GEMPA BUMI KELOMPOK 4 PENGERTIAN Gempa bumi adalah
GEMPA BUMI KELOMPOK 4
PENGERTIAN Gempa bumi adalah getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba, bersumber pada lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba.
PENYEBAB • Gempa Vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. • Gempa Runtuhan (guguran) terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. • Gempa Tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. • Gempa Runtuhan (guguran) terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga • Gempa Tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. • Ledakan Nuklir Gempa ini terjadi di sebabkan oleh peledakan nuklir
AKIBAT YG DITIMBULKAN GEMPA DAMPAK FISIK • • Bangunan roboh • • Jatuhnya korban jiwa • Tanah lonsor • permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus • Banjir akibat rusaknya tanggul • Gempa dasar laut menyebabkan tsunami DAMPAK SOCIAL • emiskinan • Kelaparan Menimbulkan penyakit Bila pada skla yang besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat Melumpuhkan politik, system ekonomi dll
SEJARAH GEMPA SUMATERA BARAT Berdasarkan catatan data sejarah kegempaan, daerah Sumatera Barat Sejak 1822 hingga 2009 telah terjadi setidaknya 14 kali kejadian gempa bumi kuat dan merusak dan diantaranya menyebabkan tsunami. Sejarah panjang gempa bumi merusak diantaranya adalah Gempa bumi Padang (1822, 1835, 1981, 1991, 2005), Gempabumi Singkarak (1943), Gempa bumi Pasaman (1977) dan Gempa bumi Agam (2003). Sedangkan gempa bumi yang diikuti gelombang tsunami terjadi di Mentawai (1861) dan Sori-Sori (1904).
TEKTONIK SUMATERA BARAT Kondisi seismik yang aktif dan kompleks zona gempabumi Sumatera Barat tersusun atas dua generator gempabumi. Pertama, pembangkit gempabumi berasal dari kawasan barat Sumatera yaitu zone subduksi lempeng yang dipicu oleh aktivitas penyusupan lempeng sebagian besar hiposenternya berpusat di perairan sebelah barat Sumatera. Hal ini berkaitan dengan adanya pertemuan lempeng benua di dasar laut. Kedua adalah zona patahan Sumatera atau yang populer dikenal sebagai Semangko Fault merupakan patahan sangat aktif di daratan yang membelah Pulau Sumatera menjadi dua, membentang sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, mulai dari Teluk Semangko di Selat Sunda sampai ke wilayah Aceh di utara.
MITIGASI BENCANA GEMPA Mitigasi merupakan upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana. mitigasi struktur dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur yang berpotensi terkena bencana, seperti membuat kode bangunan, desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta memperkokoh struktur, penahan dinding pantai, dsb non struktural menghindari wilayah bencana dengan cara membangun menjauhi lokasi bencana yang dapat diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah serta dengan memberdayakan masyarakat dan pemerintah daerah.
Mitigasi bencana yg efektif • Penilaian bahaya (hazard assestment); diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. • Peringatan (warning); diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat tentang bencana yang akan mengancam (seperti bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi, aliran lahar akibat letusan gunung berapi, dsb). • Persiapan (preparedness). Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur mitigasi sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.
Mitigasi Bencana Berbasis Masyarakat Penguatan kelembagaan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta merupakan faktor kunci dalam upaya mitigasi bencana. Penguatan kelembagaan dalam bentuk kesiapsiagaan, sistem peringatan dini, tindakan gawat darurat, manajemen barak dan evakuasi bencana bertujuan mewujudkan masyarakat yang berdaya sehingga dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
PENANGANAN GEMPA BUMI Dari berbagai bencana alam yang terjadi, umumnya manajemen penanganan bencana masih bersifat ‘konvensional’. Yakni, hanya bertumpu pada bantuan yang sifatnya kedaruratan dari pada pengurangan faktor resiko. Contohnya adalah penanganan korban gempa bumi.
Manajemen Resiko Bencana Gempa Manajemen resiko bencana gempa secara general telah dilakukan oleh tiga badan manajemen resiko bencana alam. Yaitu penanganan oleh Lembaga Manajemen Resiko Bencana, lalu dengan Rencana Aksi Tingkat Nasional dan Rencana Pengurangan Bencana Tingkat Daerah.
- Slides: 12