Free living amuba FLA Oleh dr Inneke Kusumawati
Free living amuba (FLA) Oleh : dr. Inneke Kusumawati Susanto, M. Biomed Departemen Parasitologi FK UKRIDA
Free living amuba (FLA) • • Termasuk Protozoa Ordo : Rhizopoda Hidup di alam bebas, yaitu : tanah dan air. Pada manusia • • Naegleria fowleri Acanthamoeba ( Hartmanella) sp. Balamuthia mandrillaris Sappinia pedata causative agent of a brain infection in an immunocompetent
Free living amuba (FLA) BERSIFAT: fakultatif dan patogen. Penyakit yang ditimbulkan pada manusia : 3 1. Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM) 2. Granulomatous Amoebic Encephalitis (GAE) : menginvasi jaringan lain 3. Chronic Amoebic Keratitis (CAK) PAM dan CAK: terdapat pada individu yg sebelumnya sehat GAE: umumnya berhubungan dengan immunodefisiensi
Siklus hidup Free living amuba (FLA)
Stadium FLA Naegleria fowleri mempunyai 3 stadium: Amoeboid Flagelata Kista Acanthamoeba sp. , Sappinia sp. dan Balamuthia sp. mempunyai 2 stadium: Amoeboid Kista
Diagnosis Free Living Amoeba
Naegleria sp. Oleh : dr. Inneke Kusumawati Susanto, M. Biomed Departemen Parasitologi FK UKRIDA
Naegleria fowleri Patogen pada manusia dan menyebabkan Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM): Penyakit bersifat: akut, fulminan (terjadi secara tiba-tiba), cepat menjadi fatal. Dapat ditemukan di : Hidup di alam di air tawar (kolam, danau), di tanah dan tinja Penyebaran penyakit mungkin berhubungan dengan musim karena amebanya bersifat termofilik
Gejala klinis Naegleria fowleri Berlangsung cepat dan makin memburuk Demam Sakit kepala yg diikuti sakit yg hebat Muntah-muntah Suhu tinggi Kaku kuduk Gangguan pernapasan & penciuman Penderita meninggal karena sukar bernafas Lama sakit: 4 – 6 hari sebelum meninggal
Distribusi geografik Naegleria fowleri Amerika serikat, Belgia, Cekoslowakia, Australia, Selandia Baru, India, Nigeria , Inggris, Irlandia, Venezuela, Panama, Papua Nugini Cara infeksi melalui hidung pada saat penderita sedang berenang.
Morfologi Naegleria Fowleri Terdiri dari : ektoplasma dan endoplasma. Di dalam endoplama terdapat 1 inti vesicular, kariosom besar, dinding inti banyak butir kromatin, vakuol kontraktil dan vakuol makanan. Terdapat 3 stadium : Stadium trofozoit : Stadium flagelata : Stadium kista :
Stadium trofozoit Naegleria fowleri Bentuk tidak beraturan, bisa lonjong bisa bulat, ukuran 29 mikron. Terdapat pseudopodium tunggal yaitu lobopodia. Makanannya adalah dedritus atau bakteri seperti E. coli.
Stadium flagelata Naegleria fowleri Motil, bentuk lonjong seperti buah pir, memiliki 1 inti vesicular, 1 vakuol kontraktil di bagian posterior dan 2 flagel yang sama panjangnya. Bersifat hanya sementara.
Stadium kista Naegleria fowleri Bentuk bulat atau lonjong, dinding ganda, memiliki 1 inti, ukuran 10 - 14 mikron. Memiliki fase ekskitasi pada dindingnya yang berlubang.
Diagnosis Naegleria fowleri Pemeriksaan mikroskopik pada specimen cairan serebrospinal dengan ditemukannya amuba (PAM) Kultur Immunofluorescent Antibody (IFA) PCR
Terapi dan Pencegahan Naegleria fowleri Pengobatan : Amfoterisin B 1 mg / kg. BB/hari IV Metronidazole Klorokuin Miltefosine Pencegahan : klorinasi kadar 1 -2 ppm
Prognosis Naegleria fowleri Prognosis: Penderita Primary Amebic Meningoencephaltis (PAM) biasanya meninggal.
Terima kasih
Acanthamoeba sp. Oleh : dr. Inneke Kusumawati Susanto, M. Biomed Departemen Parasitologi FK UKRIDA
Acanthamoeba sp Merupakan free living amuba Definisi : oportunistik protozoa pathogen Distribusi geografik: Ditemukan di seluruh dunia di lingkungan pada air dan tanah, seperti air kran, air pembersih lensa kontak, air sungai, air danau, air buangan AC, air kolam renang dan lain-lain.
Taksonomi Acanthamoeba sp Protozoa adalah subkingdom dari eukariota yang mempunyai tubuh bersel satu dan memiliki fungsi yang lengkap yaitu memiliki alat reproduksi, pencernaan makanan, sistem pernapasan, organ ekskresi dan lainnya. 2 Kingdom : Animalia Subkingdom : Protozoa Filum : Sarcomatigophora Subfilum : Sarcodina Genus : Acanthamoeba
Spesies Acanthamoeba sp. Acanthamoeba castelani Acanthamoeba culbersoni Acanthamoeba divionensis Acanthamoeba astronyxis Acanthamoeba rhysades Acanthamoeba hatchetti Acanthamoeba lugdunensis Acanthamoeba lenticulata Acanthamoeba polyphaga.
Siklus hidup Acanthamoeba sp.
Penyakit yang disebabkan oleh Acanthamoeba sp. Granulomatous Amoebic Encephalitis (GAE) Acanthamoeba Keratitis (AK) Cara infeksi : Melalui hidung sal. Pernapasan bawah darah otak. Melalui kulit atau mukosa darah otak Trauma pada kornea mata. Terpapar air yang terkontaminasi Menggunakan lensa kontak yang terkontaminasi
Stadium Acanthamoeba spp. Stadium Kista Stadium Trofozoit
Stadium Kista Diameter 10 -25 μm Satu nukleus dengan karyosom yang besar Stadium istirahat (dormant) Di otak, mata, kulit, paru-paru dan organ lain tubuh manusia Dua dinding Eksokist a Dinding luar Lipid Protein Endokista Ostium dilingkupi operkulum Dinding dalam Selulosa
Stadium Kista Acanthamoeba spp. Kista Acanthamoeba sp. (kultur) Stadium kista Acanthamoeba sp. dalam jaringan otak (pewarnaan HE) Free Living Amoeba Infection. Global Health-Division of Parasitic Disease and Malaria; CDC; 24/7. 2017 Stadium kista Acanthamoeba sp. dari jaringan (pewarnaan HE)
Klasifikasi berdasarkan tipe morfologi kista Acanthamoeba sp. Terdiri dari 3 kelompok, yaitu : Kelompok I: Ukuran kista relatif lebih besar dari diameter rata-rata 18 μm. Adanya jarak yang lebih luas antara bagian luar dan bagian dalam dinding. Dinding bagian luar relatif halus berkerut dan dinding bagian dalam terlihat bentuk seperti bintang
Klasifikasi berdasarkan tipe morfologi kista Acanthamoeba sp. Kelompok II: Biasanya diameter rata-rata kista adalah kurang dari 18 μm. Dinding luar terlihat bergelombang dan dinding bagian dalam terlihat bentuk seperti bintang, poligon atau segitiga, dan bulat atau oval. Jarak antara dinding luar dan dinding dalam bervariasi.
Klasifikasi berdasarkan tipe morfologi kista Acanthamoeba sp. Kelompok III: Diameter rata-rata kista juga kurang dari 18 μm. Dinding luar tipis dengan atau tanpa kerutan dinding bagian dalam halus dengan tiga hingga lima sudut.
Diameter 15 -45 μm Pleomorfik Acanthapodia Stadium Trofozoit Nukleus besar, karyosom besar, pada pusat Replikasi Tidak memiliki kromatin perifer
Stadium Trofozoit Acanthamoeba spp. Stadium trofozoit Acanthamoeba spp. pada kerokan kornea (pewarnaan HE) Stadium trofozoit Acanthamoeba spp. pada jaringan (pewarnaan HE) Free Living Amoeba Infection. Global Health-Division of Parasitic Disease and Malaria; CDC; 24/7. 2017 Stadium trofozoit Acanthamoeba spp. pada kultur
Stadium Trofozoit Acanthamoeba Menjadi Bentuk Kista Henriques F. L. Acanthamoeba and its ocular impact. 2017.
Patogenesis Keratitis Acanthamoeba
Gejala klinis GAE Perubahan status mental Kehilangan koordinasi Demam Kelemahan otot atau kelumpuhan parsial mempengaruhi satu sisi tubuh Penglihatan ganda Sensitivitas terhadap cahaya Masalah neurologis lainnya
Merasakan sakit pada mata Kemerahan pada mata Gejala klinis Acanthamoeba keratitis Penglihatan menjadi kabur Mata menjadi lebih sensitive terhadap cahaya Merasa sesuatu yang tidak nyaman pada mata Mengeluarkan banyak air mata
Diagnosis Keratitis amuba : terlihat bentuk kista pada kerokan kornea pada sediaan basah histologi dan kultur. GAE : terlihat bentuk trofozoit dan kista dalam biopsi otak, kultur dan mikroskopik immofluorescense dan menggunakan antibodi monoclonal. CSF : pleositosis limfositik, protein sedikit meningkat dan glukosa normal atau sedikit menurun. CT Scan otak. PCR
Faktor Resiko Penyebab Acanthamoeba keratitis. Khan N. Acanthamoeba: Biology and Pathogenesis. 2009.
Terapi Keratitis amuba : Topical biguanide atau chlorhexidine dengan atau tanpa agen diamidine Keratoplasti GAE : Tidak ada pengobatan efektif Dapat menggunakan kombinasi obat pentamidine, sulfadiazine, rifampicin dan fluconazole.
Terima kasih
Sappinia sp. Oleh : dr. Inneke Kusumawati Susanto, M. Biomed Departemen Parasitologi FK UKRIDA
Sappinia sp. Menyebabkan penyakit ensefalitis amebic. Dapat menginfeksi manusia melalui hidung atau luka pada tubuh. Spesies penyebab penyakit : Sappinia pedata Sappinia diploidea
Distribusi geografik Sappinia pedata Sappinia sp. dapat ditemukan di seluruh dunia. Eropa, Amerika utara, Mesir, Timur tengah, Hindia barat , Jepang Biasanya ditemukan dalam kotoran rusa dan kerbau (feses mamalia), rectum kadal , tanah yang mengandung tumbuhan membusuk, hutan, sumber air bersih.
Morfologi Sappinia pedata Memiliki 2 stadium : Stadium trofozoit dan kista. Trofozoit: 40 -80 mm, oval atau memanjang pipih dan berkerut pada permukaan Kista: membulat (15 -30 mm)
Gejala klinis Sakit kepala, Sensitivitas terhadap cahaya, Mual atau sakit perut, Muntah, Penglihatan buram, Kehilangan kesadaran. Scan dari otak pasien terinfeksi adanya mengungkapkan massa seperti tumor 2 sentimeter di bagian kiri belakang otaknya
Diagnosis Mikroskopik ditemukan stadium trofozoit maupun kista dari jaringan otak. Kultur PCR identifikasi 18 r. RNA https: //www. sciencedirect. com/topics/immunology-and-microbiology/sappinia
Terapi dan Prognosis Perawatan dengan pembedahan tumor di otak dan serangkaian obat yang diberikan kepada pasien setelah operasi azithromycin, pentamidine isethionate, itraconazole and flucytosine. Perawatan ini mengarah pada pemulihan penuh pasien. Prognosis buruk karena menyerang otak dan sering lambat terdiagnosa.
Terima kasih
Balamuthia sp. Oleh : dr. Inneke Kusumawati Susanto, M. Biomed Departemen Parasitologi FK UKRIDA
Balamuthia sp. Amuba yang hidup di alam bebas. Menyebabkan penyakit Granulomatous Amuba Ensefalitis (GAE). Sering ditemukan pada usia lanjut dan pasien imunosupresi. Cara infeksi : melalui hidung atau lesi kulit. Spesies penyebab : Balamuthia mandrillaris
Morfologi Balamuthia mandrillaris Stadium kista : stadium kista memiliki inti satu dan dinding ganda eksokista (dinding luar berkerut) dan endokista (dinding dalam bentuk bulat)
Morfologi Stadium Trofozoit dalam jaringan otak Struktur irreguler Diameter 10 µm. Trofozoit membentuk pseudopodia luas dan adanya filamen.
Diagnosis Pemeriksaan mikroskopik pada specimen cairan serebrospinal dengan ditemukannya amuba. Kultur Immunofluorescent Antibody (IFA) PCR
Terapi Kombinasi flucytosine, pentamidine, fluconazole, sulfadiazine dan lainnya azithromycin atau clarithromycin dan juga miltefosine.
Terima kasih
- Slides: 55