FISIKA DASAR FARMASI A Besaran Pengukuran serta Hukum
FISIKA DASAR FARMASI A Besaran & Pengukuran serta Hukum Newton Nama NIM : Tazkiyatul Fithriyah : 172210101014
Besaran & Satuan Besaran adalah sesuatu yang dapat ditentukan atau diukur, dan hasil pengukurannya dinyatakan dengan satuan Jumlah besaran dalam Fisika banyak karena itu diperlukan banyak sekali satuan. Hal ini akan merepotkan dalam pendefinisian sistem satuannya. Namun karena ternyata dari besaran-besaran fisika yang banyak itu ternyata banyak yang terbentuk.
1. Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung pada satuan-satuan besaran lain. Dalam Sistem Internasional ada 7 besaran pokok yaitu:
2. Besaran Turunan Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok. contoh besaran Turunan
3. Konversi Satuan Di dalam pengkonversian suatu satuan, maka kita memerlukan suatu faktor konversi yang terdiri dari bilangan dan penyebut yang masing memiliki satuan yang berbeda, tetapi memiliki besar yang sama, sehinggga faktor konversi ini bernilai satu.
4. NOTASI ILMIAH Dalam notasi ilmiah kita menuliskan bilangan sebagai hasil kali bilangan a ( 1 < a < 10) dengan bilangan 10 berpangkat, yang disebut orde.
5. DIMENSI Dimensi menggambarkan bagaimana suatu besaran terbentuk atau tersusun dari besaran-besaran lainnya. Dimensi dari besaran pokok
DIMENSI Dimensi Besaran Turunan
PENGUKURAN Pengukuran adalah kegiatan mengukur suatu besaran. Hasil pengukuran inilah yang disebut dengan satuan. Satuan digunakan untuk membandingkan hasil ukur satu sama lain. Dengan adanya pengukuran ini, berbagai alat ukur telah dikembangkan sesuai tuntutan zaman, dan digunakan untuk memudahkan aktivitas manusia dalam berbagi hal.
Penerapan alat ukur besaran pokok 1. Panjang a. Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0, 1 cm atau 1 mm. Umumnya digunakan secara umum oleh orang-orang untuk mengukur benda yang mudah diukur, seperti : kain, kertas, kayu, bahan sediaan farmasi dan alatnya dll. b. Jangka sorong memiliki batas ketelitian sampai dengan 0, 1 mm. Berguna untuk mengukur diameter bola, tabung, dan kedalaman lubang. c. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0, 01 mm. Berguna untuk mengukur tabung dan alat lainnya.
Penerapan Alat Ukur 2. Massa Neraca Ohaus dua lengan yang memiliki ketelitian 0, 01 g denga batas ukur 310 g. Neraca badan yang digunakan untuk menentukan massa objek di suatu tempat
Penerapan Alat Ukur 3. Waktu Arloji. Digunakan untuk melihat waktu dengan jarum jam, menit, dan detik. Stopwatch digital. Sering digunakan dalam menentukan waktu dengan jarak yang sangan singkat saat perlombaan atletik.
Penerapan Alat Ukur 4. Suhu Termometer ruang. Digunakan untuk menentukan suhu ruangan. Termometer tubuh digunakan untuk menentukan suhu tubuh.
Penerapan Alat Ukur 5) Kuat arus listrik Ampremeter. Digunakan untuk menentukan kuat arus listrik, kadang digunakan bersamaandengan avometer (ampremeter, voltmeter dan ohmeter) 6) Intensitas cahaya Lighmeter digunakan dalam keperluan pergudangan, rumahsakit, dan beberapa tempat yang sensitif akan cahaya.
Penerapan Alat Ukur Hidrometer untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif) dari cairan; yaitu, rasio densitas cairan kepadatan air. Manometer alat yang berfungsi untuk mengukur tekenan udara dalam ruang tertutup. Kalorimeter alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia
Angka Penting • Penulisan Angka Penting 1) Semua angka bukan nol termasuk angka penting. Contoh: 2, 45 memiliki 3 angkapenting. 2) Semua angka nol yang tertulis setelah titik desimal termasuk angka penting. Contoh: 2, 60 memiliki 3 angka penting 16, 00 memiliki 4 angkapenting.
Angka Penting 3) Angka nol yang tertulis di antara angka-angka penting (angka-angka bukan nol), juga termasuk angka penting. Contoh : 305 memiliki 3 angka penting. 20, 60 memiliki 4 angka penting. 4) Angka nol yang tertulis sebelum angka bukan nol dan hanya berfungsi sebagai penunjuk titik desimal, tidak termasuk angka penting. Contoh : 0, 5 memiliki 1 angka penting. 0, 0860 memiliki 3 angka penting.
Angka Penting • Perhitungan Angka Penting 1) Penjumlahan dan pengurangan Memiliki ketelitian sama dengan ketelitian angka-angka yang dijumlahkan atau dikurangkan, yang paling tidak teliti (paling kecil) 2) Pembagian dan perkalian Pada hasil operasi pembagian atau perkalian tersebut paling banyak sama dengan jumlah angka penting terkecil dari bilangan-bilangan yang dioperasikan 3) Aturan angka penting Angka kurang dari 5, dibulatkan ke bawah (ditiadakan) Angka lebih dari 5, dibulatkan ke atas Angka 5, dibulatkan ke atas bila angka sebelumnya ganjil dan ditiadakan bila angka sebelumnyagenap.
SOAL BAB 1 1. Satuan pengukuran besaran ada yang baku dan ada yang tidak baku. Satuan tidak baku, misalnya: hasta, depa, dan jengkal, sangat menyulitkan dalam komunikasi apalagi untuk kepentingan ilmiah. Jelaskan mengapa demikian ? Jawaban : Karena satuan tak baku yaitu satuan yang apabila digunakan untuk melakukan pengukuran maka memberikan hasil yang berbeda-beda bila dilakukan oleh orang yang berbeda. Hal ini disebabkan karena satuan tak baku belum disepakati ukurannya secara paten
2. Berapakah volume balok dengan panjang 12 cm, lebar 5 cm , dan tinggi 6 cm! Nyatakan dalam Sistem Internasional. Jawaban : V = P x l x T = 12 cm x 5 cm x 6 cm = 360 cm³ : 100 = 3, 6 m³ 3. Massa jenis besi adalah 7, 9 g/cm 3. Berapakah massa jenis besi tersebut jika diukur dengan sistem satuan Internasional ?
Pengertian Hukum Newton III HUKUM NEWTON Hukum Newton III Hukum newton III Macam-macam gaya yang ditimbulkan dari Hukum Newton Contoh Soal
APLIKASI HUKUM 1 NEWTON MENGAPA ORANG ITU BISA TERPENTAL ? ?
HUKUM 1 NEWTON Menurut Hukum pertama Newton, setiap benda memiliki sifat inert (lembam), artinya bila tidak ada ganguan dari luar benda cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau bergerak). Dengan demikian hukum Newton yang pertama dapat kita rumuskan sebagai berikut : “Dalam kerangka inersial, setiap benda akan tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, jika Resultan (jumlah/hasil) gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol. ”
APLIKASI HUKUM 1 NEWTON APA YANG TERJADI DENGAN TANGGA TERSEBUT ? ? ?
APLIKASI HUKUM 1 NEWTON BAGAIMANA DENGAN PERISTIWA YANG INI ? ? JELASKAN MENURUT PENDAPATMU !
HUKUM KEDUA NEWTON Hukum kedua Newton menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan keadaan gerak secara kuantitatif (a). Newton menyebutkan bahwa kecepatan perubahan kuantitas gerak suatu partikel sama dengan resultan gaya yang bekerja pada partikel tersebut. Dalam mekanika klasik pada umumnya massa partikel m adalah tetap, hukum II Newton dituliskan sbb: = gaya resultan yang bekerja pada benda Gaya sebesar 1 Newton diartikan sebagai besarnya gaya yang bila dikerjakan pada benda bermassa 1 kilogram akan menghasilkan percepatan 1 meter per sekon kuadrat.
APLIKASI HUKUM KEDUA NEWTON
HUKUM KETIGA NEWTON Menurut hukum ketiga Newton: Setiap gaya mekanik selalu muncul berpasangan, yang satu disebut aksi dan yang lain disebut reaksi, sedemikian rupa sehingga aksi = - reaksi. ‘ Yang mana disebut aksi dan yang mana yang disebut reaksi tidaklah penting, yang penting kedua-duanya ada. Sifat pasangan gaya aksi-reaksi adalah sebagai berikut: (1) sama besar (2) arahnya berlawanan, dan (3) bekerja pada benda yang berlainan (satu bekerja pada benda A, yang lain bekerja pada benda B. Pasangan aksi-reaksi yang memenuhi ketiga sifat ini disebut memenuhi bentuk lemah hukum Newton III. Banyak pula pasangan aksi-reaksi yang memenuhi sifat tambahan yaitu (4) mereka terletak dalam satu garis lurus. Pasangan ini juga memenuhi sifat terakhir disebut memenuhi bentuk kuat hukum Newton III.
APLIKASI HUKUM KETIGA NEWTON F 2 F 1 Gambar 1 F F 3 4 F F 5 6 Gambar 2
LEBIH JAUH TENTANG GAYA Gaya F adalah besaran vektor, karena itu mempunyai besar dan arah serta memenuhi aturan-aturan operasi vektor. Satuan untuk gaya adalah newton, dan disingkat dengan N. Besar dan arah gaya bergantung kepada macam sistem dan lingkungan yang sedang ditinjau serta diungkapkan lewat hukum gaya. Hukum gaya ini mempunyai bentuk yang khas bagi sebuah sistem dan lingkungannya. Misal: Benda di dekat permukaan bumi : Gaya berat. Benda diikat dengan tali : Tegangan tali.
APLIKASI SISTEM GAYA
APLIKASI SISTEM GAYA SISTEM PEDATI Gaya SISTEM PESAWAT TERBANG Gaya Arah F 1 = Gaya tarikan kuda Ke depan F 2 = Gaya dorongan lantai Ke depan F 3 = Gaya tarikan gerobak Ke belakang F 4 = Gaya gesekan Ke belakang Arah Gravity Ke bawah Lift Ke atas Air Drag Ke belakang Glider Ke belakang Propeller Ke depan
SOAL BAB II 1. Perhatikan gambar berikut! Benda bermassa m = 10 kg berada di atas lantai kasar ditarik oleh gaya F = 12 N ke arah kanan. Jika koefisien gesekan statis antara benda dan lantai adalah 0, 2 dengan koefisien gesekan kinetis 0, 1 tentukan besarnya : a) Gaya normal b) Gaya gesek antara benda dan lantai c) Percepatan gerak benda
Jawaban : a) Gaya normal Σ Fy = 0 N − W = 0 N − mg = 0 N − (10) = 0 N = 100 N b) Gaya gesek antara benda dan lantai Cek terlebih dahulu gaya gesek statis maksimum yang bisa terjadi antara benda dan lantai: fsmaks = μs N fsmaks = (0, 2)(100) = 20 N Ternyata gaya gesek statis maksimum masih lebih besar dari gaya yang menarik benda (F) sehingga benda masih berada dalam keadaan diam. Sesuai dengan hukum Newton untuk benda diam : Σ Fx = 0 F − fges = 0 12 − fges = 0 fges = 12 N c) Percepatan gerak benda Benda dalam keadaan diam, percepatan benda NOL
2. Suatu benda dijatuhkan dari atas bidang miring yang licin dan sudut kemiringan 300. Tentukanlah percepatan benda tersebut jika g = 10 m/s 2 dan massa benda 4 kg! Jawaban Diketahui : m = 4 kg g = 10 m/s 2 θ = 300 Ditanya : a ? Jawab : F = mg sin θ θ mg mg cos θ F = - mg sin θ = ma a = - g sin θ = - 10 sin 300 = - 10. (0, 5) = 5 m/s 2
3. Sebuah mobil bermassa 10 000 kg, bergerak dengan kecepatan 20 m/s. Mobil direm dan berhenti setelah menempuh jarak 200 m. Berapakah gaya pengeremannya? Jawaban : Diketahui : m = 10 000 kg v 0 = 0 m/s v = 20 m/s Δx = 200 m Ditanya : F? Jawab : F = m. a v 2 = v 02 + 2. a. Δx a = tvvΔ−. 2202 = )200. (220022− = - 1 m/s 2 (diperlambat) F = m. a = 10 000 (-1) = - 10 000 N (berlawanan arah kecepatan mobil)
- Slides: 38