HAKIKAT MANUSIA DAN HAKIKAT PENDIDIKAN 1 Aditya w

  • Slides: 28
Download presentation
HAKIKAT MANUSIA DAN HAKIKAT PENDIDIKAN 1. Aditya w (292014088) 2. Roy Hermawan (292014080) 3.

HAKIKAT MANUSIA DAN HAKIKAT PENDIDIKAN 1. Aditya w (292014088) 2. Roy Hermawan (292014080) 3. Ely Permono (292014082) 4. Sola Gratia (292014091) UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA TAHUN AJARAN 2015/2016

Hakikat Manusia

Hakikat Manusia

1. Manusia sebagai makhluk Jasmani Manusia memiliki unsur jasmani artinya manusia memiliki jasmani yang

1. Manusia sebagai makhluk Jasmani Manusia memiliki unsur jasmani artinya manusia memiliki jasmani yang dapat disentuh, dipandang dan jelas adanya yang dapat dilihat oleh kasat mata

2. Manusia sebagai makhluk berpikir Dengan potensi pikir, manusia dapat melihat banyak hal di

2. Manusia sebagai makhluk berpikir Dengan potensi pikir, manusia dapat melihat banyak hal di dunia ini. Manusia bisa mengetahui dan memahami banyak hal serta dapat membeda-bedakan satu sama lain. Manusia juga bisa memahami hal-hal yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruh, yang menguntungkan dan yang merugikan.

3. Manusia sebagai Makhluk Individu manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa setiap manusia

3. Manusia sebagai Makhluk Individu manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa setiap manusia harus mampu memecahkan masalah hidupnya tanpa bergantung kepada orang lain.

4. Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia disebut makhluk sosial mengandung arti bahwa setiap manusia

4. Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia disebut makhluk sosial mengandung arti bahwa setiap manusia saling membutuhkan satu sama lain. Setiap orang membutuhkan kehadiran orang lain, yakni hadir dengan segala yang dibutuhkan.

5. Manusia sebagai Makhluk Susila Manusia susila artinya manusia yang patuh dan taat terhadap

5. Manusia sebagai Makhluk Susila Manusia susila artinya manusia yang patuh dan taat terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, di tempat mana mereka berinteraksi dan hidup bersama. seseorang yang bersikap dan bertingkah laku sesuai tata nilai dan norma masyarakat disebut individu yang bersusila atas bermoral.

6. Manusia Memiliki Potensi Perasaan adalah penilaian secara psikologis tentang sesuatu benda atau situasi

6. Manusia Memiliki Potensi Perasaan adalah penilaian secara psikologis tentang sesuatu benda atau situasi dan peristiwa.

7. Manusia sebagai Makhluk Berkehendak Kehendak adalah kekuatan batin yang membangkitkan diri manusia untuk

7. Manusia sebagai Makhluk Berkehendak Kehendak adalah kekuatan batin yang membangkitkan diri manusia untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Kehendak adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.

8. Manusia Memiliki Potensi Daya Cipta manusia sebagai makhluk berdaya cipta artinya memiliki kemampuan

8. Manusia Memiliki Potensi Daya Cipta manusia sebagai makhluk berdaya cipta artinya memiliki kemampuan untuk memfokuskan pikirannya dalam rangka mewujudkan ide menjadi sebuah hasil konkret.

9. Manusia Memiliki Potensi Karya Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi kerya artinya memiliki

9. Manusia Memiliki Potensi Karya Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi kerya artinya memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Kemampuan menghasilkan sesuatu itu merupakan akumulasi dari potensi lainnya.

10. Manusia Memiliki Potensi Tumbuh dan Berkembang Perkembangan manusia ditandai oleh tingkat kedewasaan yakni

10. Manusia Memiliki Potensi Tumbuh dan Berkembang Perkembangan manusia ditandai oleh tingkat kedewasaan yakni kemampuan untuk membedakan antara hal-hal yang baik dan yang buruk, antara yang menguntungkan dan merugikan dan antara yang benar dan yang salah.

11. Manusia sebagai Makhluk yang Memiliki Cita-Cita-cita hidup adalah sesuatu keadaan yang ingin dicapai

11. Manusia sebagai Makhluk yang Memiliki Cita-Cita-cita hidup adalah sesuatu keadaan yang ingin dicapai dalam hidupnya, baik dimasa kini dan masa depan.

12. Manusia sebagai Makhluk Meng-ada (Exist) Eksistensi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda.

12. Manusia sebagai Makhluk Meng-ada (Exist) Eksistensi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung pada tingkat penggunaan potensi pikir manusia untuk berkreasi. Individu yang memanfaatkan potensi pikirnya secara optimal akan mencapai pada tigkat kesempurnaan yang optimal. Sementara individu yang kurang memanfaatkan potensi pikir, eksistensinya akan tampak kurang sempurna

13. Pandangan Beberapa Filsuf tentang Manusia a. Plato Martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas

13. Pandangan Beberapa Filsuf tentang Manusia a. Plato Martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada mulainya jiwa bersatu dengan raga. b. Thomas Aquinas Ia berpendapat bahwa yang disebut manusia sebagai pribadi adalah makhluk individual, kalau hidup ialah makhluk yang merupakan kestuan antara jiwa dan raga. c. David Hume berbicara mengenai pribadi adalah identitas diri, yaitu kesamaan jati diri manusia dalam kaitannya dengan waktu. d. Immanuel Kant memahami pribadi, sebagai sesuatu yang sadar akan identitas mengenai dirinya sendiri pada waktu yang berbeda-beda. e. John Dewey Menurut Dewey, “pribadi” berarti seseorang bertindak sebagai wakil dari suatu kelompok atau masyarakat.

HAKIKAT PENDIDIKAN

HAKIKAT PENDIDIKAN

1. Prof. Lodge Pendidikan dalam arti luas, mengandung makna bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung

1. Prof. Lodge Pendidikan dalam arti luas, mengandung makna bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung dalam satu pembaga pendidikan yang disebut sekolah. Akan tetapi, akan berlangsung dalam setiap ruang kehidupan manusia dan dalam seluruh sektor pembangunan. Dalam pengertian yang lebih sempit, pendidikan dibatasi dalam fungsi tertentu. Di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat-istiadat(tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat pada generasi berikutnya. Pendidikan ini identik dengan sekolah.

2. Carter V. Good Pendidikan adalah : a. seni, praktik atau profesi sebagai pengajar

2. Carter V. Good Pendidikan adalah : a. seni, praktik atau profesi sebagai pengajar b. ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid, dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan. Selanjutnya Carter mengatakan bahwa pendidikan adalah : a. Proses perkembangan pribadi b. social proces c. profesional course d. seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun dan diwarisi/ dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

3. Brubacher Ø Pendidikan merupakan suatu proses timbal-balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian

3. Brubacher Ø Pendidikan merupakan suatu proses timbal-balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan alam semesta. Ø Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusia; moral, intelektual, jasmani dan untuk kepribadian individu dan kegunaan masyarakatnya yang diarahkan demi menghimpun semua aktifitas tersebut untuk tujuan hidupnya. Ø Pendidikan adalah proses yang mana potensi-potensi manusia yang mudah di pengaruhi oleh kebiasaan yang baik, oleh alat yang disusun sedemikian rupa, dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

4. Prof. Rechey Pendidikan adalah lebih luas dari proses yang berlangsung di dalam sekolah,

4. Prof. Rechey Pendidikan adalah lebih luas dari proses yang berlangsung di dalam sekolah, tetapi tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal diluar sekolah. Pendidikan merupakan suatu proses penanaman pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pada peserta didik yang memungkinkan nantinya mereka mampu menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab.

5. La Belle Pendidikan dipandang sebagai difusi sikap informasi dan ketrampilan belajar yang diperoleh

5. La Belle Pendidikan dipandang sebagai difusi sikap informasi dan ketrampilan belajar yang diperoleh dari partisipasi sederhana dalam program-program yang berbasis masyarakat, merupakan sebuah komponen fundamental dalam usaha-usaha perubahan sosial mikro.

6. Dahama & Bhatnagar Pendidikan merupakan proses membawa perubahan yang diinginkan dalam perilaku manusia.

6. Dahama & Bhatnagar Pendidikan merupakan proses membawa perubahan yang diinginkan dalam perilaku manusia. Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran atau study.

7. Combs & Ahmed pendidikan sama dengan belajar, entah di mana, bagaimana, dan bilakah

7. Combs & Ahmed pendidikan sama dengan belajar, entah di mana, bagaimana, dan bilakah berlangsung pelajaran itu. Dengan definisi ini, pendidikan jelaslah merupakan suatu proses yang berkesinambungan mulai dari usia kecil sampai pada waktu dewasa, dan karena itu jelas sekali memerlukan beraneka cara dan sumber belajar.

8. Redja Mudyahardjo pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan

8. Redja Mudyahardjo pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

9. Noor Syam Pendidikan sebagai aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan

9. Noor Syam Pendidikan sebagai aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi pribadinya yaitu rohani dan jasmani.

10. Charles E. Siberman Pendidikan menurut Charles E. Sibermn tidak sama dengan pengajaran, karena

10. Charles E. Siberman Pendidikan menurut Charles E. Sibermn tidak sama dengan pengajaran, karena pengajaran hanya menitikberatkan pada pengembangan ntelektual manusia. Pendidikan berusaha mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik aspek kognitif maupun psikomotorik. Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas daripada pengajaran, tetapi pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam menyelenggarakan pendidikan.

11. UU RI Nomor 20 Tahun 2001 “pendidikan aalah usaha sadar dan terencana untuk

11. UU RI Nomor 20 Tahun 2001 “pendidikan aalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potesi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. ”

SUWUN BOSKU

SUWUN BOSKU