Gangguan orientasi realita Waham Gangguan persepsi sensori Halusinasi

  • Slides: 37
Download presentation
Gangguan orientasi realita : Waham Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Muhammad Rosyidul ‘Ibad, M.

Gangguan orientasi realita : Waham Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Muhammad Rosyidul ‘Ibad, M. Kep

Pokok bahasan § Gangguan Orientasi Realita : Waham § Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

Pokok bahasan § Gangguan Orientasi Realita : Waham § Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi § Faktor predisposisi dan presipitasi § Tanda dan gejala § Jenis halusinasi dan waham § SPTK pasien dengan gangguan orientasi realita : halusinasi dan waham § Nursing Collaboration

Rentang Respon Neurobiologis Respon Adaptif • • • Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten

Rentang Respon Neurobiologis Respon Adaptif • • • Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten Perilaku sesuai Mampu berhubungan sosial Respon maladaptif • Pikiran sesekali terdistorsi • Reaksi emosional berlebih / tdk bereaksi • Perilaku aneh • Gangguan orientasi realita : waham • Gangguan persepsi sensori : halusinasi

Gangguan Orientasi Realita : Waham

Gangguan Orientasi Realita : Waham

Gangguan Orientasi Realita : Waham adalah merupakan keyakinan tentang isi pikir yang tidak sesuai

Gangguan Orientasi Realita : Waham adalah merupakan keyakinan tentang isi pikir yang tidak sesuai / salah dari realitas eksternal (Stuart, 2013). Waham adalah suatu keyakinan yang salah, dipertahankan secara kuat / terus menerus, namun tidak sesuai dengan kenyataan, dan dipertahankan. Waham muncul dari fisiologi di dalam otak seseorang, rangsangan lingkungan saat ini, dan kerangka acuan seseorang mengenai dunia (Stuart, 2013).

Masalah orientasi realita pada waham §Orang (dirinya dan atau orang lain) §Tempat/lingkungan §Situasi §Waktu

Masalah orientasi realita pada waham §Orang (dirinya dan atau orang lain) §Tempat/lingkungan §Situasi §Waktu

Faktor Predisposisi § Faktor biologis § Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf

Faktor Predisposisi § Faktor biologis § Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif. § Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic § Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat. § Virus paparan virus influensa pada trimester III § Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal neonatus dan kanak-kanak § Faktor psikologis § Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien § Penolakan yang dirasakan dari pengasuh, ibu, atau teman yang bersifat dingin cemas, tidak sensitif, atau bahkan terlalu melindungi § Pola asuh masa kanak-kanak tidak adekuat misalnya, tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi § Konflik dan kekerasan dalam keluarga (pertengkaran orang tua, aniaya dan kekerasan rumah tangga) § Faktor Sosial Budaya § Kemiskinan § Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) § Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk

Faktor Presipitasi § Kemiskinan § Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) § Kehidupan yang

Faktor Presipitasi § Kemiskinan § Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) § Kehidupan yang terisolasi disertai stres yang menumpuk

Tanda dan gejala § § § § § Klien berbicara kacau/inkoheren Mudah tersinggung Mudah

Tanda dan gejala § § § § § Klien berbicara kacau/inkoheren Mudah tersinggung Mudah curiga Sukar berkonsentrasi Tidak merasa dirinya sakit Kontak mata kurang Pemalu Tidak kooperatif/sukar bekerja sama Aktivitas meningkat Mengatakan sedih, putus asa disertai perilaku apatis Bicara berbelit-belit Penampilan tidak sesuai dan berubah dari biasanya Apatis Menolak makan Cemburu berlebihan Merasa dirinya pandai, kaya, penguasa Curiga atau klien yakin bahwa segala sesutu yang terjadi di lingkungannya mempunyai arti khusus bagi dirinya § Pikiran yang aneh-aneh pada dirinya

12 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. WAHAM AGAMA WAHAM SOMATIK/ HIPOKONDRIK WAHAM

12 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. WAHAM AGAMA WAHAM SOMATIK/ HIPOKONDRIK WAHAM KEBESARAN WAHAM CURIGA/ KEJARAN WAHAM NIHILISTIK WAHAM DOSA WAHAM YANG BIZAR : § WAHAM SISIP PIKIR § WAHAM SIAR PIKIR § WAHAM KONTROL PIKIR

JENIS - JENIS WAHAM 13 • WAHAM AGAMA: keyakinan klien yang bertema agama/kepercayaan yang

JENIS - JENIS WAHAM 13 • WAHAM AGAMA: keyakinan klien yang bertema agama/kepercayaan yang berlebihan. • WAHAM SOMATIK/HIPOKONDRIK: keyakinan klien terhadap tubuhnya ada sesuatu yg tidak beres seperti ususnya busuk, otaknya mencair, di perut ada kudanya. • WAHAM KEBESARAN: keyakinan klien ter hadap suatu kemampuan, kekuatan, pendidikan, kekayaan atau kekuatan yang luar biasa.

14 JENIS-JENIS WAHAM ……. . • WAHAM CURIGA: keyakinan klien terhadap seseorang/kelompok secara berlebihan

14 JENIS-JENIS WAHAM ……. . • WAHAM CURIGA: keyakinan klien terhadap seseorang/kelompok secara berlebihan yg berusaha merugikan mencederai, menganggu, mengancam, me mata-matai & membicarakan kejelekan dirinya. • WAHAM NIHILISTIK: keyakinan klien terhadap dirinya/ orang lain/ dunia sudah hancur & sesuatunya tidak ada lagi. • WAHAM DOSA: keyakinan klien terhadap dirinya telah/ selalu salah/ berbuat dosa & tidak dpt diampuni lagi.

15 JENIS-JENIS WAHAM ………. . WAHAM YANG BIZAR : • WAHAM SISIP PIKIR: keyakinan

15 JENIS-JENIS WAHAM ………. . WAHAM YANG BIZAR : • WAHAM SISIP PIKIR: keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain disisipkan ke dalam pikirannya. • WAHAM SIAR PIKIR/BROADCASTING: keyakinan klien bahwa idenya dipakai oleh/ disampaikan pd orang lain, ia mengetahui apa yg ia pikirkan meski ia tidak pernah secara nyata mengatakan pd orang • WAHAM KONTROL PIKIR/PENGARUH: keyakinan klien bahwa pikiran, emosi & perbuatan dikontrol/dipengaruhi kekuatan luar.

Pengkajian pada Proses Pikir § Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara § Arus

Pengkajian pada Proses Pikir § Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara § Arus pikir § Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan baik § Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami § Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan § Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan § Asosiasi longgar: pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya § Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan § Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba berhenti tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali § Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara berlebihan § Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol § Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum § Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan § Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi § Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar § Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), motorik (tidak bisa atau sukar berbicara)

Pengkajian pada isi pikir § Data didapatkan melalui wawancara § Obsesi § § §

Pengkajian pada isi pikir § Data didapatkan melalui wawancara § Obsesi § § § § § : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha menghilangkannya Phobia : ketakutan yang phatalogis / tidak logis terhadap obyek / situasi tertentu Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang diinginkan Bunuh diri : ide bunuh diri Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu kejadian yang dihubungkan dengan dirinya. Pikiran Magis: keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan halhal yang mustahil / diluar kemampuannya Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah dilakukan Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam hidupnya

Pengkajian pada bentuk pikir § Bentuk pikir § Realistik § Nonrealistik § Autistik §

Pengkajian pada bentuk pikir § Bentuk pikir § Realistik § Nonrealistik § Autistik § Dereistik : cara berpikir sesuai kenyataan / realita yang ada : cara berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan : cara berpikir berdasarkan lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya sendiri : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya dengan kenyataan, logika, atau pengalaman.

Komunikasi pada waham § Tidak menolak dan tidak mendukung terhadap wahamnya § Lakukan orientasi

Komunikasi pada waham § Tidak menolak dan tidak mendukung terhadap wahamnya § Lakukan orientasi realita -> bawa ke situasi yg lebih realistis saat ini

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Waham SP Pasien Kelurga 1 • Latih orientasi realita

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Waham SP Pasien Kelurga 1 • Latih orientasi realita panggil nama, orientasi waktu, orang, tempat dan lingkungan • Mengenal masalah waham • Mengenal cara merawat waham 2 • Latih mengontrol waham dengan minum obat (benar : jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas) • Diskusi manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat Melatih cara merawat waham • Bantu orientasi realita • Minum obat • Memfasilitasi kebutuhan yang tak terpenuhi • Latih kemampuan positif 3 • Latih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat wahamnya • Identifikasi Kekambuhan • Follow up ke Fasilitas Kesehatan 4 • Gali kemampuan positif yang dimiliki (buat daftar) • Diskusikan kemampuan positif yang dimiliki • Melatih kemampuan positif yang dipilih (dari tabel tsb)

Prainteraksi • BHSP • Evaluasi dan Validasi • Kontrak (Topik, Waktu, Tempat) Orientasi Kerja

Prainteraksi • BHSP • Evaluasi dan Validasi • Kontrak (Topik, Waktu, Tempat) Orientasi Kerja • Penerapan SP (Strategi Pelaksanaan) • Beri kesempatan klien bertanya • Beri penjelasan dan praktikkan jika mengajarkan tindakan Terminasi • Evaluasi Objektif &Subjektif pasien • Rencana tindak lanjut • Kontrak selanjutnya (Topik, Waktu, Tempat) Tahapan Komunikasi • Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan perawat. • Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat. • Mengumpulkan data tentang klien.

ANY QUESTION? ?

ANY QUESTION? ?

Gangguan Sensory Persepsi : Halusinasi

Gangguan Sensory Persepsi : Halusinasi

Persepsi § Merupakan identifikasi dan interpretasi stimulus berdasarkan pada informasi yang diterima melalui panca

Persepsi § Merupakan identifikasi dan interpretasi stimulus berdasarkan pada informasi yang diterima melalui panca indera (Pengelihatan, Pendengaran, Pengecapan, Penciuman, dan Perabaan)

Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi § Distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon neurobiologis

Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi § Distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon neurobiologis maladaptif. Klien sebenarnya mengalami distorsi sensori sebagai hal yang nyata dan meresponnya. (Stuart, 2013) § Pada halusinasi tidak ada stimulus eksternal atau internal yang diidentifikasi. Halusinasi dapat muncul dari salah satu panca indera.

Jenis Halusinasi § Halusinasi pendengaran (70%) § Halusinasi penglihatan (20%) § Halusinasi penghidu §

Jenis Halusinasi § Halusinasi pendengaran (70%) § Halusinasi penglihatan (20%) § Halusinasi penghidu § Halusinasi pengecapan § Halusinasi perabaan (10%) § Halusinasi kinestetik

Faktor Predisposisi a. Biologis: § Herediter atau genetika, riwayat § penyakit, trauma kepala, dan

Faktor Predisposisi a. Biologis: § Herediter atau genetika, riwayat § penyakit, trauma kepala, dan riwayat § penggunaan NAPZA. b. Psikologis § Kegagalan berulang, korban kekerasan, § kurangnya kasih sayang, atau § overprotektif. c. Sosiobudaya dan lingkungan § Penolakan yang berulang, sosial ekonomi § rendah, perceraian, perpisahan, terisolasi § oleh lingkungan, dan tidak bekerja

Faktor Presipitasi § Riwayat penyakit infeksi, penyakit § kronis atau kelainan struktur otak §

Faktor Presipitasi § Riwayat penyakit infeksi, penyakit § kronis atau kelainan struktur otak § Kekerasan dalam keluarga § Kegagalan-kegagalan dalam hidup § Kemiskinan § Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien § Konflik antar masyarakat.

Fase Halusinasi Fase Situasi Menyenangkan Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian, rasa

Fase Halusinasi Fase Situasi Menyenangkan Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas sedang, kesepian, rasa bersalah dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, diam dan asyik Menjijikkan Pada ansietas berat pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan. Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang dipersepsikan. Halusinasi menguasai Pada ansietas berat, klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang lain Rumit Terjadi pada panik, pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien tidak mengikuti perintah halusinasi. Di sini terjadi perilaku kekerasan, agitasi (gelisah), dan menarik diri Stuart, 2013

Pengkajian Pasien Halusinasi § Data penting yang perlu didapat: 1. Jenis halusinasi 2. Isi

Pengkajian Pasien Halusinasi § Data penting yang perlu didapat: 1. Jenis halusinasi 2. Isi halusinasi 3. Waktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi 4. Respon pasien terhadap halusinasi

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Halusinasi SP Pasien Kelurga 1 • Mengidentifikasi jenis, isi,

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Halusinasi SP Pasien Kelurga 1 • Mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekwensi, situasi dan respon halusinasi pasien • Mengajarkan pasien menghardik halusinasi • Mengenal masalah halusinasi • Mengenal cara merawat halusinasi 2 • Latih mengontrol halusinasi dengan obat (6 benar : jenis, manfaat, dosis, frekwensi, cara, kontinyuitas) • Diskusi manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat Melatih cara merawat halusinasi • Menghardik • Obat • Bercakap • Melakukan kegiatan terjadwal 3 • Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain • Identifikasi Kekambuhan • Follow up ke Fasilitas Kesehatan 4 • Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan harian (2 kegiatan yang biasa dilakukan pasien)

Prainteraksi • BHSP • Evaluasi dan Validasi • Kontrak (Topik, Waktu, Tempat) Orientasi Kerja

Prainteraksi • BHSP • Evaluasi dan Validasi • Kontrak (Topik, Waktu, Tempat) Orientasi Kerja • Penerapan SP (Strategi Pelaksanaan) • Beri kesempatan klien bertanya • Beri penjelasan dan praktikkan jika mengajarkan tindakan Terminasi • Evaluasi Objektif &Subjektif pasien • Rencana tindak lanjut • Kontrak selanjutnya (Topik, Waktu, Tempat) Tahapan Komunikasi • Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan mengidentifikasi kecemasan perawat. • Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat. • Mengumpulkan data tentang klien.

Nursing Collaboration in psychopharmaca Sindrom Psikosis terjadi berkaitan dengan aktifitas neurotransmitter Peningkatan Dopamine. (Hiperaktifitas

Nursing Collaboration in psychopharmaca Sindrom Psikosis terjadi berkaitan dengan aktifitas neurotransmitter Peningkatan Dopamine. (Hiperaktifitas Dopaminergik sentral ) Mekanisme kerja Obat antipsikotik tipikal adalah memblokade Dopamine pada reseptor pasca – sinaptik neuron di otak, khususnya di sistim limbic dan sistim ekstra pyramidal ( Dopamin D 2 Receptor antagonists ) sehingga efektif untuk gejala POSITIF. Sedangkan obat antipsikotik baru ( Atypikal) disamping berafinitas terhadap “ Dopamin D 2 Receptors” juga terhadap “ Serotonin 5 HT 2 Receptors” ( Serotonin – Dopamin antagonists ), sehingga efektif juga untuk gejala NEGATIF

ANY QUESTION? ?

ANY QUESTION? ?

Selamat belajar

Selamat belajar