita bisa melihat daftar isi pada sebuah buku. Pada bagian disebelah kiri disebut sebagai index data yang berisi bagian dari data yang ada. Index data kemudian diakhiri dengan pointer yang menunjukkan posisi keseluruhan isi data.

Sesuai dengan sifat media yang dimilikinya, maka pada sebuah pita magnetic tape, hanya bisa menyimpan data secara sequential; Dengan demikian, cara pembacaan yang dilakukan juga hanya secara sequential, yaitu berurutan satu persatu sampai nomor record yang dikehendaki diketemukan. Gambar yang ada menunjukkan bagaimana record data nilai disimpan didalam media disk ataupun disket dengan menggunakan teknik index sequential. Index data akan dibaca pertama kali oleh komputer, dan dikarenakan didalam index data juga terdapat address maka data yang dicari bisa segera diketemukan.

MACAM FILE KEUNTUNGAN KERUGIAN File Sequntial Merupakan organisasi file yang sederhana. Jarak setiap aplikasi yang tersimpan sangat jelas. Metode penyimpanan didalam memory sangat sederhana, sehingga efisien untuk menyimpan record yang besar. Sangat murah untuk digunakan, sebab medianya cukup menggunakan magnetic tape. Seandainya diperlukan perubahan data, maka seluruh record yang tersimpan didalam master file, harus semuanya diproses. Data yang tersimpan harus sudah urut (sorted). Posisi data yang tersimpan sangat susah untuk up-to-date, sebab master file hanya bisa berubah saat proses selesai dilakukan. Tidak bisa dilkukan pembacaan secara langsung. File Index Sequential Sangat cocok untuk digunakan menyimpan batch data ataupun individual data. Dibanding sequential file, pemanggilan data menjadi lebih cepat. Access (pemanggilan) data tidak bisa disamakan dengan random (direct access file). Memerlukan adanya ruangan extra didalam memory untuk menyimpan index data. Memerlukan adanya hardware dan software yang lebih kompleks.
- Slides: 25