FAKTA KONSEP GENERALISASI PERTEMUAN 4 FAKTA Fakta adalah

  • Slides: 52
Download presentation
FAKTA, KONSEP, GENERALISASI PERTEMUAN 4

FAKTA, KONSEP, GENERALISASI PERTEMUAN 4

FAKTA Fakta adalah kejadian, objek, atau gejala yang sudah atau dapat dibenarkan oleh indera.

FAKTA Fakta adalah kejadian, objek, atau gejala yang sudah atau dapat dibenarkan oleh indera. Apabila dikaitkan dengan pembentukan konsep IPS, maka fakta dapat dikatakan sebagai objek, peristiwa, kejadian nyata sekarang, atau kejadian nyata masa lampau. Contoh Fakta dalam IPS: Narkoba, perampokan, perkosaan, perkelahian, pembunuhan, dll

Contoh Fakta Gunung Galunggung meletus tahun 1982. Bocornya pipa gas lapindo brantas menyebabkan lumpur

Contoh Fakta Gunung Galunggung meletus tahun 1982. Bocornya pipa gas lapindo brantas menyebabkan lumpur panas yang meluap di Sidoarjo Jawa Timur. Tsunami di Aceh terjadi tanggal 26 Desember 2005 yang menewaskan ribuan manusia.

Kekhasan Fakta Ciri pokok fakta adalah kekhasannya dan sifatnya yang tidak berulang-ulang. Oleh karena

Kekhasan Fakta Ciri pokok fakta adalah kekhasannya dan sifatnya yang tidak berulang-ulang. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa fakta bersifat ” buntu”.

Ciri-Ciri Fakta bersifat khas bersifat konkrit tidak berulang-ulang dapat dibuktikan kebenarannya jumlahnya tidak terbatas

Ciri-Ciri Fakta bersifat khas bersifat konkrit tidak berulang-ulang dapat dibuktikan kebenarannya jumlahnya tidak terbatas

KONSEP Konsep adalah suatu pengertian yang disimpulkan dari sekumpulan fakta yang memiliki ciri-ciri yang

KONSEP Konsep adalah suatu pengertian yang disimpulkan dari sekumpulan fakta yang memiliki ciri-ciri yang sama. Konsep adalah penamaan (pemberian label) mengenai sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Contoh Konsep Konkrit dalam IPS: air, udara, uang. Contoh konsep abstrak dalam IPS: nasionalisme, kepercayaan, kebutuhan, dll

Macam Konsep Konjungtif Disjungtif relasional

Macam Konsep Konjungtif Disjungtif relasional

GENERALISASI Generalisasi merupakan perpaduan dari dua atau lebih konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian

GENERALISASI Generalisasi merupakan perpaduan dari dua atau lebih konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas. Contoh generalisasi dalam IPS ?

CONTOH “Keadaan geografi Irian Jaya berpengaruh terhadap cara hidup penduduk Irian Jaya “.

CONTOH “Keadaan geografi Irian Jaya berpengaruh terhadap cara hidup penduduk Irian Jaya “.

Ciri-Ciri Generalisasi Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang

Ciri-Ciri Generalisasi Menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukannya bagian atau contoh. Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.

Fungsi Generalisasi Sebagai tujuan umum studi sosial/IPS. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran. Mengorganisasikan kegiatan

Fungsi Generalisasi Sebagai tujuan umum studi sosial/IPS. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.

Perbedaan Antara Konsep dan Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan yang dituangkan dalam kalimat yang

Perbedaan Antara Konsep dan Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan atribut berkaitan. Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis.

Proses Terbentuknya Generalisasi Fakta Konsep Generalisasi • Objek • Peristiwa • Prosedur • Tergantung

Proses Terbentuknya Generalisasi Fakta Konsep Generalisasi • Objek • Peristiwa • Prosedur • Tergantung pada subjek • Konsep A • Konsep B • Konsep C Banyak di sekitar kita Subjek Aplikasi secara universal

Pentingnya Mengajarkan Konsep Pada Anak Guru sendiri juga memiliki konsep dan generalisasi, yang nantinya

Pentingnya Mengajarkan Konsep Pada Anak Guru sendiri juga memiliki konsep dan generalisasi, yang nantinya akan digunakan untuk menguji konsep dan generalisasi siswa yang ditemukan. Dengan demikian siswa tidak hanya mempelajari fakta saja, apalagi fakta tidak saling terkait.

PENTINGNYA KONSEP Menurut De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982),

PENTINGNYA KONSEP Menurut De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982),

 Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang

Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah. Mengidentifikasikan dan mengindera macam objek yang ada di sekeliling kita Mengurangi perlunya belajar mengulang. Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah dalam klasifikasi yang benar. Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan secara lebih jelas. Menggambarkan kenyataan dunia.

MENGAJAR KONSEP YANG BAIK Yelon (dalam Husein Achmad, 1982)

MENGAJAR KONSEP YANG BAIK Yelon (dalam Husein Achmad, 1982)

 Merumuskan tujuan. Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep. Menyajikan definisi

Merumuskan tujuan. Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep. Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan feedback.

TEORI

TEORI

PENGERTIAN Sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi.

PENGERTIAN Sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi.

KRITERIA TEORI (Fraenkel dalam Husein Achmad. 1982).

KRITERIA TEORI (Fraenkel dalam Husein Achmad. 1982).

 (breath). (complexity). (Applicabilit). (explanatory power).

(breath). (complexity). (Applicabilit). (explanatory power).

 (depth). (conceptual strengt). (testability).

(depth). (conceptual strengt). (testability).

NILAI DAN SIKAP DALAM IPS

NILAI DAN SIKAP DALAM IPS

SISTEM NILAI DAN KECENDERUNGAN SIKAP

SISTEM NILAI DAN KECENDERUNGAN SIKAP

KECENDERUNGAN BERDASARKAN SISTEM NILAI Alport dkk (1970) Nilai Teoretik Nilai Ekonomik Nilai Estetik (Keindahan)

KECENDERUNGAN BERDASARKAN SISTEM NILAI Alport dkk (1970) Nilai Teoretik Nilai Ekonomik Nilai Estetik (Keindahan) Nilai Sosial Nilai Politik Nilai Religi

PENGERTIAN NILAI DAN SIKAP

PENGERTIAN NILAI DAN SIKAP

NILAI

NILAI

SECARA UMUM Nilai merupakan ukuran tentang baik-buruk, tentang tata-laku yang telah mendalam kehidupan masyarakat.

SECARA UMUM Nilai merupakan ukuran tentang baik-buruk, tentang tata-laku yang telah mendalam kehidupan masyarakat.

SIKAP

SIKAP

Bimo Walgito Keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak dan menyertai

Bimo Walgito Keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak dan menyertai manusia dengan perasaan tertentu dalam menanggapi objek dan semua itu terbentuk atas pengalaman (1983: 52 -55).

MENANAMKAN NILAI DAN SIKAP DALAM ILMU

MENANAMKAN NILAI DAN SIKAP DALAM ILMU

SIKAP DAN TINGKAH LAKU YANG BERLAKU UMUM Paul Suparno, SJ. (2001)

SIKAP DAN TINGKAH LAKU YANG BERLAKU UMUM Paul Suparno, SJ. (2001)

 Sikap penghargaan. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan,

Sikap penghargaan. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji. Sikap demokratis Kebebasan dan tanggung jawab. Penghargaan terhadap alam. Penghormatan kepada Sang Pencipta.

JENJANG PENANAMAN NILAI DAN SIKAP

JENJANG PENANAMAN NILAI DAN SIKAP

SEKOLAH DASAR Harus ditambah porsi pemahamannya. Kegiatankegiatan harus dipilih supaya dapat membangun sikap tanggung

SEKOLAH DASAR Harus ditambah porsi pemahamannya. Kegiatankegiatan harus dipilih supaya dapat membangun sikap tanggung jawab, keteraturan, dan kebersamaan dalam kelompok yang saling membantu.

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Nilai dan sikap yang ditanamkan harus disampaikan dengan argumentasi yang rasional.

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Nilai dan sikap yang ditanamkan harus disampaikan dengan argumentasi yang rasional. Kegiatan-kegiatan yang dijalankan harus diarahkan pada pembentukan sikap pribadi dalam kebersamaan yang dilandasi dengan pemikiran matang dan mendalam.

SEKOLAH MENENGAH ATAS Porsi pengembangan nilai dan sikap lebih kecil dibandingkan porsi pengembangan akademis.

SEKOLAH MENENGAH ATAS Porsi pengembangan nilai dan sikap lebih kecil dibandingkan porsi pengembangan akademis. Ini bukan berarti nilai dan sikap yang telah diperoleh melalui pengajaran IPS di SD dan SLIP ditinggalkan, melainkan harus semakin dihayati dengan kesadaran dan pengertian yang mendalam. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar harus semakin mengembangkan pola pemikiran dan pendalaman nilai-nilai kehidupan.

PERGURUAN TINGGI Yang harus dikembangkan adalah aspek akademis secara tuntas. Ini berarti bahwa penanaman

PERGURUAN TINGGI Yang harus dikembangkan adalah aspek akademis secara tuntas. Ini berarti bahwa penanaman nilai-nilai hidup dan pembentukan sikap hidup diharapkan telah terpenuhi pada jenjang SMA. Pada jenjang ini harus dikembangkan pendalaman secara ilmiah akan nilai-nilai hidupmanusia dengan pertanggungjawaban yang mendalam dan ilmiah.

KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KETERAMPILAN DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KETERAMPILAN MENTAL

KETERAMPILAN MENTAL

SIKAP MENTAL YANG JUGA MERUPAKAN KEMAMPUAN ATAU KETERAMPILAN IPS Memandang bahwa hidup ini dapat

SIKAP MENTAL YANG JUGA MERUPAKAN KEMAMPUAN ATAU KETERAMPILAN IPS Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki. Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik. Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi. Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan orang lain.

KETERAMPILAN PERSONAL

KETERAMPILAN PERSONAL

Keterampilan dasar IPS dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal

Keterampilan dasar IPS dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal Anda dalam IPS selain kita dapat mengembangkan pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman konsep, teori-teori, fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar, juga penanaman nilai/norma yang baik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.

KETERAMPILAN SOSIAL

KETERAMPILAN SOSIAL

KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota masyarakat lainnya.

KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota masyarakat lainnya. Menyadarkan kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila maupun agama sebagai pegangan hidupnya

LANJUTAN Keterampilan untuk mencarikan jalan pemecahannya dalam mengambil langkah mengatasi/mengurangi masalah

LANJUTAN Keterampilan untuk mencarikan jalan pemecahannya dalam mengambil langkah mengatasi/mengurangi masalah

KETERAMPILAN MOTORIK

KETERAMPILAN MOTORIK

Keterampilan motorik merupakan salah satu keterampilan yang paling nyata dari kemampuan manusia. Keterampilan ini

Keterampilan motorik merupakan salah satu keterampilan yang paling nyata dari kemampuan manusia. Keterampilan ini dapat dikembangkan dibina melalui keterampilan berbuat, berlatih, dan koordinasi indera serta anggota badan. Dalam proses belajar mengajar keterampilan motorik tampak dalam kegiatan menggambar, menggaris, membuat peta, membuat model, menggunting, dan sebagainya.

KETERAMPILAN INTELEKTUAL

KETERAMPILAN INTELEKTUAL

Keterampilan ini memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dalam bentuk simbul-simbul atau konsep. Individu

Keterampilan ini memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dalam bentuk simbul-simbul atau konsep. Individu belajar mulai dari tingkat yang paling rendah, misalnya menulis huruf “a”, dan maju sampai ke tingkat yang lebih tinggi berapa pun adalah sesuai dengan keinginan dan kemampuan intelektualnya individu.

Keterampilan intelektual yang dikembangkan dalam pengajaran IPS bertujuan untuk melatih siswa berpikir logis dan

Keterampilan intelektual yang dikembangkan dalam pengajaran IPS bertujuan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan persoalan yang nyata dalam kehidupan di masyarakat. Aktivitas yang tampak dalam proses belajar adalah mengumpulkan, menunjukkan, memahami, menerapkan, menganalisa, dan menilai (Saidihardjo dan Sumadi HS, 1996: 97 -98).