Hubungan Antarkelompok BATASAN DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PERILAKU
Hubungan Antarkelompok
BATASAN DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PERILAKU ANTAR KELOMPOK
Batasan Perilaku Antarkelompok: Menurut Vaughan & Hogg (2002), “Intergroup behavior is any behavior that involves interaction between one or more repre-sentative of two or more separate groups. (perilaku antarkelompok adalah setiap perilaku yang melibatkan interaksi antara satu atau lebih perwakilan dari dua atau lebih kelompok terpisah).
Definisi di atas menekankan adanya interkasi yang face to face, padahal dengan kemajuan teknologi memungkinkan orang melakukan perundingan secara “remote”antarkelompok yang berbeda pendapat. Kemudian Vaughan & Hogg (2005) merevisi definisinya sbb: Intergroup behavior is any perception, cognition or behavior that is influenced by people’s recognition that they and others are members of distinct social groups. (Perilaku antarkelompok adalah setiap persepsi, kognisi atau perilaku yang dipengaruhi oleh pengakuan orang bahwa mereka dan orang lain adalah anggota dari kelompok sosial yang berbeda). Jadi dalam mencermati perilaku antarkelompok, “interaction” tampaknya tidak harus selalu face to face.
Sherif (1962) memberi definisi “hubungan antarkelompok” yaitu, “relations between two or more groups and their respective members. Whenever individuals belong to one group interact, collectively or individually, with another groups or its members in terms of their group identifications we have an instance of intergroup behavior” (hubungan antara dua atau lebih kelompok dan masing-masing anggotanya. Bilamana ada individu-individu satu kelom-pok berinteraksi, secara kolektif atau individual, dengan kelompok lain atau anggota-anggotanya dalam hal identifikasi kelompok mereka, kita memiliki contoh perilaku antarkelompok). Artinya, interaksi itu terjadi berdasarkan seberapa kuat individu mengidentifikasikan diri pada kelompoknya.
Perlu diingat bahwa interaksi itu bisa positif atau negatif, seperti; prasangka, diskriminasi, konflik, kompetisi, kerja sama, saling mendukung, tolong-menolong antar kelompok, dsb.
Ruang Lingkup Perilaku Antarkelompok: Teori-teori yang membahas perilaku antarkelompok, antara lain: • Etnosentrisme (ethnocentrism) • Teori Konflik Realistik (realistic conflict theory) • Teori Identitas Sosial (social identity theory) • Teori Deprivasi Relatif (relative deprivation theory)
Strategi Meningkatkan Hubungan Antarkelompok Kelompok yang berkonflik dapat memperbaiki hubungan dengan kelompok lain, dengan membina komunikasi, melalui 3 cara
ETNOSENTRIME-CIRI KEPRIBADIAN OTORITATIAN • Psikologi sejak lama berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana seseorang dapat berkembang dengan penuh prasangka, sedangkan ada orang lain yang tidak demikian. • Adorno et al (1950 dalam Vaughan dan Hogg, 2005) yakin bahwa prasangka merupakan konsekuensi dari struktur kepribadian tertentu, yaitu otoritarian.
seseorang memiliki kepribadian otoritarian Ciri-ciri • Mereka menghormati dan menghindari figur otoritas. • Terobsesi dengan rangking dan status. • Memiliki toleransi rendah tetrhadap ketidak pastian dan ambiguitas. • Membutuhkan lingkungan yang strukturnya jelas. • Mengekspresikan kebencian diskriminasi terhadap org lain yang lebih lemah darinya.
• Adorno menemukan bahwa setiap orang memiliki kebencian yang berbeda terhadap berbagai kelompok etnis. • Dalam hubungan antar kelompok, anggota kelompok biasanya menjadikan kelompoknya sendiri sebagai acuan utama untuk menilai kelompok lain. • Fenomena ini dikenal dengan istilah Etnosentrisme.
• Etnosentrisme adalah cara seseorang memandang lingkungan sekitarnya dimana ia menjadikan kelompoknya sebagai pusat dari segala hal, sehingga berbagai hal lain diukur dengan mengacu pada kelompoknya sendiri. • William Summer mengadopsi konsep ini pada teorinya • Menurut Summer orang yang Etnosentris atau memiliki auhoritarian personality, outgrup dipersepsi sebagai kelompok yang mencari kekuasaan dan mengancam serta survival dari ingroup bergantung pada penghancuran semua outgroup.
Teori konflik realistik • Theory conflict realistic-TCR merupakan salah satu teori yang paling berpengaruh dan memberi penjelasan mengapa kelompok saling membandingkan diri atau berkompetisi satu sama lain. • Teori konflik realistik menjelaskan perilaku antar kelompok sebagai fenomena yang hanya dapat dijelaskan pada level kelompok. • Teori ini dikemukakan oleh Sherif (1966), ia menekankan pentingnya peran hubungan fungsional antara dua kelompok atau lebih dalam hubungan antar kelompok.
Tiga asumsi dasar • Manusia pada dasarnya egois dan selalu berusaha memaksimalkan kenuntungan pribadinya. • Konflik merupakan hasil adanya “kepentingan” yang tidak sesuai satu sama lain. • Bahwa aspek psikologi sosial dari hubungan antarkelompok ditentukan oleh kecocokan atau kesamaan minat kelompok.
• Sherif, dkk mengembangkan TCR berdasarkan tiga rangkaian studinya (1949, 1953, dan 1954) pada sekelompok remaja kulit putih kelas menengah berusia sekitar 11 -12 tahun. Studi ini dilakukan dalam setting alamiah, dalam sebuah “summer camp”. • Hipotesis dasarnya, apabila sebuah kelompok ‘memisahkan’ diri dari kelompok lain, maka kelompok tersebut akan membentuk suatu norma, yang kemudian akan menjadi dasar untuk menetapkan stereotip terhadap outgroup yang biasanya merupakan sesuatu yang merendahkan dan bersifat negatif.
Empat tahap eksperimen 1. 2. 3. 4. Tahap perkenalan secara spontan Pembentukan kelompok Konflik antar kelompok Kerjasama antar kelompok atau menurunnya konflik antarkelompok
• Penelitian Sherif merupakan tonggak penting bagi psikologi sosial karena menunjukan adanya diskontinuitas antara proses individual dengan proses kelompok serta membuktikan bahwa proses kelompok merupakan proses yang terpisah dan berbeda dengan proses individual. • Juga menunjukkan bahwa tingkah laku agresif antarkelompok ternyata bukan merupakan proses yang bersifat individual ataupun hubungan antarpribadi.
TEORI IDENTITAS SOSIAL • Teori ini dikembangkan oleh Tajfel dan Turner (Turner dkk. , 1987) • Menurut teori identitas sosial, perilaku kelompok terjadi karena adanya 2 proes penting, yaitu Ø proses kognitif Ø proses motivasional
Struktur dasar perilaku kelompok 1. Kategorisasi yaitu proses dimana individu mempersepsi dirinya sama atau identik dengan anggota lain dalam kelompok yang sama. 2. Identitas dapat didefnisikan sebagai citra diri, konsep diri, atau pemaknaan seseorang terhadap diri sendiri (Augoustinos dan Walker; 1995; Hogg dan Abrams, 1990) 3. Perbandingan sosial penilaian sesorang tentang diri sendiri tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan perbandingan dengan orang lain.
Bentuk dari Intergroup Bias a. b. c. d. Ultimate attribution error/atribution bias Outgroup homogeneity effect Black sheep effect Intergroup sensitivity
TEORI DEPRIVASI RELATIF • Teori deprivsi relatif menekankan pada pengalaman individu dan kelompok dalam kondisi ‘kekurangan’ (deprivasi) dan ‘kurang beruntung’ (disadvantage). • Konsep ini dikemukankan oleh Stouffler dkk. (1949).
• Konsep ini kemudian dikembangkan menjadi lebih formal oleh Davis (1959) dan didefinisikan sebagai persepsi sebagai adanya perbedaan (discrepancy) antara kenyataan (what is) dengan harapan atau keinginan(what ought to be). • Menurut Gurr (1970), keadaaan deprevasi relatif bersumber dari perbandingan antara pengalaman denan harapan yang dimiliki seseorang dan merupakan kondisi yang bersifat relatif
2 Macam Deprivasi Relatif Menurut Runciman 1. Deprivasi relatif egoistik yaitu perasaaan deprivasi yang dialami individu dalam hubungan dengan individu lain yang berrasal dari keompok yang sama dengandirinya. 2. Deprivasi relatif fraternal yaitu deprivasi relatif yang dirasakan saat seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain yang berbeda, yang berasa dari keompok lain.
Cara berkomunikasi untuk meningkatkan hubungan antarkelompok a. Negosiasi b. Mediasi c. Arbitrase
- Slides: 24