HAK ASASI MANUSIA Hak asasi manusia biasanya dianggap
HAK ASASI MANUSIA
• Hak asasi manusia biasanya dianggap sebagai hak yang dimiliki setiap manusia, yang melekat karena manusia. • Hak ini sangat mendasar atau asasi, sifatnya mutlak diperlukan, agar manusia dapat berkembang sesuai dengan bakat, cita-cita, serta martabatnya.
• Jan Materson (Komisi HAM PBB) berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. • John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. • Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa hak asasi adalah hak yang dimiliki manusiayangtelahdiperolehdandibawanyabersamaandengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. • Muladi berpendapat hak asasi adalah segala hak-hak dasar yang melekat dalam kehidupan manusia (those rights which are inherent in our nature and without which we cannot live as human being). • Peter R. Baehr menjelaskan hak asasi manusia sebagai hak dasar yang dipandang mutlak perlu untuk perkembangan individu. • Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Menurut Deklarasi Universal HAM (DUHAM), ada 5 jenis hak asasi yang dimiliki oleh setiap individu : 1. Hak personal (hak jaminan kebutuhan pribadi) 2. Hak legal (hak jaminan perlindungan hukum) 3. Hak sipil dan politik 4. Hak subsitensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan) 5. Hak ekonomi, sosial dan budaya
Perkembangan pemikiran tentang HAM dibagi menjadi 4 kurun generasi : • • Generasi pertama, menurut generasi ini pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Dampak perang dunia 2 sangat mewarnai generasi ini, dimana totalitersisme dan munculnya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan tertib hukum yang baru sangat kuat. Generasi kedua, pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis seperti yang dikampanyekan generasi pertama, tetapi juga menyerukan hak-hak social, ekonomi, politik dan budaya. Pada generasi kedua ini lahir dua kenvensi HAM internasional dibidang ekonomi, social dan budaya serta konvensi bidang sipil, juga hak-hak politik sipil. Kedua konvensi tersebut disepakati dalam siding umum PBB 1966. Generasi ketiga, sebagai penyempurnaan wacana HAM generasi sebelumnya. Generasi ini menyerukan wacana keastuan HAM antara hak ekonomi, social, budaya, politik dan hukum dalam satu bagian intergral yang dikenal dengan istilah hak-hak melaksanakan pembangunan, sebagaimana dinyatakan oleh komisi keadilan internasional. Generasi ketiga ini yang berorientasi pada hak pembangunan ekonomi mengalami ketidakseimbangan, hal itu diakibatkan oleh ketidak berpihakan pembangunan kepada masyarakat golongan miskin. Generasi keempat, banyaknya dampak yang dihasilkan oleh generasi ketiga melahirkan pemikiran kritis HAM dari generasi keempat. Peran dominan Negara dalam proses pembangunan ekonomi dan kecenderungan pengabaian aspek kesejahteraan rakyat mendapat sorotan tajam kalangan generasi HAM ini. Menurut mereka, selain program pembangunan yang dilakukan Negara tidak dilakukan berdasarkan kebutuhan rakyat, proses pembangunan ternyata hanya dinikmati oleh sekelompok Negara maju atau sekelompok elit dalam Negara-negara berkembang.
- Slides: 5