ELearning AKP Bidang Harga Badan Ketahanan Pangan melalui
E-Learning AKP Bidang Harga
• Badan Ketahanan Pangan, melalui Bidang Harga mengumpulkan data pasokan dan harga pangan melalui panel harga pangan di 518 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi, dengan menggunakan tenaga enumerator. • Panel Harga Pangan adalah penyediaan informasi pasokan dan harga pangan secara akurat dari waktu kewaktu
• Pemantauan pasokan dan harga pangan dilakukan ditingkat produsen. Komoditas yang dipantau ditingkat produsen adalah padi/gabah, jagung, kedelai, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan sapi hidup. Penetapan harga ditingkat produsen bertujuan untuk melindungi petani
• Pemantauan juga dilakukan ditingkat pedagang grosir dan pedagang eceran. Komoditas yang dipantau adalah beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting, cabai rawit merah, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, minyak goreng, dan tepung terigu
• Faktor-faktor yang menyebabkan harga pangan di pasar meningkat; a) karena terjadi gagal panen; b) distribusi pangan terganggu; c) permintaan pangan meningkat; dan d) harga BBM naik. • Komoditas bawang merah disebut komoditas strategis, karena sering berfluktuasi dan penyumbang inflasi terbesar. • Penggunaan komoditas jagung terbesar adalah untuk industri pakan, kemudian baru untuk industri pangan, pakan ternak mandiri, dan untuk konsumsi manusia
• Pemerintah daerah dapat menetapkan harga pangan lokal yang tidak ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. • Target serapan gabah petani (Sergap) selama ini sulit tercapai, disebabkan harga gabah yang cenderung tinggi dan produksi yang terbatas • Dalam menghitung gabah kering giling (GKG) menjadi beras harus menggunakan angka konversi • Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan perberasan dengan Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang Gabah/Beras. Harga GKP ditingkat petani adalah Rp 3. 700/kg, harga GKG Rp 4. 600/kg, dan harga beras Rp 7. 300/kg.
• Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan tentang Harga Eceran Tertinggi (HET), yang bertujuan untuk melindungi konsumen • Menjelang Hari-hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) permintaan pangan cenderung meningkat, sehingga diikuti peningkatan harga. Hasil kajian BKP tahun 2018 menunjukkan bahwa komoditas yang paling tinggi permintaannya menjelang Idul Fitri adalah daging sapi, meskipun selang waktu peningkatannya hanya 3 hari. Adanya peningkatan permintaan ini, karena; 1) adanya kebiasaan mudik untuk berkumpul bersama sanak keluarga; 2) menyajikan menu makanan yang bervariasi; dan 3) untuk kenyamanan, karena seminggu sehabis lebaran warung-warung cenderung tutup.
• Prognosa neraca produksi dan kebutuhan pangan, bertujuan untuk menghitung surplus dan defisit suatu pangan. Pangan yang dihitung adalah komoditas pangan strategis, yakni; beras, jagung, kedelai, kacang tanah, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, bawang putih, daging sapi dan kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras. Data yang digunakan adalah data produksi pangan, jumlah penduduk, konsumsi perkapita, dan penggunaan diluar rumah tangga.
• Untuk menyusun dan meng-update kebijakan tentang harga pangan, seperti Inpres No. 5 Tahun 2015/HET/HAP, diperlukan analisis tentang Struktur Ongkos Usaha Tani (SOUT). Analisis SOUT akan menghasilkan biaya komponen-komponen usahatani seperti biaya saprodi, tenaga kerja dan biaya lainnya, sehingga diperoleh titik inpas atau Break Event Point (BEP) untuk menghasilkan 1 kg output.
- Slides: 9