ETIKA DAN RUANG LINGKUPNYA Dosen Pengampu Mata Kuliah

  • Slides: 35
Download presentation
ETIKA DAN RUANG LINGKUPNYA Dosen Pengampu Mata Kuliah: Nurhazana, S. E. , M. Sc

ETIKA DAN RUANG LINGKUPNYA Dosen Pengampu Mata Kuliah: Nurhazana, S. E. , M. Sc Etika Profesi & Anti Korupsi - Semester VI Program Studi D 3 Teknik Sipil-Politeknik Negeri Bengkalis

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa mampu; 1. Memahami konsep

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa mampu; 1. Memahami konsep etika 2. Memahami Teori Etika 3. Memahami ruang lingkup etika

A. PENGERTIAN ETIKA • Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti

A. PENGERTIAN ETIKA • Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa yunani) yang berarti “adat”, “kebiasaan”, dan “praktik”. • Dalam bahasa inggris, etika sering di gunakan dengan istilah ethics

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Etika adalah: �Ilmu tentang apa yang baik dan yang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Etika adalah: �Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. �Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak �Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.

Velasquez dkk mengartikan etika sebagai berikut: • “Ethics has to do with my feeling

Velasquez dkk mengartikan etika sebagai berikut: • “Ethics has to do with my feeling tell me is right or wrong” • “Ethics has to do with my religious beliefs” • “Being ethical is doing what the law requires” • “Ethics consists of standards of behaviour society accepts”

q Dalam perkembangan selanjutnya, istilah etika lebih menitik beratkan kepada cara-cara berbicara yang sopan,

q Dalam perkembangan selanjutnya, istilah etika lebih menitik beratkan kepada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara duduk, cara menerima tamu, di rumah atau di tempat kerja, dan bentuk-bentuk kesopanan lainnya. q Jadi etika adalah aturan sopan santun didalam pergaulan. q Dalam pergaulan, etika merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam perilaku. q Etika merupakan sekumpulan peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin sukses dalam perjuangan hidup yang penuh persaingan.

q Etika adalah kumpulan peraturan bergaul yaitu kumpulan tata tertib dan cara-cara bergaul diantara

q Etika adalah kumpulan peraturan bergaul yaitu kumpulan tata tertib dan cara-cara bergaul diantara orang-orang beradab. q EStika merupakan kumpulan aturan-aturan yang menerbitkan dan mengendalikan pergaulan manusia, dengan menurut peraturan itu manusia dapat hidup rukun bersama-sama. q Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah merupakan aturan-aturan konvensional mengenai tingkah laku individual dalam masyarakat beradab, tata cara formal maupun tata cara karma lahiriah untuk mengatur hubungan antara pribadi sesuai dengan status sosial masing-masing.

B. TEORI ETIKA 1. Etika Deontologi • berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti

B. TEORI ETIKA 1. Etika Deontologi • berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban. “Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk”, deontologi menjawab : “karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang”. • Dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. • Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.

Tiga prinsip yg harus dipenuhi : • Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini

Tiga prinsip yg harus dipenuhi : • Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban • Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik • Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal

2. Etika Egosentris • Yaitu etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self).

2. Etika Egosentris • Yaitu etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). • Teori Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. • Teori Egosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat. • Menurut J. Sudriyanto (1992: 4) Orientasi etika egosentris bukannya mendasarkan diri pada narsisme, tetapi lebih didasarkan pada filsafat yang menitikberatkan pada individu atau kelompok privat yang berdiri sendiri secara terpisah seperti “atom sosial”.

3. Etika Homosentris • Teori Etika Homosentris Yaitu etika yang bertolak belakang dengan etika

3. Etika Homosentris • Teori Etika Homosentris Yaitu etika yang bertolak belakang dengan etika egosentris dalam arti jika egosentris lebih menekankan pada individu, maka etika homosentrisme lebih menitikberatkan pada masyarakat. • Asumsi yang digunakan oleh etika homosentrisme adalah sifat organis mekanis dari alam. • Setiap bagian merupakan bagian-bagian organ dari bagian lainnya. Jika salah satu bagian hilang maka keseluruhan akan kurang bahkan tidak berguna. Antar bagian dari suatu keseluruhan memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dan bersifat saling mempengaruhi. • Namun, menurut J. Sudriyanto (1990: 16), dengan pandangan demikian sumber-sumber kekayaan alam dikuras terus menerus dengan dalih demi kepentingan

4. Neo-Kantianisme • Adalah paham filosofis yang mengalir dari pemikiran Immanuel Kant. • Aliran

4. Neo-Kantianisme • Adalah paham filosofis yang mengalir dari pemikiran Immanuel Kant. • Aliran ini lahir sebagai tanggapan atas ketidakmampuan paham Idealisme yang berusaha menanggapi tantangan ilmu empiris dan positivisme dalam bidang agama. • Dengan kata lain, argumen atau pemikiran mereka sulit untuk diterapkan dalam tataran praktis. Padahal di lain pihak, baik ilmu empiris dan positivisme menyatakan apa yang benar adalah apa yang dapat dibuktikan melalui dan dalam pengalaman. • Agama memang berurusan dengan apa yang supersensibilis, tapi sekaligus agama juga harus dapat memperlihatkannya dalam kehidupan konkret, praktis, dan aktual. Inilah yang kemudian hendak diusahakan oleh para filsuf Neo-Kantianisme. • Akan tetapi, aliran ini tidak hendak menekankan peranan akal budi teoritis dan sintesenya dalam pemikiran religius, melainkan mencari interpretasi baru terhadap agama dalam hubungan dengan akal budi praktis, hidup moral dan kebangkitan zaman empiris.

5. Utilitarianisme • Utilitarianisme berpegang pada kaidah dasar: bahwa sesuatu dikatakan baik atau benar,

5. Utilitarianisme • Utilitarianisme berpegang pada kaidah dasar: bahwa sesuatu dikatakan baik atau benar, bukan karena sesuatu itu dinyatakan baik oleh Tuhan atau masyarakat; sesuatu dinyatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mempunyai nilai utility (nilai guna bagi kebaikan manusia). • Kalangan utilitarian kemudian mendefinisikan apa yang dimaksud nilai guna (utility) itu. Secara umum biasanya mereka mengartikan utility dengan kebahagiaan (happiness). • Jadi, menurut mereka, sesuatu dikatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan bagi hidup manusia.

C. RUANG LINGKUP ETIKA • Manusia sebagai mahluk sosial yang setiap hari bergaul dan

C. RUANG LINGKUP ETIKA • Manusia sebagai mahluk sosial yang setiap hari bergaul dan berusaha menyenangkan hati sesamanya. • Pergaulan yang bertujuan menyenangkan diri sendiri tidaklah baik, pergaulan yang baik dan serasi saling membantu dan saling mengembirakan satu dengan yang lain. • Jika kita berhasil menyenangkan hati orang lain, maka kita akan ditolong oleh orang lain.

Beberapa Hal Penting 1. Jangan mencela pembicaraan orang lain dan perlu menjadi pendengar yang

Beberapa Hal Penting 1. Jangan mencela pembicaraan orang lain dan perlu menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, biasakanlah senyum dan apabila bertanya ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yangmengenai hal-hal yang dibicarakan diusahakan untuk tidak membicarakan diri terlalu banyak. 2. Bicarakan hal-hal yang menyenangkan kati orang lain, dengan membicarakan hal-hal yang menimbulkan kesenangan dalam hati orang lain, kita lebih berhasil memenangkan dan membina persahabatan, perlu mengetahui hal-hal yang meyenangkan dan menggairahkan hati seseorang.

3. Mengetahui nama orang lain, nama adalah perkataan yang terindah dalam termanis didunia, setiap

3. Mengetahui nama orang lain, nama adalah perkataan yang terindah dalam termanis didunia, setiap orang pasti senang akan namanya. Jika orang lain sering menyebutkan namanya oleh sebab itu jikalau ingin disenangi orang ketahuilah nama orang tersebut dengan tepat 4. Ramah tamah dan riang. Dalam pelayanan kita harus berusaha ramah dan suka senyum, karena pada waktu bertemu dan menyambut tamu kita pasti melihat wajah seseorang, jika wajah seseorang yang kita temui cerah, senyum dan ramah kita pasti ikut terkesan.

5. Kita harus memelihara persahabatan itu dengan kejujuran. 6. Berusaha menolong orang, bersifat ramah,

5. Kita harus memelihara persahabatan itu dengan kejujuran. 6. Berusaha menolong orang, bersifat ramah, pintar membicarakan hal-hal yang menjadi pusat perhatian orang lain, menyebutkan nama seseorang dengan tepat dan bisa menjadi pendengar yang baik, tetapi jika kita tidak mau menolong orang lain maka persahabatan kita tidak akan berumur panjang. Kita harus berusaha menolong orang lain, berusaha memberikan keuntungan kepada orang lain, baik keuntungan berupa materi, moril ataupun perlindungan.

Etika dibedakan menjadi 3 1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang

Etika dibedakan menjadi 3 1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian dari perbuatan seseorang. 2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya seseorang dikatakan etis apabila orang itu telah berbuat kebajikan. 3. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Etika Perangai dan Etika Moral 1. • • Etika perangai adalah adat-istiadat atau kebiasaan

Etika Perangai dan Etika Moral 1. • • Etika perangai adalah adat-istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilain perilaku. Berbusana adat Pergaulan muda-mudi Perkawinan semenda Upacara adat

2. Etika Moral • • • Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik

2. Etika Moral • • • Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila Etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Berkata dan berbuat jujur Menghargai hak orang lain Menghormati orangtua dan guru Membela kebenaran dan keadilan Menyantuni anak yatim/yatim piatu.

Etika Pribadi dan Etika Sosial 1. Etika pribadi. • Misalnya seseorang yang berhasil dibidang

Etika Pribadi dan Etika Sosial 1. Etika pribadi. • Misalnya seseorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi seseorang yang kaya raya (jutawan). • Ia disibukkan dengan usahanya sehingga ia lupa akan diri pribadinya sebagai umat Tuhan. Ia mempergunakan kekayaannya untuk keperluan hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka menganggu ketentraman keluarga orang lain). • Dari segi usaha ia memang berhasil memperkembangkan usahanya sehingga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil (gagal) dalam mengembangkan etika pribadinya.

2. Etika sosial. • Misalnya seorang pejabat pemerintah (negara) dipercaya untuk mengelola keuangan negara.

2. Etika sosial. • Misalnya seorang pejabat pemerintah (negara) dipercaya untuk mengelola keuangan negara. Uang milik negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan penggelapan uang negara untuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat yang mempergunakan uang negara untuk kepentingan diri pribadi tersebut, adalah perbuatan yang merusak etika sosial.

D. MANFAAT ETIKA 1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral 2.

D. MANFAAT ETIKA 1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral 2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat. 4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh petugas.

Etika Vs Etiket • Etiket sering juga disebut tata krama, yakni kebiasaan sopan santun

Etika Vs Etiket • Etiket sering juga disebut tata krama, yakni kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antarmanusia setempat. • Tata berarti adat, aturan , norma, peraturan, sedangkan krama berarti sopan santun, bahasa yang taklim, kelakuan, tindakan, perbuatan. • Jadi, tata krama berarti sopan santun, kebiasaan sopan santun atau tata sopan santun. • Sedangkan etika menunjukkan seluruh sikap manusia yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. • Kesadaran manusia terhadap baik buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran moral.

PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET ETIKA 1. NIAT 1. CARA Konsultan yang memberikan data dengan

PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET ETIKA 1. NIAT 1. CARA Konsultan yang memberikan data dengan Konsultan dalam melayani tamunya harus sebenar-benarnya, tetapi dilaksanakan dengan bersikap sopan dan ramah menunjukkan muka cemberut, maka konsultan tersebut yang manis. Jika hal ini tidak dipatuhi, maka tidak melanggar etika tetapi melanggar etiket konsultan dianggap telah melanggar etiket 2. FORMALITAS 2. NURANI Konsultan harus berpakaian rapi, sopan. Ia Konsultan yang melakukan perbuatan dianggap melanggar etiket bila melayani tidak jujur, walaupun pakaian rapi namun tamu dengan memakai baju singlet atau etika diabaikan. memakai sandal. 3. RELATIF 3. MUTLAK Bila anda diundang oleh atasan anda untuk Ketentuan yang mengatakan jangan makan bersama , maka harus menggunakan melakukan manipulasi dan mempermainkan sendok, tetapi bila dilakukan dengan santai data , sifatnya mutlak dimana saja, kapan saja maka aturan tersebut tidak berlaku. dan bagi siapa saja. 4. BATHINIAH 4. LAHIRIAH Menyangkut sifat bathin dan hati nurani. Hanya terlihat wujud nyata dan penampilan. Contoh : sifat jujur, simpatik, cemburu dll Contoh : cara berbicara 25

MANFAAT BERETIKET 1. Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan. 2. Untuk menyenangkan serta

MANFAAT BERETIKET 1. Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan. 2. Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain. 3. Untuk tidak menyinggung dan menyakiti hati orang lain. 4. Untuk membina dan menjaga hubungan baik. 5. Untuk menarik klien baru. 6. Membujuk serta mempertahankan klien lama.

H. MORAL • Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. •

H. MORAL • Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. • Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak). • Moralisasi, berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakukan yang baik. Demoralisasi berarti kerusakan moral.

Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Moral murni, yaitu moral

Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani. 2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat yang menguasai pemutaran manusia.

I. FAKTOR PENENTU MORALITAS 1. Motivasi 2. Tujuan akhir 3. Lingkungan perbuatan

I. FAKTOR PENENTU MORALITAS 1. Motivasi 2. Tujuan akhir 3. Lingkungan perbuatan

MORALITAS SEBAGAI NORMA 1. Moralitas objektif • Moralitas objektif adalah moralitas yang terlihat pada

MORALITAS SEBAGAI NORMA 1. Moralitas objektif • Moralitas objektif adalah moralitas yang terlihat pada perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya. Moralitas ini dinyatakan dari semua kondisi subjektif khusus pelakunya. Misalnya kondisi emosional yang mungkin menyebabkan pelakunya lepas kontrol, apakah perbuatan itu memang dikehendaki atau tidak. Moralitas objektif sebagai norma berhubungan dengan semua perbuatan yang hakekatnya baik atau jahat, benar atau salah. Misalnya : • Menolong sesama manusia adalah perbuatan baik. • Mencuri, memperkosa, membunuh adalah perbuatan jahat.

2. Moralitas subjektif • Moralitas subjektif adalah moralitas yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh pengetahuan

2. Moralitas subjektif • Moralitas subjektif adalah moralitas yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional, dan perlakuan personal lainnya. • Moralitas ini mempertanyakan apakah perbuatan itu sesuai atau tidak dengan suara hati nurani pelakunya. • Moralitas subjektif sebagai norma berhubungan dengan semua perbuatan yang diwarnai niat pelakunya niat baik atau niat jahat.

Etika & Moral Secara etimologi, etika dapat disamakan dengan Moral berasal dari bahasa latin

Etika & Moral Secara etimologi, etika dapat disamakan dengan Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang berarti adat kebiasaan. Moral lebih kepada rasa dan karsa manusia dalam melakukan segala hal di kehidupannya. Jadi Moral lebih kepada dorongan untuk mentaati etika.

Faktor yang mempengaruhi pelanggaran Etika • Kebutuhan Individu Korupsi alasan ekonomi • Tidak ada

Faktor yang mempengaruhi pelanggaran Etika • Kebutuhan Individu Korupsi alasan ekonomi • Tidak ada pedoman Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan • Perilaku dan kebiasaan individu Kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi • Lingkungan tidak etis Pengaruh dari komunitas • Perilaku orang yang ditiru Efek primordialisme yang kebablasan

Sanksi Pelanggaran Etika • Sanksi Sosial Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat

Sanksi Pelanggaran Etika • Sanksi Sosial Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”. • Sanksi Hukum Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum Pidana menempati prioritas utama, diikuti oleh hukum Perdata.

TUGAS 1 1. 2. 3. 4. 5. Dalam sebuah laboratorium riset dengan 50 orang

TUGAS 1 1. 2. 3. 4. 5. Dalam sebuah laboratorium riset dengan 50 orang peneliti telah terjadi kebocoran yang menyebabkan terinfeksinya para pekerja oleh bakteri mematikan. Dalam waktu singkat telah jatuh 10 korban jiwa. Untuk menghambat penyebaran bakteri yang belum ditemukan obat penangkalnya, dilakukan isolasi terhadap fasilitas tersebut. Namun demikian, potensi ancaman kematian masih menghantui 100 ribu penduduk kota tersebut. Satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut adalah dengan membumihanguskan instalasi riset tersebut dengan bom, yang akan meluluhlantakkan fasilitas tersebut termasuk para peneliti di dalamnya. Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan dilemma moral tersebut menurut faham : Deontologi Egosentris Homosentris Neo-Kantianisme Utilitarianisme