HAND OUT ACUAN DAN PERANCAH I Program Studi
- Slides: 85
HAND OUT ACUAN DAN PERANCAH I Program Studi : Konstruksi Gedung Oleh : Triatmo Sugih Hardono, ST
ACUAN DAN PERANCAH ( BEKISTING ) Definisi : Suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya ) pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki
Syarat acuan dan perancah l Kuat l Kokoh / stabil l Tidak bocor l Mudah dibongkar l Ekonomis l Bersih
BAGIAN KONSTRUKSI BAGIAN ACUAN a) Cetakan b) Gelagar balok c) Gelagar utk cetakan lantai/ pengaku cetakan balok. d) Papan penjepit cetakan. BAGIAN PERANCAH e) Tiang perancah f) Baji g) Landasan
Bagian perancah Skor / pengaku Tiang perancah
Bahan yang digunakan l Kayu l Multipleks l Paku l Benang
Bahan Pelepas Cetakan Berfungsi untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton. Bahan- bahan yang digunakan 1. Minyak pelumas 2. Meni 3. Air 4. Kapur 5. Plastik
Sambungan l Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan dan masing – masing sisi dipaku 2 buah paku
l Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan dirangkai dengan menggunakan klam perangkai. sambungan tsb tidak boleh segaris
l Sambungan gelagar dengan tiang. pada konstruksi sederhana, gelagarnya memakai papan dan sambungan dengan tiang cukup dipakukan saja. Untuk k’si yg memikul beban berat, gelagarnya memakai balok 6/12 untuk gelagar utama, sedang pembaginya ukuran 5/7
Sambungan tiang dengan gelagar
l Sambungan tiang dengan tiang penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah dari tinggi tiang, krn daerah ini terjadi tekuk yg paling besar. Dan peletakan sambungan ini untuk satu dan lainnya jangan segaris lurus.
Sambungan tiang
Pemakuan l Pemakuan yang berhubungan langsung dengan cetakan berfungsi sebagai pegangan agar tidak bergeser, shg pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu panjang l Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris
PEMBONGKARAN Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ) Pada cetakan samping pembongkaran bisa dilakukan lebih dahulu dari pada cetakan bawah.
Type Pekerjaan Bekisting 1. Sistem konvensional / tradisional l l Banyak bahan terbuang Tenaga kerja banyak Waktu kerja lama Pemakaian berulang terbatas 2. Semi sistem l Untuk komponen pracetak
3. Sistem penuh / pabrikan Biaya investasi tinggi l Umur pemakaian lama l Multiguna l Dilengkapi dengan gambar sistem l
Pertimbangan Pemilihan Bekisting l Pertimbangan jenis pekerjaan l Rumit / khusus ……. Tradisional / semi sistem l Modulair ……………. Semi sistem l Tinggi / typikal ……. Sistem penuh l Penguasaan teknologi …… SDM l Ketersediaan peralatan l ekonomis
JOB I : PAPAN DUGA Fungsi Papan Duga Sebagai pedoman sementara dari : l As bangunan l Letak bangunan l Ketinggian bangunan
l Letak papan duga : diletakkan pada sudut bangunan l Pemberian tanda as pd papan duga dengan memberi tanda panah yg berwarna menyolok
Langkah kerja pembuatan papan duga A B F l Persiapkan diperlukan. C E bahan dan D peralatan yang
l Tancapkan patok kecil pada titik A, B dan C masing – masing dengan jarak …. m dari batas tanah (sesuai grs sepadan bangunan) dilanjutkan dengan menancapkan patok D, E dan F.
Catatan : dalam memasang patok diusahakan harus lurus dan siku memakai rumus pithagoras c = akar ( a 2+b 2 ) l Dirikan tiang – tiang papan duga dengan jarak …m dari as bangunan paling tepi dengan jarak masing – masing tiang 2 m. l Tentukan ketinggian piel lantai ( 0. 00 ). Dan pindahkan ketinggian tsb ke salah satu tiang papan duga dengan menggunakan selang.
Pemberian penyokong pada papan duga
Penempatan tiang papan duga dibantu dengan benang
Papan duga
l l l Tambahkan ukuran piel dengan 25 cm, dan levelkan ke tiang papan duga yang lain. Rangkaikan papan yang telah diketam rata pada bagian tebalnya, ke tiang papan duga. Menentukan as bangunan pada papan duga dengan bantuan benang dan unting – unting. Membuat sudut siku pada masing – masing sudut bangunan. Memberi tanda as bangunan, ketinggian papan duga thd 0. 00 dengan meni.
Penjelasan definisi Pembantu : l Fungsinya hanya untuk membantu membentuk beton hingga mengeras. Sementara : l Bila beton telah mengeras/cukup umur, maka acuan dan perancah segera dibongkar
Kuat l Kuat dan Kokoh Mampu menahan beban yang ada Berat beton dan tulangan l Beban pelaksanaan l Beban bekisting di atasnya l Kokoh / stabil l Mampu menahan gaya dari samping sehingga konstruksi tidak bergoyang, tidak berubah bentuk dan tidak bergeser.
Syarat acuan dan perancah mudah dibongkar Mudah dibongkar l Mudah dibongkar tanpa merusak beton maupun bahan acuan dan perancah. l Sehingga ada perhatian pada : Sambungan (joint) antar elemen bekisting l Pemakuan l Cara pembongkaran l
Job II Cetakan Pondasi l Diantara jenis pondasi adalah pondasi lajur, di mana pondasi ini langsung bersatu dengan sloop. l Pemasangan papan acuan hanya untuk sisi tegaknya saja, sedangkan sisi miringnya, bila tidak terlalu curam tidak perlu dipasang. l Pemasangan cetakan dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai.
Gambar cetakan pondasi 20 C D D 40 E E A A 15 B 20 5 80 B
Langkah kerja l l l Pelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan. Buat papan duga untuk menentukan letak pondasi, meliputi benang as maupun benang batas kiri – kanan. Disamping mengerjakan papan duga, dalam waktu bersamaan dapat pula dilakukan pekerjaan pabrikasi tulangan. Setelah ditentukan letak pondasi / as pondasi, dilakukan pekerjaan merangkai tulangan di tempatnya. Tancapkan tiang D berpatokan pada benang, dengan jarak antar tiang arah panjang 80 cm.
Membuat cetakan A dan B dengan lebar dan panjang sesuai gambar. l Memasang papan C pada tiang D setinggi 105 cm dari dasar tanah. Cek kedataran dengan l waterpass. l Membuat papan siku E kemudian memasangkan dengan ketinggian 38 cm dari dasar tanah, dipakukan pada papan C dan tiang D. antara kiri dan kanan dilevelkan ketinggiannya. Cek ketegakkan siku dengan waterpass. Memasang papan B dengan ketinggian 5 cm dari dasar tanah dan dilevelkan ketinggiannya antara yang kiri dan kanan l Memasang cetakan A pada siku E dengan cara dipakukan. l
Setelah tiang terpasang dilakukan leveling
leveling
Pemasangan papan gelagar Pemasangan papan L
Pemasangan papan L dengan bantuan benang
finish
Job III Cetakan Kolom l l l Papan cetakan Cetakan kolom bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Untuk kolom berpenampang luas, apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan. Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking. Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan begisting kolom dengan menggunakan unting – unting atau theodolit. Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan terhadap kolom yang lain, dipasang skor.
l Klam perangkai dibuat dengan memanfaatkan sisa / potongan kayu yang tidak terpakai, asalkan panjangnya masih cukup panjang selebar cetakan yang akan disambung dan lebar klam perangkai 10 cm. l Jarak klam tergantung dari besar kecilnya kolom yang dibuat, semakin besar kolom yang dibuat, semakin rapat jaraknya, begitu pula sebaliknya. Biasanya dibuat berkisar antara 40 – 60 cm. l
l Bagian lebar cetakan = b + ( 2 x ½ d ) l Bagian panjang cetakan= l + ( 2 x ½ d ) lb = lebar kolom l l = panjang kolom ld Papan cetakan = tebal papan Klam perangkai l b
Papan Penjepit Cetakan l Fungsi penjepit ini adalah untuk menahan cetakan agar tidak pecah ketika beton dicor. Penjepit ini dipasang sesuai dengan jarak klam perangkai yang dibuat. Panjang penjepi tergantung dari ukuran kolom yang dibuat.
l Pada bagian bawah cetakan kolom dibuatkan lubang untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam cetakan kolom, dan ditutup saat akan dilakukan pengecoran.
l Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan bantuan penjaga jarak atau beton deking. Kemudian dilakukan pengecekan ketegakan begisting kolom dengan menggunakan unting – unting atau theodolit. l Untuk menstabilkan kedudukan, ketegakan kolom dan kelurusan terhadap kolom yang lain, dipasang skor.
Langkah kerja l l Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan. Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan. Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan kolom dengan menggunakan klam perangkai, sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja. . Buat papan duga, tentukan letak as kolom.
l Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton ) pada tempatnya. l Letakkan cetakan pada tempatnya. l Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah adalah lebar kolom ditambah 2 kali 35 cm. l Rangkaikan tiang acuan dengan papan gelagar. Jarak gelagar sama dengan jarak klam perangkai, tetapi diukur dari as klam perangkai.
l Tiang acuan harus tegak l Memasang papan penjepit untuk bagian atas dan bawah terlebih dahulu, bagian tengah menyusul setelah cetakan kolom benar – benar telah tegak. l Untuk menegakkan kolom dipakai unting – unting. l Kedudukan kolom harus benar – benar tegak dan siku / lurus terhadap kedudukan kolom yang lain.
Merangkai papan dengan klam perangkai
Job IV Cetakan Balok Teori Dasar l Balok adalah satu elemen konstruksi bangunan yang digunakan untuk meneruskan beban dari lantai atau dinding ke kolom.
Papan cetakan l Cetakan balok bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Apabila acuannya menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa klam perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan – sambungan yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah – celah sambungan l Untuk mencegah bagian bawah begisting terbuka saat beton dicor, harus dibuatkan klam penjepit, dapat berupa papan ataupun balok kayu ukuran 5/7. l Sedangkan untuk balok yang tingginya lebih dari 55 cm, pada cetakan samping perlu ditahan untuk menahan lentur dan dibuatkan
Tiang Perancah l Acuan dapat menumpu pada satu tiang ataupun dua tiang, sesuai keperluannya. Apabila menggunakan satu tiang maka peletakan tiang dipasang di tengah, dan bila menggunakan dua tiang maka peletakannya pada bagian tepi. l Jarak antar tiang arah memanjang dibuat sama dengan jarak klam perangkai, sedang jarak antar tiang arah lebarnya tergantung dari lebar balok.
Cetakan balok Papan cetakan Klam penjepit Papan gelagar Tiang perancah
l Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah. l Agar tiang perancah tidak amblas ke dalam tanah dipakai papan alas.
Langkah kerja l Mempelajari gambar kebutuhan bahan. kerja dan hitung l Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan. l Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan balok dengan menggunakan klam perangkai, sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja. l Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah sama dengan jarak klam perangkai.
l Tiang perancah dikakukan panjangnya dengan skor. ke arah l Menimbang dan memasang gelagar. l Letakkan cetakan pada tempatnya di atas gelagar. l Pasang klam penjepit dan skor atas. l Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton ) pada tempatnya l Periksa kesikuan balok dan sambungan antara balok dan kolom.
60 cm 60 cm
Job V Cetakan Lantai Tiang perancah l Tiang perancah dipasang di atas landasan papan yang berada di atas tanah dengan tujuan agar tiang perancah amblas masuk ke dalam tanah. Tiang – tiang tersebut diperkuat dengan skor, dan jika terlalu tinggi dipasang papan pencegah tekuk.
Gelagar l Gelagar dipakukan pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang ditentukan dengan bantuan benang. Untuk menentukan ketinggian gelagar, dipasang profil, atau menggunakan batas tepi cetakan balok bagian dalam. Pemasangan dimulai dari tepi ke bagian tengah.
Acuan lantai Pada pembuatan acuan lantai, yang perlu diperhatikan adalah ketinggian dari lantai, di samping konstruksi cetakan yang harus kuat, kokoh dan stabil karena cetakan lantai merupakan cetakan yang luas dan menahan beban yang berat. l Bahan yang digunakan sebaiknya multipleks, karena permukaannya yang luas dan rata. l
2 – 4 cm
Langkah Kerja Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan. l Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan. . l Dirikan tiang perancah yang akan digunakan untuk menimbang gelagar. l Menimbang gelagar l
l l Dirikan tiang perancah yang lain. Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya dengan skor. Memasang gelagar Memasang cetakan lantai di atas gelagar yang sudah terpasang.
Job VI Cetakan Tangga Teori Dasar l Acuan dan perancah tangga pada dasarnya sama dengan acuan dan perancah dari balok, hanya saja untuk tangga lebih lebar dan miring ke bawah.
l Jika letak tangga menumpu pada balok, maka cetakan balok dibuatkan coakan selebar tangga + dua kali lebar cetakan tangga. l Penulangan dipasang setelah cetakan tangga dan klos untuk cetakan optride dibuat. Setelah penulangan selesai kemudian dipasang cetakan optride.
Langkah Kerja l l l Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan. Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan. Dengan bantuan benang tentukan kemiringan tangga. Mendirikan tiang perancah, jangan lupa diskor. Menimbang gelagar
l l l l Memasang gelagar. Memasang cetakan bawah dan cetakan samping. Memasang perkuatan dari cetakan tangga, yaitu papan penjepit dan skor atas. Sebelumnya dicek ketegakan dan kesikuan cetakan. Melukis antride dan optride pada cetakan samping. Memasang klos untuk optride. Memasang dan merangkai tulangan. Memasang cetakan optride Memasang penguat cetakan optride.
Catatan : l Bagian atas gelagar diserut miring mengikuti kemiringan tangga. l Pemakuan pada multipleks jangan terlalu banyak. l Penggambaran optride dan antride dengan bantuan waterpass dan siku. l Tiang perancah harus diberi alas dari papan
- Papan acuan agar kokoh harus diberi ikatan menggunakan
- Contoh penilaian acuan norma dan penilaian acuan kriteria
- Jenis acuan
- Shot me out of the sky you're my kryptonite meaning
- Pustaka acuan driver dan oldham 1994
- Sebuah pesawat jumbo jet memerlukan kecepatan minimum
- Laporan evaluasi kinerja program studi
- Rancangan evaluasi program
- Led program studi
- Ipr dalam akreditasi
- Tingkat kejenuhan program studi
- Teknik informatika unikom
- Benediction hand vs claw hand
- Hour hand and minute hand
- Father mother sister brother hand in hand with one another
- Worker and machine process chart
- Abendrot eichendorff
- Hand in hand module 1
- It is used to process materials by hand.
- Right hand in the air
- Father mother sister brother hand in hand with one another
- What time is this?
- Right hand in the air left hand in the air
- Ape hand vs hand of benediction
- Driver manual chapter 3 assessment
- C
- Hand by hand
- Voorstellen aan de hand van je hand
- Travel hand signal
- What sort of evidence was used to arrest accused witches
- Urgensi studi islam adalah
- Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis
- Aspek teknis dan operasi studi kelayakan bisnis
- Kekurangan dan kelebihan studi kasus
- Perbedaan studi kelayakan bisnis dan rencana bisnis
- Contoh soal kriteria investasi
- Aspek teknik dan teknologi
- Aspek ekonomi dan sosial dalam studi kelayakan bisnis
- Menyusun program tahunan dan program semester
- Put out the light
- Out out by robert frost
- Outta sight outta mind quotes
- Out out robert frost macbeth
- Lock out tag out safety talk
- Out, out by robert frost
- Time
- Matthew 11 28-30 the message
- Lock out tag out pictures
- Out, damned spot! out, i say!
- Harmony not discord
- Makna out of sight out of mind
- Log out tag out deutsch
- Penilaian acuan patokan (pap)
- Contoh profil posyandu
- Apa acuan desain kemasan kayu
- Kelompok acuan
- Pada cetak rotogravure
- Satuan acuan pembelajaran
- Elektroda acuan adalah
- Acuan konseptual
- Acuan konseptual adalah
- Acuan konseptual ktsp
- Kerangka acuan penelitian
- Contoh acuan kriteria
- Tara nilai baku
- Kerangka acuan posyandu remaja
- Hand assembly of sic/xe program
- Desain studi kelayakan bisnis
- Dams roma tre piano di studi
- Teori perilaku studi universitas ohio
- Pengertian studi pendahuluan
- Pertanyaan tentang studi kelayakan bisnis
- Contoh desain studi kelayakan bisnis
- Aspek persaingan dalam studi kelayakan bisnis
- Pengertian studi kasus
- Desain studi ekologi
- Identifikasi kesempatan usaha dalam studi kelayakan bisnis
- Pilot study dalam penelitian kuantitatif
- Makalah e -commerce tokopedia
- Contoh pembelajaran ipa di sd
- Frefek
- Korelasi dalam penelitian adalah
- Metode penelitian studi kasus
- Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis
- Centro studi psicosomatica
- Contoh studi kasus manajemen kas