GEN DAN KARAKTER GEN DAN KARAKTER Jumlah karakter

  • Slides: 16
Download presentation
GEN DAN KARAKTER

GEN DAN KARAKTER

GEN DAN KARAKTER Jumlah karakter pada individu sangat banyak macam/jenisnya. Misal : manusia pada

GEN DAN KARAKTER Jumlah karakter pada individu sangat banyak macam/jenisnya. Misal : manusia pada rambut, warna, bentuk, dan lain-lain. Karakter dapat ditentukan oleh 1 (satu) gen, ada yang ditentukan oleh banyak gen. 1) Satu karakter satu gen Misal : bule, kidal, buta warna, animea, kriting, hemophili 2) Satu gen banyak karakter Misal : kelamahan mental, pigmentasi abnormal Asam amino, gen phenylketonurie

GEN DAN KARAKTER 3) Banyak gen satu karakter Karakter ditentukan banyak pertumbuhan, daerah dan

GEN DAN KARAKTER 3) Banyak gen satu karakter Karakter ditentukan banyak pertumbuhan, daerah dan proses Misal : Tinggi Faktornya : tulang kaki, tulang punggung, ruas tulang leher, bentuk tengkorak Buta : Retina, lensa, syaraf

GEN DAN KARAKTER Pengukuran karakter dapat dilakukan dalam 2 (dua) cara, yaitu : 1.

GEN DAN KARAKTER Pengukuran karakter dapat dilakukan dalam 2 (dua) cara, yaitu : 1. Kualitatif (dapat dilihat, tidak dapat diukur nilai/derajatnya (bule, buta warna dan lain) 2. Kuantitatif (dapat diukur nilai/derajatnya (tinggi, berat badan, kadar zat dalam buah/biji)

GEN DAN KARAKTER Fenotipe, adalah bentuk luar dari kenyataan karakter yang dikandung suatu individu

GEN DAN KARAKTER Fenotipe, adalah bentuk luar dari kenyataan karakter yang dikandung suatu individu Rambut (pirang, lurus) Mata biru, hidung mancung dan lain-lain Genotipe, adalah bentuk atau susunan genetis suatu karakter yang dikandung suatu individu Misal : AA, Aa, aa Fenotipe = hasil kerja genotipe dan lingkungan Alel, adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama pada kromosom Fenokopi, adalah kelainan/penyakit pada orang atau hewan yang bukan disebabkan oleh gen tetapi oleh lingkungan

HUKUM MENDEL I. Pemisahan Sifat (Segregasi) Penyilangan 2 (dua) individu yang memiliki satu karakter

HUKUM MENDEL I. Pemisahan Sifat (Segregasi) Penyilangan 2 (dua) individu yang memiliki satu karakter beda (Monohybird) Misal : persilangan kacang kapri (ercis) berbatang normal (tinggi) dengan kacang kapri kerdil (rendah) abnormal TT >< tt F 1 = Tt = genotip TT dan tt (tinggi) Jika F 1 >< F 1 F 2 = TT, Tt, tt Rasio : (1) : (2) : (1) 3: 1 Ratio (3 : 1) adalah ratio teoritis tetapi akan mendekati perbandingan 3 : 1

HUKUM MENDEL Jika ratio observasi (0) makin dekat terhadap nilai ratio teoritis (e) ≈

HUKUM MENDEL Jika ratio observasi (0) makin dekat terhadap nilai ratio teoritis (e) ≈ ecpecte, makin sempurna data yang dipergunakan. Jika perbandingan ratio, 0 : ratio, e mendekati angka 1, data yang dipakai baik/bagus. Jika perbandingan ratio, 0 : ratio, e menjauhi angka 1 data itu buruk/rusak. Kemungkinan : - Faktor lingkungan - Jumlah populasi yang sedikit

HUKUM MENDEL Back Rooss, adalah menyilang atau mengawinkan individu hasil hibrid (F 1) dengan

HUKUM MENDEL Back Rooss, adalah menyilang atau mengawinkan individu hasil hibrid (F 1) dengan salah satu tetua (parent) (P), di mana (P), memiliki genotip : 1. Homozigot 2. Heterozigot dominan 3. Heterozigot Resesif Contoh : P : TT >< tt F 1 : Tt Backrooss : Tt >< TT, Tt >< tt 100% (tinggi) 50% tinggi 50% rendah

HUKUM MENDEL Test Crooss, adalah menyilang atau mengawinkan suatu individu yang tidak diketahui genotip

HUKUM MENDEL Test Crooss, adalah menyilang atau mengawinkan suatu individu yang tidak diketahui genotip dengan individu yang diketahui genotipnya homozygot resesip. Tujuannya : untuk mengetest sifat genetis suatu karakter Test Crooss dapat disebut Backrooss kalau individu homozigot resesif itu salah satu dari parent (P) dan yang ditest ialah F 1 dari P. Misal : 1) TT >< tt = 100% (Tt) 2) Tt >< tt = 50% : 50%

HUKUM MENDEL (1) Kalau persentase (100%) hasil Test Crooss tinggi, berarti genotip tanaman itu

HUKUM MENDEL (1) Kalau persentase (100%) hasil Test Crooss tinggi, berarti genotip tanaman itu TT (2) Kalau persentase, ratio fenotip hasil Test Crooss 50% : 50% berarti genotip tanaman itu Tt

HUKUM MENDEL II. Mendel Pengelompokan gen secara bebas penyilangan 2 (dua) individu yang memiliki

HUKUM MENDEL II. Mendel Pengelompokan gen secara bebas penyilangan 2 (dua) individu yang memiliki lebih dari satu karakter beda (2, 3 dst) tidak terbatas. *Dihibrida dan Polyhibrida* Misal : persilangan kacang kapri dengan karakter beda : T (tinggi) dan warna polong Persilangan P (parental) dihibrida : Dihibrida Parental (P)

HUKUM MENDEL P : AABB >< aabb F 1 Aa Bb Ada 4 macam

HUKUM MENDEL P : AABB >< aabb F 1 Aa Bb Ada 4 macam gamet : AB, Ab, a. B, ab Trihibrida Parental (P) P : AA BB CC >< aa bb cc F 1 : Aa Bb Cc Ada 8 macam gamet : ABC, Abc, Ab. C, Abc, a. BC, a. Bc, ab. C, abc

HUKUM MENDEL Misal dengan hijau : warna persilangan kapri kacang bentuk biji bundar kriput.

HUKUM MENDEL Misal dengan hijau : warna persilangan kapri kacang bentuk biji bundar kriput. Kuning dominan hijau, bundar dominan kriput. Katakter I : warna kuning hijau Karakter II : bentuk bundar kriput Parental (P) P : YY RR >< yy rr (kuning bundar) (hijau kriput) F 1 : Yy Rr (kuning bundar)

HUKUM MENDEL Jika F 1 ini melakukan penyerbukan sendiri akan terdapat 4 (empat) klas

HUKUM MENDEL Jika F 1 ini melakukan penyerbukan sendiri akan terdapat 4 (empat) klas fenotip, yaitu : 1. Kuning Bundar 2. Kuning Kriput 3. Hijau Bundar 4. Hijau Kriput I dan IV kombinasi asli (P) II dan III kombinasi baru (rekombinan) Ratio fenotip pada F 2 didapat perbandingan F 2 = q : 3 : 1

HUKUM MENDEL Dengan perbandingan : 1) 9 kuning bundar 2) 3 kuning kriput 3)

HUKUM MENDEL Dengan perbandingan : 1) 9 kuning bundar 2) 3 kuning kriput 3) 3 hijau bundar 4) 1 hijau kriput Ratio fenotip ini adalah teoritis, jika dilakukan percobaan ratio itu tidak persis sama. Kalau ratio hasil percobaan mendekati ratio teoritis dapat dikatakan percobaan itu bagus dan tidak ada faktor lain yang mengganggu.

HUKUM MENDEL Trihibird, adalah penyilangan 3 (tiga) karakter beda. , biji. Misal tinggi, :

HUKUM MENDEL Trihibird, adalah penyilangan 3 (tiga) karakter beda. , biji. Misal tinggi, : batang rendah, biji hijau, kriput P : TTYYRR >< ttyyrr F 1 : Tt Yy Rr (tinggi, kuning, bundar) Gamet yang terbentuk pada F 2. Gamet F 1 2 n, n= 3 = 23 = 8