HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA SRI WAHYUNI SRIWAHYUNISTAFF GUNADARMA
![HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA SRI WAHYUNI SRIWAHYUNI@STAFF. GUNADARMA. AC. ID HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA SRI WAHYUNI SRIWAHYUNI@STAFF. GUNADARMA. AC. ID](https://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-1.jpg)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA SRI WAHYUNI SRIWAHYUNI@STAFF. GUNADARMA. AC. ID
![Setiap kegiatan komunikasi : ME AKA NG N BE HA HA RBA DAPI MB Setiap kegiatan komunikasi : ME AKA NG N BE HA HA RBA DAPI MB](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-2.jpg)
Setiap kegiatan komunikasi : ME AKA NG N BE HA HA RBA DAPI MB GA AT I AN Komunikasi antarpersona Komunikasi kelompok Komunikasi media Komunikasi massa
![HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA Hambatan Psikologis 1. 2. 3. 4. Kepentingan (Interest) Prasangka (prejudice) HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA Hambatan Psikologis 1. 2. 3. 4. Kepentingan (Interest) Prasangka (prejudice)](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-3.jpg)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI MASSA Hambatan Psikologis 1. 2. 3. 4. Kepentingan (Interest) Prasangka (prejudice) Steorotip (steorotype) Motivasi (Motivation) Hambatan Sosiokultural 1. 2. 3. 4. 5. 6. Aneka Etnik Perbedaan Norma Sosial Kurang mampu Berbahasa Indonesia Faktor Semantik Pendidikan Belum Merata Hambatan Mekanis Hambatan Interaksi Verbal 1. 2. 3. 4. Polarisasi Orientasi Intensional Evaluasi Statis Indiskriminasi
![1. HAMBATAN PSIKOLOGIS 1. Interest Manusia bersifat Heterogen “memiliki kepentingan yang berbeda” Menurut Sears, 1. HAMBATAN PSIKOLOGIS 1. Interest Manusia bersifat Heterogen “memiliki kepentingan yang berbeda” Menurut Sears,](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-4.jpg)
1. HAMBATAN PSIKOLOGIS 1. Interest Manusia bersifat Heterogen “memiliki kepentingan yang berbeda” Menurut Sears, Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain dan sikap serta perilakunyabterhadap mereka (Sears, 1985: 143) 2. Prasangka Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimbulkan informasi dan menafsirkan pesan.
![2. Prasangka David Krech dan Richard S. menyebutkan persepsi ditentukan oleh: 1. Faktor fungsional 2. Prasangka David Krech dan Richard S. menyebutkan persepsi ditentukan oleh: 1. Faktor fungsional](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-5.jpg)
2. Prasangka David Krech dan Richard S. menyebutkan persepsi ditentukan oleh: 1. Faktor fungsional (fungsional) 2. Faktor struktural (situasional) Menurut Effendy (1981: 44) dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran rasional. 1. Faktor Personal atau fungsional antara lain adalah kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran dan status. Jadi yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon. 2. Faktor Situasional atau Struktural persepsi berasal semata-mata dari sifat stimulus secara fisik. Cara mengatasi HAMBATAN PRASANGKA pada Komuikator Netral Bukan yang kontroversial
![3. Steorotif Gambara atau tanggapan tertntu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau golongan 3. Steorotif Gambara atau tanggapan tertntu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau golongan](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-6.jpg)
3. Steorotif Gambara atau tanggapan tertntu mengenai sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif (Gerungan, 1983: 169) Stereotip mengenai orang lain sudah terbentuk pada orang yang berprasangka Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. (Gerungan, 1983: 142) 4. Motivasi Melihat berbagai motif yang berbeda antara orang perorangan maka insensitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasipun beda sesuai denagn jenis motifnya.
![2. HAMBATAN SISIOKULTURAL 1. Aneka Etnik 2. Perbedaan Norma Sosial 3. Kurang mampu Berbahasa 2. HAMBATAN SISIOKULTURAL 1. Aneka Etnik 2. Perbedaan Norma Sosial 3. Kurang mampu Berbahasa](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-7.jpg)
2. HAMBATAN SISIOKULTURAL 1. Aneka Etnik 2. Perbedaan Norma Sosial 3. Kurang mampu Berbahasa Indonesia Kekayaan Indonesia sering menjadi kebanggaan bangsa Indonesia kadang-kadang dapat menjadi faktor penghambat dalam kegiatan komunikasi massa. Mengingat beragamnya norma sosial yang berlaku di Indonesia, maka tidak tertutup kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam arti kebiasaan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya.
![4. Faktor Semantik 5. Pendidikan belum merata 6. Hambatan Mekanis. Semantik adalah pengetahuan tentang 4. Faktor Semantik 5. Pendidikan belum merata 6. Hambatan Mekanis. Semantik adalah pengetahuan tentang](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-8.jpg)
4. Faktor Semantik 5. Pendidikan belum merata 6. Hambatan Mekanis. Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya. Hambatan semantik adalah hambatan mengenai Bahasa yang digunakan oleh komunikan. 1. Komunikator salah mengucapkan kata-kata atau istilah akibat bicara terlalu cepat. 2. Adanya perbedaan makna dan pengertian untuk kata istilah yang sama. Adanya kesenjangan pendidikan antara penduduk di perkotaan dengan penduduk di desa-desa terpencil atau belum meratanya tingkat pendidikan di Indonesia telah menjadikan hambatan dalam proses komunikasi.
![3. HAMBATAN INETRAKSI VERBAL 1. Polarisasi adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan 3. HAMBATAN INETRAKSI VERBAL 1. Polarisasi adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-9.jpg)
3. HAMBATAN INETRAKSI VERBAL 1. Polarisasi adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan lain-lain. Untuk terciptanya komunikasi yang baik, komunikator dan komunikan harus bersikap netral. Kedua belah pihak tidak dapat berpendapat bahwa “itu lawan ini kawan” 2. Orientasi Intensional Kecenderungan untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka. Biasanya dilakukan oleh komunikan kepada komunikator, bukan sebaliknya.
![3. Evaluasi Statis 4. Indiskriminasi Ketika seorang komunikan melihat komunikator tidak baik di layar 3. Evaluasi Statis 4. Indiskriminasi Ketika seorang komunikan melihat komunikator tidak baik di layar](http://slidetodoc.com/presentation_image/0169adabbd30b254817e8c9309b0e7d1/image-10.jpg)
3. Evaluasi Statis 4. Indiskriminasi Ketika seorang komunikan melihat komunikator tidak baik di layar tv, maka komunikan membuat abstraksi tentang komunikator itu tidak baik. Akibtanya mungkin jadi tidak mau menonton lagi, padahal komunikator bias kapan saja berubah. Indiskriminasi terjadi bila kita (komunikan) memusatkan perhatian pada kelompok orang, benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual.
- Slides: 10