Feed and Feeding PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

  • Slides: 36
Download presentation
Feed and Feeding

Feed and Feeding

PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS Ilmu Makanan : Ilmu yang berhubungan dengan bahan makanan

PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS Ilmu Makanan : Ilmu yang berhubungan dengan bahan makanan dan zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya, dalam hubungannya dengan kesehatan manusia dan hewan Zat makanan : (nutrien) Kombinasi senyawa kimia yang digolongkan menurut sifat fisik, kimia dan biologis BAHAN MAKANAN PANGAN/FOOD untuk manusia PAKAN/FEED untuk hewan Ransum/diet/ration: susunan bahan makanan/pakan [komposisi tertentu]

PENGGOLONGAN ZAT-ZAT MAKANAN : 4. Lemak 1. Air 5. Vitamin 2. Karbohidrat 6. mineral

PENGGOLONGAN ZAT-ZAT MAKANAN : 4. Lemak 1. Air 5. Vitamin 2. Karbohidrat 6. mineral 3. Protein FUNGSI ZAT MAKANAN DAN SUMBER UTAMANYA DALAM RANSUM AYAM akan AIR: transport makanan dan sisa pencernaan, pengatur suhu tubuh, Sumber : air minum, air dalam bahan makanan

KARBOHIDRAT ( serat kasar + BETN) : - panas, energi, produksi lemak - Sumber

KARBOHIDRAT ( serat kasar + BETN) : - panas, energi, produksi lemak - Sumber energi mudah dicerna BETN : sumber energi utama Serat kasar : ayam kurang mampu mencerna serat kasar, berfungsi mencegah penggumpalan makanan dalam saluran pencernaan Sumber : jagung, beras, gandum, sorgum dan hasil ikutan pengolahannya: dedak padi dedak gandum/pollard Starch/pati: biji-bijian dan umbi ----- sangat fundamental Sugars: buah-buahan dan molases ----- secondary role Cellulose: batang-batang tanaman ----- undigested

PROTEIN - pertumbuhan dan penggantian jaringan pembentukan telur, aktivitas sperma panas, energi, produksi lemak

PROTEIN - pertumbuhan dan penggantian jaringan pembentukan telur, aktivitas sperma panas, energi, produksi lemak [Kekurangan energi ----- protein akan dirubah menjadi energi] Protein atau nitrogenous substances merupakan unsur penting yang membangun organ-organ tubuh mahluk hidup - Pemberian dan penggunaannya sangat penting - Menjadi subjek-subjek berbagai penelitian

Protein disusun dari gugus asam amino, yaitu: (1) asam amino esensial, dan (2) asam

Protein disusun dari gugus asam amino, yaitu: (1) asam amino esensial, dan (2) asam amino non-esensial Asam amino asensial ---- karena hewan monogastrik tidak dapat mensintesanya, sehingga harus ditambah dari luar melalui makanan Asam amino non-esensial ---- karena asam amino ini dapat disintesa oleh hewan dari asam-asam amino lainnya Sumber : Protein hewani ; tp. ikan, tp. cacing, tp. bekicot / keong mas tp. pupa, sisa rumah potong, dll.

Sumber : Protein nabati : bkl. kedelai, bkl. kacang tanah, bkl. Kelapa, dll. Protein

Sumber : Protein nabati : bkl. kedelai, bkl. kacang tanah, bkl. Kelapa, dll. Protein nabati Tidak mengandung asam amino yang lengkap ----- biasanya kekurangan asam amino metionin, lisin, dan triptofan Protein hewani kebalikannya dikombinasikan [untuk menghasilkan asam amino yang sesuai dengan kebutuhan] Contoh: untuk ayam broiler penggunaan bungkil maksimum 49% [menghindari kekurangan asam amino]

LEMAK - - Sumber energi dan Cadangan panas Pada ternak dideposit dalam bentuk lemak

LEMAK - - Sumber energi dan Cadangan panas Pada ternak dideposit dalam bentuk lemak hewan (lemak abdominal, lemak periveral) Ketersediaannya dalam pakan unggas kecil (lemak hewan, lemak nabati) Sumber : - minyak kelapa, lemak hewan Karbohidrat dan lemak ---- sumber energi untuk fungsi-fungsi yang vital (bergerak, aktivitas makan, pertukaran panas)

VITAMIN Pertumbuhan, kesehatan, asimilasi mineral, daya tetas, fertilitas, nafsu makan, pencernaan, pembentukan tulang dan

VITAMIN Pertumbuhan, kesehatan, asimilasi mineral, daya tetas, fertilitas, nafsu makan, pencernaan, pembentukan tulang dan bulu Sumber : tepung hijauan, jagung, feed suplement MINERAL Pembentukan kerangka, pembentukan kerabang, menjaga mengatur kenetralan tubuh Sumber : tepung ikan, susu skim, tp. tulang, tp. kulit kerang, tp. kerabang, tp kapur (Ca. CO 3), Dikalsium Phosfat (DCP), feed suplement Mineral Calcium (Ca) dan Phosphorus (P) --- sangat sedikit tersedia pada bahan makanan asal nabati Mineral trace elements: manganese, iron, copper, cobalt, iodine dan zinc

Feed suplement : bahan berupa zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh :

Feed suplement : bahan berupa zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh : asam-asam amino, mineral mikro, vitamin Feed additive : bahan bukan zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh : coccidiostat, antibiotik, antioksidan, probiotik Zat Toxic: perlu diwaspadai ---- pemberian bahan tersebut pada unggas harus hati-hati (dibatasi, diolah) Contoh: hydrocyanic acid pada ubi kayu segar ; gossypol pada biji kapas dan bungkil biji kapas ; dan beberapa alkaloids pada biji leguminosa tertentu

KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA AYAM Broiler Energi Metabolis (kkal/kg) Protein (%) Layer Starter

KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA AYAM Broiler Energi Metabolis (kkal/kg) Protein (%) Layer Starter Finisher starter grower Layer 3200 2900 2850 23 20 20 15 18 Syarat lain: - Serat kasar maksimum 7% - Lemak maksimum 8% Penyusunan Ransum Unggas (Ayam) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun ransum: 1. Umur (starter, grower, layer) dan tipe ayam (berat, medium, ringan) 2. Bahan-bahan pakan yang tersedia 3. Tabel-tabel berisi informasi tentang kandungan zat-zat makanan serta rekomendasi kebutuhan akan zat-zat makanan untuk setiap fase umur dan tujuan produksi Tabel: Scott (1982, dst), National Research Council/NRC,

KOMPOSISI ZAT-ZAT MAKANAN DALAM BAHAN MAKANAN UNTUK UNGGAS (BERDASARKAN KERING UDARA), SCOTT (1976) EM

KOMPOSISI ZAT-ZAT MAKANAN DALAM BAHAN MAKANAN UNTUK UNGGAS (BERDASARKAN KERING UDARA), SCOTT (1976) EM (kkal/kg) Protein Lemak Serat Kasar Bungkil Kacang Kedelai 2240 45 0, 9 6 0, 32 0, 67 0, 29 Bungkil Kelapa 1540 21 1, 8 15 0, 20 0, 60 0, 20 Dedak Padi 1630 12 13 12 0, 12 1, 50 0, 21 Dedak Gandum 1300 15 4 10 0, 14 1, 10 0, 32 Jagung Kuning 3370 8, 6 3, 9 2 0, 02 0, 30 0, 10 Minyak Kelapa 8600 0 100 0 0 Tepung Ikan 3080 61 9 1 5, 50 2, 80 Tepung Tulang - - 24 24 - Kalsium Karbonat/Ca. CO 3 - - 40 - - Bahan Makanan Fosfor Ca Total Tersedia

METODE PENYUSUNAN RANSUM 1. Trial and error method : Dihitung secara coba-coba sampai didapat

METODE PENYUSUNAN RANSUM 1. Trial and error method : Dihitung secara coba-coba sampai didapat kandungan zat makanan (terutama protein dan energi) sesuai kebutuhan 2. Menggunakan paket program (linear programing, mixit, excel) No Bahan pakan Ransum (%) Starter Contoh: Susunan Ransum Ayam Petelur 1 Jagung kuning 2 Dedak padi 3 Grower Layer 56 67 64 8 11 3, 5 Bungkil kedelai 12 1 5, 5 4 Bungkil kelapa 10 9 6, 5 5 Tepung ikan 12 10 13, 5 6 Tepung kulit kerang 1, 85 6, 75 7 Premix 0, 15 Total 100 100 Protein kasar 20 15 18 2900 Energi Metabolis (kkal/kg)

3. Square method / metode bujur sangkar, hanya digunakan untuk dua macam bahan, dengan

3. Square method / metode bujur sangkar, hanya digunakan untuk dua macam bahan, dengan syarat kandungan zat salah satu bahan lebih rendah dan yang lain lebih tinggi dari pada kandungan zat tersebut dalam ransum yang akan disusun. Contoh : diperlukan suatu ransum untuk ayam buras dengan kandungan protein 15%, bahan pakan yang dimiliki adalah dedak padi yang mengandung protein 8% dan konsentrat dengan kandungan protein 36%. Berapa banyak masing-masing bahan diperlukan untuk membuat 100 kg ransum : 36 7 (15 -8) bag. konsentrat 15 8 21 (36 -15) bag. dedak padi Konsentrat = 7/28 x 100 = 25 kg Dedak padi = 21/28 x 100 = 75 kg

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RANSUM 1. Faktor genetik : bobot badan, strain, jenis kelamin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RANSUM 1. Faktor genetik : bobot badan, strain, jenis kelamin 2. Temperatur 3. Kandungan energi ransum 4. Kandungan Serat Kasar dalam ransum 5. Status kesehatan ayam 6. Palatabilitas ransum 7. Adanya cekaman/stress

FUNGSI NUTRIEN/ZAT MAKANAN Nutrien yang dicerna digunakan untuk menjalankan fungsi esensial dalam tubuh yaitu

FUNGSI NUTRIEN/ZAT MAKANAN Nutrien yang dicerna digunakan untuk menjalankan fungsi esensial dalam tubuh yaitu hidup pokok (metabolisme, mengatur suhu tubuh, pergerakan minimal, mengganti dan memperbaiki sel/jaringan) serta untuk produksi (pertumbuhan, penggemukan, produksi telur) Hidup pokok : Kebutuhan untuk hidup pokok didefinisikan sebagai: Kombinasi beberapa nutrien yang dibutuhkan unggas untuk menjalankan fungsi tubuhnya tanpa terjadi pertambahan, atau pengurangan bobot badan maupun aktivitas produktif

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan hidup pokok : Fakstor eksternal : dapat dikendalikan sampai batas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan hidup pokok : Fakstor eksternal : dapat dikendalikan sampai batas tertentu melalui pengelolaan dan pemberian fasilitas : - Aktivitas - Keadaan cuaca - Status kesehatan dan adanya stress Faktor internal : - Ukuran tubuh - Temperamen - Tingkat produksi - Variasi antar individu Pertumbuhan : Definisi : pertambahan ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian lain tubuh Merupakan proses normal sebelum dan sesudah menetas hingga mencapai dewasa Pertumbuhan dipengaruhi oleh tingkat konsumsi ransum Kebutuhan nutrien diengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, bangsa, laju pertumbuhan, status kesehatan

Umur Dibandingan dengan ayam yang lebih tua, umumnya ayam muda : 1. Mengkonsumsi ransum

Umur Dibandingan dengan ayam yang lebih tua, umumnya ayam muda : 1. Mengkonsumsi ransum per unit bobot badan lebih tinggi 2. Memanfaatkan ransum lebih efesien 3. Membutuhkan protein, energi, vitamin dan mineral perunit bobot badan lebih banyak 4. Membutuhkan ransum yang padat gizi dan mudah dicerna 5. Lebih sensitif terhadap defesiensi nutrien Bangsa ayam yang besar tumbuh lebih cepat dari pada bangsa yang lebih kecil dan memerlukan lebih banyak nutrien Jenis Kelamin 1. Ayam ♂ tumbuh lebih cepat daripada ayam ♀ dan memerlukan lebih banyak nutrien 2. Ayam ♂ yang tidak dikastrasi lebih efisien memanfaatkan ransum untuk pertambahan bobot badan dari pada ayam ♀ 3. Bobot badan dewasa ayam ♂ lebih tinggi daripada ♀ 4. Ayam ♀ lebih cepat mencapai dewasa kelamin daripada ayam ♂

Laju Pertumbuhan Intensif breeding mengarahkan agar ayam pedaging tumbuh dengan cepat dan dapat dipasarkan

Laju Pertumbuhan Intensif breeding mengarahkan agar ayam pedaging tumbuh dengan cepat dan dapat dipasarkan pada usia dini disertai dengan penyesuaian ransum Reproduksi Pemberian ransum untuk produksi memenuhi kebutuhan untuk produksi telur (jumlah dan bobot), kualitas, daya tetas, pengendalian molting serta mengeram Kebutuhan untuk petelur komersil meliputi kebutuhan untuk hidup pokok, pertumbuhan ayam dara dan pembentukan telur (ayam dengan kemampuan produksi tinggi memerlukan lebih banyak nutrien) Petelur pembibit memerlukan vitamin, A, D, E, B 12, riboplavin, asam panthotenat, niacin dan Mn lebih banyak daripada ayam petelur komersil

Penggunaan Nutrien digunakan melalui salah satu diantara dua proses metabolik berikut : 1. Anabolik

Penggunaan Nutrien digunakan melalui salah satu diantara dua proses metabolik berikut : 1. Anabolik : adalah proses dimana molekul-molekul nutrien digunakan sebagai building block unutk mensistesis molekul-molekul kompleks, reaksi-reaksi anabolik bersifat endergonic dan memerlukan input energi 2. Katabailisme : adalah proses oksidasi nutrien dengan membebaskan sejumlah energi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat itu, reaksi ini bersifat exergonic

Penentuan Kebutuhan Akan Nutrien Kebutuhan nutrien ditentukan dengan cara menemukan jumlah minimal yang harus

Penentuan Kebutuhan Akan Nutrien Kebutuhan nutrien ditentukan dengan cara menemukan jumlah minimal yang harus disediakan agar fungsi fisiologis berkembang maksimal (atau didasarkan pada pertimbangan faktor ekonomis seperti pertumbuhan, efesiensi penggunaan ransum, produksi telur, daya tetas) Feeding trial dengan beberapa level nutrien yang bersangkutan sampai didapat suatu level yang tidak lagi menghasilkan peningkatan pada variable yang diukur Kebutuhan nutrien dinyatakan : 1. Jumlah kebutuhan per hari ransum yang diberikan selama 24 jam jumlahnya tertentu 2. Konsentrasi dalam ransum (%, ICU, ppm) ransum disediakan tanpa dibatasi Kebutuhan zat-zat makanan untuk unggas pada berbagai fase umur dan tujuan pemeliharaan : tabel NRC, National Academy of sciences

Hubungan Antara Nutrien Dengan Faktor Lain 1. Faktor genetik Kemampuan memetabolis energi dan mencerna

Hubungan Antara Nutrien Dengan Faktor Lain 1. Faktor genetik Kemampuan memetabolis energi dan mencerna zat makanan tertentu Kebutuhan nutrien untuk hidup pokok Kemampuan mendefositkan nutrien untuk pertumbuhan dan produksi telur Respon terhadap metabolit dan anti nutrien tertentu 2. Penyakit dan Stress : Ayam mampu beradaptasi terhadap stress kronis yang ringan Kehadiran parasit dalam saluran pencernaan meningkatkan kebutuhan akan vitamin B Coccidiosis, Infectious Bronchitis dan Infeksi Mycoplasma meningkatkan kebutuhan akan Vitamin A

3. Kualitas Telur Kualitas kerabang : pemberian antibiotik berpengaruh terhadap pigmentasi warna kerabang, ketebalan

3. Kualitas Telur Kualitas kerabang : pemberian antibiotik berpengaruh terhadap pigmentasi warna kerabang, ketebalan kerabang dipengaruhi oleh Ca, P dan Vitamin D Kualitas albumen : pemberian NH 4 Cl dapat meningkatkan nilai HU, namun dapat menurunkan ketebalan kerabang karena p. H darah juga turun Defisiensi vitamin A menimbulkan blood spot pada yolk Bobot telur dipengaruhi oleh kecukupan protein, asam-asam amino dan asam linoleat

Hubungan Timbal Balik Antar Nutrien a. b. c. d. e. f. g. h. Imbangan

Hubungan Timbal Balik Antar Nutrien a. b. c. d. e. f. g. h. Imbangan Energi : Protein Interaksi antara Ca, P dan Vitamin D Hubungan antara niacin dan tryptophan Hubungan antara cholin, methionin, asam folat dan vitamin B 12 dalam metabolisme reaksi transmetilasi gugus metil Peranan vitamin E, Selenium dan cystine dalam mencegah penyakit exudative diathesis dan muscular dystrophy Chelation effect asam amino dan mineral tertentu dalam transportasi nutrien tertentu Hubungan timbal balik antara Cu dengan Zn, Zn dengan Cd, Cu dengan Mo serta Se dengan arsenik Hubungan timbal balik antara lysine dengan arginine, leucine dan isoleucin dengan valine, ketidakseimbangan dan antagonisme asam amino tertentu.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Ransum : [ Ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energi]

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Ransum : [ Ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energi] • • Temperatur Lingkungan Faktor Genetik Keseimbangan Nutrien Laju Pertumbuhan Status Kesehatan Bentuk Fisik Ransum Ukuran Tubuh Tingkat Produksi Telur Pengukuran Efesiensi Ransum EPR = konsumsi ransum / pertambahan bobot badan x 100% konsumsi ransum / produksi telur x 100% Konversi ransum = pertambahan bobot badan / konsumsi ransum produksi telur / konsumsi ransum (ket : dalam satuan dan jangka waktu yang sama)

Kebutuhan Energi Jumlah energi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan atau produksi telur

Kebutuhan Energi Jumlah energi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan atau produksi telur pada tingkat yang cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan ekonomis maksimal Energi yang dikonsumsi digunakan untuk : • Aktivitas jantung • Menjaga tekanan darah dan tonus otot • Mentransmisi impuls syaraf • Transportasi ion melalui membran sel • Proses reabsorpsi dalam ginjal • Sintesis protein dan lemak • Produksi telur

Defesiensi Energi Defesiensi energi tidak memperlihatkan gejala spesifik seperti pada defesiensi vitamin atau mineral

Defesiensi Energi Defesiensi energi tidak memperlihatkan gejala spesifik seperti pada defesiensi vitamin atau mineral sehingga sulit untuk dikenali dan baru tampak setelah berlangsung cukup lama Akibat defesiensi : • Pertumbuhan terhambat/kerdil • Kehilangan jaringan • Produksi telur rendah Zat Makanan Sumber Energi 1. Karbohidrat : murah, sangat mudah dicerna, diserap dan ditransformasi menjadi lemak tubuh, tahan disimpan lama 2. Lemak : jumlah penggunaan terbatas 3. Protein : mahal

 Kandungan energi dalam ransum sangat mempengaruhi jumlah konsumsi, sehingga keseimbangan antara energi dengan

Kandungan energi dalam ransum sangat mempengaruhi jumlah konsumsi, sehingga keseimbangan antara energi dengan zat-zat makanan lain terutama asam-asam aminno (protein) sangat penting Kebutuhan seekor ayam akan energi ditentukan oleh laju metabolik , yang dipengaruhi oleh ; 1. Bangsa atau strain 2. Aktivitas 3. Ritme diurnal 4. Temperatur lingkungan 5. Tipe ransum - Energi tinggi : protein tinggi - Energi tinggi : protein rendah - Energi rendah : protein tinggi - Energi rendah : protein rendah 6. Tingkat produksi

Nilai Energi Pakan : Energi pakan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan energi bagi ternak

Nilai Energi Pakan : Energi pakan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan energi bagi ternak Energi dibutuhkan dalam jumlah besar dibandingkan dengan zat-zat makanan lainnya sehingga seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi karena merupakan komponen biaya ransum tertinggi Unit energi : - Kalori / calori : banyaknya energi yang diperlukan untuk menigkatkan temperatur 1 gram air sebesar 10 C (14, 5 – 15, 5 0 C) - Kilokalori / kilocalories = 1000 kalori untuk 1 kg air - Nilai energi ransum dinyatakan dalam kkal/kg

SISTEM PENGUKURAN ENERGI PADA AYAM GROSS ENERGY (GE) Fecal Energy DIGESTIBLE ENERGY (DE) Urinary

SISTEM PENGUKURAN ENERGI PADA AYAM GROSS ENERGY (GE) Fecal Energy DIGESTIBLE ENERGY (DE) Urinary Energy APPARENT METABOLIZABLE ENERGY (AME) Heat Increment TRUE METABOLIZABLE ENERGY (TME) Metabolic and endogeneous energy losses NET ENERGY (NE) NET ENERGY MAINTENANCE (NEm) - Basal metabolic rate - Activity - Body temperature regulation NET ENERGY PRODUCTION (NEp) - Eggs - Growth - Feather

Model Pertumbuhan Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain dan jenis kelamin pada strain yang

Model Pertumbuhan Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain dan jenis kelamin pada strain yang sama (sexual dimorphism) Mature body weight Body weight Tubuh Keseluruhan: Pertumbuhan ditandai dengan adanya pertambahan bobot badan, dengan kurva pertumbuhan berbentuk S, pertumbuhan relatif berhenti / bobot badan mulai stabil pada saat dewasa tubuh Maximum growth rate Age when maximum rate of growth occurs Age Bagian-bagian Tubuh : Pertambahan bobot bada unggas terdiri atas pertambahan bobot masing bagian tubuh dan laju pertumbuhan setiap bagian tubuh berbeda Bobot saluran pencernaan dan bagian organ dalam lain secara proposional menurun sejalan dengan pertumbuhan Bobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan

Fisiologi Pertumbuhan Pertambahan jumlah dan ukuran masing-masing sel Komponen pertumbuhan : 1. Peningkatan bobot

Fisiologi Pertumbuhan Pertambahan jumlah dan ukuran masing-masing sel Komponen pertumbuhan : 1. Peningkatan bobot otot (protein dan air) 2. Peningkatan ukuran kerangka untuk menunjang pertumbuhan otot (mineral terutama kalsium) 3. Peningkatan penimbunan lemak pada jaringan adipose (trigliserida dan sedikit air) 4. Peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam (pada strain ayam pedaging pertumbuhannya sangat sedikit)

Pertumbuhan Otot : - - Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah ditentukan

Pertumbuhan Otot : - - Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah ditentukan sebelum ayam menetas) Penebalan otot disebabkan oleh terjadinya pembelahan dan perbanyakan myofibril, sedangkan penambahan sarcomere pada ujung-ujung myofibril menyebabkan serabut otot memanjang Serabut otot ayam jantan lebih tebal dari pada betina Serabut otot ayam pedaging pertumbuhan cepat lebih tebal dari pada ayam yang tumbuh lambat Pertumbuhan otot identik dengan penimbunan protein, defesiensi protein akan menghambat laju pertumbuhan Interaksi kopleks antara hormon-hormon dalam tubuh mempengaruhi laju pertumbuhan otot

Pertumbuhan Tulang Fungsi tulang : 1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh,

Pertumbuhan Tulang Fungsi tulang : 1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh, 2. Penyimpanan cadangan Ca dan P Terdiri dari dua fase matriks : - Ca dan P keras dan kaku - Serabut organik fleksible Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada bagian growth plate : sel-sel pada growth plate (osteoblast) mensintesis dan mensekresikan osteoid (kolagen kaya protein) yang membentuk matriks tempat absorpsi ion-ion Ca dan P yang kemudian membentuk kristal Osteoclast mereabsorpsi mineral dan fase organik sehingga ukuran tulang membesar dan berfungsi sebagai cadangan metabolically active Ca Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : faktor genetik, hormon, kecukupan vitamin A dan D Kelainan akibat pertumbuhan abnormal tulang : spondylolisthesis, deformasi tulang kaki, dyschondroplasia, rickets

Pertumbuhan Lemak Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang membentuk bantalan trigliserida

Pertumbuhan Lemak Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang membentuk bantalan trigliserida berakumulasi dalam sel-sel jaringan adipose (adipocytes) Asam-asam lemak diderivasi langsung dari makanan atau disintesis dalam hati dengan gluksa sebagai prekusor berbeda dengan mamalia Berfungsi sebagai cadangan energi dan insulasi tubuh Pada defesiensi energi lemak dari jaringan adipose dimobilisasi dengan bantuan hormon glukagon.

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH