GAMBAR POTONGAN Chapter II 3 Potongan oleh lebih

GAMBAR POTONGAN Chapter II

3. Potongan oleh lebih dari Satu Bidang A. Pemotongan Meloncat Pada potongan meloncat ini terdapat dua bidang sejajar yang memotong benda. Hasil pemotongan oleh dua bidang sejajar itu disatukan pada pandangan potongan.

B. potongan oleh Dua Bidang Berpotongan. Agar bentuk khas bagian - bagian benda dapat ditampilkan secara jelas dan mudah dimengerti, maka dilakukan cara pemotongan ini.

C. potongan oleh Bidang-bidang Berdampingan. Bidang-bidang berdampingan mengikuti lekukan-lekukan garis sumbu pipa, sehingga pada pandangan potongannya bagian benda menjadi terlihat jelas.

4. Potongan yang di putar. Bagian-bagian benda tertentu seperti : ruji-ruji roda, kait, tuas, rusuk penguat, dan sebagainya, dapat ditampilkan hasil potongannya setelah lebih dahulu diputar. Penggambarannya dapat ditempat potongan (gbr. 8. 11)atau ditempat lain (GAMBAR 8. 12).

5. Potongan Berurutan Beberapa potongan dapat disusun berurutan seperti gambar 8. 13. Pada gambar 8. 13 a potongannya ditempatkan pada sumbu utama sedangkan pada gambar 8. 13 b potongannya ditempatkan dibawah garis potongnya.

6. Potongan Benda tipis Untuk benda-benda tipis seperti pelat, baja profil , packing, dan sebagainya, potongannya atau penampangannya digambarkan dengan garis tebal atau bidang bekas potongan seluruhnya dihitamkan (gambar 8. 14). Apabila benda tipis ini berupa bagian yang disusun berimpitan, maka batas himpitannya dibiarkan putih (gambar 8. 14 b dan 8. 14 c).

7. Beberapa benda atau Bagian benda yang tidak Boleh dipotong. Beberapa benda atau bagian benda poros dan pasaknya, bola pejal, pena tirus, sirip atau rusuk penguat, ruji –ruji roda, paku keling, baut dan cincinnya, tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gambar 8. 15 sampai dengan 8. 22, memperlihatkan benda atau bagian-bagian benda yang dimaksud.




C. ARSIR Pada gambar-gambar potongan yang dibicarakan dimuka, bidang bekas potongannya diberi garis –garis tipis miring. Garis-garis tersebut dinamakan arsir atau arsiran. 1. Beberapa Ketentuan Penggambaran Arsiran. A. arsiran digambar dengan garis-garis tipis sejajar dengan kemiringan 45º terhadap garis sumbu atau garis benda (gambar 8. 23). Jarak antara garis-garis arsir ini disesuaikan dengan luas bidang potongan.

B. untuk benda yang sama, arah arsir dan jaraknya harus sama (gambar. 8. 24)

untuk bagian-bagian benda yang berdampingan, arsiran harus dibedakan. Misalnya dengan cara dibedakan arah kemiringannya atau dibedakan jarak arsirannya (gambar 8. 25)

E. pada potongan meloncat lebih baik garis arsirnya digeser (gambar. 8. 27) tetapi boleh juga diarsir sama. F. jika terpaksa harus membuat ukuran pada bidang yang diarsir, maka garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka ukuran (gambar 8. 28).

Gambar 8. 29 memperlihatkan cara membuat garis-garis arsir yang baik (a) dan beberapa kesalahan pembuatan garis-garis arsir dari (b) sampai dengan (f).

2. ARSIRAN KHUSUS Jika tidak diperlukan perhatian khusus, arsiran cukup dibuat seperti yang dibahas dimuka. Tetapi jika diperlukan untuk perhatian khusus, arsiran dapat dibedakan menurut jenis bahan benda.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH
- Slides: 18