Ergonomi HARI LAHIR ERGONOMI 12 JULI 1949 THE

  • Slides: 45
Download presentation
Ergonomi

Ergonomi

 • HARI LAHIR ERGONOMI: • 12 JULI 1949 (THE HUMAN RESEARCH GROUP, INTERDISCIPLINARY)

• HARI LAHIR ERGONOMI: • 12 JULI 1949 (THE HUMAN RESEARCH GROUP, INTERDISCIPLINARY)

PENGERTIAN • Ergon = kerja • Nomos = aturan • Ergonomi = aturan/tatacara dalam

PENGERTIAN • Ergon = kerja • Nomos = aturan • Ergonomi = aturan/tatacara dalam bekerja (secara harfiah) • Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan dengan pekerjaan, dengan segala aspek dan ruang lingkupnya

Konsep dasar ergonomi • What is ergonomic ? - Berasal dari bahasa Yunani, ”ergon

Konsep dasar ergonomi • What is ergonomic ? - Berasal dari bahasa Yunani, ”ergon = kerja, ”nomos = aturan -Biotechnology >>>> Scandinavia -Personal research >>>> Amerika Utara -Human engineering >>>> Inggris & USA. Why is ergonomic ? -Pekerjaan yg tidak ergonomis menyebabkan ketidak nyamanan, biaya tinggi, penurunan performa, efisiensi, daya kerja dan kecelakaan

Konsep dasar ergonomi • Where is ergonomi applied ? - Diterapkan dimana saja: di

Konsep dasar ergonomi • Where is ergonomi applied ? - Diterapkan dimana saja: di rumah, di tempat kerja, di perjalanan dll. . When is ergonomic ? - Diterapkan kapan saja selama 24 jam. Who must apply ergonomics ? - Setiap individu maupun kelompok dari usia bayi sampai dewasa. How is ergonomics applied ? - Semua disiplin ilmu

q. Ergonomi sebagai applied sciences • Enginering & Physical sciences (mekanika, matematika, fisika dan

q. Ergonomi sebagai applied sciences • Enginering & Physical sciences (mekanika, matematika, fisika dan kimia) • Biological sciences ( anatomi dan fisiologi) • Social & behavioral sciences (sosiologi, psikologi, antropologi

BIOLOGICAL SCIENCES : ANATOMI, FAAL ERGON OMI ENGINEERING & PHYSICAL SCIENCES : MEKANIK, MATHEMATIK,

BIOLOGICAL SCIENCES : ANATOMI, FAAL ERGON OMI ENGINEERING & PHYSICAL SCIENCES : MEKANIK, MATHEMATIK, FISIKA SOCIAL & BEHAVIOUR SCIENCES : SOSIOLOGI, PSIKOLOGI

FISIOLOGI ANATOMI ENGINEERING PSIKOLOGI ERGONO MI PERANCANGAN MANAJEMEN

FISIOLOGI ANATOMI ENGINEERING PSIKOLOGI ERGONO MI PERANCANGAN MANAJEMEN

Tujuan Ergonomi • Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit

Tujuan Ergonomi • Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja • Meningkatkan kesejahtaran sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif • Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek : teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan, sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi

Konsep Keseimbangan Ergonomi 1. Work capacity : personal capacity, fisiological capacity, psicological capacity, biomechanical

Konsep Keseimbangan Ergonomi 1. Work capacity : personal capacity, fisiological capacity, psicological capacity, biomechanical capacity 2. Task demand : material characteristics, task/work place characteristics, organizational characteristics, Environmental characteristics 3. Performance ditentukan oleh kapasitas kerja/kemampuan kerja dan tuntutan tugas

Konsep keseimbangan ergonomi v Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress, discomfort,

Konsep keseimbangan ergonomi v Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja => over stress, discomfort, lelah, cidera, celaka, sakit, produktivitas v Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja => under stress, bosan, lesu, tidak produktif v Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan tugas => performa optimal

JENIS 2 MASALAH 2 ERGONOMI: ANTHROPOMETRI KOGNISI MUSKULOSKELETAL CARDIOVASCULER PSIKOMOTOR

JENIS 2 MASALAH 2 ERGONOMI: ANTHROPOMETRI KOGNISI MUSKULOSKELETAL CARDIOVASCULER PSIKOMOTOR

MENGAPA STANDARD DIBUTUHKAN: 1. HEMAT DALAM USAHA MANUSIA 2. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MANUSIA 3.

MENGAPA STANDARD DIBUTUHKAN: 1. HEMAT DALAM USAHA MANUSIA 2. MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MANUSIA 3. KESELAMATAN KERJA 4. KESEHATAN PEKERJA 5. KENYAMANAN BEKERJA 6. PROTEKSI LINGKUNGAN 7. MENGATASI HAMBATAN BUDAYA 8. KEUNTUNGAN EKONOMIS

ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI • Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

ASPEK-ASPEK DALAM ERGONOMI • Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, menjadi sangat penting dan dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas kerja di Perusahaan. • Ada beberapa aspek dalam penerapan ergonomi yang perlu diperhatikan, antara lain :

Faktor Manusia • Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human Centered Design (HCD) atau

Faktor Manusia • Pada bidang rancang bangun dikenal istilah Human Centered Design (HCD) atau Perancangan berpusat pada manusia. • Menurut Sutalaksana (1999), perancangan demikian merupakan perancangan produk ergonomi yang sesungguhnya, yaitu merancang (mengupayakan) agar produk menjadi ergonomis atau memiliki beberapa sifat keergonomisan ketika produk itu telah selesai dirancang segala-galanya.

 • Perancangan dengan prinsip HCD, berdasarkan pada karakter - karakter manusia yang akan

• Perancangan dengan prinsip HCD, berdasarkan pada karakter - karakter manusia yang akan berinteraksi dengan produknya. • Sebagai titik sentral maka unsur keterbatasan manusia haruslah menjadi patokan dalam penataan suatu produk yang ergonomis. • Ada beberapa faktor yang berlaku sebagai faktor pembatas yang tidak boleh dilampaui agar dapat bekerja dengan aman, nyaman dan sehat, yaitu :

1. Faktor dari dalam (internal factors) Tergolong dalam faktor ini adalah yang berasal dari

1. Faktor dari dalam (internal factors) Tergolong dalam faktor ini adalah yang berasal dari dalam diri manusia, seperti : umur, jenis kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran tubuh lainnya. 2. Faktor dari luar (external factors) Banyak faktor dari luar yang dapat mempengaruhi kerja atau berasal dari luar manusia, seperti : penyakit, gizi, lingkungan kerja, sosial ekonomi, adat istiadat, dan lain sebagainya.

Anthropometri • Anthropometri merupakan suatu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk

Anthropometri • Anthropometri merupakan suatu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk dimensional ukuran dan bentuk tubuh manusia. • Anthropometri yang merupakan ukuran tubuh digunakan untuk merancang atau menciptakan suatu sarana kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh pengguna sarana kerja tersebut.

 • Oleh para ahli rancang bangun, anthropometri digunakan untuk mendapatkan suatu bentuk rancang

• Oleh para ahli rancang bangun, anthropometri digunakan untuk mendapatkan suatu bentuk rancang bangun yang disebut sebagai suatu rancang bangun yang ergonomik, karena menggunakan ukuran tubuh pengguna rancang bangun sebagai dasar perancangan sarana kerja. • ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan posisi kerja tenaga kerja, dengan demikian penerapan anthropometri mutlak diperlukan untuk menjamin adanya system kerja yang baik.

 • • • Dalam pelaksanaan pengukuran anthropometri, dikenal 2 macam pengukuran : 1.

• • • Dalam pelaksanaan pengukuran anthropometri, dikenal 2 macam pengukuran : 1. Anthropometri statis 2. Antrhopometri dinamis Alat yang digunakan untuk pengukuran antrhopometri adalah anthropometer. Jika alat-alat kerja tersebut tidak sesuai ukurannya dengan ukuran tubuh tenaga kerja sebagai pelaku produksi, maka tenaga kerja tersebut akan merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja, yang pada akhirnya akan timbul suatu kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah.

Sikap Tubuh Dalam Bekerja • Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana

Sikap Tubuh Dalam Bekerja • Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP (Standard Operating Procedures) yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan. • Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya.

 • Tanpa disadari tenaga kerja tersebut akan sedikit membungkuk saat melakukan pekerjaannya. •

• Tanpa disadari tenaga kerja tersebut akan sedikit membungkuk saat melakukan pekerjaannya. • Hal ini akan menyebabkan terjadinya kelelahan lokal didaerah pinggang dan bahu. • Namun karena penderitanya tidak mencolok maka biasanya keluhan tersebut dianggap “bukan masalah”, tetapi kerugian yang ditimbulkannya bisa berwujud hilangnya jam kerja, terhambatnya produksi dan lainnya. • Pada waktu bekerja diusahakan agar bersikap secara alamiah dan bergerak optimal.

 • Dalam system kerja angkat dan angkut, sering dijumpai nyeri pinggang sebagai akibat

• Dalam system kerja angkat dan angkut, sering dijumpai nyeri pinggang sebagai akibat kesalahan dalam mengangkat maupun mengangkut, baik itu mengenai teknik maupun berat/ukuran beban. • Nyeri pinggang dapat pula terjadi sebagai sikap paksa yang disebabkan karena penggunaan sarana kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya. • Kondisi demikian menggambarkan tidak adanya keserasian antara ukuran tubuh pekerja dengan bentuk dan ukuran sarana kerja, sehingga terjadi pembebanan setempat yang berlebihan didaerah pinggang dan inilah yang menyebabkan nyeri pinggang akibat kerja.

 • Untuk jenis pekerjaan angkat dan angkut, maka beban maksimum yang diperkenankan, agar

• Untuk jenis pekerjaan angkat dan angkut, maka beban maksimum yang diperkenankan, agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja, sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Per. 01/MEN/1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu. DEWASA TENAGA KERJA MUDA JENIS Sekali-sekali Terus Menerus PRIA (Kg) WANITA (Kg) 40 15 15 10 – 11 15 - 18 10 10 - 15 6 -9

 • Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara ergonomik adalah yang memberikan rasa

• Sikap tubuh dalam bekerja yang dikatakan secara ergonomik adalah yang memberikan rasa nyaman, sehat dan selamat dalam bekerja, yang dapat dilakukan antara lain dengan cara : a. Menghindarkan sikap yang tidak alamiah dalam bekerja. b. Diusahakan beban statis menjadi sekecil-kecilnya. c. Perlu dibuat dan ditentukan kriteria dan ukuran baku tentang peralatan kerja yang sesuai dengan ukuran anthropometri tenaga kerja penggunanya. d. Agar diupayakan bekerja dengan sikap duduk dan berdiri secara bergantian.

Mesin - Manusia • Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan menimbulkan suatu hubungan timbal

Mesin - Manusia • Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan produksi akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik antara manusia sebagai pelaku dan mesin sebagai sarana kerjanya. • Dalam proses produksi, hubungan ini menjadi sangat erat sehingga merupakan satu kesatuan. Secara ergonomis, hubungan antara manusia dengan mesin haruslah merupakan suatu hubungan yang selaras, serasi dan sesuai. • Fungsi manusia dalam hubungan manusia – mesin dalam rangkaian produksi ini adalah sebagai pengarah atau pengendali jalannya mesin tersebut.

 • Manusia menerima informasi dari mesin melalui indera mata untuk membuat keputusan untuk

• Manusia menerima informasi dari mesin melalui indera mata untuk membuat keputusan untuk menyesuaikan atau merubah kerja mesin melalui alat kendali yang ada pada mesin itu. • Pada umumnya setiap mesin sudah mempunyai prosedur standar pengoperasiannya. • Kemudian mesin menerima perintah tersebut untuk kemudian untuk menjalankan tugasnya. • Jelas disini bahwa bekerjanya mesin sangat tergantung pada manusia sebagai pengendaliannya. • Disain alat kendali yang baik pada mesin merupakan salah satu faktor yang penting yang akan mempengaruhi manusia sebagai operatornya.

Pengorganisasian Kerja • Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat, kerja lembur dan

Pengorganisasian Kerja • Pengorganisasian kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat, kerja lembur dan lainnya yang dapat menentukan tingkat kesehatan dan efisiensi tenaga kerja. • Diperlukan pola pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat yang baik, terutama untuk kerja fisik yang berat. • Jam kerja selama 8 jam/hari diusahakan sedapat mungkin tidak terlampaui, apabila tidak dapat dihindarkan, perlu diusahakan group kerja baru atau perbanyakan kerja shift.

 • Untuk pekerjaan lembur sebaiknya ditiadakan, karena dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja

• Untuk pekerjaan lembur sebaiknya ditiadakan, karena dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja serta meningkatnya angka kecelakaan kerja dan sakit. • Disamping itu kerja lembur yang melebihi 25 % dari jam kerja tidak akan melindungi tenaga kerja dari pengaruh buruk bahaya dari lingkungan kerja dan beban tambahan lainnya.

Pengendalian Lingkungan Kerja • Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi merupakan faktor pendorong bagi

Pengendalian Lingkungan Kerja • Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi merupakan faktor pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. • Sedangkan lingkungan kerja yang buruk (melampaui Nilai Ambang Batas yang telah ditetapkan), yang melebihi toleransi manusia untuk menghadapinya, tidak hanya akan menurunkan produktivitas kerja tetapi juga akan menyebabkan penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan sehingga tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mendapat rasa aman, nyaman, sehat dan selamat.

 • Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan dan efisiensi

• Terdapat berbagai faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan dan efisiensi serta produktivitas kerja, yaitu faktor fisik seperti : pengaruh kebisigan, penerangan, iklim kerja, getaran ; faktor kimia seperti : pengaruh bahan kimia, gas, uap, debu ; faktor fisiologis seperti : sikap dan cara kerja, penentuan jam kerja dan istirahat, kerja gilir, kerja lembur ; faktor psikologis seperti : suasana tempat kerja, hubungan antar pekerja dan faktor biologis seperti : infeksi karena bakteri, jamur virus, cacing.

 • Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan melalui beberapa tahapan/cara, yaitu pengendalian secara

• Untuk pengendalian lingkungan kerja dapat dilakukan melalui beberapa tahapan/cara, yaitu pengendalian secara teknik, pengendalian secara administratif dan pengendalian dengan pemberian Alat Pelindung Diri (APD). • Banyak dijumpai adanya tenaga kerja yang enggan menggunakan alat pelindunga diri, meskipun ditempat kerjanya terjadi pencemaran bahan kimia di udara tempat kerja.

 • 49 ºC • 29, 5 ºC • 24 ºC • 10 ºC

• 49 ºC • 29, 5 ºC • 24 ºC • 10 ºC Suhu yang dapat ditolerir selama ± 1 jam. Kemampuan Fisik dan Mental jauh menurun. Aktifitas mental dan daya tangkap menurun dan tenaga kerja dapat melakukan kesala – lahan dalam melakukan kesalahan. Timbul Kelelahan Fisik. Kondisi Optimum Kekakuan mulai terjadi

Kelelahan Kerja • Penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja

Kelelahan Kerja • Penyebab kelelahan akibat tidak ergonomisnya kondisi sarana, prasarana dan lingkungan kerja merupakan faktor dominan bagi menurunnya atau rendahnya produktivitas kerja seorang tenaga kerja. • Suasana kerja yang tidak ditunjang oleh kondisi lingkungan kerja yang sehat antara lain adalah sebagai penyebab timbulnya kelelahan kerja. • Banyak dijumpai kasus kelelahan kerja sebagai akibat pembebanan kerja yang berlebihan, antara lain irama kerja yang tidak serasi, pekerjaan yang monoton dan kondisi tempat kerja yang tidak menggairahkan.

 • Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi yang telah dikenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah

• Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi yang telah dikenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan pada umumnya mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun ini bukan merupakan satu-satunya gejala. • Kelelahan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu : a. Kelelahan otot (muscular fatigue) b. Kelelahan umum (general fatigue)

 • • Kedua bentuk kelelahan ini muncul dari proses fisiologik yang berbeda sama

• • Kedua bentuk kelelahan ini muncul dari proses fisiologik yang berbeda sama sekali. Kelelahan otot ditunjukkan melalui gejala sakit nyeri, seperti ketegangan otot dan sakit disekitar sendi, sedangkan kelelahan umum dapat terlihat pada munculnya sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan beraktivitas. Menurut para ahli, terdapat keterkaitan antara kelelahan dengan tingkat stress. Hal ini dapat ditunjukkan melalui reaksi tubuh terhadap jenis stress yang berbeda-beda.

 • Untuk itu perlu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan solusi bagi kecenderungan implikasi kelelahan

• Untuk itu perlu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan solusi bagi kecenderungan implikasi kelelahan yang diderita oleh tenaga kerja terhadap kinerja perusahaan. • Kesulitan terbesar dalam pengukuran kelelahan adalah karena tidak adanya cara yang langsung dapat mengukur sumber penyebab kelelahan itu sendiri. Belum ada satupun ukuran yang mutlak dalam pengukuran kelelahan. Pengukuran kelelahan hanya mampu mengukur “indikator” kelelahan saja. • •

CTD (CULMULATIVE TRAUMA DISORDER) • CTD dapat diterjemahkan sebagai Kerusakan Trauma Kumulative. • Penyakit

CTD (CULMULATIVE TRAUMA DISORDER) • CTD dapat diterjemahkan sebagai Kerusakan Trauma Kumulative. • Penyakit ini timbul Karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan yang cukup besar dan menimbulkan rasa sakit. • Hal ini sebagai akibat penumpukan cedera kecil yang setiap kali tidak sembuh total dalam jangka waktu tertentu yang bisa pendek dan bisa lama, tergantung dari berat ringannya trauma setiap hari, yang diekspresikan sebagai rasa nyeri, kesemutan, pembengkakan dan gejala lainnya.

 • • Gejala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan yang monoton, sikap kerja

• • Gejala CTD biasanya muncul pada jenis pekerjaan yang monoton, sikap kerja yang tidak alamiah, penggunaan atau pengerahan otot yang melebihi kemampuannya. Biasanya gejala yang muncul dianggap sepele atau dianggap Over Exertion. 1. Over Stretching 2. Over Compressor • CTD dapat digolongkan sebagai penyakit akibat kerja, apabila dapat dibuktikan terdapat pemaparan dari dua atau lebih faktor resiko ergonomi di tempat kerja.

 • Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD, yaitu : a. b. c.

• Ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya CTD, yaitu : a. b. c. d. • Terdapat Posture atau sikap tubuh yang janggal. Gayanya yang melebihi kemampuan jaringan. Lamanya waktu pada saat melakukan posisi janggal. Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal permenit. Beberapa contoh CTD :

Ø TENDINITIS Tendon yang meradang, gejala : o sakit, bengkak o nyeri tekan o

Ø TENDINITIS Tendon yang meradang, gejala : o sakit, bengkak o nyeri tekan o lemah ditempat yang terpapar (siku, bahu) Ø ROTATOR CUFF TENDINITIS Satu atau lebih dari empat rotator cuff tendon pada bahu meradang, gejala : o Sakit o Gerakan terbatas pada bahu

Ø TENOSYNOVITIS Pembengkakan pada tendon & sarung yang menutupi tendon, gejala : o o

Ø TENOSYNOVITIS Pembengkakan pada tendon & sarung yang menutupi tendon, gejala : o o o Ø pembengkakan nyeri tekan sakit pada tempat yang terpapar (siku, tangan, lengan, dll) CARPAL TUNNEL SYNDROME Penyebab : o Tekanan yang terlalu berat pada syaraf medianus yang melalui pergelangan tangan. Gejala : o o o mati rasa kesemutan, pegal sakit pada pergelangan tangan

Ø EPICONDYLITIS (TENNIS ELBOW) Peradangan pada tendon di siku, gejala : o sakit o

Ø EPICONDYLITIS (TENNIS ELBOW) Peradangan pada tendon di siku, gejala : o sakit o sedikit bengkak o lemah Ø WHITE FINGER Pembuluh darah di jari-jari rusak, gejala : o pucat di jari-jari o mati rasa o perasaan seakan jari terbakar

Kesegaran Jasmani dan Musik • Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, seorang tenaga kerja tidak hanya

Kesegaran Jasmani dan Musik • Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, seorang tenaga kerja tidak hanya memerlukan makanan yang sehat dan bergizi dengan nilai kalori cukup sesuai dengan jenis pekerjaannya, tetapi juga membutuhkan kesegaran jasmani yang baik pula. • Meskipun secara fisik tenaga kerja dalam keadaan sehat, dengan asupan gizi yang cukup, tetapi apabila tidak segar dan bugar maka tenaga kerja tersebut dalam melakukan pekerjaannya akan cepat menjadi lelah. • Pekerja yang sehat, segar dan bugar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

 • • • Mengingat kondisi masing-masing tidak sama, maka sebaiknya kegiatan kesegaran jasmani

• • • Mengingat kondisi masing-masing tidak sama, maka sebaiknya kegiatan kesegaran jasmani perlu disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan masing-masing perusahaan. Pengadaan musik ditempat kerja sebaiknya dilakukan untuk jenis pekerjaan yang monoton dan pekerjaan tangan (manual work) yang berulang serta pekerjaan lain yang memerlukan aktivitas mental. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghindari kebosanan dan kejenuhan dalam bekerja.