Faktor pendorong timbulnya studi perbandingan sistem pemerintahan 1
Faktor pendorong timbulnya studi perbandingan sistem pemerintahan: 1. Berkembang pesatnya perhatian para sarjana ilmu politik barat terhadap negara-negara baru di luar Eropa dan Amerika, karena kehidupan politiknya berlainan. Negara-negara tersebut sebagai wilayah-wilayah baru sehingga studi ini sering disebut studi wilayah-wilayah baru (studi kawasan). 2. Timbulnya pendekatan tingkah laku (behavioural approach) dalam ilmu politik yang bersifat empiris TUJUAN: 1. Untuk memahami bekerjanya berbagai sistem pemerintahan melalui model-model yang dinilai cukup mewakili sistem pemerintahan tertentu yang memiliki pengaruh besar terhadap negara yang ada saat ini. 2. Untuk memahami latar belakang asas-asas yang melandasi kelemahan-kelemahan atau keuntungan -keuntungan dari masing-masing sistem politik. 3. Untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan diantara pelbagai sistem pemerintahan. 4. Melalui studi ini dapat dikembangkan dibina suatu sistem pemerintahan yang benar sesuai dengan waktu, ruang dan lingkungan yang ada di sekitar kita dan sesuai dengan kepribadian kita.
MANFAAT: • PSP sebagai suatu pendekatan mendorong para ilmuwan akademik untuk menyusun teori (kerangka pemikiran) dalam memperbandingkan berbagai sistem pemerintahan sehingga dihasilkan tolok ukur perbandingan yang universal. • Memungkinkan orang untuk mengenal dan memahami sistem pemerintahannya sendiri. • Mendapatkan studi penunjang yang akan dikembangkan melalui studi aneka ragam sistem pemerintahan yang ada di dunia. • Memudahkan orang melakukan penelitian dan pengajaran secara multidisipliner. UKURAN PERBANDINGAN (TOLOK UKUR): Untuk membandingkan sustu sistem pemerintahan diperlukan adanya ukuran-ukuran tertentu. Yang diukur adalah tingkat diferensial strukturil dan spesialisasi fungsional dari masing-masing sistem politik/pemerintahan. Pamudji mengemukakan empat ukuran dalam memperbandingkan sistem pemerintahan, yaitu: a. Kediktatoran versus Demokrasi b. Negara Kesejahteraan (Welfare State) c. Pendekatan perkiraan d. Parlementer versus Presidential
Upaya membandingkan (Gabriel A. Almond): • Tahap I, mencari informasi ttg sistem pemerintahan yang berlaku yang menjadi sasaran penelahaan (deskriptif) • Tahap II, memilah-milah informasi berdasarkan klasifikasi tertentu (mis: partai politik, pemilu, tipe sistem pemerintahan, birokrasi dll) • Tahap III, penganalisaan terhadap informasi yang terklasifikasi (pada tahap II) shg terlihat keteraturan dan hubungan diantara berbagai variabel dalam masing-masing sistem pemerintahan. Cara membandingkan: 1. Metode Deduktif 2. Metode Induktif
DAVID EASTON Menelaah beberapa sistem politik berdasarkan ciri dasar seperti: • Unit-unit yang membentuk sistem itu dan luasnya batas-batas pengaruh sistem itu • “input” dan “output” dari sistem yang tercermin dalam keputusan-leputusan yang dibuat dan proses pembuatan keputusan di dalam sistem tersebut • Jenis dan tingkat diferensiasi dalam sistem tersebut • Tingkat integrasi sistem politik yang mencerminkan tingkat efisiensinya L I N G K U N G A N I NP U T SISTEM POLITIK O U T P U T L I N G K U N G A N UMPAN BALIK GABRIEL A. ALMOND Tahapan dalam analisa perbandingan: 1. Tahap mencari informasi tentang sistem politik yang 2. jadi sasaran penelaahan 3. 2. Tahap memilah-milah informasi berdasarkan klasifikasi 4. tertentu (kelompok kepentingan, birokrasi dll) 3. Tahap menganalisa hasil pengklasifikasian itu, sehingga diketahui keteraturan dan hubungan diantara berbagai variabel dalam masing-masing
Almond melihat sebuah sistem politik menggunakan pendekatan ekologis dari masing struktur dan fungsi Lingkungan fisik, sosial & ekonomik domestik Lingkungan Internasion al input output dan pengaruh penghakiman kebijakan penerapan kebijakan BADAN PERADILA N BIROKRASI KELOMPOK KEPENTINGAN Sosialisasi Politik Rekruitmen Politik Komunikasi Politik EKSEKUTIF PARTAI POLITIK BADAN LEGISLATI F pembuatan kebijakan artikulasi kepentingan agregasi kepentingan
- Slides: 5