Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif
Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F 10 -F 19 ) Oleh : Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ ( K ) Nopember 2014 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 1
NARKOTIKA NAPZA PSIKOTROPIKA ZAT ADIKTIF (lainnya) 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 2
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya ( Napza ) : NAPZA 27/10/2021 Heroin Bentuk bubuk, umunya disuntik Shabu Bubuk kristal, hisap dgn “bong” Ekstasi Pil ditelan, di Diskotik / klab 2 malam Ganja Daun kering, dilinting, dihisap Kokain Bubuk putih, disuntik, tunggal / campur Benzodiazepine Pil penenang, ditelan Pil koplo Bbg jenis pil tanpa tujuan medis jelas spt artane, antimo, somadril, dextro. Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 3
Penggunaan terus-menerus ZAT ADIKTIF Jangka panjang Dosis tinggi ABUSE Tak sesuai indikasi ADIKSI 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 4
• Adiksi berasal dari bahasa Inggris Addiction yang berarti ketagihan atau kecanduan. Bukan merupakan suatu Diagnosis entity. • Adiksi membuat seseorang ketergantungan sec fisik maupun psikologis mengakibatkan perubahan perilaku menjadi obsesif compulsif ( dalam menggunakan zat), mengakibatkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan • Menurut PPDGJ III Ggg penggunaan Napza terdr 2 bentuk : – Penyalahgunaan, yi yg memp. Harmful effects terhadap kehidupan orang, menimbulkan problem kerja, menggg hub. Dengan orang lain serta memp. Aspek legal. – Adiksi atau ketergantungan, yi mengalami toleransi, putus zat, tidak mampu menghentikan kebiasaan menggunakan, menggunakan dosis Napza lebih dari yang diinginkan. • Jadi penyalahgunaan Napza belum tentu menderita ketergantungan. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 5
Zat Adiktif Ketergantungan Fisik yang kuat zat-zat yang pemakaiannya dapat Ketergantungan Psikologis yang panjang Toleransi dapat menimbulkan Ketergantungan Putus zat 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 6
TINGKAT PEMAKAIANNAPZA EXPERIMENTAL USE SOCIAL / RECREATIONAL USE SITUATIONAL USE Pola Penggunaan Patologik ABUSE DEPENDENT USE Toleransi Putus zat Addiction use Compulsive use 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 7
PENYEBAB PENYALAHGUNA NAPZA FAKTOR INDIVIDU 27/10/2021 FAKTOR LINGKUNGAN Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 8
Macam – macam Zat Adiktif 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 9
NARKOTIKA UU No 22/1997 GOL II. al : Metadon, Mor fin, Petidin, fenazosina, tebain 87 GOL I. al. : Opium, Kokain, Heroin, Ganja 26 GOL III. Al. : Kodein, Dihidrokodein 3 NARKOTIKA UU No 35/2009 GOL I. al. : Opium, Kokain, Heroin, Ganja, Katinona, Liser gid, MDMA, Metamfe tamin, Psilosibin, Am fetamin, Fensiklidina 65 27/10/2021 GOL II. al : Metadon, Morfin, Petidin. Oksikodon, fenazosina, tebain 86 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) GOL III. Al. : Kodein, Buprenorfin, Etilmorfin, Dihidrokodein 14 10
Berdasarkan klasifikasi kerjanya maka Napza dibagi menjadi : Depresan Stimulan Halusinogen Alkohol Amfetamin LSD, DMT Bz Metamfetamin Meskalin Opioid Kokain PCP Solven Nikotin Ketamin Barbiturat Khat Kanabis ( dosis tinggi ) Kanabis (dosis rendah) Kafein MDMA 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) Magic Mushrooms MDMA 11
Gangguan mental dan perilaku akibat penyalahgunaan zat psikoaktif ( F 10 -F 19 ) • Zat Psikoaktif adalah obat atau senyawa yang apabila masuk ke dalam tubuh mansia dapat mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat. Sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental – emossional dan perilaku dan bila digunakan terus menerus dapat menimbulkan Adiksi • Meningkatnya penyalahguna serta ketergantungan Napza sudah sangat memprihatinkan • Upaya penanggulangan tlh dilakukan melalui berbagai pende katan. Salah satu : Inpres 12 tahun 2011 ttg kebijakan dan stra tegi nasional program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba ( P 4 GN) yaitu melalui : 1. Demand Reduction 2. Harm Reduction 3. Supply Control / Supply Reduction 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 12
P 4 GN : • Demand Reduction/Reduksi permintaan : Dilaksanakan oleh RSJ (Depkes ), LSM 2 ( NGO )/panti 2 /yayasan 2 swasta dlm / luar negeri dll Informasi/Edukasi, Pendekatan Prevensi dan Promosi Kesehatan, Detoks dan Terapi Pemeliharaan • Harm Reduction/Reduksi dampak buru : Dilaksanakan oleh RSJ, PKM ( Depkes ) melalui Program Terapi Rumatan Metadon ( PTRM ), Buprenorphine + Nalokson, distribusi jarum suntik steril dan sosialisasi penggunaan kondom, terapi dampak buruk HIV dan IO ( Infeksi Opportunistik ) • Supply Control / Supply Reduction / Reduksi Suplai : dilaksa nakan oleh jajaran penegak hukum Polri, Kejaksaan, Depkum ham, Sistem Peradilan dll 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 13
Strategi Penanggulangan Penyalahgunaan Napza (P 4 GN) • Supply Reduction Pengurangan persediaan Peran instansi hukum : polisi, peraturan 2 / perundang 2 an RI 27/10/2021 Demand Reduction Pengurangan permintaan Medik dan Non medik Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) Harm Reduction Pengurangan dampak buruk HIV/AIDS , Hep’s B dan C TBC Paru, Oedema Paru, En docarditis, Emboli, Sepsis, Osteo myelitis, Thrombophlebitis dll. 14
Supply Reduction UU RI No. 35 2009 ttg N. SEMA Maret/2009 No. 4 / 2010 SEMA No. 3 / 2011 PP 25 2011 ttg wajib lapor pecandu 27/10/2021 • Polisi • Jaksa • Hakim • Depkumham • Sist. Peradilan • Lapas Npz? ? Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) • Bea cukai • Bandara • Pelabuhan 15
Terapi Detoksifikasi/Rehab. Medik : Cold turkey, Simptomatik, Substitusi, Ultra rapid dll Demand Reduction : Terapi Pemeliharaan : Pemberian senyawa long acting opioid. seperti Naltrekson, Buprenorphine. Metadon, Levoalfaasetilmetadol (LAAM) Rehabilitasi dan Resosialisasi : TC BNN/berbasis RSJ, Narcotic Anonymous / 12 Steps, Religious, Konseling ( Individu / Kelompok ) Psikoedukatf/terapi (CBT ) 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 16
Harm Reduction Program Terapi Rumatan Metadon 27/10/2021 Pemberian substitusi Buprenorp hine/+Nalok son Pembagian jarum suntik steril sesuai tujuan Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) Pembagian Kondom sesuai tujuan 17
Batasan dan Pengertian-pengertian : • NAPZA : – Singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainnya. • NARKOTIKA : – Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. terdapat Gol. I, III pada UU RI No. 22 1997 ttg Narkotika. UU RI No 35 2009 • PSIKOTROPIKA : – zat /obat alami/sintetis bukan narkotika, berkhasiat Psikoaktif mempengaruhi fungsi mental dan perilaku terdapat Gol. I, III, dan IV pada UU RI No. 5 1997 ttg Psikotropika (Gol I. Narkotika pd UU RI No. 35 2009) • ZAT ADIKTIF LAINNYA : – Bahan lain bukan Narkotika atau Psikotropika yg penggunaannnya dapat menimbulkan ketergantungan. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 18
• PSIKOAKTIF : – Adalah khasiat dari NAPZA yg menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku • PENYALAHGUNAAN : – Penggunaan NAPZA tanpa indikasi medis dan pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan ketergantungan • TOLERANSI : – Peningkatan dosis utk mendapatkan pengaruh yg sama sbg akibat dari penggunaan yg lama dan terus mwenerus • OPIAT : Adalah ramuan yg mengandung atau turunan Opium. • OPIOID : Narkotika sintetik yg mempunyai aktivitas menyerupai Opiat. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 19
• KETERGANTUNGAN : – Keadaan dimana Px memerlukan jumlah NAPZA yg semakin bertambah ( tole ransi ), shg bila jumlah dikurangi /diberhentikan akan timbul gwjala putus zat • KETERGANTUNGAN FISIK : – Adaptasi neurobiologis tubuh utk menghadirkan NAPZA yg ditandai dgn gejala awal putus zat • KETERGANTUNGAN PSIKIS : – Pola perilaku yg sangat kuat utk menyalahgunakan NAPZA agar memperoleh efek ttt. • INTOKSIKASI : – Kondisi akibat langsung dari penyalahgunaan NAPZA dimana terjadi perubahan fungsi kesadaran, kognitif, persepsi, perasaan dan perilaku • OVERDOSIS : Adalah keadaan fisik yg gawat akibat penyalahgunaan NAPZA yg ditandai dengan adanyaperubahan faal tubuh spt kesadaran menurun, tekanan darah menurun, dan depresi pernafasan 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 20
• GEJALA PUTUS ZAT : – Adalah gejala 2 dengan aneka bentuk keparahan yg dusebbkan penghentian atau pengurangan zat. • KOMPLIKASI MEDIK : – Komplikasi yang terjadu pada berbagai sistem tubuh akibat penggunaan NAPZA • KOMORBIDITAS PSIKIATRI : – Keadaan dimana pasien disatu pihak mengalami gangguan penyalahgunaan NAPZA dan dilain pihak mengidap gangguan Psikiatri • DUAL DIAGNOSIS : – Adalah suatu istilah klinis disebut juga Diagnosis Ganda pasien ketergantungan NAPZA dan terdapat bersama 2 dgn ggg psikiatri lain secara independen 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 21
• DETOKSIFIKASI : – Suatu proses dimana seorang individu yg ketergantungan fisik thdp zat psikoaktif ( opioida ) , dilakukan pelepasan zat psikoaktif tersebut secara tiba 2 atau secara sedikit demi sedikit. • REHABILITASI MEDIK : – Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan medis, agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin • REHABILITASI PSIKOLOGIS : – Suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu mll pendekatan psikologis agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin • REHABILITASI SOSIAL : – Adalah suatu proses kegiatan pelayanan rehabilitasi mell pendekatan sosial agar penyalahgunaan NAPZA yg menderita ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 22
Latar berlakang individu menyalahgunakan zat psikoaktif : 1. Faktor Individu : 1. Ingin tahu dan ingin mencoba 2. Tidak bisa menolak ajakan teman 3. Low self esteem 4. Low self confidence 5. Sikap memberontak terhadap peraturan 6. Identitas diri yang kabur 7. Mengalami depresi dan atau cemas 8. Lambang keperkasaan 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 23
2. Faktor lingkungan 1. Komunikasi dengan orang tua kurang efektif 2. Orang tua dominan atau otoriter 3. Teman sekelompok/ sebaya yang pengguna 4. Lingkungan sekolah yg kurang tertib 5. Fasilitas sekolah yang minim 3. Faktor tersedianya zat psikoaktif - Mudah mendapatkan ilicit drug 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 24
Pemeriksaan dan Diagnosis 1. Sikap mental dokter terhadap pasien harus positif, agar terbina hubungan px-dr –keluarga dengan baik 2. Observasi sikap Px saat diperiksa 3. Anamnesis : a. Riwayat penyalahgunaan zat a. Zat apa yang dipakai b. Kapan mulai dan terakhir menggunakan c. Cara penggunaan d. Gejala intoksikasi / Over dosis (OD ) atau putus zat e. Alasan penggunaan f. Jumlah dan frekwensi penggunaan sehari 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 25
Pemeriksaan dan Diagnosis lanjutan. . . 3. Anamnesis : lanjutan. . b. Riwayat psikososial Px a. Pendidikan / pekerjaan b. Hubungan keluarga / sesama teman c. Keadaan keluarga d. Riwayat kriminal / ditahan polisi/ penjara yang berkaitan/bukan dgn penyalahgunaan zat e. Riwayat seksual; sosioekonomi; spiritual f. Kepribadian pramorbid 4. Pemeriksaan fisik: termasuk pemeriksaan fisik umum, needle track( bekas suntikan ) 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 26
Pemeriksaan dan Diagnosis lanjutan. . . 5. Pemeriksaan laboratorium : – – – Toksikologi LFT, RFT HIV/AIDS Lain 2 sesuai dengan kebutuhan Psikotes; MMPI 6. Komorbiditas : - Psikiatrik : Skizofrenia; Bipolar; RM; Gangg Kepribadian ; Gangguan Tingkahlaku - Non Psikiatrik : HIV/AIDS; Hep’C/B; TB pulmonal/extra pulmonal; Moniliasis 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 27
Diagnosis Banding • Skizofrenia • Gangguan Waham Organik • Gangguan Halusinasi Organik dll Penyulit / Komplikasi 1. Overdosis 2. HIV/AIDS 3. Hepatitis 4. Dermatitis 5. Selulitis 6. Anemia 7. Thrombophlebitis 8. Lain 2 ? 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 28
Penatalaksanaan Proses Penatalaksanaan secara umum : 1. Asesmen 2. Diagnosis 3. Detoksifikasi 4. Rehabilitasi 5. Resosialisasi Khusus Narkotika : 1. Asesmen 2. Diagnosis 3. Terapi Substitusi ( Harm Reduction ) 4. Detoksifikasi 5. Rehabilitasi 6. Resosialisasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 29
Contoh Zat psikoaktif : • Zat Psikoaktif terdiri dari : – Narkotika : Opioid; Kokain; Ganja; Buprenorfina – Psikotropika : Gol. Amfetamin; Gol Benzodiazepine; Gol Lisergida ( LSD ), Fensiklidina, Metakualon • Gol. Opioida merupakan Turunan Opium dan zat sintetisnya : – Morfin, – Diasetilmorfin / Diamorfin ( Heroin, smack, horse, Putaw, PT ), – Metadon, – Pethidin, – Kodein, – Hidromorfin ( Dilaudid), – Meperidin ( Demerol ) dll • Heroin adalah jenis Opioida yg tersering disalahgunakan. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 30
NAPZA : Cont. . . • Cara pemakaian : – Snorting : dihirup mll lubang hidung – Dragon : dihisap dgn mulut mll gulungan kertas/plastik diatas – aluminium foil yg diuapkan – Puff : dimasukkan dlm rokok tembakau – Per oral – Menyuntik secara IV atau Subcutan • Akhir 2 ini pemakaian via suntikan /Intra Venous Drug Use ( IDU ) menimbulkan masalah besar akibat dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 31
Narkotika : • UU RI No. 22 1997 tentang Narkotika Saat ini sudah direvisi menjadi UU RI No. 35 2009 tentang Narkotika, terdiri atas 3 gol. termasuk – Tanaman Ganja, – Opioida – Psikotropika Gol. I dan II pada UU RI No. 5 1997 tentang Psikotropika 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 32
OPIOID • Tanaman Papaversomniverun : 20 alkaloid opium a. l morfin • Opioid : Narkotik sintetik contoh heroin, kodein, dilaudid, meperidin, methadon dll • Antagonis : Nalokson, naltrekson, nalorfin, apomorfin • Campuran a/antagonis : Pentazocin, buprenorfin • Reseptor : Reseptor u- opiat : mengatur analgesik, depresi pernafasan, Konstipasi dan adiksi Resptor K-opiat : analgesia, diuresis, sedasi Resptor gamma-opiat : analgesia 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 33
OPIOID • Intoksikasi : Ø Perilaku maladaptif : euforia diikuti apati, disforia, retardasi psikomotor, Ggg pertimbangan, fungsi sosial & pekerjaan Ø Konstriksi pupil, mengantuk, cadel, ggg atensi, daya ingat, koma Putus Opioid : Ø Akibat Stop, penurunan dosis, pemberian antagonis Ø Setelah 6 – 8 jam stop, puncak hari ke 2 -3, hilang 7 -10 hari Ø Gejala Sakaw : disforik, mual/mules, muntah, diare, nyeri otot/sendi 2, lakrimasi, rhinorea/pilek, keringat, piloereksi, demam, insomnia, menguap. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 34
KOMORBIKDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK OPIOID • 90% penyalahgunaan opioid memp. Dual diagnosis • • psikiatrik. Yg sering: depresi berat, keprib. Antisosial, penyalahgunaan alkohol Percob bunuh diri 15% Delirium intoks opioid akibat dosis tinggi /dicampur zat lain, cedera otak Psikosis opioid akibat dosis tinggi mirip Skiz. Ggg afek. Akibat intoks, bersif manik, depresi atau campuran 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 35
• • KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK OPIOID Ggg tidur hipersomnia dan ggg. seksual impotensi Hepatitis dan AIDS krn transmisi virus akibat IVDU Sepsis, emboli, tromboflebitis, oedema paru, endokarditis, osteomyelitis Trias klinis : pinpoin pupil, depresi pernaf. , koma ditambah hipotermia, hipotensi, bradikardia berakhir dgn kematian krn OD 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 36
OPIOIDA : TANDA 2 DAN GEJALA KLINIS • Intoksikasi Opioida : – Penekanan SSP : sedasi, penurunan kesadaran sampai delirium – Menurunnya motilitas GI konstipasi – Depresi pernafasan, – Bicara cadel – Hipotensi Ortostatik – Bradikardia – Miosis sampai pinpoin pupil – Kejang ( saat OD ) 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 37
• Keadaan putus Opioida : • Ngantuk, pilek, bersin, lakrimasi, dilatasi pupil, piloereksi, takikardia, hipertensi, RR meningkat, Mual, muntah diare, suhu badan meningkat, insomnia • Craving/Sugesti • Ansietas, gelisah, mudah tersinggung, mialgia, arthralgia, sakit dan keram perut, anoreksia, tremor dan kejang 2 kecil 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 38
Penatalaksanaan • Intoksikasi Opioid : – Termasuk kasus kedaruratan medik – Periksa Vital Sign – A/ riwayat pakai sec. Lengkap: frek. , jumlah dan cara pakai, terakhir pakai. campur alkohol, ganja, derivat amfetamin ? – Bila ada tanda 2 OD, Px dirawat di ICU. – Lakukan Naloxon Challenge test – Observasi 24 jam untuk menilai tanda 2 vital. – Motivasi untuk ikut program Rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 39
Penatalaksanaan • Putus opioida / Withdrawal opioida 1. Termasuk kasus kedaruratan Psikiatri 2. Tujuan : mengurangi penderitaan klien, mencegah komplikasi medik 3. Metadon. Merup. Standar terapi di banyak negara substitusi opioida. Dosis awal 20 – 40 mg/hari, dapat ditingkatkan 5 – 10 mg selama 7 – 10 hari berikut. Kemudian dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan metadon. Atau dengan cara 10 mg metadon tiap 6 jam, total dosis 40 mg/hari, dipertahankan 3 hari, kmd bisa ditambah atau diturunkan 5 mg/hari. 4. Klonidin : diberikan 0, 3 -0, 6 mg/hari ( dosis terbagi ) dan terus dinaikkan 0, 6 -1, 2 mg/hr alam 1 – 3 hr pertama, atau 0, 1 – 0, 2 mg klonidin tiap 3 jam max 0, 8 mg/hr, bila tek drh 90/60 mm. Hg, klonidin hrs distop. 5. Buphrenorphin (+Naloxon). Pemberia sublingual 2 -4 mg 1 X/hr. Hari ke II 6 -8 mg/hr. Tapi sering disalahgunakan dgn cara iv. Pengawasan harus ketat. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 40
Terapi simptomatis • Rasa sakit dapat dikurangi dengan analgetika, : tramadol, asam mefenamat, metampiron dll • Insomnia : hipnotika spt estazolam, triazolam, b • Nitrazepam, Zolpidem, clozapin dll • Diare : imodium dan sejenisnya • Mual/muntah : sulpirid 25 -50 mg 3 x sehari, SA, Papaverin, Buscopan dll • Cicatrix baru : thrombophob, lasonil jelly Terapi pemeliharaan /rumatan • Agonis opioida spt Metadon, LAAM ( levacetylmetadol ) • Campuran agonis-antagonis spt buphrenorphin • Antagonis opioida spt naltrexon 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 41
KANABIS • Cannabis sativa, mariyuana, ganja. Eksudat resin daunnya disbt hashish • Intoksikasi : Ø Perilaku maladaptif : ggg koordinasi psikomotor, euforia, cemas waktu terasa berjalan lambat Ø Mata merah, nafsu makan meningkat, mulut kering, warna 2 jadi lebih terang Ø Depersonalisasi/derealisasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 42
KANABIS • Psikosis Kanabis Ø Jarang terjadi, kadang ide 2 paranoid Ø Amotivational syndrome Ø Pramorbid Skiz. ( diintensifkan ) Kecemasan kanabis Ø Pada pemula Ø Akibat intoks. Ø Bisa timbul serangan panik 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 43
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK KANABIS • Selain gej. Psikiatrik diatas: perilaku maladaptif, cemas, psikosis • Komplikasi medik : Bronkhitis, sinusitis, faringitis, palpitasi, sering terserang infeksi, daya tahan imunitas turun, • Penurunan hormon : testosteron, pertumbuhan, prolaktin 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 44
GANJA : TANDA 2 DAN GEJALA KLINIS • Intoksikasi ganja : – – – – 27/10/2021 Rasa waktu berjalan lambat, apatis dan bingung Perasaan melambung Depersonalisasi, derealisasi Tampak seperti orang tolol/bego Daya nilai realita terggg. Hal. audit/optik Konsentr. Terggg, mengantuk seperti mimpi Nafsu makan meningkat Tremor Mulut kering Gelisah Mata merah Ataksia Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 45
• Keadaan putus ganja : – Insomnia – Mialgia – Depresi, bingung – Menguap – Fotofobia “ canabis craving “ – Cemas, gelisah, mudah tersinggung – Mual, nafsu makan menurun, diare, kehilangan bb. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 46
Penatalaksanaan • Intoksikasi ganja : – Umumnya tak perlu Farmakoterapi. Terapi suportif dengan “talking down “ – Tempatkan px di ruang tenang – Jarang menyebbkan kematian – Tak ada pengobatan khusus : cemas dengan anticemas. Bila ada gejala psikotik bisa diberi antipsikotika. – Motivasi klien mau ikut program rehabilitasi • Keadaan Putus Ganja : – Kondisi klinis umumnya ringan dan akan menghilang dgn sendirinya dlm waktu bbrp hari – Motivasi pasien agar mau ikut program rehabilitasi. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 47
Kokain • Merup. zat adiktif stimulans thdp SSP – Asal zat : tanaman Erythroxylon Coca – Nama populer : Coke, Snow birds, Charlie, Crack, Nose Candy – Bentuk sediaan : • Kokain murni ( freebase ) : serbuk • Kokain yang dicampur berbagai zat lain, mis. : Heroin • Cara pakai : – Snorting – Disuntikkan – Merokok 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 48
KOKAIN • • • Zat yang paling adiktif dan berbahaya Pecandu : laki 2 2 X> wanita, kulit hitam>> Efek klinis : inhibisi re-uptake DA (utama), NA, Serotonin Intoksikasi dan putus zat : gejala mirip dgn amfetamin Mekanisme kerja : – Kokain bekerja pada NT Katekolamin pada synaps Adrenergik denganmeningkatkan pelepasan dan menurunkan reuptake – Secara iv atau dihisap spt rokok memberi efek dalam 1’ – 2’, sedangkan secara oral atau absorbsi via mukosa , efek timbul dalam 20’-30’ kmd 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 49
KOKAIN : TANDA 2 DAN GEJALA KLINIS • Intoksikasi kokain : § Dilatasi pupil/midriasis - Tremor - Berkeringat - Mual, muntah § Selera makan menurun - Halusinasi visual / taktil • Nyeri dada - Takikardia • Tekanan darah naik - Aritmia • Over dosis : kejang, koma dan kematian • Penilaian realita kurang wajar, ggg fungsi sosial / pekerjaan • Meningkatnya kewaspadaan dan aktivitas, bergerak terus menerus, memaksakan kehendak dan banyak bicara ( agitasi psikomotor ) • Meningkatnya percaya diri • Euforia/disforia • Waham paranoid 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 50
• Keadaan Putus Kokain • • • Keletihan / Fatigue Bradikardia Insomnia atau Hipersomnia Perasaan disforik yang menetap > 24 jam Agitasi psikomotor Ide 2 bunuh diri dan paranoid Mudah tersinggung / iritabel Depresi Craving 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 51
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK KOKAIN • Sering : depresi berat, bipola II, ggg siklotimik, ggg antisosial • Kongesti hidung, ulserasi muc. hidung hingga perforasi septum nasi • Kerusakan sal. Bronkhial dan paru ( cara merokok ) • HIV, Hepatitis C ( cara IVDU ) • Komplikasi terberat : infark serebral nonhemoragik / he moragik, epileptik dan infark myocard, aritmia, kardiomyopati, depresi pernafasan • Delirium intoks. Krn kokain dosis tinggi, atau dicampur amfet. , opioid, alkohol, kelainan otak. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 52
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK KOKAIN • Ggg psikotik : waham paranoid dan halusinasi sekitar 50% • Ggg afektif : hipomanik dan manik pada intoks. Dan depresi pada putus kokain • Ggg kecemasan : cemas menyeluruh pada intoks, dan GOC, ggg panik, fobia pada putus kokain • Disfungsi seksual sebagai aprodisiak, lama 2 impotensi • Ggg tidur : insomnia pada intoks, hipersomnolensia pada putus kokain 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 53
Penatalaksanaan • Intoksikasi Kokain – Tempatkan klien di tempat tenang – Periksa tanda vital dan fisik lainnya – Atasi kelainan fisik akibat kokain : • Demam beri antipiretika • Takikardia dan hipertensivdiberikan beta blocker propanolol atau klonidin • Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, ggg respirasi, ggg jantung merupakan indikasi rawat di ICU – Pertimbangkan MRS untuk detoksifikasi – Bila terjadi agitasi, agresif dan membahayakan lingkungan atau delusi berikan derivat Bz ringan mis. lorazepam 1 – 2 mg oral, atau oksazepam 10 – 30 mg oral dan dapat diulangi sesudah 1 jam – Persiapkan klien utk menghadapi keadaan putus kokain – Motivasi klien ikut program rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 54
• Keadaan putus kokain • Pastikan apakah ada resiko bunuh diri ? MRS • Beri ketenangan dan penjelasan kpd klien bahwa gejala akan mereda dalam 1 – 2 minggu • Evaluasi apakah klien mengalami ggg psikosis • Terapi psikofarmaka : – Agitasi berat sampai perilaku maladaptif dapat diberi gol. Bz. Seperti Estazolam 0, 5 – 1 mg oral, Oksazepam 10 – 30 mg oral atau lorazepam 1 – 2 mg oral – Anti depresiva dapat diberikan bila ada gejala depresi menetap yang umumnya terjadi 2 minggu setelah penggunaan kokain dihentikan • Motivasi klien untuk ikut dalam program rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 55
Setiap bahan, baik alamiah maupun sintetis, PSIKOTROPIKA UU No 5/1997 Menggg kesehatan dan menimbulkan masalah sosial Mempunyai manfaat untuk pengobatan dan/atau tujuan ilmu pengetahuan tetapi dapat menimbulkan kecenderungan untuk disalahgunakan Golongan I, III dan IV 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 56
Psikotropika Obat/Zat yang bekerja pada/ mempengaruhi fungsi Psikik, kelakuan atau pengalaman ( WHO 1966 ) Anti Psikotika Anti Ansietas Anti Depresan Psikotogenik 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 57
Anti Psikotika Tipikal : Chlorpromazin, Trifluoperazin, Haloperidol Atipikal : Clozapin, Risperidon, Aripiprazol, Olanzapin Anti Ansietas Gol. Benzodiasepin : Alprazolam, Clobazam, Diazepam Gol Non Bzd : Barbiturat, Meprobamat, Buspiron Anti Depresan Gol MAOI : Aurorix Gol Trisiklik : Ami/Imipramin Atipikal: SSRI : Fluoksetin SNRI : Duloksetin/Venlafaksin Psikotoge nik ATS : Met/Amfetamin , MDMA Halusinogen : Psilosibin, LSD, thener, Meskalin, Fensiklidin Tidak semua Psikotropika masuk dalam UU No 5 Psiktropika 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 58
UU No. 5/1997 tentang PSIKOTROPIKA ( sebelum perubahan) GOL I. al. : MDMA, LISERG ID, Psilosibina, Meskalina, Metkatinona. Katinona 26 Hanya untuk research/kepentingan ilmu pengetahuan 27/10/2021 GOL II. al. : Amfetamin, Fensiklidin, Sekobarbital, Metilfenidat. Metamfet. Metakualon 14 GOL III. al. : Buprenorfin, Flunitrazepam, Pentobarbital, Siklobarbital, Pentazosin Amobarbital 9 GOL IV. al. : Alprazolam, Bromazepam, Diazepam, Nitrazepam, Fenobarbital Klobazam 60 Untuk kepentingan medis / pengobatan dan ilmu pengetahuan Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 59
UU No. 5/1997 tentang PSIKOTROPIKA ( sesudah perubahan) GOL II. al : Sekobarbital, Metilfenidat 0 2 Hanya untuk research/kepentingan Ilmu pengetahuan GOL III. Al : Flunitrazepam, Pentobarbital, Siklobarbital, Pentazosin, Buprenorfina 8 GOL IV. Al : Alprazolam, Bromazepam, Diazepam, Nitrazepam, Fenobarbital 60 Untuk kepentingan medis / pengobatan dan Ilmu pengetahuan UU No 5/1997 ttg Psikotropika UU N 0 35/2009 ttg Narkotika Katinone dan 25 zat lain dari Golongan I dan 12 zat dari golongan II, Buprenorfina dari gol III. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 60
NARKOTIKA UU No 22/1997 GOL II. al : Metadon, Mor fin, Petidin, fenazosina, tebain 87 GOL I. al. : Opium, Kokain, Heroin, Ganja 26 GOL III. Al. : Kodein, Dihidrokodein 3 NARKOTIKA UU No 35/2009 GOL I. al. : Opium, Kokain, Heroin, Ganja, Katinona, Liser gid, MDMA, Metamfe tamin, Psilosibin, Am fetamin, Fensiklidina 65 27/10/2021 GOL II. al : Metadon, Morfin, Petidin. Oksikodon, fenazosina, tebain 86 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) GOL III. Al. : Kodein, Buprenorfin, Etilmorfin, Dihidrokodein 14 61
AMFETAMIN • Simpatomimatik, stimulansia. • Amfetamin klasik D-Amf. Metamfet. Metilfenidat bekerja utama di sistem DA-ergik • Amfetamin racikan : MDMA, MMDA, MDEA, DOM bekerja di sistem DA ( energi) dan 5 HT ( halusinogen) • Intoks. Amfet. Mirip intoks. Kokain (DSM III & IV) Ø Perilaku maladaptif berupa euforia, tegang, kewaspadaan ber>>, kecemasan kemarahan, segera/ selama pemakaian Ø Takikardi, bradikardi, dilatasi pupil, hiper/hipotensi, keringat> menggigil, mual muntah, agitasi/retard psikomotor, aritmia, kejang sampai koma 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 62
AMFETAMIN • Putus Amfetamin : mood disforik, kecemasan, gemetar, depresi disertai ide bunuh diri • Fisiologis : kelelahan, insomnia/hipersomnia, nafsu makan meningkat, mimpi menakutkan, agitasi. retardasi psikomotor 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 63
AMFETAMIN : TANDA 2 DAN GEJALA KLINIS • Intoksikasi Amfetamin – Berkeringat dan kedinginan, – Mulut kering, rasa metalik, – Dilatasi pupil – Pusing, kejang, diskinesia, distonia, – Takikardia, bradikardia , Aritmia, – Tekanan darah naik/turun – Bila OD, dpt terjadi kejang, depresi pernapasan, koma dan kematian. – Euforia sampai manik atau campuran – Kewaspadaan berlebih – Kecemasan, ketegangan atau kemarahan – Ggg fungsi sosial atau pekerjaan. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 64
• Putus Amfetamin – Keletihan /fatigue – Tidur berlebihan – Kelaparan yang hebat – Insomnia dan hipersomnia – Reaksi kecemasan – Depresi – Agitasi psikomotor – Craving 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 65
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK AMFETAMIN • Delirium : akibat pemakaian dosis tinggi, terus-menerus, atau kombinasi dgn zat lain, atau ada cedera otak • Psikosis : mirip Skizof. Paranoid, tapi disini > menonjol hal. Visuil, afek serasi, hiperaktivitas, hipersksualitas, sedikit ggg proses berpikir, Skiz. Afek datar dan alogia • Ggg afek : pada Intoks. Afek manik/campuran. Pd putus zat : afek depresi • Ggg. Kecemasan: pd Intoks /Putus zat berupa panik, GOC, fobia • Disfungsi seksual : awalnya untuk meningkatkan potensi seksual, lama 2 menyebabkan impotensi dan disfungsi seksual 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 66
Penatalaksanaan • Intoksikasi Amfetamin – Tempatkan Px di ruang tenang, Hindarkan dari stimulasi berlebih – Terapi simptomatis : • Suhu tubuh meningkat, dgn selimut dingin(cooling blankets) • Hipertensi/takikardia diberikan beta blocker/propanolol atau klonidin • Kejang 2 diberikan diazepam intravena • Agitasi beri Bz • Bila tak teratasi beri antipsikotika – Motivasi untuk ikut program rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 67
Penatalaksanaan lanjutan. . . • Keadaan Putus Amfetamin – Pastikan adakah resiko bunuh diri – Sebaiknya rawat inap – Terapi psikofarmaka : • Agitasi berat bahkan sampai gej. Psikosis, berikan antipsikotika • Agitasi ringan sampai sedang berikan gol. Bz • Gejala depresi berikan antidepresiva – Motivasi klien agar mau ikut program Rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 68
ALKOHOL • Minuman dengan nama kimiawi Etil-alkohol atau etanol • Lazim disebut minuman keras contoh : Bir, Wisky, Vodka, Brandy, Kognag, Anggur. Minuman tradisional spt Brem, Ciu, Tuak, Arak dll • Peraturan Men. Kes no 86/menkes. Per/IV/77 Menggolongkan minuman beralkohol menjadi : – Gol. A : kadar etanol 1 – 5 % ( bir, sandy ) – Gol. B : kadar etanol 5 – 20 % ( anggur ) – Gol. C : kadar etanol 20 – 55 % ( Whisky, Brandy ) 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 69
• Intoksikasi Alkohol – Gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afektif dan perilaku, daya nilai terggg. – Perasaan / afek emosi labil, perilaku agresif, fungsi sosial dan pekerjaan terggg. • Intoksikasi ringan : – Euforia, cadel ( disartria ) drowsiness, nistagmus, ataksia, hipoglikemik. • Intoksikasi berat ; – Stupor, koma, kejang, hipotermia, berhentinya pernafasan, bradikardia, hipotensi • Intoksikasi sangat berat : • Koma dengan refleks 2 negatif dan bahkan tanpa aktivitas EEG 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 70
• Putus Alkohol : – – – – 27/10/2021 Fatigue tremor Insomnia Delirium Tremens Mual, muntah berkeringat Hipertensi Halusinasi, Ilusi Agitasi psikomotor Kejang Iritabel Craving Cemas, depresi Hipokalemia/magnesia Muka dan Konjungtiva merah Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 71
ALKOHOL • Intoksikasi Alkohol : Ø Perilaku maladaptif yg berkembang selama/segera setelah minum. Ø Gejala 2 : cadel, inkoordinasi motorik, nistagmus, ggg. Atensi dan daya ingat, stupor sampai koma krn depresi pernafasan • Putus Alkohol : Ø Gejala 2 : hiperaktiv. Otonomik (keringat, palpitasi), tremor, insomnia, mual, muntah, hal/ilusi optik/aud. /taktil, agitasi psikomotor, kecemasan Ø Keadaan kronis : Kelelahan, malnutrisi, depresi dll. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 72
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK ALKOHOLIK • Delirium : akibat intoks / putus alkohol • Delirium Tremens : Putus alkohol timbul 1 minggu setelah asupan alkohol terakhir. Bahaya kematian 20% karena komplikasi pneumonia, peny. Ginjal, insuff. Hati, gagal jantung. • Demensia : masih kontroversial ? • Ggg Amnestik : biasanya Amnesia jangka pendek, jarang < 35 thn • Sindrome Wernicke dan Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol ): Sind Wernicke > akut, sifat reversibel bila diterapi adekuat. Sindr. Korsakoff sifat kronis kesembuhan 20%, dikenal Ensefalopati Korsakoff 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 73
• Sindrom Wernicke ditandai oleh adanya : – Ataksia ; Ophthalmoplegia; Nystagmus; Kebingungan; Gangguan daya ingat jangka pendek – Disebabkan oleh defisiensi Vitamin B 1 (Thiamin ) akibat konsumsi Alkohol dalam waktu lama • Sindrom Korsakoff ( Ggg Amnestik Alkohol ) – Disebut juga : Demensia Korsakoffl ; Psikosis Korsakoff; Sindrom Amnesia Konfabulasi – Ditandai oleh adanya • Apatis; Ataksia; Konfabulasi; Amnesia Antero/Retrograde; Tremor; Paralisis otot 2 orbita; ggg memori berat – Disebabkan oleh defisiensi Vitamin B 1 di otak akibat penyalahguna alkohol kronis atau malnutrisi berat 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 74
KOMORBIDITAS MEDIKO-PSIKIATRIK ALKOHOLIK • Psikosis ( Alkohol induced psychotic disorder), timbul sebelum selama intoks atau sesudah putus alkohol. Gej utama waham, halusinasi, kecemburuan patologis. • Ggg. Afektif : Bisa manik, depresi atau campuran • Ggg. Kecemasan, berupa cemas menyeluruh, serangan panik, GOC, Fobia. • Didalam cairan serebrospinalis metabolit Dopamin ( homova nelic acid ) dan GABA yang rendah. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 75
Penatalaksanaan • Intoksikasi Alkohol : – – – 27/10/2021 Tempatkan klien di ruang tenang Periksa VS dan tanda fisik lainnya Perhatikan A, B, C, D : Airways, Breathing, Circulation, Drugs Pertahankan Airways bila perlu dengan pernafasan buatan Atasi koma, hipotensi, hipotermia Kuras lambung dengan emetika ( konsumsi alkohol banyak < 30’ ), norit 60 – 100 mg per oral ( kalau perlu personde ) Kejang diberi diazepam 5 – 10 mg im/iv pyridoksin 100 mg/hari, asam folat 1 mg/hari, as. Askorbat 100 mg 2 dd Berikan dextrose 50 – 100 mg iv, bila hipoglikemia, Agitatif atau perilaku psikotik berikan haloperidol 5 – 10 mg im Gelisah dan cemas beri lorazepam, alprazolam, klobazam Motivasi agar mau ikut program rehabilitasi Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 76
Penatalaksanaan Putus Alkohol – – Berpotensi kegawatan, klien harus dirawat inap Tempatkan di ruang tenang Pantau tanda 2 vital dan kondisi elektrolit serta cairan tubuh Obat antipsikotika gol. Phenotiazine spt CPZ tidak boleh diberikan karena menurunkan ambang kejang – Motivasi klien untuk ikut rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 77
Sedativa - hipnotika • Termasuk Sedativa-hipnotika : Paraldehide, Kloral hidrat, Karbamat, Metakualon, Glutetimide, Barbiturat dan Bz – Yang paling sering digunakan praktek kedokteran : gol. Benzodiazepin (Bz) dan yang jarang : barbiturat – Bz yg tersering disalahgunakan : Alprazolam, Lorazepam – Nama jalanan : MG, BK, Rohip, Lekso, Nipam dll – Keadaan putus sed-hip merup. St keadaan gawat darurat medik krn dapat terjadi kejang, delirium, dan kematian bila tidak diobati , sehingga harus rawat inap • Cara pakai : oral, jarang parenteral • Mekanisme kerja : – Merupakan CNS Depresan – Bz berikatan dengan tempat spesifik reseptor GABA yang menyebabkan aktivasi saluran iin klorida kedalam neuron. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 78
SEDATIVA - HIPNOTIKA : TANDA 2 DAN GEJALA KLINIS • Intoksikasi sedativa-Hipnotika • Bicara cadel - Inkoordinasi • Nistagmus - Ataksia • Konstriksi pupil • Pernafas. lambat/cepat tapi dangkal • Kulit berkeringat dan teraba dingin • Tekanan darah turun dan nadi lemah dan kecil • Afek labil • agresif • Iritabel • Ggg pemusatan Perhatian • Ggg daya ingat dan daya nilai 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 79
• Putus Sedativa-Hipnotika – – – – 27/10/2021 Keletihan Mual, muntah Takikardia / bradikardia Tekanan darah meningkat Anoreksia Hipotensi Ortostatik Hiperrefleksia Berkeringat Kejang Delirium Tremor kasar pada tangan, lidah, kelopak mata Ansietas Depresi Iritabel Halusinasi visual Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 80
Penatalaksanaan • Intoksikasi Sedativa-Hipnotika – Tempatkan klien di tempat tenang – Periksa tanda 2 vital dan fisik lainnya – Pada dasarnya terapi bersifat simptomatis dgn tujuan mencegah tejadinya depresi pernafasan dan menjaga fungsi CV berjalan tetap baik – Bila penggunaan oral tidak > 6 jam, bisa kumbah lambung – Kendorkan pakaian agar jalan nafas lancar, beri oksigen dan pernafasan buatan bila perlu – Motivasi untuk ikut program rehabilitasi 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 81
Penatalaksanaan • Putus Sedativa-Hipnotika – Bila dosis pakai diketahui, tidak ada komplikasi medik atau psikosis, dapat rawat jalan dgn penurunan dosis perminggu – Dengan rawat inap penurunan dosis dapat dilakukan lebih cepat – Pada ketergantungan Bz dgn dosis terapetik yg dianjurkan pabrik selama > 1 bulan, maka detoks dgn rawat jalan, dosis diturunkan secara bertahap dalam 4 minggu – Bila dosis ekwivalen dgn 40 mg diazepam /hari selama lebih dari 8 bulan, maka penurunan dosis adalah 10% setiap hari dan harus dirawat inap. 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 82
Kepustakaan Bag. /SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III; RSUD Dr. Soetomo Surabaya Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI Dirjen Yanmed Depkes RI; 2000; Pedoman Terapi Pasien Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya Maramis WF dan Maramis AA; 2009; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press Sadock BJ and Sadock VA; 2007; Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10 th ed; Lippincott Williams & Wilkins 27/10/2021 Dr. Fattyawan Kintono Sp. KJ. ( K ) 83
- Slides: 83