GAYA ATRBUSI Merupakan teori tentang Pencarian Penyebab Teori

GAYA ATRBUSI ØMerupakan teori tentang Pencarian Penyebab ØTeori ini muncul pada pertengahan 1960 -an ØTujuannya memberikan landasan untuk peningkatan terhadap aspek kognitif di bidang psikologi sosial, klinis, dan kesehatan

Ada dua teori: 1) Teori ‘Learned Helplessness’ (Teori Ketidakberdayaan) Ada 3 dimensi: Internal – Eksternal: bilamana orang berpikir tidak dapat mengontrol peristiwa-peristiwa negatif, muncul dua perkiraan, yaitu ketidakmampuan mengatasi situasi tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan dirinya untuk mengontrol akibat (outcome) atau karena faktor-faktor eksternal di luar kemampuan kontrol mereka.

• Stabil – Tidak Stabil individu yang mengalami peristiwa-peristiwa negatif yang tidak terkontrol mengira bahwa situasi itu berasal dari satu penyebab jangka panjang (stabil) atau jangka pendek (tidak stabil). • Global – Khusus Individu dalam situasi tidak menyenangkan yang tidak dapat dikontrol mencoba memperkirakan peristiwa-peristiwa tersebut disebabkan adanya faktor-faktor yang bersifat global (efek yang luas) atau khusus (efek yang sempit).

Teori “ketidakberdayaan yang dipelajari” yang diformulasikan kembali menyebutkan bahwa perasaan kontrol merupakan akibat atribusi yang internal, stabil dan global (Madux dalam Smet, 1994).

2) Teori Model Atribusi Weiner stabil KEMAMPUAN KESULITAN USAHA NASIB KEBERUNTUNGAN Stabilitas penyebab Tidak stabil internal eksternal Lokasi penyebab (Locus of Causality)

LOCUS OF CONTROL Menurut Lefcourt (dalam Smet, 1994), locus of control mengacu pada: “derajad di mana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (kontrol internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya (kontrol eksternal)”, (Lau, 1988)

LOCUS OF CONTROL DAN KESEHATAN HIGH LOW INTERN EXTERN INTERN-EXTERN LOCUS OF CONTROL

Michela & Wood menyajikan sebuah tindakan tentang analisis atribusional dari : a) Motivasi untuk melakukan perilaku pencegahan kesehatan (primary prevention) b) Motivasi untuk berperilaku langsung mengarah ke penyembuhan atau pemeliharaan sesudah diagnosis kesehatan (secondary prevention) c) Proses-proses kognitif mencakup interpretasi gejala-gejala kesakitan

Locus of Control Dibedakan dua pendekatan utama: 1) Kontrol sebagai mekanisme kognitif (control yang dirasakan – perceived control) 2) Kontrol sebagai sumber kepribadian (locus of control)

Locus of Control – Kesehatan Keyakinan internal berhubungan dengan niat mencari informasi tentang : üsuatu penyakit üpatuh aturan dokter üteratur periksa kesehatan überhenti merokok üsejumlah tindakan preventif (olah raga, makan teratur, penggunaan kontrasepsi, dsb) Locus of Control (internal) juga merupakan meningkatkan kekebalan terhadap AIDS.

Tipe Kontrol Macam-macam jenis control yang dialami seseorang, adalah: • Kontrol Perilaku (behavioral control) Kemampuan untuk mengambil tindakan yang konkrit untuk mengurangi dampak stressor Misal: Rasa takut teknik pernapasan tertentu yang dapat mengurangi rasa sakit

• Kontrol informasi (information control) Melibatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan tentang kejadian yang penuh tekanan – apa yang terjadi, mengapa, dan apa konsekuensi yang akan terjadi. Misal: dokter gigi saat akan menyuntik – member informasi – ini mungkin akan sedikit sakit

• Kontrol Kognitif (cognitive control) Kemampuan untuk menggunakan proses dan strategi yang sudah dipikirkan untuk mengubah pengaruh stressor Misal: fisioterapis berpikir tentang apa yang dapat dilakukan jika si pasien menderita kesakitan
- Slides: 13