EKONOMI MANAJERIAL Aplikasi Teori Ekonomi Mikro dan Pengambilan
EKONOMI MANAJERIAL Aplikasi Teori Ekonomi (Mikro) dan Pengambilan Keputusan managerial dalam Dunia Bisnis
Bab I. Pendahuluan 1. Definisi • Ekonomi manajerial merupakan aplikasi teori ekonomi dalam manajemen perusahaan dalam rangka untuk pengambilan keputusan ditingkat manajer perusahaan. • Teori ekonomi dalam pengertian diatas terutama ditekankan pada konsep-konsep teori ekonomi mikro, yaitu teori ekonomi yang mengkaji perilaku individu dalam perekonomian, yaitu perilaku konsumen individual, perilaku produsen individual, pemilik sumber daya individual dan pasar untuk produk tertentu.
2. Konsep dan Peran Ekonomi Manajerial Bagi Manajemen Decision Problems ● Product Price and Output ● Advertising Media and Intensity ● Make or buy ● Labor Hiring and Training ● Production Technique ● Investment and Financing ● Inventory Level Economic Concepts Framework for Decisions ● Theory of Cunsumer Behavior ● Theory of the Firm ●Theory of Market Structure and Pricing Decision Sciences Tool and Techniques of Analysis ● Numerical Analysis ● Statiscial Estimation ● Forecasting ● Game Theory ● Optimization Manjerial Economics Use of Economic Concepts and Decision Science Methodology to Solve Managerial Decision Problems Optimal Solutions to managerial Decision problems
3. Topik-topik Keputusan dalam Ekonomi Manajerial • Bagaimana perilaku konsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibeli? • Bagaimana perusahaan menggunakan tenaga kerja, modal dan input lainnya dalam proses produksi yang meminimumkan biaya ? • Bagaimana perusahaan menetapkan harga dengan memperhatikan situasi pasar yang dihadapi ? • Bagaimana perusahaan melakukan investasi yang efektif ? • Bagaimana perusahaan mengantisipasi resiko yang dihadapi ?
4. EKONOMI MANAJERIAL dan ILMU PENGAMBILAN KEPUTUSAN Ilmu ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam menganalisis masalah pengambilan keputusan (PK) managerial. Ilmu PK memberikan seperangkat alat dalam pembentukan model-model PK , menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan alternatif dan meevaluasi hasil yang diperoleh dari model-model tersebut. Dalam EM banyak menggunakan teknik-teknik optimasi, termasuk kalkulus diyang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuaan perusahaan yang telah ditetapkan. Sementara perangkat statistik digunakan untuk mengestimasi hubungan antara variabel-variabel penting dalam masalah PK tersebut. Contoh: Perusahaan ingin mencapai suatu nilai optimal (maksimal atau minimal). Misalnya, jika nilai yang dimaksud adalah laba, maka laba maksimal akan dicapai manakala selisih antara penerimaan dan pengeluaran biayanya adalah terbesar, atau jika penerimaan marjinal sama besarnya dengan biaya marjinalnya. Melalui ketiga pendekatan ketiga model tersebut tujuan optimasi yang hendak dicapai dapat dipecahkan.
5. LANGKAH-LANGKAH PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pada umumnya proses pengambilan keputusan terdiri dari lima (5) langkah, yaitu : • Merumuskan tujuan dan masalah • Mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah • Mengidentifikasi kemungkinan kejadian untuk variabel-variabel tak terkendali • Mengukur hasil alternatif pemecahan masalah • Memilih ukuran atau kriteria keputusan dan melaksanakan keputusan
6. Tipe Keputusan dan Kriteria Keputusan 6. 1. Tipe Keputusan • Keputusan deterministik • Keputusan dalam ketidakpastian • Keputusan dengan resiko
• Keputusan deterministik adalah keputusan dimana pengambil keputusan memiliki informasi yang lengkap dan akurat untuk mengambil kepustusan dengan hasil yang pasti. Disini hanya ada satu solusi. • Keputusan dalam keadaan ketidakpastian adalah model keputusan dimana pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang lengkap sehingga ia tidak mengetahui secara pasti peristiwa ( hasil ) yang akan terjadi. Keadaan demikian merupakan situasi yang paling sulit bagi manajer untuk mengambil keputusan. Model keputusan dalam ketidak pastian dapat dibedakan dalam dua tipe , yaitu : (1) Model non probabilitas , yaitu apabila manajer tidak memiliki estimasi yang pasti akan tertjadinya berbagai macam probabilitas. (2) model probabilitas, yaitu apabila manajer dapat menentukan peluang terjadinya berbagai macam peristiwa. Keadaan seperti ini diseburt model keputusandengan resiko.
6. 2. Kriteria Keputusan Untuk kasus ketidak pastian non probabilitas terdiri dari kriteria maximax, maximin, dan minimax (konsep penyesalan terkecil), dan untuk kasus ketidakpastian probabilitas menggunakan pendekatan tingkat resiko terkecil.
• • Contoh : 1. Keputusan Deterministik Seorang mahasiswa yang memiliki anggaran rutin per-minggu dituangkan dalam pers ma matik sbb: AR = p 1 X 1 +p 2 X 2 + p 3 X 3 +p 4 X 4 di mana : p 1 = harga X 1 =7000/lt; p 2= harga makan=10. 000 p 3 = harga rokok =7500/bungkus , p 4 = harga tiket 3000 /kali. X 1= jumlah pembelian bensin/mg (4 lt ) X 2=frekuensi pembelian makan /mg (20 kali) X 3= jumlah bungkus rokok dibeli/mg (6 kali) X 4= frekuensi nonton film /mg ( 1 kali) Hasil keput AR = 7000(4) + 10000(20) +7500(6) +3000(1) =276. 000 2. Keput Ketidak pastian Non Probabilitas Seorang pengusaha jasa transportasi bermaksud untuk memilih alat transportasi bus, minibus, atau station wagon sebagai armada transportasi yang digunakan. Pendapatan bersih ( pay off ) yang akan diperoleh dari masing –masing trayek nya adalah sbb:
1. Kasus Non Probabilitas 1) Pay off (000 rupiah) Kriteria Keputusan Armada Trayek A Trayek B Trayek C Trayek D Bus 200 (10) 190 (0) Minibus 190 (20) 100 (9 0) St. Wagon 210 (0) 160 (30) Maximax Maximin Minima x 210 (10) 210 190** 10 *** 150 (50) 160 (60) 190 100 90 180 (10) 220 (0) 220 * 160 30
2. Kasus dengan Probabilitas 2) Pay off (000 Rp) Armada Trayek A Trayek B Trayek C Trayek D EPV Bus 200 190 210 40 + 66, 5 + 57 + 31, 5 = 195* Minibus 190 100 150 160 38 + 35 + 45 + 24 = 142 St. Wagon 220 160 180 220 42 + 56 + 54 + 33 = 185 Prob. 0, 20 0, 35 0, 30 0, 15 Pada contoh diatas, keputusan pemilihan armada hanya berdasakan pada nilai harapan (EPV) yang terbesar tanpa pertimbangan ukuran nilai risikonya. sehingga nilai akurasi keputusannya belum akurat.
6. 3 Pengukuran Resiko Dalam mengambil keputusan seorang manajer yang tidak menyukai resiko harus melakukan pemilihan alternatif yang terbaik berdasarkan nilai resiko yang dihadapi. Ada tiga cara pengukuran resiko , yaitu berdasarkan kriteria (1) nilai standar deviasi, (2) nilai koefisien variasi, (3) ekuivalensi kepastian. 1. Kriteria nilai standar deviasi (SD) menyatakan bahwa proyek yang baik atau aman adalah proyek yang cash flow hasil yang diterima memiliki standar deviasi ( SD) yang terkecil di antara proyek – lainnya. Rumus SD : 2. Kriteria kedua berdasarkan nilai kovar terkecil.
3. Kriteria ketiga berdasarkan koefisien alfa (α) terbesar, dimana: Contoh terhadap ketiga kriteria ukuran resiko di atas, sbb: Dimisalkan seorang investor dihadapkan pada dua jenis pilihan proyek investasi, katakan proyek A dan proyek B. Hasil yang diperoleh dari kedua proyek ttersebut akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang akan terjadi di tahun mendatang, yaitu perekonomian maju, perekonomian normal, dan perekonomian lesu. • Peluang terjadinya kondisi perekonomian, serta hasil investasi yang akan diperoleh masing-masaing proyek investasi tersebut dinyatakan dalam tabel berikut:
Proyek A B Pendapatan Kondisi Ekonomi Prob. Maju 0, 25 600 Normal 0, 50 500 Lesu 0, 25 400 Maju 0, 25 800 Normal 0, 10 500 Lesu 0, 25 200 Investasi ($)
Ad 1. Penerapan kriteria SD terkecil: Proyek A Kondisi Pi[Xi - Prob hasil (Xi) E(x) Xi - E(x) Maju 0, 25 600 150 10. 000 250 Normal 0, 50 500 250 0 Lesu 0, 25 400 100 -100 10. 000 250 Ekon. [Xi - E(x)]2 ∑E(x) = Var(A) = 500 SD =
• Proyek B Kondisi [Xi - Pi[Xi - E(x)]2 Prob hasil (Xi) E(x) Xi - E(x) Maju 0, 25 800 200 300 90. 000 22. 500 Normal 0, 50 500 250 0 Lesu 0, 25 200 50 -300 90. 000 22. 500 Ekon. ∑E(x) = Var(B) = 500 45. 000
• Berdasarkan kriteria nilai SD, maka proyek A lebih baik dari proyek B. Secara visual performan kedua proyek tsb dapat digambarkan sbb.
• Ad B. Kriteria Covar. Dari hasil diatas, diperoleh covar (A) = = 0, 0447 atau 4, 47% dari nilai harapannya. atau 4, 42% dari nilai harapannya. Implikasinya proyek A lebih baik daripada proyek B. • Ad C. Kriteria ekuivalensi kepastian Pada gambar diatas, ekuivalen kepastian bagi proyek A dapat dihitung sebagai αA = αB = karena αA > αB maka proyek A lebih baik dari proyek B.
BAB II
TEORI PERUSAHAAN I. DEFINISI Perusahaan adalah suatu institusi yang selain sebagai lembaga bisnis yang menjalankan fungsi ekonomi juga sebagai lembaga yang menjalankan fungsi sosial. Karena itu lembaga ini memiliki tujuan untuk meraih keuntungan, keuntungan yang menjadi orientasi lembaga dijadikan alat perjuangan untuk meraih tujuan lain sebagai lembaga sosial. Secara filosofis perusahaan menginginkan hidup dan tumbuh dalam jangka waktu sepanjang masa.
2. TUJUAN PERUSAHAAN • Tujuan Jangka Pendek Tujuan jangka pendek berorientasi pada laba, yaitu sisa lebih pendapatan terhadap biaya operasi. Laba merupakan jantung ekonomi perusahaan karena dengan laba kelangsungan hidup perusahaan terjaga. Dalam mencari laba perusahaan di tuntut untuk mampu bersaing dalam kualitas barang dan jasa, harga yang layak, produktifitas yang tinggi, dan lain-lain
• Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka panjang berkaitan dengan upaya memaksimumkan Net Worth, yaitu sisa lebih aset perusahaan (Kas, surat berharga, bangunan, dan tanah) terhadap hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang perusahaan.
Tujuan Maksimisasi Nilai Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk tercapainya maksimisasi nilai perusahaan. Maksimisasi nilai perusahaan dilakukan dengan cara memenuhi kepentingan dan kepuasan bagi steakholder yaitu para pemilik perusahaan, para manajer, dan karyawan, para pemasok sumberdaya, para konsumen, pemerintah, dan masyarakat umum, serta lingkungan sekitar. Maksimisasi nilai perusahaan ini terjabarkan dalam maksimisasi laba yang dihimpun sepanjang kurun waktu.
Secara konseptual maksimisasi nilai perusahaan dapat dirumuskan seperti berikut : Net Present Value of coorporate ∑ π/(1+r)n = ∑ TR-TC/(1+r)n Cara mencari profit (π) π = TR – TC TR = total revenue = total sales = price x quantity output TC = total cost, terdiri dari : • Biaya pengolahan yang meliputi biaya variabel dan biaya tetap • Biaya penjualan dan administrasi umum, yang meliputi pengeluaran variabel dan pengeluaran tetap.
3. PENGERTIAN LABA • Laba perusahaan, adalah sisa lebih dari penerimaan total dan biaya total perusahaan yang dinyatakan secara explisit. • Laba ekonomi, adalah sisa bersih dari penerimaan total dan biaya total perusahaan baik secara explisit maupun implisit. Biaya implisit adalah nilai masukan milik perusahaan yang digunakan oleh perusahaan sendiri serta biaya-biaya alternatif lainnya.
Contoh : Total revenue (sales) = 60 unit x 1000 = Less cost of goods sold : Variabel manufacturing costs 20. 000 Fixed manufacturing costs 5. 000 Gross margin Less salling & GAE Variabel expenses Fixed expenses Net Income (Business profit) Less Implisit rental income Implisit salary income Implisit interest income Economic profit 10. 000 5. 000 1. 300 60 60. 000 25. 000 35. 000 15. 000 20. 000 2. 360 17. 640
• Laba ekonomi selanjutnya dapat dibedakan dalam laba ekonomi friksional, laba ekonomi monopolis, laba ekonomi inovatif dan laba ekonomi kompensasi.
4. KUNCI SUKSESNYA TUJUAN PERUSAHAAN Didirikannya perusahaan pasti dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan yang hendak dicapai. Pada umumnya tujuan perusahaan tersebut adalah : - profit oriented, - kesejahteraan pemilik sumberdaya ekonomi, - kesempatan kerja penuh, - pertumbuhan, - dan lain-lain.
Bertolak pada tujuan global perusahaan tersebut, untuk mencapainya harus dilakukan melalui prinsip alokasi sumberdaya secara optimal. Hal ini dicapai dengan memperhatikan semua pemilik sumberdaya yang dilibatkan oleh perusahaan. Ini berarti perusahaan harus sadar diri sebagai subsistem dari sistem sosial dimana perusahaan itu berada. Artinya perusahaan dapat hidup dan tumbuh karena terdukung oleh lingkungan sosialnya. Karenanya perusahaan harus dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkunan sosial dimana perusahaan itu berada. Selanjutnya para pemilik sumberdaya yang menerima manfaat sosial ekonomi dari perusahaan harus memberikan dukungan kuat terhadap perusahaan. Dengan demikian terjadi ikatan kuat antara perusahaan dengan masyarakat pemilik sumber daya di lingkungannya.
Bertolak pada hubungan timbal balik antara perusahaan dan masyarakat dalam lingkungan perusahaan, kunci suksesnya tujuan perusahaan dapat dipetakan dalam suatu peta sbb : Sumber daya ekonomi Manaj. Perusahaan Masyarakat Profit Oriented Stake Holders Stake holders terdiri dari pemilik perusahaan (stock holders), pemasok SDE, konsumen, eksekutif perusahaan, karyawan, pemerintah, masyarakat.
5. Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Manajer • Dua faktor lingkungan penting terdiri: - Lingkungan internal - Lingkungan eksternal Lingkungan internal diklasifikasi dalam faktor keunggulan (kekuatan) dan faktor kekurangan (kelemahan) yang dimiliki perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur kelompok peluang yang menguntungkan perusahaan, dan unsur-unsur kelompok tantangan yang merupakan faktor hambatan bagi perusaahaan.
Kedua faktor lingkungan yang terdiri dari Unsurunsur kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan ( tantangan ) dikritisi dengan analisis SWOT untuk menetapkan strategi kebijakan perusahaan sebagai bentuk keputusan manajemen yang dipilih. Faktor lingkungan internal ini terdiri dari para karyawan , para pemegang saham, kreditor, para pembeli, dan lain-lain. Faktor lingkungan eksternal, terdiri dari pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, dan faktor lain yang berada diluar pengaruh perusahaan.
6. TEKNIK OPTIMASI SEBAGAI ALAT MANAJER Konsep Kalkulus Diferensial Sebagai Pendekatan Teknik Optimasi Dalam teori ekonomi hubungan antar variabel dinyatakan dalam persamaan matematik yang disebut fungsi untuk menunjukkan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebasnya.
Hampir semua hubungan ekonomi menggunakan 2 variable atau lebih. Contoh hubungan 2 variable adalah Q = f(P) dan hubungan lebih dari 2 variable Q = f(P, A). Kondisi optimum pada contoh pertama diperoleh dari: Sementara pada contoh kedua posisi optimum diperoleh dari
• Bagaimana Mencari Optimasi Laba ? Laba merupakan selisih bersih dari penerimaan total ( TR) dengan biaya total (TC) nya. Laba dapat dinotasikan sebagai π = TR – TC. Misalkan : P= 41, 5 – 1, 1 Q, maka(TR = 41, 5 Q – 1, 1 Q 2 ) TC = 150 + 10 Q – 0, 5 Q 2 + 0, 02 Q 3 Sehingga π = TR-TC = 41, 5 Q – 1, 1 Q 2 – (150 + 10 Q - 0, 5 Q 2 + 0, 02 Q 3) = 41, 5 Q – 1, 1 Q 2 – 150 -10 Q +0, 5 Q 2 – 0, 02 Q 3 = -0, 02 Q 3 – 0, 6 Q 2 + 31, 5 Q – 150 Untuk mendapatkan π maksimum syaratnya : (1) Turunan pertama fungsi π = 0 (2) Turunan kedua tidak nol
Pada syarat yang pertama : d π/d. Q = -0, 06 Q 2 – 1, 2 Q + 31, 5 = 0 Dan menggunakan rumus ABC diperoleh : Q 1 = -35 (tidak mungkin) Q 2 = 15 Jadi laba (π) maksimum dicapai pada tingkat Q = 15 Pada syarat kedua : d 2 π/ d. Q 2 = -1, 2 – 0, 12 Q Dengan memasukkan Q = 15 pada hasil turunan kedua, diperoleh -1, 2 – 0, 12 (15) = -3 (tidak nol)
Pada hubungan ekonomi lebih dari 2 variabel sering dijumpai kondisi optimum dengan kendala sbb. Maksimumkan TC = 3 X 2+ 6 Y 2 + XY Dengan kendala X + Y = 20 1. Solusi Kendala Dengan Teknik Substitusi Karena X + Y= 20, maka X =20 – Y. Dengan mensubstitusikan persamaan kendala ke dalam fungsi tujuan, maka: TC = 3(20 Y)2 + 6 Y 2 + 20(20 -Y)Y TC = 1200 – 140 Y + 10 Y 2
2. Solusi dengan Angka Pengkali Lagrange Solusi optimasi terkendala dengan teknik Lagrange dilakukan dengan menggabung fungsi tujuan dengan persyaratan kendala sbb: LTC = 3 x 2 + 6 y 2 – xy + λ(20 – x – y). . . (1) (LTC ini didefinisikan sebagai fungsi Lagrange untuk optimasi terkendala). Proses optimasi tujuan adalah sbb: . . . (2). . . . (3). . . . . (4)
Dari pers. (2) dan (3) diperoleh: λ = 6 x – y λ = 12 y – x diperoleh 7 x – 13 y = 0. . . . (5) Dari pers. (4) dan (5) diperoleh: 20 – x – y = 0 7 140 – 7 x – 7 y = 0 7 x – 13 y = 0 140 – 20 y = 0 y = 7 dan x = 20 - 7 = 13
BAB III Teori Konsumsi
TEORI PRILAKU KONSUMEN Teori guna sebagai basis Teori konsumsi Dalam teori konsumsi dikenal dua teori, yaitu teori guna cardinal dan teori guna ordinal. 1. Teori guna Cardinal Pada teori ini, nilai suatu produk dapat dinilai dengan guna (utilitas)yang dapat diukur secvara cardinal. Misalnya suatu produk mempunyai suatu nilai guna sebanyak 100 guna( util). Produk lain mempunyai nilai sebanyak 50 guna (util). Demikian pula untuk produk yang lain. Teori demikian disebut teori dengan pendekatan guna. (marginal utility) t
Teori guna ordinal Pada teori guna ordinal, tingkat guna suatu produk hanya dapat dinyatakan lebih besar, sama gunanya, ( indiferen), atau lebih kecil gunanya dibanding produk lain. Teori ini disebut teori dengan pendekata indiferen. Dalam pendekatan teori cardinal, seorang konsumen dianggap mengkonsumsi kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimum. Untuk memaksimumkan kepuasannya konsumen akan mengkokepuasan marginal barang Y dibagi harga baran Y. nsumsi /meminta barang sedemikian rupa sehingga kepuasan marginal dari barang X dibagi harga barang X sama dengan kepuasan marginal barang Y dibagi harga barang Y. (1) (2) A = X. PX + Py. Y
2. Pendekatan Kurva Indiferen Kurvaindiferenadalahkurvayangmenunjukkantempat kedudukan titik-titik kombinasi dua barang yang dikonsumsi yang memberikan kepuasan yang sama besarnya. Asumsi-asumsi yang digunakan: 1. Rasionalitas, artinya konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan 2. Konsumen mempunyai skala preferensi 3. Marginal Rate of Substitution(MRS) menurun. MRS adalah jumlah suatu produk yang dapat diganti oleh produk lainnya pada nilai guna yang sama. 4. Peringkat transitif 5. Konsumen akan mengkonsumsi lebih banyak.
3. Sifat-sifat kurva indifferen • Kurva indifferen yang lebih tinggi akan lebih disukai dari pada letak kurva yang lebih rendah • Slope dari kurva indefferen selalu negatif • Kurva indifferen tidak pernah bertemu dan juga tidak pernah berpotongan • Kurva indifferen berbentuk cembung kearah titik asal
4. Batas Anggaran • Batas anggaran adalah pendapatan total atau kekayaan yang dimiliki konsumen untuk dibelanjakan pada barang-barang dan jasa pada suatu periode tertentu. • Bentuk fungsi anggaran yang dibelanjakan pada dua macam barang dapat ditulis sebagai: A = Px. X + Py. Y
Kepuasan konsumen yang maksimum dicapai pada kondisi : (1) mx / my = derajat kemiringan di suatu titik kurva indiferensi. px / py = derajat kemiringan garis anggaran (2) A = X. PX + Py. Y
5. Price consumption curve
6. Pemisahan Price Effect kedalam Income Effect dan Substitution Effect Menurut hukum permintaan, jika harga barang x turun, maka kuantitas barang x yang diminta akan meningkat. Fenomena ini disebut efek harga. Namun, efek harga ini terdiri dari efek substitusi dan efek income. Bagaimana pemisahan kedua efek tersebut, dapat diikuti pada
Y A 2 1 3 Q 1 Q 3 Q 2 Efek harga = Q 1 Q 2 Efek Subsitusi = Q 1 Q 3 Efek income = Q 3 Q 2 (Versi Hicks) B 1 B 3 B 2 X
Y A 1 Q 1 3 Q 3 Efek harga = Q 1 Q 2 Efek Subsitusi = Q 1 Q 3 Efek income = Q 3 Q 2 (Versi Slutsky) 2 Q 2 B 1 B 3 B 2 X
7. Income consumption curve
BAB IV PERMINTAAN PASAR
1. ANALISIS PERMINTAAN PASAR • Permintaan Pasar permintaan diartikan sebagai jumlah unit barang dan jasa yang akan dibeli oleh para konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. • permintaan pasar biasanya disebut sebagai suatu kekuatan dalam sistem ekonomi, sebab dengan penadapatan tertentu, para pelanggan mengharapkan dapat membelanjakan uangnya hingga tingkat utilitas yang maksimum.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Variabel-variabel independent pada fungsi permintaan meliputi : • Harga, (ingat hukum permintaan : “jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta berkurang dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang diminta akan naik”). • Harga dari barang lain (barang substitusi dan barang komplementer), • Pendapatan konsumen • Iklan dan usaha promosi, • Selera konsumen, dan • Faktor-faktor lain seperti iklim, jumlah penduduk, jenis kelamin, dan lain-lain Variabel-variabeel tersebut dapat dikategorikan dalam 4 bagian, yaitu : Strategi(harga , iklan, promosi), Konsumen ( pendapatan, selera), saingan ( harga barang lain) , lain-lain ( jumlah penduduk, perat pemerintah , dll)
3. Model matematis persamaan fungsi permintaan • Q x = + b 1 P x + b 2 P y + b 3 A x + b 4 A y + b 5 I + b 6 T dimana Px = harga barang X, Py=harga barang Y, Ax dan Ay= pengel adv barang X dan barang Y, sedengkan I dan T masing-masing pendapatan konsumen dan selera konsumen. • Model tersebut dibentuk dari persamaan perkalian sbb: Qx = αPxb 1 Pyb 2 Axb 3 Ayb 4 Ib 5 Tb 6
4. Kurva permintaan
5. Perubahan jumlah barang yg diminta vs. perubahan permintaan
6. HUBUNGAN ANTARA HARGA, TOTAL REVENUE DAN MARGINAL REVENUE • Marginal revenue dapat didefinisikan sebagai perubahan pada total revenue dari hasil pertambahan satu unit pada kuantitas permintaan.
Kurva D, TR & MR TRx = Px. Qx Px = a + b. Qx TRx = a. Qx + b. Qx 2 MRx = a + 2 b. Qx
7. ELASTISITAS HARGA DARI PERMINTAAN Elastisitas harga dari permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam kuantitas permintaan dibagi dengan persentase perubahan harga yang menyebabkan perubahan dalam kuantitas permintaan.
Hubungan antara Elastisitas Harga dan Total Revenue
Elastisitas pendapatan dan elastisitas silang • Elastisitas pendapatan didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas permintaan dibagi dengan persentase perubahan pada pendapatan konsumen, ceteris peribus. • elastisitas silang didefinisikan sebagai persentase atau perubahan dalam kuantitas permintaan dari produk X dibagi dengan persentase atau proporsional perubahan dalam harga dari beberapa produk Y
8. ESTIMASI FUNGSI PERMINTAAN • Estimasi permintaan merupakan proses menentukan nilai-nilai masa kini bagi koefisien -koefisien fungsi permintaan untuk produk tertentu. • Peramalan permintaan diartikan sebagai proses menentukan nilai-nilai permintaan untuk periode waktu yang akan datang.
Persamaan fungsi permintaan Q = α + β 1 P + β 2 A + β 3 Y + … + β 5 N • Fungsi permintaan tersebut di atas dapat dibaca sebagai : jumlah barang yang diminta (Q) akan berubah (meningkat atau menurun) jika terjadi perubahan pada variabel harga (P), advertensi (A), pendapatan konsumen (Y), harga produk lain (T) atau faktor lain (N).
Contoh ilustrasi mengestimasi fungsi permintaan • Perusahaan sepatu sandal Varia ingin memperkenalkan produk sandal baru dan ingin menaksir kurve permintaan bagi sandal baru tersebut. • Untuk maksud tersebut perusahaan mengadakan wawancara terhadap 1000 konsumen potensial yang berbelanja produk yang sifatnya sama. Masing-masing responden disediakan pertanyaan dengan 6 alternatif jawaban pada 5 tingkat harga. Responden hanya dimungkinkan untuk memilih satu jawaban dari enam alternatif jawaban tersebut. • Pertanyaan yang diajukan misalnya demikian : – Jika sepatu baru ditawarkan pada tingkat harga alternatip: 9 rb, 8 rb, 7 rb 6 rb dan 5 rb, bagaimana tanggapan anda ? Apakah saudara benar-benar akan membelinya ? Jawaban alternatif pada masing tingkat harga adalah : a) Sama sekali tidak b) Rasanya tidak c) Mungkin beli d) Rasanya mau beli e) Sangat minat untuk belisu f) Pasti beli.
Contoh ilustrasi mengestimasi fungsi permintaan • Probabilitas untuk pembelian nyata atas produk sandal tersebut untuk setiap jawaban adalah: 0, 0 untuk jawaban (a); 0, 2 untuk jawaban (b); 0, 4 untuk jawaban (c); 0, 6 untuk jawaban (d); 0, 8 untuk jawaban (e); dan 1, 0 untuk jawaban (f). • Dari wawancara yang dilakukan diperoleh ringkasan jawaban, seperti pada tabel berikut ini:
Contoh ilustrasi mengestimasi fungsi permintaan
Estimasi fungsi permintaan via regression analysis
ESTIMASI PARAMETER REGRESI
ESTIMASI PARAMETER REGRESI
BAB V
1. FUNGSI PRODUKSI Dan KURVA BIAYA • PENGERTIAN PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI Produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menciptakan guna baik guna waktu, bentuk maupun tempat dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. • Fungsi produksi adalah suatu schedule atau tabel atau persamaan matematis yang menggambarkan jumlah out put maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu, dan pada tingkat teknologi tertentu.
Bentuk fungsi produksi • Bentuk fungsi produksi biasanya diformulasikan sebagai berikut : Q = f(X 1, X 2, X 3, … Xn) disederhanakan menjadi : Q = f(K, L) • Keterangan : Q K L = kuantitas jumlah out put yang dihasilkan = merupakan input tetap misalnya kapital = merupakan input variabel mislanya tenaga kerja.
The Law of Diminishing Return “Bila faktor produksi ditambah terus menerus, sedang jumlah faktor produksi tertentu tetap jumlahnya, maka mulai titik tertentu marginal product (MP) dari faktor produksi variabel tersebut semakin kecil”.
Hubungan antara TP & TVC Antara kurva produksi total dengan kurva biaya total aktual sama-sama melihat hubungan antara out put dengan input yang dipergunakan, hanya saja pada kurva biaya total aktual, inputnya telah diubah dalam bentuk biaya yaitu dengan mengalikan input yang dipergunakan dengan harga input per unit, dan sisi pandangnya melihat jumlah biaya yang dikeluarkan (TVC) untuk setiap out put yang dihasilkan.
Average Variabel and Marginal Cost • Biaya rata-rata aktual (Average Variable Cost = AVC) adalah total aktual cost dibagi dengan setiap tingkat out put. • Biaya marginal (marginal cost = MC) adalah perubahan total biaya akibat berubahnya satu unit out put.
2. Cost of production
Shut down point • Perusahaan akan rugi bila SAC > P > AVC. Untuk mengatasi keadaan ini perusahaan lebih baik mengurangi jumlah produksinya pada saat SAC > P > AVC daripada menghentikan usahanya. • Pada saat TR > TVC perusahaan akan menawarkan produknya tetapi apabila TR < TVC perusahaan tidak akan berproduksi.
Kurva-kurva Biaya Dalam Jangka Panjang • Long run Average cost (LAC) adalah kurva yang menunjukkan biaya yang dikeluarkan dalam berproduksi untuk setiap tingkat out put ketika semua input variabel. • Kurva LAC sering disebut “anvelope curve” dari seluruh kurva jangka pendek.
Hubungan long run Marginal costs dan kurva biaya yang lain
Isoquant • Isoquant: adalah sebuat kurve yang menunjukkan semua kombinasi faktor produksi yang mungkin yang sevara fisik dapat menghasilkan sejumlah oupt put tertentu. • Ada tiga hal yang menjadi ketentuan dalam isoquant yaitu : 1. Kurvenya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. 2. Kurva-kurvanya tidak berpotongan. 3. Bentuk kurvanya cembung kearah titik origin.
Isoquant curve
The marginal rate of technical substitution (MRTS)
Isocost • Isocost : adalah garis tempat kedudukan kombinasi input yang memberikan total pengeluaran dana yang sama. • Rumus : E = K. Pk + L. P 1 • Keterangan : E = Expenditure atau pengeluaran dalam satuan uang tertentu. Pk dan P 1 = Harga kapital dan tenaga kerja • Persamaan diatas dapat diubah :
Expansion path • Expantion path adalah tempat kedudukan yang menghubungkan antara bermacam-macam isoquant dan isocosts yang masing mempunyai biaya yang paling minimal dan mencapai tingkat ouput tertentu. • Kombinasi input akan optimal pada saat :
FAKTOR SUBSTITUSI DARI PERUBAHAN FAKTOR HARGA
BAB VI
1. KONSEP BIAYA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSEP BIAYA • Seperti diketahui fungsi biaya produksi merupakan pencerminan dari fungsi produksi. Jika dalam teori produksi kita mengenal periode produksi jangka pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi kita juga mengenal biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang. • Dalam pengambilan keputusan di dunia bisnis kadang-kadang sulit memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. • Untuk hal itu biasanya data yang digunakan diperoleh bukan dari para ahli ekonomi tetati dari para akuntan, atau bagian pembukuan suatu perusahaan. Data yang ada mungkin sudah memadai, tetapi karena data itu dibuat untuk tujuan yang berbeda-beda maka data tersebut tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan perusahaan untuk analisis pengambilan keputusan.
KONSEP EKONOMI VS. AKUNTANSI DARI BIAYA DAN KEUNTUNGAN • Berikut ini akan dikemukakan mengenai perbedaan konsep biaya versi ekonomi dan versi akuntansi, sebagai berikut. – Biaya langsung dan biaya tidak langsung Dalam kaitannya dengan produksi barang tertentu, di bedakan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang berkait langsung dengan barang yang dihasilkan, seperti bahan mentah, tenaga kerja, dan mesin untuk menghasilkan produk tertentu.
Sedangkah biaya-biaya seperti biaya bahan bakar, biaya listrik, biaya administrasi, biaya kantor, penyusutan bangunan pabrik dan perkantoran “sulit” untuk dipastikan kaitannya secara langsung dengan produk tersebut. – Biaya eksplisit dan implisit Pencatatan akuntansi mencatat biaya yang sungguh dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu biaya yang harus dibayar perusahaan kepada pihak lain yang menyerahkan perlengkapan, bahan-bahan, dsb kepada perusahaan. Biaya seperti ini disebut biaya eksplisit. Sementara biaya implisit ialah biaya-biaya yang semestinya harus dibayarkan kepada faktor produksi milik perusahaan sendiri, seperti gaji bagi pemilik perusahaan, upah kepada keponakan yang membantu bekerja, sewa gedung milik sendiri yang dipakai untuk produksi, dsb.
– Biaya kesempatan dan biaya historis Biaya alternaltif / opportunity cost ialah nilai yang dapat diberikan pada faktor produksi dalam alternatif penggunaan yang terbaik. Biaya historis ialah biaya yang didasarkan pada nilai beli dari aset yang dipakai. – Biaya dan laba Laba menurut konsep akuntansi adalah nilai bersih dari penerimaan total dengan biaya yang sungguh-sungguh dikeluarkan perusahaan. Laba ini disebut dengan laba bisnis. Laba menurut konsep ekonomi adalah penerimaan total dikurangi dengan biaya-biaya eksplisit dan biaya implisit.
2. ANALISIS BIAYA INCREMENTAL • Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat dari adanya keputusan. • Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya suatu keputusan yang sedang dibuat, dan oleh karena itu biaya incremental bisa bersifat tetap (fixed) atau variabel. • Perlu juga diketahui bahwa biaya incremental tidak sama dengan biaya marjinal. Contoh: bila biaya untuk menghasilkan 10 unit produk sebesar Rp. 1. 000, (setiap unit biayanya Rp. 100, -) dan bila yang dihasilkan sebanyak 12 unit maka biaya marjinalnya sebesar Rp. 100, - dan biaya incremental sebesar Rp. 200, -.
3. ANALISIS KONTRIBUSI • Didalam melaksanakan analisis kontribusi dapat digunakan konsep biaya incremental dalam persoalan keputusan. • Kontribusi didefinisikan sebagai penghasilan incremental dari keputusan dikurangi biaya incremental dari keputusan tersebut.
• Contoh pemilihan proyek berdasarkan analisis kontribusi Pembangunan gedung Pemasangan AC Rp. 2. 700, - Rp. 3. 100, - Bahan Rp. 800, - Rp. 1. 000, - Tenaga kerja Rp. 700, - Rp. 800, - Overhead variabel Rp. 200, - Rp. 500, - Jumlah biaya inkrimental Rp. 1. 700, - Rp. 2. 300, - Kontribusi Rp. 1. 000, - Rp. 800, - Penerimaan inkrimental Biaya inkrimental Atas dasar analisis kontribusi itu, maka kita menyimpulkan bahwa proyek pembangunan gedung lebih menguntungkan daripada proyek pemasangan AC.
• Bandingkan dengan menggunakan analisis laba dalam pemilihan kedua proyek diatas Bangunan gedung Pemasangan AC Rp. 2. 700, - Rp. 3. 100, - Bahan Rp. 800, - Rp. 1. 000, - Tenaga kerja Rp. 700, - Rp. 800, - Overhead variabel Rp. 200, - Rp. 500, - Overhead tetap Rp. 500, - Rp. 200, - Jumlah biaya Rp. 2. 200, - Rp. 2. 500, - Laba Rp. 500, - Rp. 600, - Penerimaan Biaya Dari analisis laba ini, maka proyek pemasangan AC lebih menguntungkan.
4. ANALISIS PULANG POKOK • Analisis pulang-pokok atau sering juga disebut analisis kontribusi laba merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya, penerimaan dan laba. Analisis pulang pokok (sebagaimana dilukiskan pada gambar bawah) terbentuk dari sebuah kurva TC ( di sumbu datar ) dan penerimaan total (TR) ( di sumbu tegak). Volume output ditunjukkan oleh sumbu datar , sementara TR dan TC pada sumbu tegak. Karena biaya tetap (FC) konstan tanpa memandang berapa pun jumlah output yang dihasilkan, maka FC digambarkan sebagai garis yang mendatar. Biaya variabel (VC) pada setiap tingkat output digambarkan sebagai jarak antara kurva TC dan kurva FC. Kurva TR menunjukkan hubungan harga akan produk tersebut dan laba(rugi) padfa setiap tingkat output, ditunjukkan oleh jarak antara kurva TR dan kurva TC.
Analisis Pulang Pokok Linear • Dalam penerapan analisis pulang pokok, hubungan yang linear biasanya digunakan untuk menyederhanakan analisis. Dengan grafik pulang pokok linear memungkinkan seseorang memusatkan perhatiannya terhadap unsur-unsur pokok dari laba seperti: penjualan, biaya tetap (Fc), dan biaya variable (Vc).
Grafik Pulang Pokok Linear TR Laba TC BEP Rugi TFC Qe Rumus BEP = Q ->
5. ESTIMASI BIAYA • CARA ESTIMASI BIAYA • Estimasi biaya dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan usaha menemukan bentuk dan kedudukan kurva biaya suatu perusahaan. • Untuk maksud ini diperlukan pengetahuan tentang fungsi biaya jangka pendek dan fungsi biaya jangka panjang.
Teknik-teknik estimasi biaya jangka pendek 1. Simple Extrapolation 2. Gradient Analysis 3. Regresion analysis
7. PERAMALAN BIAYA • Peramalam biaya diperlukan apabila menyangkut keputusan tentang tigkat biaya pada periode yang akan datang, seperti untuk persoalan penyusunan kontrak, keputusan beli atau buat sendiri suatu produk, dan lain-lain. • Peramalan biaya untuk tingkat produksi yang berbeda-beda untuk periode yang akan datang memerlukan keterangan tentang perubahan efisiensi dalam proses produksi fisik ditambahn perubahan nilai pokok dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses.
ESTIMASI JANGKA PANJANG DENGAN LEARNING CURVE • Learning Curve adalah fungsi eksponensial sebagai berikut : SAC = a. Qb dimana : Q = volume produksi kumulatif a = biaya hipotesis dari unit pertama yang diproduksi b = (umunya negatif) adalah tingkat penutunan SAC sebagai akibat naiknya output • Bila persamaan di atas dibuat bentuk logaritma : Log SAC = Log a + b Log Q Kurve Learning ini menghubungkan biaya perunit dengan volume produksi kumulatip dari suatu produk tertentu.
• Kita berharap bahwa produktivitas input akan meningkat apabila input-input tersebut telah mempelajari proses produksi, sehingga biaya per-unit turun jika volume produksi meningkat. Biaya per-unit cenderung menurun dengan persentase yang relatif stabil setiap kali volume produksi kumulatif di gandakan. Tingkat learning ini adalah sekitar 20% Artinya, biaya unit turun kira-kira 20% setiap kali tingkat output kumulatif naik dengan faktor 2, 4, 8, 16, dst.
BAB VII
STRUKTUR PASAR DAN PENENTUAN HARGA • • • KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR Pasar persaingan sempurna, Pasar Persaingan Monopolis Pasar oligopoly dan Pasar monopoli.
1. Ciri-ciri Berbagai Pasar
2. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
3. Menentukan Harga dan Output Dalam Pasar Monopoly
Pembedaan Harga (Price Discrimination) Dalam Pasar Monopoli • Tujuan utama dalam diskriminasi harga adalah merampas sebagian atau seluruhnya Consumer Surplus. • Persyaratan Diskriminasi Harga adalah : – No Reselling Product (produk tersebut tidak dapat dijual kembali) – Elastisitas yang berbeda.
Penentuan Harga dan Output Dalam Persaingan Monopolistis
4. Penentuan Harga dan Output Dalam Oligopoli
Kepemimpinan Harga (Price Leadership) Ada tiga tipe dari kepemimpinan harga: • The Barometric Price Leader • The Low Cost Price Leader • The Dominant Firm Price Leader.
Memaksimalkan Penjualan Dimana Target Profit Minimum Tercapai • Pada tingkat output Q 1, profit maksimum dicapai, sedangkan pada tingkat Q 0 dan Q 2 adalah tingakat output dimana profit minimum sesuai target, tercapai. Oleh sebab itu penjualan maksimal dengan minimum profit target tercapai pada tingkat output Q 2.
BAB VIII
PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTEK • PENETAPAN HARGA: CERTAINTY VS. UNCERTAINTY • Teori penetapan harga seperti yang telah dibicarakan di bab sebelumnya, nerupakan penetapan harga dalam kondisi kepastian (certainty). Artinya kurve biaya dan permintaan telah diketahui dengan pasti sehingga harga ditetapkan dengan cara: P = = > MR = MC • Dalam dunia bisnis yang nyata, kondisi yang adalah penuh dengan ketidakpastian (uncertainty). Berarti kurve biaya dan permintaan tidak diketahui secara pasti. Oleh karena itu, apakah relavan menentukan harga dengan cara di atas?
Penetapan Harga Marginalis dalam Ketidakpastian 1. Penggunaan Hasil estimasi Kurve Permintaan dan Biaya Marginal. 2. Penggunaan Hasil Estimasi Elastisitas Harga dan Biaya Marginal 3. Penggunaan Hasil estimasi Biaya dan Penerimaan Inkremental.
“Rule-of -Thumb” Penetapan Harga • Prosedur “rule-of-thumb” ini merupakan jalan pintas dan lebih menghemat biaya. • Prosedur “rule-of-thumb” penetapan harga yang umum adalah MARK UP PRICING.
METODE PENETAPAN HARGA MARKUP (MARKUP PRICING) • Markup pricing seringkali juga disebut dengan costplus pricing adalah praktek penetapan harga dengan cara menambah persentase markup pada biaya langsung (biaya variabel rata-rata/ AVC) suatu produk. P = AVC + X% (AVC) di mana X adalah persentase markup yang dipilih.
Rekonsiliasi Markup dan Penetapan Marginalis
Apakah markup pricing akan memaksimalkan profit?
Contoh : misal E = -5
Penetapan Harga Markup dan Pergeseran Permintaan yang Isoelastis • pergeseran permintaan yang iso-elastis adalah pergeseran kurve permintaan yang tidak mengubah elastisitas harga permintaan. • Lihat gambar 11 -3 mengenai kecenderungan markup yang konstan pada pergeseran kurve permintaan yang isoelastis.
Penetapan Harga Markup dalam keadaan Inflasi • Dalam keadaan inflasi AVC akan naik dengan persentase yang sama dengan kenaikan markup.
PENETAPAN HARGA DALAM PASAR YANG MAPAN Ada 5 (lima) penetapan harga dalam pasar yang mapan, yaitu: 1. Price Potioning 2. Strategi Harga Lini Produk 3. Penetapan Harga untuk Menduga Kualitas 4. Penetapan Harga Paket 5. Penetapan Harga Promosi.
BAB IX
PENETAPAN HARGA PRODUK BARU • MERANCANG HARGA AWAL UNTUK PRODUK BARU • Penetapan harga awal untuk produk baru, pada umumnya menggunakan metode : – skimming – penetration • Harga skimming adalah merancang harga yang relatif tinggi. • Harga penetrasi, merancang harga relatif rendah, dengan maksud mancapai penetrasi pasar yang luas pada awalnya.
HARGA SKIMMING
Kondisi di mana penetapan harga skimming dipilih • Ada tiga kondisi di mana penetapan harga skimming dipilih untuk memaksimakan profit jangka panjang, yaitu : – Masuknya pesaing yang merupakan perusahaan pendatang yang substatial denganproduk yang sama. – Perusahaan mengharapkan hubungan yang positif antara pemilihan harga demean kualitas produk. – Jika permintaan produk tidak adapt diperkirakan melebihi jangka pendek, seperti masuknya pesaing, maka penetapan harga skimming akan memaksimalkan EPV.
Pergeseran Kurve Permintaan Perusahaan Innovating sesudah masuknya satu perusahaan.
- Slides: 133