ETIKA BISNIS DAN ETIKA PEMASARAN SECARA SYARIAH AYESHA
ETIKA BISNIS DAN ETIKA PEMASARAN SECARA SYARIAH AYESHA NUR SALMA, SE. Sy, ME
IMPLIKASI ETIKA DALAM FUNGSI BISNIS Bisnis merupakan suatu sistem. 1. Etika dalam Fungsi Pemasaran Kerangka pemasaran dalam bisnis islami sangat mengedepankan adanya konsep rahmat dan ridha, baik dari penjual, pembeli, sampai Allah SWT. Etika dalam bauran pemasarannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Etika pemasaran dalam konteks produk b. Etika pemasaran dalam konteks harga c. Etika pemasaran dalam konteks distribusi d. Etika pemasaran dalam konteks promosi
Beberapa ayat dan hadist Nabi yang dapat dijadikan pijakan etika dalam pemasaran : a. “Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh rezeki. ” (HR. Ahmad) dunia b. “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dalam perdagangan yang berskala atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu. ” (QS. An-Nisa’: 29) Adapun beberapa etika Rasulullah dalam membangun citra dagangnya : a. Cara b. Pelayanan c. Persuasi d. Permuasan
2. Etika Islam dalam Tanggung Jawab Sosial Organisasi Bisnis Tanggungjawab sosial merujuk pada “kewajiban sebuah organisasi untuk melindungi dan memberi kontribusi kepada masyarakat tempat ia berada. ” Sebuah organisasi mengemban tanggung jawab sosial dalam pelaku organisasi. Pelaku organisasi merujuk pada orang-orang atau organisasi yang dipengaruhi oleh tindakan organisasi. a. Hubungan perusahaan dengan pekerja b. Keputusan perekrutan bagi pekerja c. Upah yang adil d. Penghargaan terhadap keyakinan pekerja e. Akuntabilitas f. Hak pribadi g. Kebajikan h. Hubungan pekerja dengan perusahaan
HUBUNGAN PERUSAHAAN DAN PELAKU USAHA YANG LAIN 1. Pemasok Etika bisnis menyatakan bahwa sesorang harus melakukan negosiasi dengan harga yang adil. Dalam al-qur’an telah disebutkan : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun darinya. . ” (QS. Al-Baqarah : 282) 2. Pembeli/Konsumen Pembeli seharusnya menerima barang dalam kondisi baik dan dengan harga yang wajar. 3. Orang yang berhutang Islam mendorong umatnya untuk bersikap bijaksana. Jika seseorang yang berutang dalam kesulitan keuangan, maka hendaklah ia diberi waktu untuk melunasinya.
Sesuai dengan firman Allah SWT : “Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu samapi dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. ” (QS. Al-Baqarah : 280) 4. Masyarakat Umum Seorang pengusaha memiliki kewajiban untuk menyediakan barang kebutuhan bagi masyarakat. 5. Pihak yang berkepentingan/Pemilik/Mitra Islam mendorong terwujudnya hubungan kemitraan. Usaha-usaha yang bertujuan menguntungkan individu ataupun masyarakat. Sebagaimana telah disebutkan : “. . Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. . . ” (QS. Al-Maidah : 2) 6. Fakir Miskin “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya. . . ” (QS. Al. Baqarah : 267)
7. Pesaing Telah disebutkan dalam Al-Hidayah : “Sangatlah tidak terpuji usaha-usaha memonopoli kebutuhan-kebutuhan hidup, dan makanan untuk hewan ternak, didalam kota tempat praktik monopoli terbukti cenderung merusak. ” 8. Lingkungan Alam “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah bumi. ” Mereka berkata, “Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu? Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang kamu ketahui. ”(QS. Al. Baqarah : 30)
RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS ISLAMI Beberapa bentuk penerapan etika bisnis di LKS : 1. Mudharabah 2. Musyarakah 3. Murabahah 4. Wadi’ah 5. Qardh 6. Rahn Etika pemasaran bersifat sebagai berikut : 1. Ketuhanan (rabbaniyah), bersifat religius 2. Etis (akhlaqiyyah) 3. Realistis (al-waqi’yyah)
Etika Syariah dalam Marketing Mix: Price 1. Tidak diperbolehkan mengubah harga tanpa mengubah kualitas dan kuantitas dari produk. 2. Tidak diperbolehkan menetapkan harga yang memberikan kesan yang salah bagi pelanggan. 3. Melarang pemalsuan tentang posisi permintaan dan penawaran melalui media. 4. Mekanisme penyesuaian harga dan persaingan sehat harus digalakkan. Etika Syariah dalam Marketing Mix: Promotion 1. Al-qur’an mengutuk segala bentuk pernyataan palsu, tuduhan tak berdasar, pemaksaan, dan kesaksian palsu. 2. Tidak etis bagi penjual untuk melebih-lebihkan keunggulan produk yang sebenarnya tidak ada. 3. Menurut etika syariah, dalam hal promosi dilarang menggunakan teknik periklanan yang palsu maupun menyesatkan.
Etika syariah dalam marketing: Place 1. Tujuan dari distribusi harus menciptakan nilai dan peningkatan standar hidup dengan menyediakan layanan memuaskan secara etis. 2. Mengetahui prinsip-prinsip : a. Tidak memanipulasi ketersediaan produk b. Tidak menggunakan pemaksaan dalam saluran pemasaran 3. Saluran distribusi tidak seharusnya membuat beban bagi pelanggan akhir, dari segi harga lebih tinggi dan penundaan. Etika syariah dalam marketing: Product 1. Produk : memasukkan unsur-unsur moral dalam proses pembuatan keputusan produksi untuk pengembangan produk. 2. Prinsip syariah dalam penentuan produk : a. Produk harus halal b. Produk harus riil c. Produk harus dapat dikirim setelah penjualan terjadi
Etika Pemasar sesuai syariah : 1. Memiliki kepribadian spiritual 2. Berperilaku baik dan simpatik 3. Bersikap melayani dan rendah hati 4. Berperilaku adil dalam bisnis 5. Menepati janji dan tidak curang 6. Jujur dan terpercaya 7. Tidak suka berburuk sangka 8. Tidak suka menjelek-jelekkan 9. Tidak melakukan suap
- Slides: 11