EKONOMI MONETER Oleh Rino Desanto 081234678882 085604015864 rinomdnyahoo

  • Slides: 116
Download presentation
EKONOMI MONETER Oleh Rino Desanto 081234678882; 085604015864 rinomdn@yahoo. co. id rinomdn. wordpess. com

EKONOMI MONETER Oleh Rino Desanto 081234678882; 085604015864 rinomdn@yahoo. co. id rinomdn. wordpess. com

RUANG LINGKUP �Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi,

RUANG LINGKUP �Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat, fungsi, serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi

Tujuan Mempelajari Ekonomi Moneter �Memberikan pemahaman mendalam tentang mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar

Tujuan Mempelajari Ekonomi Moneter �Memberikan pemahaman mendalam tentang mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijakan moneter serta pembayaran internasional �Memberikan kemampuan analisis berbagai fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi

Definisi Uang sesuatu benda Uang diterima secara umum

Definisi Uang sesuatu benda Uang diterima secara umum

Perkembangan Bentuk Uang �Sistem Perekonomian Barter �Sistem Perekonomian Pasca Barter �Sistem Perekonomian Uang

Perkembangan Bentuk Uang �Sistem Perekonomian Barter �Sistem Perekonomian Pasca Barter �Sistem Perekonomian Uang

Perekonomian Barter �Peningkatan kesejahteraan (perdagangan) dilakukan dengan tukar menukar secara langsung komoditas yang dibutuhkan

Perekonomian Barter �Peningkatan kesejahteraan (perdagangan) dilakukan dengan tukar menukar secara langsung komoditas yang dibutuhkan �Syarat Barter: dua keinginan yang saling bertemu (double concidence of wants)

Kelemahan Perekonomian Barter �Tidak adanya metode penyimpanan daya beli yang dapat diterima secara umum

Kelemahan Perekonomian Barter �Tidak adanya metode penyimpanan daya beli yang dapat diterima secara umum �Tidak adanya standar ukuran dan nilai �Tidak adanya alat pembayaran untuk transaksi di masa mendatang

Perekonomian Pasca Barter �Perdagangan : saling tukar komoditas �Ada tempat khusus untuk pertukaran komoditas

Perekonomian Pasca Barter �Perdagangan : saling tukar komoditas �Ada tempat khusus untuk pertukaran komoditas �Belum adanya penggunaan uang

Perekonomian Uang �Penggunaan suatu benda tertentu yang relatif berharga (economic good) dan dipercaya/diterima secara

Perekonomian Uang �Penggunaan suatu benda tertentu yang relatif berharga (economic good) dan dipercaya/diterima secara luas sebagai alat tukar (medium of exchange)

Perkembangan Uang �Uang Komoditas (Money Commodities) Komoditas sebagai uang: logam mulia (emas, perak, dan

Perkembangan Uang �Uang Komoditas (Money Commodities) Komoditas sebagai uang: logam mulia (emas, perak, dan perunggu) �Representatif Uang Komoditas (Money commodities Representative) Penggunaan uang kertas sebagai alat tukar dengan penjaminan logam mulia �Uang Fiat (Token Money)

Syarat-syarat Uang �Portability �Durability �Divisibility �Standardizability �Recognizability �Stability of Value �Elasticity of Supply

Syarat-syarat Uang �Portability �Durability �Divisibility �Standardizability �Recognizability �Stability of Value �Elasticity of Supply

Fungsi Uang �Medium of Exchange �Store of Value �Unit of Account atau Standard of

Fungsi Uang �Medium of Exchange �Store of Value �Unit of Account atau Standard of Value �Standard of Deffered Payment

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Bahan Uang Logam Uang yang bahannya terbuat dari logam, misalnya

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Bahan Uang Logam Uang yang bahannya terbuat dari logam, misalnya emas, perak, perunggu dan lainnya. Uang Kertas Uang yang bahannya terbuat dari kertas. Seiring dengan perkembangan perekonomian, uang kertas mempuanyai difersifikasi yaitu sebagai uang kartal (currencies) dan sebagai uang giral (deposit money). Menurut teori perbankan, kedua uang kertas ini diciptakan oleh lembaga yang berbeda. Uang kertas (kartal) diciptakan oleh Bank Sentral, sedangkan uang kertas giral iciptakan oleh Bank Umum.

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Nilainya Uang Bernilai Penuh (full bodied money) Uang bernilai penuh

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Nilainya Uang Bernilai Penuh (full bodied money) Uang bernilai penuh adalah uang dimana nilai intrinksnya (niali bahan) sama dengan nilai nominalnya. Uang yang Bernilai Tidak Penuh (representative full bodied money) atau uang bertanda (token money) Uang bernilai tidak penuh adalah uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai nominalnya

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Lembaga Pembuatnya Uang Kartal Uang yang dicetak dan diedarkan oleb

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Lembaga Pembuatnya Uang Kartal Uang yang dicetak dan diedarkan oleb Bank Sentral, yaitu uang yang kita pergunakan untuk melakukan transaksi sehari-hari. Uang Giral Uang yang dicetak dan diedarkan oleh bank-bank umum (komersial) dalam bentuk demand deposit atau yang lebih dikenal dengan check.

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Wilayah Berlakunya Uang Domestik Uang yang hanya berlaku di suatu

Klasifikasi Uang � Berdasarkan Wilayah Berlakunya Uang Domestik Uang yang hanya berlaku di suatu wilayah negara tertentu, dan tidak berlaku di negara lain. Misalnya uang rupiah hanya berlaku secara sah di Indonesia. Uang Internasional Uang yang berlaku di beberapa negara atau bahkan seluruh wilayah dunia. Misalnya US Dolar, Poundsterling, Euro dan lainnya.

Peranan Uang memegang peranan penting dalam perekonomian modern. Peranan uang dalam suatu perkonomian dipengaruhi

Peranan Uang memegang peranan penting dalam perekonomian modern. Peranan uang dalam suatu perkonomian dipengaruhi oleh motif yang dimiliki masyarakatnya untuk memegang uang. Motif masyarakat memegang uang ada 3 yaitu: 1. 2. 3. Motif transaksi (transaction motive) Motif berjaga-jaga (precautionary motive) Motif spekulasi (speculation motive)

Lembaga Keuangan LEMBAGA KEUANGAN adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, menarik

Lembaga Keuangan LEMBAGA KEUANGAN adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, menarik uang/dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN Penghimpun dan penyalur dana Pemberi pengetahuan dan informasi Pemberi jaminan Likuiditas

Lembaga Keuangan Dibagi 2: � Lembaga Keuangan Bank � Lembaga Keuangan Non Bank Lembaga

Lembaga Keuangan Dibagi 2: � Lembaga Keuangan Bank � Lembaga Keuangan Non Bank Lembaga Keuangan Bank Dibagi 2: � Bank Sentral � Bank Umum

Lembaga Keuangan Bank Sentral adalah bank yang mempunyai hak monopoli untuk mencetakdan mengedarkan uang

Lembaga Keuangan Bank Sentral adalah bank yang mempunyai hak monopoli untuk mencetakdan mengedarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara TUJUAN BANK SENTRAL � mencapai dan memelihara kestabilan rupiah Fungsi Bank Sentral � Bank Sirkulasi � Banker’s bank � Kas pemerintah � Menjaga hubungan dengan Dunia Internasional

Lembaga Keuangan Bank Umum adalah bank yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur kredit pada

Lembaga Keuangan Bank Umum adalah bank yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur kredit pada masyarakat Fungsi Bank Umum �Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito �Menyalurkan kredit �Memberikan jasa lainnya Azas-azas Bank Umum �Likuiditas �Solvabilitas �Rentabilitas

Lembaga Keuangan Non Bank adalah lembaga keuangan yang bergerak dalam pengumpulan modal Tigakelompok Lembaga

Lembaga Keuangan Non Bank adalah lembaga keuangan yang bergerak dalam pengumpulan modal Tigakelompok Lembaga Keuangan Non Bank �Jenis Pembiayaan Pembangunan yang berfungsi memberi pinjaman jangka menengah dan panjang dan penyertaan modal pada perusahaan Ex : PT. Indonesia Development Finance Company �Jenis Investasi sebagai lembaga perantara dalam penerbitan surat-surat berharga (underwriter). Ex : PT. Ficorinvest �Jenis Lainnya. Ex. Koperasi, Pegadaian, Asuransi dll

Struktur Lembaga Keuangan

Struktur Lembaga Keuangan

Pengertian Inflasi �Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan

Pengertian Inflasi �Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan kenaikan harga itu berlangsung dalam jangka panjang. �Inflasi secara umum terjadi karena jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang diperlukan.

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan; a. Inflasi Ringan Inflasi yang masih belum begitu mengganggu

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan; a. Inflasi Ringan Inflasi yang masih belum begitu mengganggu keadaan ekonomi. Inflasi ringan berada dibawah 10% per tahun. b. Inflasi Sedang Inflasi ini belum membahayakan kegiatan ekonomi namun menurunkan kesejahteraan orang-orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi sedang berkisar antara 10% - 30% per tahun.

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya a. Inflasi yang bersumber dari luar negeri Inflasi ini terjadi

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya a. Inflasi yang bersumber dari luar negeri Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga di luar negeri. Jika suatu negara mengimpor barang dari negara yang mengalami inflasi, maka otomatis akan mempengaruhi harga-harga dalam negeri dan menimbulkan inflasi. b. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri Inflasi ini dapat terjadi karena percetakan uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran defisit. Dapat juga disebabkan oleh kegagalan panen.

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya a. Inflasi karena kenaikan permintaan Kenaikan permintaan terkadang tidak dapat

Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya a. Inflasi karena kenaikan permintaan Kenaikan permintaan terkadang tidak dapat dipenuhi produsen yang pada akhirnya menyebabkan harga akan cenderung naik. b. Inflasi karena kenaikan biaya produksi Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga penawaran barang naik, sehingga dapat menimbulkan inflasi.

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi Penyebab Inflasi a. Inflasi karena kenaikan permintaan (demand-pull inflation)

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi Penyebab Inflasi a. Inflasi karena kenaikan permintaan (demand-pull inflation) Kenaikan permintaan masyarakat (aggregate demand) yang terjadi karena peningkatan belanja pemerintah, peningkatan permintaan barang untuk ekspor dan peningkatan permintaan barang untuk kebutuhan swasta ini mengakibatkan harga-harga naik karena penawarannya tetap.

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi b. Inflasi karena biaya produksi (cost-pull inflation) Kenaikan biaya

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi b. Inflasi karena biaya produksi (cost-pull inflation) Kenaikan biaya produksi terjadi karena kenaikan bahan -bahan baku (seperti kenaikan upah buruh atau kenaikan bahan bakar minyak). Kenaikan biaya produksi inilah yang kemudian mengakibatkan harga naik dan terjadilah inflasi.

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi c. Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah Teori

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi c. Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah Teori ini dikemukakan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang yang beredar dan harga-harga. Jika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar bertambah 2 kali lipat maka harga akan naik dua kali lipat.

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi a. Teori Kuantitas Kaum klasik berpendapat bahwa tingkat harga

Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi a. Teori Kuantitas Kaum klasik berpendapat bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Harga akan naik jika ada penambahan uang yang beredar sedangkan jumlah barang yang ditawarkan tetap. b. Teori Keynes melihat bahwa inflasi terjadi karena nafsu yang berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia. c. Teori Struktural Menurut teori ini penyebab inflasi adalah produsen yang tidak mampu mengantisipasi dengan cepat kenaikan permintaan yang diakibatkan oleh pertambahan penduduk.

Angka Inflasi dan Indeks Harga Angka Inflasi merupakan suatu indikator ekonomi yang dapat digunakan

Angka Inflasi dan Indeks Harga Angka Inflasi merupakan suatu indikator ekonomi yang dapat digunakan dalam mengambil langkah dan membuat keputusan di bidang ekonomi. Kenaikan angka inflasi disebut juga laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan harga dari beberapa indeks harga dari suatu periode ke periode lainnya. Indeks Harga adalah perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan adalah tahun yang dibuat sebagai patokan penghitungan. Rumus: IHn = ΣPn/ΣPo x 100 IHn = Indeks Harga tahun n (tahun yg dihitung) ΣPn = Jumlah rata-rata harga tahun n (tahun yg dihitung) ΣPo = Jumlah rata-rata harga tahun dasar

3 Macam Indeks Harga � Indeks Harga Produsen (IHP) Dihitung berdasarkan fluktuasi harga hasil

3 Macam Indeks Harga � Indeks Harga Produsen (IHP) Dihitung berdasarkan fluktuasi harga hasil produksi. Tujuannya antara lain untuk menilai kesejahteraan produsen dilihat dari nilai tukar hasil produksinya. � Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Perhitungan IHPB didasarkan pada data Harga Perdagangan Besar (HPB) yang mencakup barang-barang perdagangan dalam jumlah besar, yaitu hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil industri, impor dan ekspor. � Indeks Harga Konsumen (IHK) Dihitung menggunakan data Harga Konsumen (HK) yaitu harga barang yang diperdagangkan dalam eceran untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijual. IHK digunakan oleh Badan Pusat Statistik sebagai indikator inflasi di Indonesia.

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Inflasi dapat mendorong pengusaha

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dampak Inflasi terhadap Pendapatan Inflasi dapat mendorong pengusaha untuk memperluas produksinya, sehingga tumbuh kesempatan kerja baru dan bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi mereka yang berpenghasilan tetap inflasi akan merugikan karena penghasilan mereka yang tetap akan semakin sedikit bila dibandingkan dengan harga barang dan jasa. Dampak Inflasi terhadap Ekspor Pada keadaan inflasi, daya saing barang ekspor berkurang. Negara akan mengalami kerugian akibat jumlah penjualan berkurang yang berarti devisa yang diperoleh juga semakin kecil. Dampak Inflasi terhadap Minat Menabung Saat inflasi, pendapatan riil para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju inflasi.

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok Keadaan inflasi

Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok Keadaan inflasi menyebabkan penghitungan untuk mendapatkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Karena persentase yang tidak stabil, kita tidak dapat memastikan harga pokok dan harga jual. Keadaan ini dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk produsen.

Cara Mengatasi Inflasi Kebijakan Moneter Yaitu kebijakan yang diambil untuk mengurangi jumlah uang yang

Cara Mengatasi Inflasi Kebijakan Moneter Yaitu kebijakan yang diambil untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. a. Kebijakan penetapan persediaan kas Mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. b. Kebijakan diskonto Mengurangi uang yang beredar dengan meningkatkan nilai suku bunga. c. Kebijakan operasi pasar terbuka Mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga.

Cara Mengatasi Inflasi Kebijakan Fiskal Yaitu langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. a.

Cara Mengatasi Inflasi Kebijakan Fiskal Yaitu langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. a. Menghemat pengeluaran pemerintah b. Menaikkan tarif pajak Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Selain kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah masih memiliki cara lain, diantaranya; a. Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar b. Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang

TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK 38 • Teori Permintaan uang kalsik tercermin dalam teori kuantitas

TEORI PERMINTAAN UANG KLASIK 38 • Teori Permintaan uang kalsik tercermin dalam teori kuantitas uang • Pada awalnya tidak menjelaskan mengapa seseorang/masyarakat menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan dari uang • Teori klasik fokus pada hubungan antara penawaran uang (jumlah uang beredar) dengan nilai uang (tingkat harga) perubahan JUB berinteraksi dengan permintaan uang dan selanjutnya menetukan nilai uang

IRVING FISHER 39 Persamaan identitas (bukan teori moneter) MV = PT Dimana: M =

IRVING FISHER 39 Persamaan identitas (bukan teori moneter) MV = PT Dimana: M = Jumlah uang beredar V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode P = Harga Barang T = Volume barang yang diperdagangkan/transaski

Irving Fisher 40 �Persamaan identitas tersebut menyatakan bahwa jumlah uang dalam peredaran dikalikan dengan

Irving Fisher 40 �Persamaan identitas tersebut menyatakan bahwa jumlah uang dalam peredaran dikalikan dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi. �Persamaan identitas tersebut dapat menjadi sebuah teori, dengan beberapa asumsi/anggapan: Orang bersedia memegang uang karena kegunaannya untuk transaksi dan dipengaruhi oleh faktor kelembagaan (metode pembayaran yang biasanya dipakai masyarakat), tingkat moneterisasi masyarakat, penggunaan alat pembayaran yang lain) hanya berubah secara sporadis dan berpengaruh terhadap V yang dalam jangka pendek dianggap tetap. Kondisi full employment dalam perekonomian dalam jangka pendek pendapatan adalah tetap

IRVING FISHER 41 �Berdasarkan kedua asumsi, dapat diperoleh Teori Kuantitas sebagai berikut: Md =

IRVING FISHER 41 �Berdasarkan kedua asumsi, dapat diperoleh Teori Kuantitas sebagai berikut: Md = (1/V)PT � Persamaan tersebut menyatakan bahwa dalam jangka pendek permintaan uang merupakan proporsi yang tetap dari nilai transaksi/permintaan uang merupakan proporsi yang konstan dari pendapatan � Kondisi keseimbangan D=S Ms = Md = (1/V)PT � Perekonomian dalam keadaan full employment, V dan T dianggap tetap dalam jangak pendek perubahan tingkat harga merupakan bagian yang proporsional dari perubahan uang yang beredar

MARSHALL – PIGOU (CAMBRIDGE) 42 � Permintaan uang Cambridge menekankan pada perilaku individu dalam

MARSHALL – PIGOU (CAMBRIDGE) 42 � Permintaan uang Cambridge menekankan pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya dalam berbagai kemungkinan bentuk kekayaan (uang dan bentuk kekayaan lain) � Marshal memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya diwujudkan dalam bentuk uang kas. � Selain motif transaksi, dianggap bahwa permintaan uang secara potensial dipengaruhi oleh tingkat kekayaan riil, suku bunga dan harapan tentang kejadian di masa datang namun dalam jangka pendek dianggap tetap, maka permintaan uang nominal dinyatakan dalampersamaan sebagai berikut: M = k. PY Dimana: Y = Pendapatan nasional riil

Teori Permintaan Uang Keynes 43 � Fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran, tetapi

Teori Permintaan Uang Keynes 43 � Fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran, tetapi juga sebagai penyimpan nilai � Pengembangan pendapat Cambridge tentang adanya ketidakpastian dan harapan/ekspektasi hanya fokus pada variabel suku bunga (khususnya untuk motif spekulasi) � Orang memegang uang karena 3 motif: motif transaksi, berjaga-jaga, dan motif spekulasi. � Keynes membedakan antara motif transaksi (dan berjaga) serta spekulasi mengakui adanya motif transaksi, tetapi motif spekulasi lebih penting pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi.

TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES 44 � Fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran, tetapi

TEORI PERMINTAAN UANG KEYNES 44 � Fungsi uang tidak hanya sebagai media pertukaran, tetapi juga sebagai penyimpan nilai � Pengembangan pendapat Cambridge tentang adanya ketidakpastian dan harapan/ekspektasi hanya fokus pada variabel suku bunga (khususnya untuk motif spekulasi) � Orang memegang uang karena 3 motif: motif transaksi, berjaga-jaga, dan motif spekulasi tetapi motif spekulasi lebih penting pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi.

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi 45 Keynes menyatakan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi 45 Keynes menyatakan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi tergantung pada pendapatan makin tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi Y/P L 1 L 1

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 46 �Selain uang kas untuk keperluan transaksi, masyarakat juga

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 46 �Selain uang kas untuk keperluan transaksi, masyarakat juga menginginkan untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar, untuk memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan (store of value). �Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga makin tinggi tingkat bunga, makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan spekulasi

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 47 Alasan: Apabila tingkat bunga naik biaya memegang uang

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 47 Alasan: Apabila tingkat bunga naik biaya memegang uang kas makin tinggi keinginan uang kas makin kecil Berdasarkan hipotesis keynes, yang menganggap adanya tingkat bunga “normal” berdasrkan pengalaman. Apabila tingkat bunga kenyataan lebih tinggi dari tingkat bunga normal masyarakat mengharap bunga akan turun kembali ke tingkat normal harga surat berharga naik membeli surat berharga permintaan uang kas turun

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 48 Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 48 Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat bunga digambarkan sebagai rberikut: L 2 L 2

Liqudity Trap 49 Liqudity trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah, elastisitas

Liqudity Trap 49 Liqudity trap menggambarkan bahwa pada tingkat bunga yang begitu rendah, elastisitas permintaan uang kas menjadi tak terhingga besarnya. Pada tingkat bunga ini, masyarakat tidak akan mau memegang surat berharga karena diperkirakan keuntungan/pendapatan dari memgang surat berharga lebih rendah dari kerugian yang timbul karena kenaikan tingkat bunga di masa mendatang.

Liqudity Trap 50 i i. L L 3 � Tingkat bunga i. L merupakan

Liqudity Trap 50 i i. L L 3 � Tingkat bunga i. L merupakan tingkat yang sangat rendah sehingga tidak mungkin turun lagi tingkat bunga akan naik di masa mendatang harga surat berharga turun tidak mau membeli surat berharga sekarang menghendaki uang kas terjebak untuk memegang uang kas Liqudity trap

PERKEMBANGAN TEORI KEYNES 51 Pembagian motif memegang uang kas untuk tujuan transaksi dan spekulasi

PERKEMBANGAN TEORI KEYNES 51 Pembagian motif memegang uang kas untuk tujuan transaksi dan spekulasi yang dikemukakan Keynes, dikembangkan oleh William J. Baumol dan James Tobin

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi 52 � a. Baumol dan Tobin menjelaskan beberapa faktor

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi 52 � a. Baumol dan Tobin menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan uang untujk tujuan transaksi, yaitu: Baumol menggunakan pendekatan teori penentuan persediaan barang yang biasa di pakai dalam dunia usaha menganalisa tingkah laku individu, dan menganganggap bahwa pendapatan mereka diterima sekali (tiap bulan). Namun individu harus membelanjakannya sepanjang waktu (satu bulan) sebagi penyederhanaan penghasilan dibelanjakan secara merata sepanjang bulan. Permasalahan: penentuan besarnya uang kas yang harus dipegang setiap saat dimana ongkos/biayanya paling rendah

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi Buomol Merumuskan: Dimana: T = Nilai riil pendapatan selama

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi Buomol Merumuskan: Dimana: T = Nilai riil pendapatan selama satu periode r = Tingkat bunga b = Biaya perantara (besarnya tetap tidak tergantung pada transaski) c = nilai riil surat berharga yang ditukarkan dengan uang kas setiap saat (uang kas yang setiap saat diambil dari tabungan) T/c = volume transaksi selama satu bulan b. T/c= biaya perantara karena memgang uang kas sebesar c setiap periode c/2 = rata-rata jumlah uang kas yang dipegang setiap saat 53

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi �Jumlah uang kas (c) yang optimal turunan pertama dari

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi �Jumlah uang kas (c) yang optimal turunan pertama dari persamaam TC 54

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi b. Elastisitas permintaan uang kas untuk tujuan transaksi terhadap

Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi b. Elastisitas permintaan uang kas untuk tujuan transaksi terhadap tingkat 55 bunga menurut Tobin, ketidakbersamaan antara pengeluaran dengan penerimaan penghasilan memaksa individu untuk menyediakan alat pembayar guna membiayai transaksinya, dimana tidak harus berupa uang kas, tetapi juga berupa surat berharga yang memberikan bunga. Besarnya alat pembayar dalam bentuk uang kas tergantung pada besarnya tingkat bunga surat berharga serta biaya transaksi untuk menukarkan surat berharga tersebut apabila tingkat bunga tinggi individu akan mengurangi alat pembayaran berupa uang kas dan memperbanyak surat berharga.

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 56 Pokok teori: kekayaan seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 56 Pokok teori: kekayaan seseorang dapat diwujudkan dalam bentuk uang kas dan obligasi. Uang kas tidak menghasilkan apa-apa, sedangkan obligasi dapat menghasilkan pendapatan yang berupa bunga serta perubahan harga obligasi sebagai akibat terjadinya perubahan tingkat bunga Perumusan formula: P = A/r Dimana: P = Harga obligasi A = nilai dari bunga yang diterima pemegang obligasi r = tingka bunga

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 57 - Jika e>0 individu akan mewujudkan kekayaannya dalam

Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi 57 - Jika e>0 individu akan mewujudkan kekayaannya dalam bentuk obligasi - e < 0 mewujudkan kekayaannnya dalam bentuk uang kas

Teori Permintaan Uang Friedman 58 � Friedman menghidupkan kembali teori kuantitas uang kalsik dengan

Teori Permintaan Uang Friedman 58 � Friedman menghidupkan kembali teori kuantitas uang kalsik dengan membuat pernyataan bahwa teori kuantitas adalah teori permintaan uang, bukan teori tentang penentuan produk, pendapatan maupun harga. � Uang merupakan salah satu bentuk kekayaan, seperti halnya bentuk kekayaan yang lain (surat berharga, tanah, atau kepandaian) � Teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori permintaan akan barang konsumsi, sehingga permintaan uang kas tergantung pada: jumlaj total kekayaan, harga dan pendapatan dari berbagai bentuk kekayaan, dan selera dari pemilik kekayaan

Teori Permintaan Uang Friedman 59 � � � � Definisi kekayaan: segala sesuatu yang

Teori Permintaan Uang Friedman 59 � � � � Definisi kekayaan: segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pendapatan W = Y/r Dimana: W = kekayaan Y = aliran pendapatan r = tingkat bunga Friedman membagi kekayaan dalam lima kategori: Uang kas Obligasi Saham Kekayaan yang berbentuk fisik (tanah, mesin) Kekayaan yang berbentuk manusia (kecakapan/skill)

Teori Penawaran Uang Klasik Dalam teori penawaran uang klasik menganggap uang yang beredar tercipta

Teori Penawaran Uang Klasik Dalam teori penawaran uang klasik menganggap uang yang beredar tercipta seakan-akan perbankan tidak ada atau kalau ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penawaran uang. Teori yang paling sederhana adalah merupakan gambaran dari system standar emas, di mana emas merupakan satu-satunya alat pembayaran. Uang yang beredar atau yang di tawarkan di masyarakat dipengaruhi oleh naik turunnya persediaan emas yang ada ditangan masyarakat dan perdagangan luar negeri. Jumlah uang yang beredar turun apabila ada defisit neraca pembayaran dan jumlah uang beredar naik bila ada surplus neraca pembayaran.

Teori Penawaran Uang Klasik Dalam system moneter seperti diatas, uang beredar benar-benar ditentukan oleh

Teori Penawaran Uang Klasik Dalam system moneter seperti diatas, uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar. Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini bank sentral atau system perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya jumlah uang yang beredar. Keadaan ini terjadi secara otomatis, dimana tidak ada alasan lagi bagi pemerintah maupun otorita moneter untuk melakukan campur tangan di pasar uang. Penawaran uang akan bertambah atau berkurang tergantung kepada perilaku produsen emas.

Teori Penawaran Uang Keynes Sampai pada zaman Keynes, Teori Penawaran uang masih dalam bentuk

Teori Penawaran Uang Keynes Sampai pada zaman Keynes, Teori Penawaran uang masih dalam bentuk sederhana. Keynes sendiri kurang memberikan perhatian mengenai mekanisme atau proses terjadinya penambahan jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar dianggap langsung terjadi dipasar uang, atau dengan kata lain penawaran uang atau jumlah uang beredar langsung ditentukan oleh Otoritas Moneter. Dengan sendirinya prilaku jumlah uang beredar tidak dipengaruhi oleh suku bunga, akibatnya kurva penawara uang akan tegak lurus pada sumbu mendatar

Kurva Penawaran Uang Keynes i Money Supply 0 Money Supply (Ms)

Kurva Penawaran Uang Keynes i Money Supply 0 Money Supply (Ms)

Teori Penawaran Uang Setelah Keynes Menurut teori ini ada tiga pelaku dalam pasar uang

Teori Penawaran Uang Setelah Keynes Menurut teori ini ada tiga pelaku dalam pasar uang yaitu: Otoritas moneter, lembaga keuangan dan masyarakat. Otoritas moneter merupakan Suplier uang primer kepada masyarakat. Jadi sebenarnya pasar uang itu terbagi dua, yaitu: sub pasar uang primer dan sub pasar uang sekunder, yang masing mempunyai permintaaan dan penawaran. Hubungan kedua pasar ini sangat erat walaupun pasar primer lebih bersifat fundamental. Supply uang sekunder (DD, TD, SD) adalah lembaga keuangan.

Makna Dan Peranan Kebijaksanaan Moneter Peranan kebijaksanaan moneter dalam menentukan jumlah uang beredar dapat

Makna Dan Peranan Kebijaksanaan Moneter Peranan kebijaksanaan moneter dalam menentukan jumlah uang beredar dapat dilihat dari persamaan berikut ini: 1 Δ M 1 = --------------- (Δ KG + Δ KP + Δ NFA) c+ r (1 – c)

Makna Dan Peranan Kebijaksanaan Moneter Kebijaksanaan itu dapat diarahkan untuk mempengaruhi nilai koefisien multiplier

Makna Dan Peranan Kebijaksanaan Moneter Kebijaksanaan itu dapat diarahkan untuk mempengaruhi nilai koefisien multiplier dari uang atau base money. Otorita moneter atau bank sentral lebih mudah mempengaruhi Base Money (BM) melalui: Kebijaksanaan pembiayaan anggaran pemerintah dan ini akan dapat mempengaruhi KG. Kebijaksanaan perkreditan Bank Sentral dan ini akan mempengaruhi KP (Pemberian kredit likuiditas atau kredit langsung). Kebijaksanaan yang menyangkut hubungan perdagangan dan aliran modal dengan luar negeri dan ini akan mempengaruhi NFA, seperti contoh adanya kebijaksanaan Penanaman Modal Asing, Kebijaksanaan Kurs, devisa atau bea masuk pada impor. Dengan demikian prilaku otoritas moneter atau bank sentral dalam menentukan jumlah uang beredar adalah melalui kebijaksanaan untuk mempengaruhi base money (BM).

Kebijaksanan Moneter adalah tindakan pemerintah untuk mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan melalui pasar uang,

Kebijaksanan Moneter adalah tindakan pemerintah untuk mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan melalui pasar uang, dan secara khusus tindakan makro pemerintah dengan cara mempengaruhi proses penciptaan uang. Dalam hal ini pemerintah mempengaruhi jumlah daripada uang yang beredar yang selanjutnya dapat mempengaruhi tingkat bunga yang berlaku dipasar uang, dan pemerintah dapat melalui tingkat bunga ini pula mempengaruhi tingkat pengeluaran investasi, permintaan agregat, tingkat harga dan GDP Riil.

Kebijaksanan Moneter Pengaruh terhadap GDP biasanya baru dapat diketahui dalam kurun waktu satu tahun

Kebijaksanan Moneter Pengaruh terhadap GDP biasanya baru dapat diketahui dalam kurun waktu satu tahun dan pengaruhnya terhadap neraca pembayaran serta tingkat inflasi dalam kurun waktu satu atau beberapa bulan kemudian. Oleh sebab itu dibutuhkan variabel-variabel ekonomi yang berfungsi menjembatani antar pelaksanaan piranti dengan hasil kebijaksanaan moneter

Kebijaksanan Moneter �Variabel-variabel yang dapat digunakan sebagai target kebijaksanaan moneter adalah: Uang primer/Base money/Uang

Kebijaksanan Moneter �Variabel-variabel yang dapat digunakan sebagai target kebijaksanaan moneter adalah: Uang primer/Base money/Uang Inti Tingkat suku bunga jangka pendek. Transaksi Devisa �Sedangkan variabel-variabel yang digunakan sebagai indikator: Jumlah Uang Beredar (M 1, M 2) Tingkat Suku Bunga Deposito Tingkat suku bunga pinjaman

Kebijaksanan Moneter � Syarat untuk dapat dijadikan variaber target adalah bahwa perubahan variable target

Kebijaksanan Moneter � Syarat untuk dapat dijadikan variaber target adalah bahwa perubahan variable target sangat dipengaruhi oleh pemakaian piranti kebijaksanaan moneter dan pengaruh dimaksud dapat diamati dalam waktu yang relative pendek. � Sedangkan syarat-syarat untuk variable yang dijadikan indicator adalah: 1. Perubahan variable indicator dipengaruhi oleh variable target. 2. Perubahan variable indicator berpengaruh kepada tujuan akhir dari kebijaksanaan moneter. � Tujuan akhir dari kebijaksanaan moneter suatu Negara adalah untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, neraca pembayaran yang seimbang, serta pengendalian inflasi dan kestabilan moneter. Kestabilan moneter akan tercapai antar lain dengan dicapainya tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang memadai.

Konsep Dasar Analisis IS-LM • Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran Klasik dengan Keynes,

Konsep Dasar Analisis IS-LM • Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai sintesis Klasik. Keynesian, atau sintesis Neo Klasik-Keynesian. • Teori Klasik yg digunakan adalah keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai kondisi keseimbangan (market ekuilibrium). • Teori Keynes yg digunakan adalah fungsi uang sebagai alat transaksi dan spekulasi. • Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral dan seperti pandangan Klasik dan pasar akan tetap mampu mencapai keseimbangan.

Konsep Dasar Analisis IS-LM Prinsip umum: Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar barang-jasa

Konsep Dasar Analisis IS-LM Prinsip umum: Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar barang-jasa dan pasar uangmodal secara simultan berada dalam keseimbangan (I = S dan L = M). Secara grafis hal ini tercapai ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM (IS = LM) • Karena alat analisisnya sangat sederhana , kurva ISLM sampai saat ini merupakan alat analisis kebijakan ekonomi makro yg penting.

Konsep Dasar Analisis IS Keseimbangan pasar barang-jasa tercapai jika: • Penawaran barang dan jasa

Konsep Dasar Analisis IS Keseimbangan pasar barang-jasa tercapai jika: • Penawaran barang dan jasa (aggregate supply) telah sama dengan permintaannya (aggregate demand). • Tingkat tabungan (saving) yg mewakili sisi AS telah sama dengan investasi (investment) yg mewakili sisi AD. Kondisi ini digambarkan oleh sebuah kurva yg disebut kurva IS (IS curve), dimana investment = saving (I = S).

Konsep Dasar Analisis LM Keseimbangan pasar uang-modal tercapai jika: • Permintaan uang (liquidity preference

Konsep Dasar Analisis LM Keseimbangan pasar uang-modal tercapai jika: • Permintaan uang (liquidity preference - L) telah sama dengan penawaran uang (money supply - M). Secara grafis, kondisi ini digambarkan oleh sebuah kurva yg disebut kurva LM (LM curve), dimana permintaan uang = penawaran uang (L = M).

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama dengan penawaran. 2. Fungsi uang adalah sebagai alat transaksi & spekulasi, MD = Mt + Msp MD = total permintaan uang, Mt = motif transaksi, Msp = Motif spekulasi. Permintaan uang selanjutnya dinotasikan L. Penawaran uang (jumlah uang beredar) dinotasikan M. 1.

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM 3. Berlaku Hukum Walras: Jika dalam perekonomian terdapat sejumlah n

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM 3. Berlaku Hukum Walras: Jika dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar dan sebanyak n-1 pasar telah mencapai keseimbangan, maka pasar ke n pastilah telah mencapai keseimbangan. Artinya jika pasar barang –jasa dan pasar uangmodal telah berada dalam keseimbangan, maka pasar TK juga telah mencapai keseimbangan.

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM 4. Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Pengeluaran Agregat AE = C

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM 4. Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Pengeluaran Agregat AE = C + I + G, misal sektor pemerintah sementara diabaikan dulu maka AE = C + I. Perekonomian tertutup menyebabkan total penghasilan (total produksi) yang tidak dikonsumsi, ditabung di dalam negeri � Y = C + S. 5. Model IS-LM merupakan model komparatif statis, artinya mengabaikan dimensi perubahan dari waktu ke waktu. Sehingga analisis yg dilakukan adalah perubahan dari satu kondisi keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.

Keseimbangan Pasar Barang-Jasa: Kurva IS Keseimbangan pasar barang-jasa akan tercapai jika: total produksi =

Keseimbangan Pasar Barang-Jasa: Kurva IS Keseimbangan pasar barang-jasa akan tercapai jika: total produksi = total pengeluaran Y = AE C + S = C + I Jadi keseimbangan pasar barang-jasa tercapai jika S = I Krn tabungan dipengaruhi tingkat pendapatan, S = f(Y) Investasi dipengaruhi oleh tingkat bunga, I = f(r) Maka tingkat bunga (r) dapat dikombinasikan dengan pendapatan ekuilibrium (Y), yang memungkinkan pasar barang jasa berada dalam keseimbangan, yang digambarkan dalam bentuk kurva IS.

Keseimbangan Pasar Barang-Jasa: Kurva IS Jadi kurva IS merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara

Keseimbangan Pasar Barang-Jasa: Kurva IS Jadi kurva IS merupakan kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan pendapatan nasional yang memungkinkan pasar barang dan jasa berada dalam keseimbangan.

Pergeseran Kurva IS Pada Perekonomian 2 Sektor PADA PEREKONOMIAN 2 SEKTOR • Perubahan yang

Pergeseran Kurva IS Pada Perekonomian 2 Sektor PADA PEREKONOMIAN 2 SEKTOR • Perubahan yang otonom dalam pengeluaran menyebabkan adanya pergeseran yang sejajar dari kurva IS. • Karena skedul IS merupakan skedul pendapatan ekuilibrium, maka besarnya pergeseran kurva IS ditentukan oleh perubahan otonom dalam pengeluaran dan oleh nilai angka pengganda pengeluaran. • Jika investasi otonomus semakin besar, kurva I bergeser ke kanan, yg menyebabkan kurva IS juga bergeser ke kanan. • Jika investasi otonomus semakin kecil, kuva I bergeser ke kiri, sehingga kurva IS juga bergeser ke kiri.

Pergeseran Kurva IS Pada Perekonomian 2 Sektor • Perubahan yang otonom dalam pengeluaran menyebabkan

Pergeseran Kurva IS Pada Perekonomian 2 Sektor • Perubahan yang otonom dalam pengeluaran menyebabkan adanya pergeseran yang sejajar dari kurva IS. • Karena skedul IS merupakan skedul pendapatan ekuilibrium, maka besarnya pergeseran kurva IS ditentukan oleh perubahan otonom dalam pengeluaran dan oleh nilai angka pengganda pengeluaran. • Jika terjadi kenaikan otonom dalam investasi, kurva I bergeser ke kanan, yg menyebabkan skedul IS juga bergeser ke kanan sebesar ke. ΔI. • Jika terjadi kenaikan yang otonom dalam konsumsi, maka tabungan akan turun, sehingga kurva IS bergeser ke kanan sebesar ke. ΔC.

Pergeseran Kurva IS Pada Perekonomian 3 Sektor • Kurva IS untuk model perekonomian 3

Pergeseran Kurva IS Pada Perekonomian 3 Sektor • Kurva IS untuk model perekonomian 3 sektor bergeser karena perubahan dalam pengeluaran otonom dan pajak, sedangkan besarnya pergeseran tersebut tergantung pada besarnya perubahan otonom dan angka pengganda. • Jika diketahui pada skedul pendapatan ekuilibrium IS 0, terjadi kenaikan otonom dalam pengeluaran pemerintah sebesar ΔG , maka skedul IS akan bergeser ke kanan sebesar ke. ΔG.

Neraca Pembayaran �Neraca Pembayaran (balance of payments) adalah suatu sistem akuntansi yang mencatat seluruh

Neraca Pembayaran �Neraca Pembayaran (balance of payments) adalah suatu sistem akuntansi yang mencatat seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk dari negara-negara lain selama kurun waktu tertentu. �Transaksi meliputi ekspor dan impor bara / jasa, arus modal yang keluar dan masuk, hibah dan pembayaran tranfer lain , dan perubahan cadangan devisa suatu negara.

Neraca Pembayaran �Neraca Pembayaran suatu negara sangat penting karena mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel

Neraca Pembayaran �Neraca Pembayaran suatu negara sangat penting karena mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel ekonomi makro lain seperti pendapatan nasional (GNP), kesempatan kerja, inflasi, kurs dan tingkat harga. �Neraca pembayara membantu dalam meramalkan potensi pasar suatu negara, terutama dalam jangka pendek. �Neraca pembayaran merupakan indikator penting adanya tekanan terhadap kurs suatu negara. �Negara yang mengalami defisit neraca pembayaran terus menerus dapat merupakan petunjuk akan terjadinya kontrol terhadap pergerakan modal pada suatu hari.

Anatomi Neraca Pembayaran �Neraca Pembayaran dalam melakukan pencatatan menggunakan model tata buku double-entry bookkeepping

Anatomi Neraca Pembayaran �Neraca Pembayaran dalam melakukan pencatatan menggunakan model tata buku double-entry bookkeepping (setiap transaksi dicatat baik pada sisi debet dan kredit sehingga BOP sisi debet dan kredit nilainya sama). �Defisit dalam neraca pembayaran adalah “bila pengeluaran luar negeri yang dilakukan penduduk suatu negara melebihi jumlah penghasilan atau penerimaan yang diterima oleh penduduk negara itu”. �Surplus neraca pembayaran adalah “bila suatu negara lebih banyak menerima daripada mengeluarkan dalam transaksi luar negerinya”.

Dua Bagian Neraca Pembayaran �Rekening Transakasi Berjalan (current account), yang mencatat seluruh transaksi barang

Dua Bagian Neraca Pembayaran �Rekening Transakasi Berjalan (current account), yang mencatat seluruh transaksi barang dan jasa. Rekening transaksi berjalan ada 3 bagian, yaitu : - neraca perdagangan (balance of trade). - neraca jasa (service balance). - neraca transaksi unilateral.

Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Rekening Berjalan: �Laju inflasi �Pendapatan nasional �Nilai tukar mata uang

Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Rekening Berjalan: �Laju inflasi �Pendapatan nasional �Nilai tukar mata uang �Restriksi pemerintah

Dua Bagian Neraca Pembayaran Rekening Modal (capital account), yang menunjukkan aliran modal finansial, baik

Dua Bagian Neraca Pembayaran Rekening Modal (capital account), yang menunjukkan aliran modal finansial, baik yang langsung diperdagangkan maupun untuk membayar barang dan jasa. Transaksi dalam rekening modal ada 4, yaitu : - investasi portofolio - investasi jangka pendek - investasi asing langsung di mana terdapat kontrol manajemen baik parsial maupun penuh. - pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah

Sejarah Perkembangan Neraca Pembayaran Di Indonesia �Neraca perdaganga Indonesia selalu surplus dari tahun ketahun,

Sejarah Perkembangan Neraca Pembayaran Di Indonesia �Neraca perdaganga Indonesia selalu surplus dari tahun ketahun, artinya ekspor barang lebih banyak dibanding impor barang. �Neraca transaksi berjalan umumnya defisit (kecuali tahun 1979/90 dan 1980/81) akibat defisit pada transaksi jasa, artinya ekspor jasa lebih kecil dibanding impor jasa. �Neraca modal umumnya positif (surplus) berarti arus modal asing yang masuk ke Indonesia lebih banyak dibanding arus modal yang keluar.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan 1. Inflasi domestik Bila inflasi suatu negara nail relatif

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan 1. Inflasi domestik Bila inflasi suatu negara nail relatif terhadap partner dagang utamanya, umumnya keseibangan transaksi berjalannya menurun. 2. Pendapatan domestik Bila pendapatan siap pakai suatu negara meningkat dalam prosentase yang lebih tinggi dibanding partner dagang utamanya, keseibangan transaksi berjalan umumnya menurun.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan 1. Kurs valuta asing Bila mata uang suatu negara

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Transaksi Berjalan 1. Kurs valuta asing Bila mata uang suatu negara mulai mengalami apresiasi relatif terhadap partner dagang utamanya, keseibangan transaksi berjalan biasanya menurun. 2. Restriksi pemerintah Pemerintah pusat dapat mempengaruhi keseimbangan transaksi berjalannya dengan mengenakan bea masuk maupun kuota terhadap barang-barang produksi luar negeri.

Rekening Modal � Bila rekening modal mengalami surplus berarti terjadi arus modal neto yang

Rekening Modal � Bila rekening modal mengalami surplus berarti terjadi arus modal neto yang masuk (net capital inflows) ke dalam negara tersebut. � Rekening modal yang defisit artinya terdapat aliran modal neto yang keluar atau negara tersebut secara keseluruhan membeli asset finansial luar negeri, atau meminjamkan ke luar negeri. � Faktor–faktor kunci yang mempengaruhi keseibangan rekening modal : 1. Suatu negara dapat mengenakan pajak penghasilan khusus terhadap investor asing yang melakukan investasi di negara tersebut. 2. Liberalisasi atas kontrol terhadap aliran modal internasional secara bertahap. 3. Antisipasi pergerakan kurs vala oleh para investor surat berharga.

Hubungan Antara Neraca Pembayaran Dan Kurs (X-M) + (CI-CO) + FXB = BOP, dimana

Hubungan Antara Neraca Pembayaran Dan Kurs (X-M) + (CI-CO) + FXB = BOP, dimana �(X-M) adalah neraca transaksi berjalan, yang merupakan selisih antara ekspor (X) dan impor (M) barang dan jasa. �(CI-CO) adalah neraca transaksi modal yang merupakan selisih antara capital inflows (CI) dan capital outflows (CO). �FXB adalah cadangan devisa negara tersebut. �BOP adalah neraca pembayaran.

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Tetap �Dalam sistem kurs tetap adalah tugas dan tagung jawab

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Tetap �Dalam sistem kurs tetap adalah tugas dan tagung jawab pemerintah, untuk menjaga agar BOP sama dengan nol. �Bila jumlah neraca transaksi berjalan dengan neraca modal yang tidak sama dengan nol, pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan intervensi dalam pasar valas dengan menggunakan cadangan devisa yang dimilikinya.

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Tetap �Bila jumlah neraca transaksi berjalan dan neraca modal >

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Tetap �Bila jumlah neraca transaksi berjalan dan neraca modal > 0, ini menunjukkan adanya kelebihan permintaan terhadap mata uang domestik. �Bila jumlah neraca transaksi berjalan dan neraca jasa adalah negatif (terjadi kelebihan penawaran mata uang domestik di pasar dunia), pemerintah harus melakukan intervensi dengan membeli mata uang domestik dengan cadangan mata uang asing dan emasnya.

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Mengambang �Dalam sistem kurs mengambang bebas, pemerintah syatu negara tidak

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Mengambang �Dalam sistem kurs mengambang bebas, pemerintah syatu negara tidak perlu campur tangan dalam pasar valas karena kurs suatu mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar. �Bila neraca transaksi berjalan dan neraca modal ≠ 0, maka secara otomatis akan mengubah kurs valas menuju kearah yang diperlukan agar BOP = 0.

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Mengambang �Dalam sistem kurs mengambang terkendali, penentuan kurs setiap hari

Penyesuaian Dalam Sistem Kurs Mengambang �Dalam sistem kurs mengambang terkendali, penentuan kurs setiap hari diserahkan kepada mekanisme pasar tetapi pemerintah seringkali merasa perlu untuk mengambil tindakan untuk menjaga kurs pada nilai yang dikehendaki. �Pemerintah biasanya berupaya agar penilaian pasar mengenai suatu kurs mata uang berubah dengan mempengaruhi motivasi aktivitas pasar dan buka lewat intervensi langsung dari pasar valas. �Dengan mengubah suku bunga relatif, sehingga mempengaruhi penentuan kurs secara fundamental. �Bila suatu negara hendak mempertahankan nilai mata uangnya, ia dapat menaikkan suku bunga domestiknya untuk menarik modal dari luar negeri.

Kebutuhan Bank Sentral 3 (tiga) alasan utama : Pada tataran makro : 1. Kestabilan

Kebutuhan Bank Sentral 3 (tiga) alasan utama : Pada tataran makro : 1. Kestabilan Harga Pada tataran mikro : 2. Regulator dan Banker’s Bank 3. Sistem Pembayaran Bank Sentral : � Diperlukan sebagai lembaga yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter terutama untuk mengatur dan mengendalikan peredaran uang dalam perekonomian � Diperlukan untuk mengatur dan mengawasi perbankan agar aktivitasnya dapat berkembang sehat, berjalan lancar dapat mendorong kegiatan ekonomi � Diperlukan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 98

Institutional Reform And Good Governance Membentuk Bank Sentral Modern 1. 2. 3. 4. 5.

Institutional Reform And Good Governance Membentuk Bank Sentral Modern 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perubahan struktural serta globalisasi ekonomi dan keuangan Meluasnya demokratisasi sistem sosial politik di banyak negara Sistem ekonomi yang dianut Berkembangnya peran, tugas, dan tantangan bank sentral Teori dan kebijakan bank sentral yang terus berkembang : reformasi Bank Sentral Penyempurnaan undang-undang Bank Sentral Reformasi kelembagaan dan penguatan good governance Bank Sentral Modern adalah Bank sentral yang : § Bertujuan tunggal, yaitu stabilitas harga § Fokus pada tugas-tugas tertentu misal pengendalian moneter, perbankan dan sistem pembayaran § Independen dari pemerintah dengan suatu mekanisme koordinasi § Tuntutan penguatan akuntabilitas dan transparansi 99

Arti dan Pentingnya Independensi Pengertian Independensi Bank Sentral Independensi didefinisikan sebagai kebebasan dari pengaruh,

Arti dan Pentingnya Independensi Pengertian Independensi Bank Sentral Independensi didefinisikan sebagai kebebasan dari pengaruh, instruksi/pengarahan, atau kontrol dari pihak lain. Meyer (2000) mengartikan independensi bank sentral sebagai kebebasan dari pengaruh, instruksi/pengarahan, atau kontrol, baik dari badan eksekutif maupun badan legislatif Fraser (1994) mendefinisikan independensi bank sentral sebagai kebebasan bank sentral untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari pertimbangan-pertimbangan politik.

Arti dan Pentingnya Independensi Mengapa Penting ? Terkait dengan pencapaian tujuan akhir bank sentral,

Arti dan Pentingnya Independensi Mengapa Penting ? Terkait dengan pencapaian tujuan akhir bank sentral, yang pada dasarnya adalah menjaga kestabilan harga dalam jangka panjang. Oleh karena itu, agar bank sentral tidak diminta untuk membiayai defisit anggaran belanja pemerintah, maka dianjurkan bank sentral yang otonom (David Ricardo, 1824) Independensi Dikaitkan dengan Inflasi Pertimbangan teoritis atas dasar perbandingan tingkat independensi bank sentral beberapa negara, terdapat korelasi yang negatif antara tingkat independensi dengan tingkat inflasi. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa bank sentral yang independen menurunkan resiko variability inflasi (lihat A. Alesina & L. H. Summers, 1993) 101

Arti dan Pentingnya Independensi Dikaitkan dengan Pertumbuhan Ekonomi Hasil penelitian (Alesina & Summers, 1993)

Arti dan Pentingnya Independensi Dikaitkan dengan Pertumbuhan Ekonomi Hasil penelitian (Alesina & Summers, 1993) menunjukkan korelasi yang positif/negatif (inconclusive) antara tingkat independensi dengan pertumbuhan ekonomi maupun dengan growth variability Kedua temuan tersebut mendorong studi yang terus dilakukan mengenai korelasi antara tingkat independensi bank sentral dengan kinerja perekonomian negara yang bersangkutan 102

Jenis Independensi 1. Studi dan evaluasi terhadap independensi bank sentral dilakukan dengan mengobservasi hal-hal

Jenis Independensi 1. Studi dan evaluasi terhadap independensi bank sentral dilakukan dengan mengobservasi hal-hal yang terkait dengan institusional, goal, functional/instrument, organizational/personnel dan financial/budget independence 2. Institutional Independence Status bank sentral sebagai institusi yang terpisah khususnya dari eksekutif/pemerintah, dan juga terpisah dari kekuasaan legislatif. 3. Goal Independence Bank sentral yang memiliki kewenangan untuk menetapkan target atas tujuan akhir (misal: inflasi) 103

Jenis Independensi 4. Functional / Instrument Independence Bank sentral memiliki kewenangan untuk secara bebas

Jenis Independensi 4. Functional / Instrument Independence Bank sentral memiliki kewenangan untuk secara bebas menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter (target operasional) dalam mencapai tujuan/target akhir 5. Organizational / Personnel Independence Komposisi personel dari organisasi bank sentral dan mekanisme pengangkatan serta pemberhentian pejabat bank sentral yang tidak terkait dengan pemerintah. Organizational independence juga tercermin pada kebebasan pejabat bank sentral dalam mengakomodir/menolak instruksi pemerintah. 6. Pemberhentian pejabat bank sentral yang bukan dikarenakan oleh “serious misconduct” atau karena “insufficient performance”, dikategorikan sebagai bank sentral yang tidak memiliki personnel independence. 104

Jenis Independensi 7. Financial/Budget Independence Bank sentral yang dapat mengelola anggaran dan aset kekayaannya

Jenis Independensi 7. Financial/Budget Independence Bank sentral yang dapat mengelola anggaran dan aset kekayaannya tanpa persetujuan parlemen. Keseluruhan independensi bank sentral terefleksi pada : 1. Landasan hukum 2. Struktur kelembagaan 3. Perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan 4. Implementasi kebijakan 105

Mengukur Independensi Pengukuran independensi bank sentral antara lain dilakukan oleh Cukierman (1992), serta Grilli,

Mengukur Independensi Pengukuran independensi bank sentral antara lain dilakukan oleh Cukierman (1992), serta Grilli, Mascianso dan Tabellini (1991) yang menggunakan ukuran “political independence” dan “economic independence” Yang dimaksud dengan “political independence” adalah keleluasaan bank sentral dalam menerapkan kebijakan tanpa pengaruh dari pemerintah, yang diukur dengan beberapa indikator, seperti : a. Apakah Gubernur atau anggota Dewan Gubernur lainnya diangkat oleh pemerintah; b. Masa jabatan Gubernur dan anggota Dewan Gubernur lainnya ; c. Apakah terdapat wakil pemerintah yang duduk di Dewan Gubernur; d. Apakah keputusan kebijakan moneter memerlukan persetujuan pemerintah ; e. Apakah tujuan mencapai kestabilan harga secara eksplisit dimuat dan merupakan bagian penting dalam undang-undang bank sentralnya. 106

Mengukur Independensi Yang dimaksud dengan “economic independence” adalah keleluasaan bank sentral untuk menggunakan instrumen-instrumen

Mengukur Independensi Yang dimaksud dengan “economic independence” adalah keleluasaan bank sentral untuk menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter tanpa pembatasan (Grilli, Mascianso dan Tabellini, 1991). Dalam pelaksanaan kebijakan moneter, dievaluasi sejauh mana bank sentral dapat diminta oleh pemerintah untuk membiayai defisit fiskal (quasi fiscal). Masing-masing indikator tersebut diberi indeks. Semakin besar total indeksnya, semakin tinggi tingkat independensinya (lebih jauh baca Alberto Alesina dan Lawrence H. Summers, 1993, serta F. X. Sugiyono dan Ascarya, 2003) 107

Korelasi Independensi Bank Sentral dengan Laju Inflasi Pendapat yang semula berkembang adalah bank sentral

Korelasi Independensi Bank Sentral dengan Laju Inflasi Pendapat yang semula berkembang adalah bank sentral yang independen akan lebih mudah mencapai tingkat inflasi yang rendah dan dengan demikian mempermudah pencapaian kestabilan harga (RCK Burdekin, C. Wlih, Borg, 1992) Kemudian berkembang pula pendapat bahwa bank sentral yang independen juga akan lebih mudah menghadapi masalah yang timbul akibat “time inconsistency” terkait dengan “discretionary policies” oleh pemerintah (F. Kydland E. Prescott, 1977). Hal ini karena komitmen bank sentral yang independen untuk mencapai tujuan akhir (inflasi) dapat mencegah timbulnya masalah tersebut. 108

Korelasi Independensi Bank Sentral dengan Laju Inflasi ? Berbagai studi empiris menunjukkan hasil yang

Korelasi Independensi Bank Sentral dengan Laju Inflasi ? Berbagai studi empiris menunjukkan hasil yang belum conclusive mengenai korelasi bank sentral yang independen dengan laju inflasi. Gejala korelasi negatif mendorong perdebatan yang terus berlangsung mengenai pentingnya independensi bank sentral Di lain pihak, hasil studi dan praktek menunjukkan bahwa monetary dicipline yang terkait dengan independensi bank sentral dapat menurunkan tingkat dan variability inflasi. Sehingga kecenderungan untuk menjadikan bank sentral yang lebih independen tetap bergulir. 109

Independensi Bank Indonesia 1. Institutional Independence Disebut legal independence (lembaga negara yang independen) sesuai

Independensi Bank Indonesia 1. Institutional Independence Disebut legal independence (lembaga negara yang independen) sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

Independensi Bank Indonesia 2. Goal Independence Sesuai dengan Amandemen Undang-undang Bank Indonesia, target inflasi

Independensi Bank Indonesia 2. Goal Independence Sesuai dengan Amandemen Undang-undang Bank Indonesia, target inflasi ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia 3. Instrument Independence BI diberikan kewenangan untuk menetapkan instrumen kebijakan moneter untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan, dg mempertimbangkan dampaknya thd perkembangan ekonomi dan keuangan. 4. Personnel Independence Pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas BI (psl. 9) 5. Budget Independence Biaya pelaksanaan kebijakan moneter independen, sementara biaya operasional harus mendapat persetujuan DPR

Pengertian Akuntabilitas dan Transparansi Bank Sentral Akuntabilitas : Pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang dipaparkan

Pengertian Akuntabilitas dan Transparansi Bank Sentral Akuntabilitas : Pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang dipaparkan secara transparan agar semua kebijakan dapat diketahui oleh para pihak yang berkepentingan (Poole, 2001) Transparansi : Pengungkapan informasi kepada publik secara akurat, termasuk segala informasi yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar dalam rangka membentuk opini selengkap mungkin mengenai kebijakan yang ditempuh oleh bank sentral (Poole, 2003) 112

Pengertian Akuntabilitas dan Transparansi Bank Sentral Perlu bagi bank sentral untuk mengimbangi pemberian independensi

Pengertian Akuntabilitas dan Transparansi Bank Sentral Perlu bagi bank sentral untuk mengimbangi pemberian independensi yang lebih besar: 1. Merupakan salah satu penerapan prinsip good governance yang sedang menjadi sorotan komunitas internasional. 2. Bervariasi dari satu bank sentral ke bank sentral lain, tergantung tatanan politik dan UU yang melandasinya, selain tentunya terkait dengan sistem ekonomi yang dianut. 3. Akuntabilitas biasanya dipertanggungjawabkan kepada publik. Ada juga yang dipertanggungjawabkan kepada parlemen/wakil rakyat melalui rapat kerja dan atau penilaian kinerja. 113

Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang

Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, Akuntabilitas kepada DPR dan publik secara langsung. Audit Kinerja 1. Penyampaian laporan tertulis tentang pelaksanaan tugas dan wewenang secara tahunan dan triwulanan kepada DPR, Pemerintah, dan masyarakat (melalui media massa). 2. laporan tersebut digunakan DPR sebagai bahan evaluasi/penilaian tahunan terhadap kinerja Dewan Gubernur dan BI sejalan dengan fungsi pengawasan yang diemban oleh DPR. 3. DPR dapat meminta penjelasan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenangnya, termasuk penilaian kinerja BI 114

Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia Audit Anggaran - Keuangan 1. Penyampaian anggaran operasinal untuk

Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia Audit Anggaran - Keuangan 1. Penyampaian anggaran operasinal untuk mendapatkan persetujuan DPR dan penyampaian anggaran kebijakan secara khusus kepada DPR 2. Pemeriksaan keuangan oleh BPK dan penyampaian laporannya kepada DPR sbg bahan untuk evaluasi kinerja keuangan BI. 3. Penyampaian lapran keuangan tahunan ke masyarakat (melalui media massa). Pengawasan Lainnya Pembentukan Badan Supervisi untuk membantu DPR melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu. 115

Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia Transparansi BI semakin dituntut dalam UU No. 23 Tahun

Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia Transparansi BI semakin dituntut dalam UU No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, serta berkembangnya demokratisasi di Indonesia: 1. Penyampaian informasi kepada masyarakat luas pada setiap awal tahun, mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan tahun sebelumnya, serta rencana kebijakan dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. 2. Komunikasi scr berkala atas keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) baik melalui press release maupun press conference. 3. Penerbitan berbagai publikasi seperti Tinjauan Kebijakan Moneter Bulanan, Perkembangan Ekonomi dan Moneter Triwulanan, dan Laporan Tahunan. Juga statistik dan hasil-hasil penelitian. 4. Penyampaian laporan triwulanan dan tahunan kepada Pemerintah sebagai informasi. 5. Diskusi dan program sosialisasi lainnya dengan pakar, dunia usaha, perbankan, dan media di Pusat dan daerah. 116