HUBUNGAN ORGANISASI INTERNASIONAL PGRI DAN BERDIRINYA WISMA PGRI
HUBUNGAN ORGANISASI INTERNASIONAL PGRI DAN BERDIRINYA WISMA PGRI Disusun Oleh : Alfonsius Willy Ater Gultom (201743501574) adjie pangestu vian andana putra (201743501604) Ahmad Farhan (201743501617)
Bentuk Hubungan PGRI dengan Luar Negeri Tingkat Regional a. ASEAN Council of Teachers (ACT) b. Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN) Tingkat Internasional a. Konvensi ILO/UNESCO b. Education International (EI)
Tujuan dan Manfaat Tujuan PGRI mengikuti organisasi ini adalah: Manfaat PGRI mengikuti organisas ini adalah: 1. Membuat kesadaran serikat buruh, good governance, transparansi dan akuntabilitas di semua tingkat organisasi. Memperkuat PGRI sebagai serikat pekerja guru. 2. Membuat organisasi yang lebih demokratis, independen, transparan dan berkelanjutan. 2. Untuk mendapatkan alokasi anggaran 20% oleh pemerintah untuk pendidikan di tingkat nasional dan daerah untuk dapat membahas masalah yang dihadapi oleh pendidikan, guru, anak-anak, dan untuk mencapai pendidikan berkualitas untuk semua 3. Mempromosikan partisipasi perempuan dan pemimpin muda dalam proses pengambilan keputusan dan semua kegiatan serikat. 4. Dibuat kolam pelatih terampil di tingkat kabupaten dan propinsi. 5. Berkaitan dengan keuangan organisasi dan membuat organisasi mandiri secara finansial. 6. Peningkatan proses komunikasi dalam organisasi antara tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.
Contoh – Contoh Hubungan PGRI dengan Luar Negeri 1. Sesudah kongres ke empat di Yogyakarta, PB PGRI di Jakarta mengirim surat perkenalan serta ucapan selamat atas terbentuknya pengurus baru Persatuan Guru Negara Persekutuan Malaya. Sejak saat itu terjalinlah hubungan persudaraan dan kerja sama antara PGRI dengan Persatuan Guru Negara Persekutuan Malaya (Malaysia) hingga kini dibuktikan dengan jalan korespondensi, saling mengunjungi, pertukaran guru, penataran, dll. 2. Pada bulan Februari 1954 PB PGRI mendapat undangan dari Fan Ming, Ketua Umum PB PRRC, untuk berkunjung ke Peking guna menghadiri hari buruh(1 mei) dan disambung dengan karya wisata selama satu bulan. 3. Suatu peristiwa antar bangsa dimana PGRI ikut berperan adalah Regional Conference of Non Govermental of The U. N. O di Denpasar Bali. Utusan PB PGRI terdiri dari F. Wachendorf dan Muhamad Hidrajat. Usul-usul PGRI mengenai peranan film semuanya diterima oleh konperensi tersebut. 4. Pada tahun 1954, PB PGRI sangat menyesal karena tidak dapat hadir dalm memenuhi undangan WCOTP, IFTA, dan Fipreso yang berkongres di Oslo karena kesulitan keuangan. 5. Sujono, Wakil Ketua I PB PGRI dan E. A. Parengkuan mewakili PGRI hadir di kongres ke lima WCOTP yang diadakan di Manilla dari tanggal 1 s/d 8 Agustus 1956.
6. Pada musim dingin Australia bulan Juli 1971 PGRI menghadiri General Assembly WCOTP di Sidney, sambil mempererat kerja sama dengan Australia teachers Federation dan New Zaeland Teachers Institute. 7. Ketua Umum Basyumi Suriamiharja, Sekretaris Jenderal A. M. D Jusuf dan Gazali menghadiri IFFTU Convention di Kuala Lumpur. Pada acara pembentukan “Komite Asia untuk IFFTU”. Basyumi Suriamiharja terpilih menjadi ketuanya. 8. Pada tanggal 3 dan 4 April 1972 di Bandung diadakan Kongres IFFTU dengan tema “The role of teachers and their organization in economic development”. Pada kesempatan ini melalui May Jen. Ali Murtopo, guru di Indonesia telah lama diakui sebagai pembaharuan dan pembangunan. 9. Ketua Umum Basyumi Suriamiharja dan Sekretaris Jenderal A. M. D Jusuf menghadiri kongres WCOTP di London pada bulan Agustus 1972, selanjutnya mereka pergi ke Nederland dan Belgia, untuk memenuhi undangan Nederlandse Onderwejzers Verefinigi, dan Federasi Guru Belgia. 10. Melalui WCOTP PGRI telah menyerukan dihentikannya peperangan India-Bangladesh, Vietnam, dan Timur Tengah yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat, dan penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial yang bertentangan dengan martabat dan harkat manusia.
11. Sejak kongres ke 13 hubungan dengan luar negeri dirumuskan sebagai berikut “Meningkatkan jalinan hubungan dan kerja sama internasional kependidikan yang mengabdi pada kepentingan nasional”. 12. Dra. Ny. M. Wahyudi dan AT. Sianipar SH menghadiri WCOTP Asia and South Pasific Conference yang diadakan di Walington New zaeland dari tanggal 26 Agustus sampai 2 September 1981. 13. Kongres ke 29 dihadiri tidak kurang dari 11 orang anggota PGRI yakni Ketua Umum Basyumi Suriamiharja, yang hadir sebagai anggota Eksekutif WCOTP, Sekjen Drs. W. D. F Rindo sebagai Ketua Delegasi PGRI tiga orang anggota PB PGRI lainnya, lima orang anggota PB PGRI. Kongres ini diadakan di Swiss. 14. Sekjen Drs. W. D. F Rindo pergi ke Sidney Australia untuk mewakili PGRI pada “The Asia Public Service Conference of IFFTU” dari tanggal 18 -20 Oktober 1982.
15. Pada tanggal 25 – 29 Oktober 1982 Dra. Ny. M. Wahyudi ada di Hiroshima Jepang, untuk mengikuti simposium yang diselenggarakan oleh Persatuan Guru Jepang tentang “Disarmament Education”. 16. Pada tanggal 27 – 30 Desember 1982 56 orang wakil PGRI berada di Kuala Lumpur Malaisya untuk menghadiri The 4’th Covention ACT. 17. Dalam sidang WCOTP Asia Pasific yang diadakan pada tanggal 3 – 10 Agustus 1983 di Kuala Lumpur, PGRI diwakili oleh Dra. Mien. S. Warnaen dan Drs. Gazali Dunia tentang pertemuan guru Nusantara. Putusan sidang diadakan di Singapura tanggal 24 Nofember 1983. Pada kesempatan ini Drs. Gazali menyampaikan makalah. 18. Dalam realisasi mempererat hubungan muhibbah dalam periode 1981 -1983, PGRI telah mendapat kunjungan dari : · Rombongan 46 orang guru Melayu. · Rombongan 22 orang dari Persatuan Guru Transport Udara Wanita Singapura. · Rombongan 24 orang anggota Persatuan Guru Melayu Brunei.
Sejarah berdirinya wisma pgri Pada kongres“pertama”membicarakan tetang disampaikannya tentang protes kepadaseluruh dunia terhadap tindakan-tindakan tentara penduduk di indonesia dengan tujuanagar kongres pertama PGRI yang berlangsung 100 hari setelah kemerdekaan turutmembantu membangkitkan semangat para guru, untuk memperkuat berdirinya republik Indonesia. Kongres“kedua”membicarakan tentang masa sulit yang turut menguji kebulatantekad anak bangsa untuk mempertahankan kemerdekaannya termasuk para guru. Kongres“ketiga”pada kongres ini diangkatnya efektivitas organisasi Kongres“keempat”Kongres ini PGRI mendapat pujian dari Presiden RI Assa’at. Menurutnya PGRI merupakan pencerminan semangat juang para guru sebagai pendidik rakyat dan bangsa. Kongres“Kelima”Membicarakan tetang konsolidasi organisasi mulai nyata lebih dalam pelaksanaan ART, komisaris daerah dibentuk serta susunan pengurusnya
Sejarah berdirinya wisma pgri Kongres“Keenam”disepakatinya beberapa keputusan penting dalam bidangorganisasi. Kongres“Ketujuh”Dalam kongres ini dibicarakannya masalah urusan agama. Kongres“Kedelapan”Pada kongres ini disepakatinya beberapa keputusan pentingdalam bidang organisasi. Kongres“Kesembilan”Dalam kongres ini ditarinya kembakli dukungan terhadapmasalah PSPN ke dalam soksi akan keluar. Kongres“Kesepuluh”Pada masa kongres ini terjadinya perpecahan dalam tubuh. PGRI.
Kongres“Kesebelas”Dalam kongres ini ditegaskannya anggaran dasar sifat PGRIyang unitraristik, indevendent dan non partai politik. Kongres“Kedua belas”Pada kongres ini terjadinya perubahan struktur PB-PGRI. Kongres“Ketiga belas”Membicarakan tetang diangkatnya Drs. Rusli Yunus menjadikepala sekolah RI di Tokyo. Kongres“Keempat belas”Ini PB-PGRI membentuk YPLP PGRI (Yayasan Pembina. Lembaga Pendidikan PGRI). Kongres“Kelima belas” Didirikannya proyek pelaksanaan Pembagunan GGI.
Kongres“Keenambelas”Disusunnya PBPGRI masa bakti XVI (1989 -1994). Kongres“Ketujuhbelas”Disusunya tim penulis buku sejara PGRI dari masa kemasa. Kongres“Kedelapanbelas”Dirubahnya susunan pengurus PB PGRI kalau pada masalampau pemimpin selalu dipilih secara aklamasi kini mulai ada peraturan antara keduacalon ketua umum. Kongres”Kesembilan belas”PGRI mendesak pemerintah untuk menindaklanjuti. Undang (UU) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) denganmemberikan jaminan konstitusional bagi terselenggaranya pendidikan nasional. Kongres”Kedua puluh”Ini memaparkan berbagai dinamika dan problematika guru di. Indonesia.
- Slides: 11