Emisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor
Emisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan. Perlu diambil beberapa langkah untuk dapat mengendalikan gas buang yang dihasilkan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan pemeriksaan atau uji emisi berkala untuk mengetahui kandungan gas buang kendaraan yang berpotensi mencemari lingkungan.
Fungsi Uji Emisi • Mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang terkandung di dalam gas buang. • Untuk membantu saat melakukan penyetelan campuran udara dan bahan bakar dengan tepat. • Memperoleh kepastian mengenai kinerja mesin kendaraan yang digunakan. Selain itu, uji emisi bisa mengirit bahan bakar, namun tenaga tetap optimal serta bisa menciptakan lingkungan sehat dengan udara yang bersih. • Untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian mesin kendaraan.
Kerusakan kendaraan bisa terdeteksi dari hasil uji emisi, dengan cara melihat tingginya kandungan hidrokarbon (HC). Hal itu terjadi bisa karena berbagai faktor, seperti : – Kebocoran pada sistem vakum – Sistem pengapian yang tidak bekerja dengan baik – Kerusakan pada engine control unit – Kerusakan pada oksigen sensor – Gangguan pada sistem pasokan udara – Adanya kerusakan pada catalytic converter – Kerusakan mekanis pada bagian dalam mesin seperti klep, mesin, ring, atau silinder.
Tingginya kandungan Karbon Monoksida (CO) mampu mendeteksi kerusakan kendaraan. Hal itu juga terjadi karena berbagai faktor: – Karena karburator tidak bekerja dengan baik – Filter udara kotor – Kerusakan pada sistem choke karburator – Kerusakan pada sistem Thermostatic Air Cleaner
• Pada prinsipnya, setiap pembakaran kendaraan akan menghasilkan CO 2 (sebagai sampah) dan O 2 terpakai (sebagai pembakar). Dalam pembakaran yang sempurna, CO 2 harus tinggi dan O 2 rendah. CO 2 merupakan indikasi dari tingkat efisiensi pembakaran mesin bensin.
Jenis Emisi Ada lima unsur dalam gas buang kendaraan yang diukur yaitu senyawa • HC ( Hidrokarbon ), • CO ( Karbon Monoksida ), • CO 2 ( Karbon Dioksida ), • O 2 ( Oksigen ) dan • senyawa NOx ( Nitrogen Oksida ). • Sedangkan negara – negara yang tidak terlalu ketat emisinya hanya mengukur 4 senyawa unsur ga buang yaitu Senyawa HC, CO 2, dan O 2.
Hidrokarbon • Bensin adalah senyawa hidrokarbon • Setiap HC yang didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dan terbuang bersama sisa pembakaran. • Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO 2) dan air(H 2 O)
Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bensin (AFR=Air-to-Fuel-Ratio) sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin saat ini yang sudah mendekati ideal, tetapi tetap saja sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat “bersembunyi” dari api saat terjadi proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada ujung knalpot cukup tinggi.
• • • Konsentrasi CO adalah perbandingan volume dari karbon monoksida (CO) yang terkandung didalam gas buang dan dinyatakan dengan persen (%). Konsentrasi HC adalah perbandingan volume dari hidro karbon (HC) dipersamakan dengan normal hexane (C 6 H 14) dalam gas buang dan dinyatakan dalam ppm (part per milion). Konsentrasi CO 2 adalah perbandingan volume karbon dioksida (CO 2) yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen (%). Konsentrasi O 2 adalah perbandingan volume oksigen (O 2) yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen (%). Nilai lambda adalah nilai perbandingan campuran udara dengan bahan bakar dan dinyatakan tanpa satuan.
- Slides: 10