Hukum Konstitusi Program Doktor PENAFSIRAN KONSTITUSI Jazim Hamidi

  • Slides: 15
Download presentation
Hukum & Konstitusi (Program Doktor) PENAFSIRAN KONSTITUSI Jazim Hamidi, Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,

Hukum & Konstitusi (Program Doktor) PENAFSIRAN KONSTITUSI Jazim Hamidi, Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang (HP. 08123304428, e-mail: jazimub@gmail. com atau jazim@ub. ac. id)

Pokok Bahasan: 1 • Pengertian, Esensi, dan Ruang Lingkup Penafsiran Hukum dan Konstitusi 2

Pokok Bahasan: 1 • Pengertian, Esensi, dan Ruang Lingkup Penafsiran Hukum dan Konstitusi 2 • Penafsiran dan Penemuan Hukum & Konstitusi 3 • Jenis Penafsiran Hukum & Konstitusi • Hermeneutika Hukum, Metode Penemuan Hukum Baru

Pengertian Penafsiran Konstitusi (Constitutional Interpretation atau interpretation of the Basic Law) NO Constitutional Interpretation

Pengertian Penafsiran Konstitusi (Constitutional Interpretation atau interpretation of the Basic Law) NO Constitutional Interpretation of Statutes 01 ü Penafsiran thd ketentuan-ketentuan yg terdapat dlm konstitusi/UUD ü Penafsiran terhadap UU 02 ü Merupakan hal yg tdk terpisahkan dr aktivitas judicial review (di bawah UU) 03 ü Penafsiran yg digunakan sbg metode dlm penemuan hukum (rechtsvinding) berdasarkan konstitusi/UUD yg digunakan dlm praktik Peradilan MK ü Mengapa penafsiran diperlukan. karena UU/peraturan perundang-undangan tidak semuanya dapat disusun dlm bentuk yg jelas. Sumber: Albert H. Y. Chen, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hongkong (dimuat dalam Buku Sekjen MK RI, Hukum Acara MK, Jakarta, 2010).

Esensi dan Ruang Lingkup Penafsiran Hukum & Konstitusi: 1. PH Penafsiran HK tdk sama

Esensi dan Ruang Lingkup Penafsiran Hukum & Konstitusi: 1. PH Penafsiran HK tdk sama Penafsiran Konst (UUD) • Pengertian Konstitusi tidak sama dengan UUD, Konstitusi ada yg tertulis dan ada yg tdk tertulis (sama halnya dg pengertian Hukum), sedangkan UUD sll tertulis (sama dg UU). Jd menganalogkan antar keduanya tdk bisa disamakan juga dalam hal akan melakukan penafsiran PK 2. Penafsiran Konst bagian dr Penafsiran HK • Penafsiran Konstitusi (jika yg dimaksud adalah UUD), maka ia merupakan bagian dari Penafsiran Hukum. Dengan demikian beberapa jenis penafsiran Konstitusi merupakan bagian dari penafsiran Hukum (meskipun bersifat fakultatif)dan praktik politik PKI. Pandangan Baru Perbedaan Pandangan PK PH 3. • Kelompok ini tidak membedakan secara rigid antara Hukum Tertulis dan Hukum Tidak Tertulis, sehingga antara UUD dan Konstitusi secara fungsional sama. Akibatnya metode penafsiran yang digunakan bersifat bebas (joint seation) antara keduanya. 4. PH PK Penafsiran HK sama dgn Penafsiran Konst Pandangan Baru (alternatif) • Hermeneutika Hukum sebagai metode interpretasi hukum baru hemat saya dapat digunakan dalam menafsirkan Konstitusi atau UUD, karena cara kerjanya bertumpu pada kohesivitas Antara Teks-Kontekstualisasinya. Keunggulannya ladi jenis Penafsiran Hukum tsb dapat digunakan secara bebas sesuai kebutuhan). dan praktik politik PKI.

Penafsiran & Penemuan Hukum: Dalam Ilmu Hukum & Konstitusi, penafsiran adalah metode penemuan hukum

Penafsiran & Penemuan Hukum: Dalam Ilmu Hukum & Konstitusi, penafsiran adalah metode penemuan hukum (rechtsvinding) dimana peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk diterapkan pd peristiwa konkret. Penemuan Hukum adalah berkenaan dgn hal/upaya mengkonkretisasikan produk pembentukan hukum. Di negeri Belanda ‘rechtsvinding” selalu dikaitkan dg legisme yaitu aliran pemikiran dlm teori hukum yg mengindentikkan hukum dg UU (Begriffsjurisprudenz). Penemuan Hukum adalh proses kegiatan pengambilan keputusan yuridik konkret yg secra langsung menimbulkan akibat hukum pd suatu situasi individual (putusan hakim, ketetapan, pembuatan akta, dll). Hal esensial dari perbuatan dan tindakan hukum itu adalah menafsirkan hukum atau butuh melakukan interpretasi hukum (law is interpretation).

Teori Penemuan Hukum Plus (+): Ada dua Teori Penemuan Hukum, Plus (+) Hermeneutika Hukum

Teori Penemuan Hukum Plus (+): Ada dua Teori Penemuan Hukum, Plus (+) Hermeneutika Hukum PH Heteronom, terjadi pd saat hakim dlm memutus perkara dan menetapkan hukum menganggap dirinya terikat pd kaidah-kaidah hukum yg disodorkan dari luar dirinya. Isi kaidah tsb pd prinsipnya dpt ditemukan/ditetapkan scr obyektif (sama oleh setiap orang) PH Otonom, menunjuk pd kontribusi pemikiran hakim. Hakim dpt memberikan masukan melalui metode-metode interpretasi yg sesuai dgn model penemuan hukum legistik, atau metode baru spt teleologikal, dan evolutif – dinamikal (dinamika masyarakat terus berkembang) Plus+: Hermeneutika Hukum, mulai digunakan oleh para hakim terhadap teks otoritatif, peristiwa hukum, kebijakan hukum, lontar, data digital, hasil rekam medik atau audiovisual yg terkait dg hukum, maupun ayatil Ahkam, dalam kerangka penemuan hukum yg lebih mendalam, komprehensif, dan holistik. Oki hakim harus sll dlm kohesivitas Antara teks-kontekstualisasinya.

Jenis Penafsiran Hukum & Konstitusi Sistematis/ Logis Historis Teleologis/ Sosiologis Gramatikal Komparatif Perbandingan Jenis

Jenis Penafsiran Hukum & Konstitusi Sistematis/ Logis Historis Teleologis/ Sosiologis Gramatikal Komparatif Perbandingan Jenis Penafsiran mnrt Sudikno M & A Pitlo Futuristis Sedangkan menurut Satjipto Rahardjo mengutip pendapat Fitzegerald secara garis besar interpretasi dibedakan ke dalam dua macam: (1) interpretasi harfiah atau tidak keluar dr litera legis (2) interpretasi fungsional (secara bebas). Berdasarkan hasil penemuan hukum (rechtsvinding) metode interpretasi dibagi menjadi dua macam: (1) interpretasi restriktif/membatasi (harus tunduk pd prinsip lex certa atau tdk boleh selain yg sdh ditentukan uu) (2) interpretasi ekstensif/melampaui batas yg ditetapkan oleh interpretasi gramatikal

Elaboratif Fungsional Penafsiran Hukum: NO. 01. 02. 03. JENIS PENAFSIRAN Gramatikal ELABORASI INDIKATOR

Elaboratif Fungsional Penafsiran Hukum: NO. 01. 02. 03. JENIS PENAFSIRAN Gramatikal ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan: NO. 04. 05 06. JENIS PENAFSIRAN ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan: NO. 04. 05 06. JENIS PENAFSIRAN ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan: NO. 07. 08. 09. JENIS PENAFSIRAN ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan: NO. 07. 08. 09. JENIS PENAFSIRAN ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan: NO. 1. 08. 09. JENIS PENAFSIRAN ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan: NO. 1. 08. 09. JENIS PENAFSIRAN ELABORASI INDIKATOR

Lanjutan:

Lanjutan:

Elaboratif Fungsional Penafsiran Hukum: NO. 01. 02. 03. JENIS PENAFSIRAN Gramatikal ELABORASI INDIKATOR

Elaboratif Fungsional Penafsiran Hukum: NO. 01. 02. 03. JENIS PENAFSIRAN Gramatikal ELABORASI INDIKATOR

Terima Kasih Wassalamualiakum Warohmatullahhi Wabarokatuh

Terima Kasih Wassalamualiakum Warohmatullahhi Wabarokatuh