HUKUM ISLAM HUKUM HUKM DAN AHKAM SYARIAT FIKIH
- Slides: 25
HUKUM ISLAM : HUKUM. HUKM DAN AHKAM, SYARIAT, FIKIH
HUKUM ISLAM • Hukum Islam adalah dua kata dalam bahasa Indonesia yaitu kata “hukum” dan “Islam”. Kata “hukum” dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari bahasa Arab yaitu kata) ﺍﻟﺤﻜﻢ al- hukmu) yang merupakan bentuk singular/tunggal, adapun bentuk plural/jama’nya adalah) ﺍﻷﺤﻜﺎﻡ al-ahkam). Secara etimologi kata ini berarti) ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ al-qadha) yang bermakna memutuskan, memimpin, memerintah, menetapkan dan menjatuhkan hukuman, [1] Al-Fairuz Abady menyatakan bahwa kata ) ﺍﻟﺤﻜﻢ al- hukmu) dengan dhamah berarti) ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ al-qadha) yaitu mengadili, bentuk jama’nya adalah) ﺍﻷﺤﻜﺎﻡ al-ahkam). [2]Abdullah bin Shalih Al. Fauzan dalam Syarh Al-Waraqat Fi Ushul Al-Fiqh menyatakan :
● ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻜﻠﻔﻴﻦ ﺑﺄﻔﻌﺎﻝ ﺍﻟﻤﺘﻌﻠﻖ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺧﻄﺎﺏ ﻋﻠﻴﻪ ﺩﻝ ﻣﺎ : ﺍﺻﻄﻼﺣﺎ ﻭﺍﻟﺤﻜﻢ ﺍﻟﻤﻨﻊ : ﻟﻐﺔ ﻟﻠﺤﻜﻢ ﻭﺿﻊ ﺍﻭ ﺗﺨﻴﻴﺮ ﺍﻭ ﻃﻠﺐ Al-Hukmu secara bahasa adalah mencegah, sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang menunjukan padanya kehendak syar’i yang berkaitan dengan amalan-amalan orang yang sudah dewasa (mukallaf) baik berupa tuntutan kewajiban, pilihan dan hukum wadh’i.
• Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama Islam (ad Din al Islam). Dlm konsep hkm Barat, hukum adalah peraturan yang sengaja dibuat oleh manusia untuk mengatur kepentingan manusia dlm masyarkt. tertentu. • Beberapa istilah yg. perlu dijelaskan (1) hukum, (2) hukm dan ahkam, (3)syari’ah atau syari’at, dan (4) fikih atau fiqh.
Hukm dan Ahkam • Nasrun Haroen merinci pengertian dari kata “al-hukm” dalam beberapa arti, Pertama, , Menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya, seperti menetapkan terbitnya bulan dan meniadakan kegelapan dengan terbitnya matahari. Kedua, Khitab Allah, seperti “aqimu ash-shalata” dalam hal ini yang dimaksud dengan hukum adalah nash yang datang dari Syari’. Ketiga, Akibat dari Khitab Allah, seperti hukum ijab yang dipahami dari firman Allah “aqimu ash-shalata”. Pengertian ini digunakan para fuqaha (ahli fiqh). Keempat, Keputusan hakim di sidang pengadilan
• Dari berbagai pengertian tersebut terlihat adanya makna yang satu yaitu bahwa al-hukm adalah : ﻭﺿﻌﺎ ﺃﻮ ﺗﺨﻴﻴﺮﺍ ﺃﻮ ﻃﻠﺒﺎ ﺍﻟﻤﻜﻠﻔﻴﻦ ﺑﺄﻔﻌﺎﻝ ﺍﻟﻤﺘﻌﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ • ﺧﻄﺎﺏ • Khitab Allah ta’ala yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan orang mukallaf yang berupa tuntutan, pilihan atau yang bersifat wadh’i”[5]. Pengertian ini menunjukan bahwa hukum adalah sesuatu yang menjadi tuntutan syara’ atas setiap orang-orang yang sudah mukallaf untuk melaksanakannya, baik hal itu berupa tuntutan, pilihan atau berbagai sebab yang mengakibatkan adanya hukum tersebut, seperti ahkam al-khamsah yaitu haram, makruh, mubah, sunnah dan wajib.
• Berbeda dengan makna hukum sebelumnya, Muhammad Daud Ali menyatakan kata “hukum” berasal dari bahasa Arab yaitu alhukm yang berarti kaidah, norma, ukuran, tolok ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda. [6] Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh M. Hasbi Ash-Shiddieqy yang menyatakan “Istilah hukum Islam walaupun berlafadz Arab, namun telah dijadikan bahasa Indonesia, sebagai terjemahan dari Fiqh Islam atau Syariat Islam
• Menurut konsepsi hukum Islam, yang dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah, hukum (bahasa Arab: hukm, jamak: ahkam) itu tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan (Allah), hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan benda dalam masyarakat serta alam sekitar. • Interaksi manusia dalam berbagai tata hubungan diatur oleh seperangkat ukuran tingkah laku yang disebut hukm, jamak: ahkam. • Hukm adalah patokan, tolok ukur, ukuran atau kaidah mengenai perbuatan atau benda.
• Jika kita cermati, kata “hukum” dilihat dari asal kata bahasa Arab, maka makna yang sebenarnya tidaklah sama dengan kata hukum yang telah menjadi bahasa Indonesia. Kata hukum ini telah mengalami perubahan dan perluasan makna sehingga tidak sesuai lagi dengan makna bahasa asalnya. Adapun kata yang semakna dengan hukum dalam bahasa Arab adalah syariah dan fiqh.
• Dalam sistem hukum Islam ada lima (5) hukum atau kaidah yang digunakan sbg. Patokan mengukur perbuatan manusia baik di bidang ibadah maupun muamalah • Lima jenis kaidah tsb. Disebut al-ahkam al-khamsah atau penggolongan yang lima, yaitu: (1) ja’iz atau mubah atau ibahah, (2) sunnat, (3) makruh, (4) wajib, dan (5) haram Penggolongan hukum ini disebut juga hukum taklifi, yi : norma atau kaidah hukum Islam yang mungkin mengandung kewenangan terbuka yaitu kebebasan memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan, disebut ja’iz atau mubah. Hukum taklifi mengandung anjuran untuk dilakukan karena jelas manfaatnya (sunnat); mengandung kaidah yang seyogyanya tidak dilakukan karena jelas tidak berguna (makruh); mengandung perintah yang wajib dilakukan (fardhu atau wajib) ; mengandung larangan untuk dilakukan (haram)
• Ilmu usul fikih yaitu pengetahuan yang membahas dasar-dasar pembentukan hukum fikih Islam. • Hukum wadhi yaitu hukum yang mengandung sebab, syarat dan halangan terjadinya hukum. Halangan atau mani’
Syari’at • Syariah menurut bahasa memiliki beberapa makna, diantaranya adalah) ﺍﻟﻮﺍﺭﺩ al-warid) yang berarti jalan, ia bermakna pula ﺍﻟﻤﺎﺀ ﻧﺤﻮ yaitu tempat keluarnya (mata) air. [8] Al-Raghib menyatakan syariah adalah metode atau jalan yang jelas dan terang misalnya ucapaan ﻧﻬﺠﺎ ﻟﻪ ﺷﺮﻋﺖ ) aku mensyariatkan padanya sebuah jalan). Manna’ Khalil Al-Qathan berkata “Syariat pada asalnya menurut bahasa adalah sumber air yang digunakan untuk minum, kemudian digunakan oleh orang-orang Arab dengan arti jalan yang lurus (al-syirath al-mustaqim) yang demikian itu karena tempat keluarnya air adalah sumber kehidupan dan keselamatan/kesehatan badan, demikian juga arah dari jalan yang lurus yang mengarahkan manusia kepada kebaikan, padanya ada kehidupan jiwa dan pengoptimalan akal mereka
• Kata syariah banyak terdapat di dalam Al-Qur’an, misalnya firman Allah ta’ala dalam QS Al-Jatsiyah : 18 • ﻻﻭ ﺍﻳ آ ﻻ ﺍ ﺍ ﻷ ﻳ ﻯ ﺍ • Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
• Makna syariah pada ayat ini adalah peraturan atau cara beragama. Sedangkan dalam QS Asy-Syura ayat 13 bermakna memberikan tata cara beragama : ﻳ ﻥ ﻱ آ ﻥ ﻱ ﺍﻟﻠ ﺍﻭ ﺍﻳ ﻯ ﻳ ﻭﺍ ﻻ ﻳ ﺍﻟ ﻳﻭﺍ ﻳﻯ ﻭﻯ ﺍﻳ ﺍ ﺍ آ ﺍﻱ ﻭﺍ ﻯ ﺍ ﻳ ﺍﻟ ﻡ • • Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
• Makna syariah yang serupa disebutkan dalam QS Al-Syura ayat 21 Allah ta’ala berfirman : ﻳ ﺍ ﺍﻳ ﺍﻟ ﺍ ﻻ ﺍﻟﻠ ﻥ ﺍ ﻳ ﺍﻟ ﻡ ﻭﺍ آ • • Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. • Dari beberapa ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kata syariah bermakna peraturan, agama dan tata cara ibadah. Pengertian ini telah mengarah kepada makna secara istilah, karena khitab dari ayat-ayat tersebut adalah orang-orang yang beriman agar mereka dapat merealisasikan syariat tersebut.
• Secara istilah “syariat” adalah “Seperangkat norma yang mengatur masalah-masalah bagaimana tata cara beribadah kepada Allah ta’ala, serta bermuamalah dengan sesama manusia”. Al-Fairuz Abady menyebutkan bahwa syariat adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada para hamba. Nya. [10] Ibnu Mandzur menyatakan bahwa syariah adalah : ﺍﻟﺒ ﻋﻤﺎﻝ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﻭﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻭﺍﻟﺤﺞ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻛﺎﻟﺼﻮﻡ ﺑﻪ ﻭﺭ ﻳﻦ ﺍﻟ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺳ ﻣﺎ ﻋ ﻭﺍﻟ • ﻭﺍﻟﺸﺮﻳﻌ • Segala sesuatu yang ditetapkan Allah dari dien (agama) dan diperintahkanya seperti puasa, shalat, haji, zakat dan amal kebaikan lainnya
• Definisi ini seperti yang disebutkan oleh Manna’ Al-Qathan yang menyebutkan bahwa syariat secara istilah adalah “Setiap sesuatu yang datang dari Allah ta’ala yang disampaikan oleh utusan/Rasul. Nya kepada para hamba. Nya, dan Dia adalah pembuat syariat yang awal, hukum. Nya dinamakan syar’an. [12] Senada dengan pengertian ini Mahmud Syalthut mendefinisikannya dengan “Sebuah nama untuk tata peraturan dan hukum yang diturunkan oleh Allah ta’ala dalam bentuk ushulnya dan menjadi kewajiban setiap muslim sebagai pedoman dalam berhubungan dengan Allah dan antar sesama manusia. ”
• Para intelektual muslim Indonesia memberikan definisi dari syariah dengan beraneka ragam, misalnya Hasbi Ash-Shidieqy mendefinisikannya dengan “Segala yang disyariatkan Allah untuk kaum muslimin, baik ditetapkan oleh Al-Qur’an ataupun sunnah Rasul yang berupa sabda, perbuatan, ataupun taqrirnya”. [14] Sedangkan M. Ali Hasan menyatakan bahwa syari’ah adalah : Hukum-hukum yang disyariatkan oleh Allah bagi hamba-hamba. Nya (manusia) yang dibawa oleh para nabi, baik menyangkut cara mengerjakannya yang disebut far’iyah amaliyah (cabang-cabang amaliyah) dan untuk itulah fiqh dibuat, atau yang menyangkut petunjuk beri’tiqad yang disebut ashliyah i’tiqadiyah (pokok keyakinan), dan untuk itu para ulama menciptakan ilmu kalam (ilmu tauhid). Dalam bagian lain disebutkan bahwa syariah adalah “Semua yang disyariatkan Allah untuk kaum muslimin baik melalui Al-Qur’an maupun melalui sunnah rasul
• Dari sini dapat disimpulkan bahwa kata hukum dalam “Hukum Islam” bukanlah arti hukum dalam bahasa Arab al-hukm akan tetapi makna hukum dalam bahasa Indonesia adalah bermakna syari’ah dalam bahasa Arab. Pendapat ini seperti disebutkan oleh Fathurrahman Djamil yang menyimpulkan : Kata hukum Islam tidak ditemukan sama sekali di dalam Al-Qur’an dan literatur hukum dalam Islam, yang ada dalam Al-Qur’an adalah kata syari’ah, fiqh, hukum Allah dan yang seakar dengannya, kata hukum Islam merupakan terjemahan dari term “Islamic Law” dari literatur barat
Fiqih • Al-Fiqh adalah ilmu tentang sesuatu dan pemahaman tentangnya • Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang menggunakan istilah fiqh yang bermakna pemahaman, diantaranya dalah firman. Nya : ﻳﺍ ﻭ ﺍ ٱ آ • ﺍ • Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?
• Dalam ayat yang lainnya disebutkan : ﻭ ﺍ ﺍ ﻧﻭﺍ ﻳ ٱﻠ ﻯ ﻭﺍ آ ﻥ ﺍ آ ﻧﻭﺍ ٱﻭ ﺍ • Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
• Sementara di dalam hadits, Rasulullah bersabda : ﺍﻟ ﻯ ﺍ ﺍﻟ • • Barangsiapa dikehendaki Allah sebagai orang baik, pasti Allah akan memahamkannya dalam persoalan agama.
• Sedangkan secara istilah fiqh adalah : ﺍﻟﺘﻔﺼﻴﻠﻴﺔ ﺑﺄﺪﻟﺘﻬﺎ ﺍﻟﻌﻤﻠﻴﺔ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺍﻷﺤﻜﺎﻡ • ﻣﻌﺮﻓﺔ • Pengetahuan tentang-tentang hukum syariat yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. [27] Pengertian yang lebih komprehensif mengenai fiqh adalah : ﺍﻟﻓﺼﻴﻠﺓ ﺃﺪﺗﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻜﺘﺴﺐ ﺍﻟﻌﻤﻠﺓ ﺍﻟﺭﻋﺓ ﺑﺎﻷﺤﻜﺎﻡ • ﺍﻟﻌﻠﻢ • Ilmu tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani menjalankan syari’at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci. Dalil-dalil yang tafsili yang dimaksud berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’ dan ijtihad.
• Dari pengertian syari’ah dan fiqih yang telah dibahas sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki karakter masing-masing. Dilihat dari sumbernya maka syariah bersumber dari Allah ta’ala yaitu berupa Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam. Sedangkan Fiqh bersumber dari para ulama dan ahli Fiqh yang telah menggali hukum-hukum yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist. Sementara dari segi obyeknya maka syariah objeknya meliputi bukan saja batin manusia akan tetapi juga lahiriyah manusia dengan Tuhannya (ibadah). Sedangkan Fiqih objeknya peraturan manusia yaitu hubungan lahir antara manusia dengan manusia serta manusia dengan makhluk lainnya. Perbedaan selanjutnya adalah mengenai sanksi ketika melanggarnya, syariah sanksinya adalah pembalasan Allah ta’ala di akhirat, sedangkan Fiqih Semua norma sanksinya bersifat sekunder yaitu negara sebagai pelaksana sanksinya.
• Dari sini dapat disimpulkan bahwa hukum Islam adalah aturan-aturan yang datang dari Allah ta’ala melalui perantara para rasul. Nya yang berupa hukum-hukum yang qath’i (syariah) dan juga yang bersifat dzanni yaitu fiqh. Dengan kata lain hukum Islam adalah syariat Allah yang bersifat menyeluruh berupa hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta hukum-huukm yang dihasilkan oleh para ahli hukum Islam dengan menggunakan metode ijtihad (fiqh).
- Hukm wadi
- Prinsip ibadah dalam agama islam
- Prinsip murunah
- Lapisan ilmu hukum
- Kedudukan hukum taklifi dalam hukum islam
- Mohammedaansch recht
- Mengapa manusia membutuhkan agama menurut islam
- Apa yang kamu ketahui tentang nafsu
- Al ahkam al khamsah adalah
- Masa pembinaan pengembangan dan pembukuan hukum islam
- Masa pembinaan pengembangan dan pembukuan hukum islam
- Hukm tafakkur shakli sifatida pdf
- Deduktiv xulosa chiqarish
- Ahkam al khamsah
- Kesimpulan dari hukum pascal
- Peta konsep hukum newton tentang gravitasi dan hukum kepler
- Perbedaan hukum ohm dan kirchoff
- Macam-macam hukum taklifi
- Contoh faktor pembatas fisik
- Fıkıh ilminin konuları
- Fıkıh ilminde mezhepler sonrası gelişmeler
- Fıkhi mezhepleri
- Pengertian perundangan islam
- Apakah matlamat perundangan islam?
- Kesan perkembangan ilmu pada zaman abbasiyah
- Masa kelesuan pemikiran hukum islam