ETIKA PENELITIAN ILMIAH Oleh Chrisnaji Banindra Yudha M
ETIKA PENELITIAN ILMIAH Oleh Chrisnaji Banindra Yudha, M. Pd
PENELITIAN ILMIAH (1) Penelitian diartikan sebagai proses mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyimpulkan data yang didukung oleh kajian konseptual dan kerangka teoritik dalam rangka memecahkan masalah untuk tujuan tertentu (tujuan penelitian). Tujuan penelitian Mendeskripsikan atau menjelaskan Mengeksplorasi Menguji Menemukan dan mengembangkan Penelitian merupakan salah satu cara mendapatkan pengetahuan ilmiah.
PENELITIAN ILMIAH (2) Penelitian dikatakan sebagai metode ilmiah atau cara ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan. Ilmiah artinya memiliki sifat keilmuan atau bercirikan keilmuan. Tiga ciri ilmiah, yaitu logis atau rasional, empiris dan sistematis. Jadi karakteristik dari suatu penelitian ilmiah adalah rasional atau logis, empiris dan sistematis. Penelitian sebagai metode ilmiah pada dasarnya menggunakan logika berpikir atau penalaran. Ada dua jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif (deductive reasoning) dan penalaran induktif (inductive reasoning)
PENELITIAN ILMIAH (3) Penalaran deduktif (deductive reasoning) menggunakan pendekatan top-down dalam proses memperoleh pengetahuan Penalaran deduktif dimulai dengan Membuat ssuatu penyataan umum Mencari bukti spesifik yang mendukung atau menolak pernyataan tersebut Penelitian dengan menggunakan penalaran deduktif dikenal dengan the hypothetic-deductive method (peneliti mulai dengan penyusunan sebuah hipotesis) Hipotesis harus didasarkan pada kerangka teoritik yang memiliki 3 pilar, yaitu teori, hasil-hasil penelitian terdahulu, dan argumentasi logis atau kerangka berpikir.
PENELITIAN ILMIAH (4) Teori adalah sebuah penjelasan rasional yang dikembangkan secara sistematis tentang keterkaitan antar gejala atau fenomena kehidupan dengan menggunakan suatu kerangka konsep atau prinsip. Contoh: teori humanistik: pembelajaran efektif akan terjadi sebagian disebabkan oleh pentingnya relasi yang kokoh antara guru dengan peserta didik. Hasil Penelitian sebelumnya: relasi yang kokoh terjadi sebagian besar pada kelas-kelas dengan jumlah peserta didik kecil. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, sampailah pada hipotesis: kelas dengan jumlah peserta didik kecil akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
PENELITIAN ILMIAH (5) Jadi dapat disimpulkan bahwa teori bagi peneliti merupakan alat analisis untuk memperoleh pemahaman, penjelasan dan prediksi terhadap suatu gejala atau fenomena. Tiga langkah penelitian deduktif dengan penalaran deduktif, yaitu: Mengkaji teori dan pengetahuan sebelumnya termasuk hasil-hasil penelitian yang dikemukakan secara logis sebagai dasar untuk penyusunan hipotesis penelitian. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data empiris sebagai bahan untuk menguji hipotesis penelitian Menarik kesimpulan berdasarkan analisis data untuk menerima atau menolak hipotesis.
PENELITIAN ILMIAH (6) Penelitian ilmiah dengan pendekatan penalaran induktif (inductive reasoning) sering merujuk pada bottom up untuk memperoleh pengetahuan. Peneliti menggunakan pengamatan cermat dan teliti untuk membangun suatu abstraksi atau menggambarkan sebuah fenomena yang diteliti. Penalaran induktif mengarah pada metode induktif dalam pengumpulan data.
PENELITIAN ILMIAH (7) Tiga langkah penelitian dengan penalaran induktif (inductive reasoning), yaitu: Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial yang diteliti Mencari pola-pola atau tema-tema untuk mengelompokkan data hasil pengamatan Menyusun generalisasi berupa konsep, prinsip, preposisi berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari pengamatan empiris. Jadi, memperoleh/menemukan pengetahuan melalui penalaran induktif peneliti memproses hasil pengamatan spesifik menuju kepada penyusunan pernyataan umum.
PENELITIAN ILMIAH (8) Pendekatan hypothetic deductive diasosiasikan dengan pendekatan kuantitatif, dengan ciri utama informasi dan analisis data menggunakaan angka dalam bentuk distribusi serta pengambilan kesimpulan yang berlaku di populasi dan diuji dengan data sampel. Dalam penelitian kuantitatif hipotesis, dan metode pengumpulan data ditetapkan sebelum penelitian dimulai. Hipotesis diturunkan dari teori kemudian diuji oleh data empiris Hipotesis yang telah teruji kebenarannya dapat digeneralisasikan untuk situasi dan populasi yang sama pada konteks yang lain
PENELITIAN ILMIAH (9) Penalaran induktif diasosiasikan dengan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menyajikan data empirik berdasarkan hasil pengamatan melalui paparan naratif atau dalam bentuk kata dan kalimat (verbal) bukan melalui angka dan bilangan (numerik). Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan induktif dalam proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, diskusi, telaah dokumen. Hipotesis dirumuskan setelah peneliti turun ke lapangan melakukan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hipotesis diuji dan dimodifikasi dengan pengumpulan data lanjutan, apakah hipotesis
ETIKA PENELITIAN ILMIAH (1) Seorang peneliti untuk menyusun karya tulis ilmiah termasuk skripsi seharusnya memiliki kesadaran yang tinggi terhadap beberapa hal, antara lain: Status dan peran sebagai ilmuwan di masyarakat Konteks sosial dari proses, hasil, dan produk laporan hasil penelitiannya akan dibaca oleh komunitas atau masyarakat akademis. Norma-norma ilmiah harus dipatuhi Kesadaran tersebut menuntut pertanggungjawabannya sebagai peneliti baik kepada dirinya sendiri, masyarakat peneliti, dan kepada masyarakat luas.
ETIKA PENELITIAN ILMIAH (2) Etika penelitian memberikan pedoman apa yang sah dikerjakan dan apa yang tidak sah atau dilarang dilakukan serta nilai-nilai moral yang harus dipatuhi oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian Beberapa pelanggaran terhadap etika penelitian antara lain: Mengacu dan atau mengutip istilah, kata dan atau kalimat, data dan atau informasi dari suatu sumber baik secara utuh maupun acak tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kaki/kutipan.
ETIKA PENELITIAN ILMIAH (3) Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kaki atau kutipan. Merumuskan dengan kata-kata dan atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan atau teori tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kaki atau kutipan. Memalsukan data artinya peneliti mengubah hasil-hasil penelitian yang sesungguhnya ditemukan di lapangan
ETIKA PENELITIAN ILMIAH (4) Berbohong dalam menggunakan metodologi penelitian yang digunakan (penentuan sampel, penentuan randomisasi subjek dalam ekspreimen, dst) Membuat data sendiri yang tidak sesuai dengan data penelitian sesungguhnya Mengklaim penelitian orang lain menjadi penelitian sendiri Mengubah data asli dari lapangan agar dapat menguji hipotesis.
ETIKA PENELITIAN ILMIAH (5) Jangan menimbulkan kerugian, gangguan psikis, sosial, fisik, hukum, karir responden Memberikan jaminan anonimitas dan konfidentalitas bagi subjek atau responden. Menjaga privasi responden Memperhatikan akibat negatif terhadap subjek atau objek penelitian Tidak boleh memaksakan pihak yang diteliti.
ETIKA GURU SEBAGAI PENELITI(6) Meminta kepada orang-orang, panitia, atau yang berwenang persetujuan dan ijin Ajaklah sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam PTK Sejawat yang tak terlibat, perhatikan pendapat mereka Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan protes Catatan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat, dan adil. Wawancara, perte, un, atau tukar pendapat tertulis hendaknya memerhatikan pandangan lain, relevan, akurat, dan adil.
ETIKA GURU SEBAGAI PENELITI(7) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otoritas kutipan Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti lembaga peneliti bekerja, untuk jurnal, media massa, orang tua murid, dan pihak yang terkait. Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja sebelum PTK berlangsung Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, bila sudah disetujui oleh mitra dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan tidak boleh diveto atau dilarang karena alasan kerahasiaan. (Hopkin 1993).
KONSEP Konsep didefinisikan sebagai suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Konsep diartikan juga sebagai suatu abstraksi dari ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir. Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek atau benda
Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu. Woodruff (Amin, 1987) telah mengidentifikasi 3 macam konsep yaitu (1) konsep proses: tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensi yang dihasilkan bila terjadi, (2) konsep struktur: tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam, dan (3) konsep kualitas: sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.
PRINSIP Ketentuan yang harus ada atau harus dijalankan. Suatu aturan umum yang dijadikan sebagai panduan (misalnya untuk dasar perilaku). Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagi acuan proses dan dapat pula sebagai target capaian. Prinsip biasanya mengandung hukum causalitas atau hubungan sebab dan akibat. Sebagai contoh bila permintaan meningkat maka pasokan juga haru meningkat.
PROPOSISI adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”. Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
FAKTA Fakta adalah sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu tentang apa yang kita amati (lihat, dengar, raba, cicip dan cium), realitas yang kita amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain sebagainya. Fakta dapat dipahami dalam tiga bentuk; berupa benda seperti batu, pohon, orang dan sebagainya. berupa situasi atau kondisi seperti panas, kotor, bising dan sebagainya. peristiwa atau kejadian seperti kebakaran, perkelahian dan proses lainnya.
� Terimakasih
- Slides: 23