EKONOMI ISLAM SYARIAH Oleh SONEDI Arsitektur Ekonomi Islam

  • Slides: 150
Download presentation
EKONOMI ISLAM (SYARIAH) Oleh : SONEDI

EKONOMI ISLAM (SYARIAH) Oleh : SONEDI

Arsitektur Ekonomi Islam Falah Kesejahteraan dunia dan akhirat Keadilan Keseimbangan Kemaslahatan Menghindari Riba Maysir

Arsitektur Ekonomi Islam Falah Kesejahteraan dunia dan akhirat Keadilan Keseimbangan Kemaslahatan Menghindari Riba Maysir Gharar Dzalim Haram Riil-finansial Risk-return Bisnis-sosial Material-spiritual Manfaat-lestari Iman/takwa Regenerasi Jiwa Harta Akal UKHUWAH SYARIAH AKHLAQ AQIDAH 2

1 Tujuan Al-Falah yaitu kesuksesan yang hakiki berupa tercapainya kebahagiaan dalam segi material dan

1 Tujuan Al-Falah yaitu kesuksesan yang hakiki berupa tercapainya kebahagiaan dalam segi material dan spiritual serta tercapainya kesejahteraan di dunia dan akhirat. Suatu kesuksesan dalam aspek material tidaklah menjadi sesuatu yang bermakna apabila mengakibatkan kerusakan dalam aspek kemanusiaan lainnya seperti persaudaraan dan moralitas.

Tiga Pilar Ekonomi Syariah adalah Keadilan, Keseimbangan dan Kemaslahatan yang tercermin dari aktifitas ekonomi

Tiga Pilar Ekonomi Syariah adalah Keadilan, Keseimbangan dan Kemaslahatan yang tercermin dari aktifitas ekonomi yang menghindari riba, maysir, gharar, dzalim dan haram, adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial, pengelolaan risk-return, aktivitas bisnis-sosial, aspek spiritualmaterial dan azas manfaatkelestarian lingkungan, serta melindungi keselamatan kehidupan beragama, proses regenarasi, perlindungan jiwa, harta daan akal. 3 Pilar

Fondasi Ekonomi Syariah: Ukhuwwah yang meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks persaudaraan universal untuk

Fondasi Ekonomi Syariah: Ukhuwwah yang meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks persaudaraan universal untuk mencapai kesuksesan bersama. 4 Fondas i Syariah yang membimbing aktivitas ekonomi sehingga sesuai dg kaidah-kaidah syariah. Akhlaq yang membimbing aktivitas ekonomi senantiasa mengedepankan moralitas sbg cara mencapai tujuan. Aqidah membentuk integritas yang membentuk good governance dan market discipline yang baik.

Perspektif Ekonomi Islam Level individu Konsep syariah mewarnai proses pembangunan sistem ekonomi mulai dari

Perspektif Ekonomi Islam Level individu Konsep syariah mewarnai proses pembangunan sistem ekonomi mulai dari tingkat dalam halprofesional dan Fathanah : mikro-ekonomi mendorong terbentuknya perilaku kompetenpreferensi untuk mempertahankan kualitas dan pembentukan pelaku. efisiensi operasi yang tinggi. Amanah : menciptakan disiplin dan komitmen yang akan meningkatkan akuntabilitas dan tingkat keandalan lembaga keuangan. Shidiq : menciptakan integritas dan konsistensi yang diharapkan dapat meningkatkan keamanan transaksi keuangan yang akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi. Tabligh : mewujudkan perilaku transparan dan komunikatif yang secara konstruktif akan mengurangi intensitas agency problem yang ada akibat asymmetric information. Nilai-nilai yang dibangun tentunya sangat sejalan dengan konsep Good Corporate Governance (GCG) dan market discipline yang telah menjadi semangat pengembangan sistem keuangan 6

Perspektif Ekonomi Islam Level makro Kerangka umum syariah dalam kegiatan ekonomi yang ditopang oleh

Perspektif Ekonomi Islam Level makro Kerangka umum syariah dalam kegiatan ekonomi yang ditopang oleh tiga pilar utama memberikan implikasi sbb: 1. Harta dalam ekonomi syariah memiliki peran yang efektif dalam memfasilitasi kegiatan investasi, perdagangan, dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. 2. Ekonomi syariah menekankan kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing economics). 3. Esensi pembatasan bentuk transaksi yang mengandung maysir melarang lembaga untuk terlibat dalam transaksi keuangan yang tidak memiliki kaitan yang jelas dengan sektor riil. 4. Orientasi kegiatan perdagangan dan investasi ditujukan pada hal-hal yang halal dan thayyib. 7

Perspektif Ekonomi Islam Level makro 5. Produk-produk keuangan/perbankan yang disusun mencitrakan tujuan ekonomi syariah

Perspektif Ekonomi Islam Level makro 5. Produk-produk keuangan/perbankan yang disusun mencitrakan tujuan ekonomi syariah yang telah ditetapkan. Produk-produk perbankan syariah secara garis besar dibagi dua yaitu yang bersifat profit motive dan yang bersifat social motive. Keduanya memiliki keterkaitan dan saling mendukung terutama sekali dalam melayani usaha mikro dan kecil. 6. Arah pengembangan perbankan syariah didasarkan pada tujuan yang lebih luas dimana perbankan syariah dapat memiliki akses ke arah sinergi yang lebih luas dengan lembaga keuangan syariah non bank lainnya. 8

SEJUMLAH TANTANGAN Seberapa jauh kesadaran ummat Ketersediaan SDM secara kuantitas dan kualitas pengetahuan dan

SEJUMLAH TANTANGAN Seberapa jauh kesadaran ummat Ketersediaan SDM secara kuantitas dan kualitas pengetahuan dan manajerial. Dukungan sistem yang tidak kondusif Globalisasi sebagai eufemisme kapitalisme global

SEJUMLAH TUGAS EKONOMI ISLAM Mempelajari perilaku aktual individu, kelompok, peusahaan, pasar dan pemerintah Menunjukkan

SEJUMLAH TUGAS EKONOMI ISLAM Mempelajari perilaku aktual individu, kelompok, peusahaan, pasar dan pemerintah Menunjukkan jenis perilaku yang dibutuhkan dalam merealisasikan tujuan Menjelaskan terjadinya perilaku menyimpang Memberi anjuran perilaku yang benar mendekati ideal

ANATOMI SISTEM EKONOMI ISLAM

ANATOMI SISTEM EKONOMI ISLAM

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Kapitalis Paradigma Materialisme Seluruh aktivitas ekonomi bernilai materi /

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Kapitalis Paradigma Materialisme Seluruh aktivitas ekonomi bernilai materi / bermanfaat boleh dilakukan Liberalisme ekonomi Ekonomi Islam Paradigma Syariah Seluruh aktivitas ekonomi berdasarkan syariah Islam Ekonomi Sosialis Paradigma Dialektika Seluruh aktivitas ekonomi mengikuti dialektika masyarakat yang ditetapkan negara Otoriterianisme negara

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas Universal,

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas Universal, tidak terkait ideologi tertentu Sistem Ekonomi Islam Pengaturan cara kepemilikan, pengelolaan distribusi kekayaan Terkait dengan Ideologi Islam dan diatur oleh Syariah Mengikat individu, masyarakat dan negara

POLITIK EKONOMI ISLAM Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan

POLITIK EKONOMI ISLAM Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan tiap orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya. 1. 2. 3. 4. Tercapai karena : Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu Tanggungan ahli warisnya Kewajiban Negara Kewajiban seluruh kaum muslimin

PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM 1 KEPEMILIKAN 3 Jenis Kepemilikan Individu Umum Negara DISTRIBUSI Cara

PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM 1 KEPEMILIKAN 3 Jenis Kepemilikan Individu Umum Negara DISTRIBUSI Cara Kepemilikan Halal Haram 2 PENGELOLAAN Pembelanjaan Halal Haram Pengembangan Halal Haram

PILAR EKONOMI ISLAM PENGELOLAAN KEPEMILIKAN K. INDIVIDU Ekonomi Privat Konsumsi K. NEGARA Ekonomi Negara

PILAR EKONOMI ISLAM PENGELOLAAN KEPEMILIKAN K. INDIVIDU Ekonomi Privat Konsumsi K. NEGARA Ekonomi Negara Produksi PERTANIAN Konsumsi K. UMUM KEPEMILIKAN PENGELOLA SEKTOR PENGELOLAAN PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN Pertanahan Jual Beli (al Bai’) (al Aradhi) dan Syarikah Industr &, Ketenagakerjaan BIDANG HUKUM

PERAN NEGARA Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu Menyusun dan menerapkan

PERAN NEGARA Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu Menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi Kebijakan Pertanian Kebijakan Industri Kebijakan Perdagangan Kebijakan Moneter Pengelolaan kepemilikan umum dan negara melalui baitul mal Menjaga mekanisme pasar Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi Menciptakan SDM unggul

PRINSIP EKONOMI ISLAM (METWALLY ) l l l l SUMBER DAYA DIPANDANG SEBAGAI AMANAH

PRINSIP EKONOMI ISLAM (METWALLY ) l l l l SUMBER DAYA DIPANDANG SEBAGAI AMANAH ALLAH MANUSIA HARUS MENGGUNAKAN DALAM KEGIATAN YANG BERMANFAAT BAGI DIRINYA DAN ORANG LAIN. KEPEMILIKAN PRIBADI DIAKUI DALAM BATAS TERTENTU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT DAN TIDAK MENGAKUI PENDAPATAN YANG TIDAK SAH BEKERJA ADALAH KEKUATAN PENGGERAK KEGIATAN EKONOMI ISLAM KEPEMILIKAN KEKAYAAN TIDAK BOLEH HANYA DIMILIKI OLEH SEGELINTIR ORANG KAYA DAN HARUS BERPERAN SEBAGAI KAPITAL PRODUKTIF YANG AKAN MENINGKATKAN PENDAPATAN NASONAL ISLAM MENJAMIN KEPEMILIKAN MASYARAKAT DAN PENGGUNAANNYA DIALOKASIKAN UNTUK KEPENTINGAN ORANG BANYAK SEORANG MUSLIM HARUS TUNDUK OLEH ALLAH DAN HARI PERTANGGUNGJAWABAN DI AKHIERAT AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR. ZAKAT HARUS DIBAYARKAN ATAS KEKAYAAN YANG TELAH MEMENUHI BATAS (NISAB). 2, 5 % UNTUK SEMUA KEKAYAAN TIDAK PRODUKTIF (UANG, DEPOSITO, EMAS, PERAK DAN PERMATA ) DAN 10 % DARI PENDAPATAN BERSIH INVESTASI. ISLAM MELARANG RIBA DALAM SEGALA BENTUK. (QS. 30: 39. 4: 160 -161, 3 -130 DAN 2 : 278 - 279 ).

KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ABDULLAH ABDUL HUSAIN AT-TARIQI (2004) l BERSUMBER DARI TUHAN al-Qur’an l

KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ABDULLAH ABDUL HUSAIN AT-TARIQI (2004) l BERSUMBER DARI TUHAN al-Qur’an l EKONOMI PERTENGAHAN DAN BERIMBANG : Ekonomi Islam memadukan pribadi dan kemaslahatan masyarakat dalam bentuk yang berimbang, memberikan hak negara untuk melakukan intervensi ekonomi, memperkuat posisi individu dan haknya dalam tanggungjawab sosial. l Ekonomi berkecukupan dan berkeadilan ekonomi ditujukan untuk kebutuhan dan kehormatan manusia l Ekonomi Pertumbuhan dan Barakah perputaran sektor riil/produksi AL-MAWSU’AH AL-ILMIYAH WA AL-AMALIYAH AS-ISLAMIYAH 1. Harta kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas harta 2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan moral 3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan 4. Keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum 5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam 6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian 7. Bimbingan konsumsi larangan kemewahan, belebihan 8. Petujunjuk investasi proyek yang halal, rezeki untuk anggota masyarakat, memberantas kekafiaran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan, menumbuh kembangkan harta, Melindungi kepentingan anggota masyarakat 9. Zakat 10. Larangan Riba

CIRI-CIRI EKONOMI ISLAM (Muhammad, 1992 ) l l l Kepemilikan bersifat relatif dan merupakan

CIRI-CIRI EKONOMI ISLAM (Muhammad, 1992 ) l l l Kepemilikan bersifat relatif dan merupakan titipan dari Allah yang harus dijaga, dizakati , diwariskan kepada sanak keluarga dan wakaf Dapat dijadikan modal berdasar profit sharing, tidak diperbolehkan melakukan penimbunan atau spekulasi. Berlomba-lomba untuk berbuat baik : amal shaleh dan perbaikan kualitas CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) sebesar 5 % Thaharah atau bersuci / bersih, menghindari kerusakan lingkungan. Produk barang dan jasa harus halal, baik cara memperoleh input maupun outputnya Keseimbangan hidup di dunia dan akherat Upah tenaga kerja, keuntungan dan bunga. Upah tenaga kerja harus sesuai dengan prestasi dan kebutuhannya Upah segera dibayarkan dan jangan menunggu keringat mereka kering. Bekerja (baik) adalah ibadah, bersyukur atas perolehannya guna mencari ridho Allah Kejujuran dan tepat janji Kelancaran pembangunan.

SISTEM EKONOMI ISLAM l TUJUAN : MENCIPTAKAN KEMAKMURAN DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA, MEREALISASIKAN

SISTEM EKONOMI ISLAM l TUJUAN : MENCIPTAKAN KEMAKMURAN DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA, MEREALISASIKAN KESEJAHTERAAN MEREKA DAN MENGHAPUS KESENJANGAN DALAM MASYARAKAT ISLAM MELALUI PENDISTRIBUSIAN KEKAYAAN SECARA BERKESINAMBUNGAN. l HAKEKAT KEPEMILIKAN ADALAH MILIK ALLAH, MANUSIA DIBERIKAN HAK PENGUASAAN DALAM HARTA ALLAH, MEMBATASI KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN HARTA DENGAN CARA LEGAL DAN HARTA DIGUNAKAN UNTUK MEMENUHI HAK ALLAH YAITU KESEJAHTERAAN ALAM SEMESTA (RACHMATAN LIL ALAMIN) PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT l HARTA KEKAYAAN : ROTASI ( AGAR TIDAK DIKUASAI OLEH ORANG KAYA ZAKAT), MERUPAKAN MEDIASI BUKAN TUJUAN DAN BUKAN MERUPAKAN BAROMETER KEMULIAAN MANUSIA

ASUMSI DASAR DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM l SIFAT MANUSIA : KAPITALISME : MEMENTINGKAN DIRI

ASUMSI DASAR DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM l SIFAT MANUSIA : KAPITALISME : MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI ISLAM : MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN KEPENTINGAN ORANG LAIN l MATERIALISME : KAPITALISME : NILAI MATERI SANGAT BERNILAI LINGKUNGAN RUSAK ISLAM : BENDA SEBAGAI KEBUTUHAN SE SEKUNDER UNTUK PERKEMBANGAN SPRITUAL MANUSIA l KEPEMILIKAN : KAPITALISME : HAK MUTLAK MILIK PRIBADI YANG TIDAK BOLEH DIGANGGU GUGAT OLEH HAK INDIVIDU LAIN BEBAS ISLAM : HAK MUTLAK MILIK ALLAH , MANUSIA BERHAK MEMANFAATKAN SEGALA HAL DENGAN CARA HALAL, MEMBATASI UNTUK MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM ( BERTANGGUNGJAWAB KEPADA ALLAH ) . UNIVERSALISME : KAPITALISME : DUNIA SEBAGAI TEMPAT MANUSIA DAN MENJALANKAN KEBIJAKAN NASIONAL DEMI KEPENTINGAN MEREKA SENDIRI ISLAM : UMAT MANUSIA DAN BANGSA DICIPTAKAN UNTUK KEPENTINGAN MANUSIA SENDIRI BEKERJASAMA SALING MENGUNTUNGKAN

FALSAFAH EKONOMI ISLAM Oleh SONEDI

FALSAFAH EKONOMI ISLAM Oleh SONEDI

“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu

“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (al-Qashash 77)

Falsafah Ekonomi Islam 1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat 2.

Falsafah Ekonomi Islam 1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat 2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan, kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia di dunia 3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia secara baik 4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan manusia

Hidup di Dunia Mati Lahir Dari Mana? Kehidupan sebelum dunia Untuk Apa? Ke Mana?

Hidup di Dunia Mati Lahir Dari Mana? Kehidupan sebelum dunia Untuk Apa? Ke Mana? Kehidupan dunia setelah Dunia Hubungan antar tiga simpul

AL-’UQDATU AL-KUBRA (SIMPUL BESAR) - Simpul semua pertanyaan - Bila terurai maka terurai pula

AL-’UQDATU AL-KUBRA (SIMPUL BESAR) - Simpul semua pertanyaan - Bila terurai maka terurai pula pertanyaan cabang TIGA PERTANYAAN MENDASAR MANUSIA DARI MANA MANUSIA BERASAL? UNTUK APA MANUSIA HIDUP? KEMANA SETELAH MATI ?

Harus dijawab Jawaban dari simpul besar, sebagai n Aqidah n Fikrah kulliyah n Qaidah

Harus dijawab Jawaban dari simpul besar, sebagai n Aqidah n Fikrah kulliyah n Qaidah fikriyah n Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya n Mempengaruhi gaya hidup n Menentukan kualitas hidup

ADA DUA MACAM JAWABAN ISLAM JAWABAN SEKULER n Manusia diciptakan Allah n Hidup untuk

ADA DUA MACAM JAWABAN ISLAM JAWABAN SEKULER n Manusia diciptakan Allah n Hidup untuk beribadah n Manusia diciptakan Tuhan n Hidup untuk mencari kepuasan kepada-Nya n Setelah mati akan hidup abadi di alam akherat: di sorga atau neraka n Tergantung hidupnya di dunia: beriman atau tidak; bila beriman, taat atau tidak (Sumber: wahyu Allah) jasmani n Setelah mati, akan ada hidup yang abadi di alam lain (? ), atau pasti di sorga karena sudah diampuni n Alam nanti tidak ada hubungan dengan sekarang (? ) (Sumber: pemikiran spekulatif)

MANA JAWABAN YANG BENAR? n Yang benar adalah yang bersumber dari al-Qur’an n Pemikiran

MANA JAWABAN YANG BENAR? n Yang benar adalah yang bersumber dari al-Qur’an n Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya bisa benar bisa salah n Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar, maka pemikiran spekulatif tentang hakekat hidup di dunia pasti salah adanya.

MAKA…… DARI MANA Manusia, alam semesta dan kehidupan berasal? DICIPTAKAN ALLAH

MAKA…… DARI MANA Manusia, alam semesta dan kehidupan berasal? DICIPTAKAN ALLAH

UNTUK APA MANUSIA HIDUP? n BERIBADAH KEPADA ALLAH n Makna ibadah adalah tha’atullah wa

UNTUK APA MANUSIA HIDUP? n BERIBADAH KEPADA ALLAH n Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu ma syara’a minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam agama Islam) n Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan shillatul awamir wan nawahi ) n Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan kebangkitan dan perhitungan (shilatul ba’tsi wan nushur dan shillatul muhasabah)

MACAM IBADAH Makna Khusus Aktivitas hubungan dengan Allah (Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll) Makna

MACAM IBADAH Makna Khusus Aktivitas hubungan dengan Allah (Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll) Makna Umum Segala aktivitas manusia

AMAL BERNILAI IBADAH Amal Terbaik Ikhlas hanya untuk Allah SWT Benar sesuai tuntunan syariat

AMAL BERNILAI IBADAH Amal Terbaik Ikhlas hanya untuk Allah SWT Benar sesuai tuntunan syariat Islam

KE MANA SETELAH MATI Dibangkitkan kembali (Al Mukminun: 15 -16) Dihisab, atas keyakinan dan

KE MANA SETELAH MATI Dibangkitkan kembali (Al Mukminun: 15 -16) Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di dunia Tiga prototipe manusia dan balasannya Keyakinan Perbuatan Balasan 1. Muslim Taat Kekal di Surga 2. Muslim Ingkar Neraka lalu Surga 3. Kafir Kekal di Neraka

Dalil …. Tipologi 1 (Al Bayyinah: 7 -8) “Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh

Dalil …. Tipologi 1 (Al Bayyinah: 7 -8) “Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik -baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya” Tipologi 2 “… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada bekas sujud…. . (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA) Tipologi 3 (Al Bayyinah 6) “Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk makhluq”.

KEADAAN DI AKHIRAT TIPOLOGI 1 Bahagia TIPOLOGI 2 Menyesal kurang banyak beramal (alfajr: 24)

KEADAAN DI AKHIRAT TIPOLOGI 1 Bahagia TIPOLOGI 2 Menyesal kurang banyak beramal (alfajr: 24) TIPOLOGI 3 Menyesal lebih baik jadi tanah (An naba’: 40)

KESIMPULAN Shillatul khalqi Shillatul ba’tsi wa nushur Kehidupan Sebelum Dunia Allah Kehidupan Dunia Ibadah

KESIMPULAN Shillatul khalqi Shillatul ba’tsi wa nushur Kehidupan Sebelum Dunia Allah Kehidupan Dunia Ibadah Kehidupan setelah Dunia Akherat Shillatul awamir wa nawahi Shillatul muhasabah

Hubungan 3 fase kehidupan Hubungan dengan kehidupan dunia Sebelum dunia Sesudah dunia Penciptaan Kebangkitan

Hubungan 3 fase kehidupan Hubungan dengan kehidupan dunia Sebelum dunia Sesudah dunia Penciptaan Kebangkitan Perintah dan Larangan Perhitungan

DUA GAYA HIDUP ISLAMY GAYA HIDUP SEKULER n Hidup untuk beribadah n Hidup untuk

DUA GAYA HIDUP ISLAMY GAYA HIDUP SEKULER n Hidup untuk beribadah n Hidup untuk mencari n Landasan iman n Tolok ukur perbuatan aturan Islam (halal dan haram) n Orientasi hidup akherat dan dunia n Untuk untuk kemuliaan diri, keluarga, umat dan perjuangan agama (dakwah) n Makna kebahagiaan: ridha Allah n n kesenangan jasmani Landasan hawa nafsu Tolok ukur perbuatan: manfaat Orientasi hidup dunia semata Hidup untuk kepentingan diri dan keluarga sendiri n Makna kebahagiaan: tercapainya kepuasan jasmani

AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM n Dalam urusan keimanan (mantap

AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM n Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik) n Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu) n Dalam urusan akhlaq (mulia) n Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu) n Dalam urusan pakaian (menutup aurat) n Dalam urusan keluarga (sakinah) n Dalam urusan pekerjaan (profesional) n Dalam urusan masyarakat (peduli) n Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)

Pemikiran dan Hukum tentang - Kepemilikan - Pemanfaatan kepemilikan - Distribusi kekayaan - Politik

Pemikiran dan Hukum tentang - Kepemilikan - Pemanfaatan kepemilikan - Distribusi kekayaan - Politik Ekonomi - Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah) - Moneter - Kelembagaan ekonomi Islam - Manajemen - Sumberdaya manusia

1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela. 2. Dilakukan dengan akhlaq karimah. 3. Tidak

1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela. 2. Dilakukan dengan akhlaq karimah. 3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi. 4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran. 5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar. 6. Pembelaan terhadap yang didzalimi. 7. Amar ma’ruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi masyarakat. 8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan bersama 9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para pelaku ekonomi mutlak diperlukan 10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan menimbulkan kerusakan 11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul kerusakan di dunia dan siksaan pedih di akhirat

WALLAHU’ALAM BI AL-SHAWAB

WALLAHU’ALAM BI AL-SHAWAB

SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : SONEDI Disampaikan: Dalam Kuliah Pengantar Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah

SISTEM EKONOMI ISLAM Oleh : SONEDI Disampaikan: Dalam Kuliah Pengantar Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 2013

I- Hakikat Ekonomi: n. Istilah Ekonomi: Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek

I- Hakikat Ekonomi: n. Istilah Ekonomi: Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat. Bidang Ekonomi Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Memperbanyak jumlah, dan menjaga pengadaannya (Faktor Produksi) Tatacara distribusi kekayaan di tengah masyarakat (Pemikiran dan Konsep Ekonomi)

 • Masalah Ekonomi Islam: Barang Jasa Kebutuhan Manusia (human need) Terbatas (limited): Primary

• Masalah Ekonomi Islam: Barang Jasa Kebutuhan Manusia (human need) Terbatas (limited): Primary needs Tak terbatas (unlimited ): Scondary needs Mempuny ai Nilai Guna (Utility) Menjadi Alat Pemuas Perspektif Islam Jumlahnya Terbatas (Scarcity) Cukup Tidak Cukup Kemiskinan Individu warga negara? Muncul Distribusi Barang dan Jasa Masalah Ekonomi Kemiskinan negara? Peningkatan GDP dan GNP Negara Perspektif Kapitalisme dan Sosialisme

 • Asas Ekonomi Islam: Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Asas dan Kaidah

• Asas Ekonomi Islam: Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Asas dan Kaidah Sistem Ekonomi Islam Kepemilikan Umum (Public Ownership) Kepemilikan Negara (State’s Ownership) Distribusi (Distribution) Disposisi (Tasharruf) Menjamin Kebutuhan per Individu Warga Negara Pengembangan Hak Milik Nafkah dan Infaq

 • Kebijakan Ekonomi Islam: Kebutuhan per Individu Kebutuhan Pokok (Primary Needs) Wajib Dipenuhi

• Kebijakan Ekonomi Islam: Kebutuhan per Individu Kebutuhan Pokok (Primary Needs) Wajib Dipenuhi Kebutuhan Sekunder (Scondary Needs) Tidak Wajib tapi Dibantu Kebutuhan Mewah (Luxury Needs) Human Needs Kebutuhan Manusia Khilafah Islam Pendidikan (Needs for Education) Kebutuhan Kelompok Kesehatan (Needs for Health) Keamanan (Needs for Savety) Wajib Dipenuhi

II- Kepemilikan : n Definisi Kepemilikan: Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan

II- Kepemilikan : n Definisi Kepemilikan: Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya. n Bentuk Kepemilikan: Kepemilikan Individu (Private Ownership) Kepemilikan (Ownership) Kepemilikan Umum (Public Ownership) Kepemilikan Negara (State’s Ownership) Hukum syara’ yang berlaku untuk barang dan jasa, dimana pemiliknya berhak memanfaatkan dan mendapat kompensasi darinya Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok untuk sama memanfaatkan benda. Harta yang merupakan hak seluruh kaum Muslim, sedangkan pengelolaannya menjadi wewenang Khalifah.

n Tatacara Memiliki: Shahih (Benar) Manusia Hajat ‘Adhuwiyah: Kebutuhan Jasmani Kaifiyah Tamalluk: Sebab Pemilikan

n Tatacara Memiliki: Shahih (Benar) Manusia Hajat ‘Adhuwiyah: Kebutuhan Jasmani Kaifiyah Tamalluk: Sebab Pemilikan Islam Hubb at-Tamalluk: Keinginan untuk memiliki Kammiyah Tamalluk: Pembatasan Jumlah Sosialisme Gharizah al-Baqa’: Naluri Survival Hurriyah Tamalluk: Kebebasan Hak Mlk Kapitalisme Batil (Salah)

n Sebab Kepemilikan Islam: Sebab Kepemilikan (Asbab at-Tamalluk) Waris Menghidupkan Tanah Mati Harta yang

n Sebab Kepemilikan Islam: Sebab Kepemilikan (Asbab at-Tamalluk) Waris Menghidupkan Tanah Mati Harta yang Diperoleh tanpa Kompensasi Menggali Kandungan Bumi Berburu Bekerja Kebutuhan Harta Penyambung Hidup Makelar Mudharabah Musaqat Pemberian Negara Ijarah Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi hak milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki sebelumnya.

III- Disposisi (Tasharruf): Kepemilikan Barang dan Jasa Infaq (Perbelanjaa n) Disposisi (Tasharruf) Hukum Syara’

III- Disposisi (Tasharruf): Kepemilikan Barang dan Jasa Infaq (Perbelanjaa n) Disposisi (Tasharruf) Hukum Syara’ dalam Memanfaatkan Barang dan Jasa Pengembang an Harta Tanah Harta yang Diperolah dari Pertukaran Yang Diperoleh dgn Mengubah Bentuk Faktor Hubungan: Wasiat, Hadiah Faktor Nafkah: Ayah kepada anak Pertanian (Zira’ah) Perdagangan (Tijarah) Perindustrian (Shina’ah)

n Hukum Tanah Pertanian: Sebab Kepemilikan Pembelian Lahan Tahjir: Memagari Ekstensifikasi Tanah Pertanian Ihya’

n Hukum Tanah Pertanian: Sebab Kepemilikan Pembelian Lahan Tahjir: Memagari Ekstensifikasi Tanah Pertanian Ihya’ al-Mawat: Menghidupkan Tanah Mati Iqtha’ ad-Dawlah: Pemberian Negara pd Petani Pengembangan Tanah Pertanian Wajib Mengelola Tanah Pertanian Intensifikasi Tanah Pertanian Haram Menyewakan Tanah Pertanian Sebab Pengembangan

n Hukum Perdagangan: Halal Perdagangan Domestik Jual-Beli Salam Barang dg Barang Istishna’ Sharf Uang

n Hukum Perdagangan: Halal Perdagangan Domestik Jual-Beli Salam Barang dg Barang Istishna’ Sharf Uang dg Uang Riba Uang dg Uang Barang dg Barang Bentuk Perdagangan Ghabn Fahisy Tadlis Perdagangan Luar Negeri Penimbunan Haram

n Hukum Perindustrian: : ـ ﺍﻟﻧ ﺃـ ﺍﻟﻤ ﺍ ـﺍ Hukum pabrik (kilang) mengikuti

n Hukum Perindustrian: : ـ ﺍﻟﻧ ﺃـ ﺍﻟﻤ ﺍ ـﺍ Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum barang yang diproduksinya. Produk Halal (Pabrik / Kilang yang halal) Hukum Pabrik dan Kilang Hukum Produk (Barang yang Diproduksi) Produk Haram (Pabrik / Kilang yang haram) Milik Individu Milik Umum Milik Negara

n Hukum Syarikah: Akad Syar’i: Ijab dan Qabul Hukum Syarikah dalam Islam Orang yang

n Hukum Syarikah: Akad Syar’i: Ijab dan Qabul Hukum Syarikah dalam Islam Orang yang Boleh Melakukan Tasharruf Obyek Akad: Sesuatu yang Bisa Diakadkan Sepakat Melakukan Syarikah Sepakat Memberikan Modal Sepakat Melakukan Syarikah dalam Urusan Tertentu Barang Belum Sah Sah Jasa Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari keuntungan.

Syarikah Amlak: Zat Barang Pemburan Syarikah ‘Inan: Badan(+)Harta Bentuk Syarikah dalam Islam Syarikah Uqud:

Syarikah Amlak: Zat Barang Pemburan Syarikah ‘Inan: Badan(+)Harta Bentuk Syarikah dalam Islam Syarikah Uqud: Pengembangan Harta Semua Kerugian Dikembalikan kepada Harta dan Pemiliknya, Sementara Keuntungan Milik Kedua Belah Pihak. Syarikah Abdan: Badan -Badan(-)Harta Gila Mudharabah: Badan(+)Harta Mati Syarikah Wujuh: Badan -Badan(+)Harta Orang Lain Badan-Badan(+)Harta Pembelian Berdua Mufawadhah: Gabungan Syarikah Mahjur Dibubar kan Sepihak

n Hukum Syarikah Kapitalis: Perseroan FIRMA: Badan-Badan Dagang Bentuk Syarikah Kapitalis Perseroan Terbatas: Koperasi:

n Hukum Syarikah Kapitalis: Perseroan FIRMA: Badan-Badan Dagang Bentuk Syarikah Kapitalis Perseroan Terbatas: Koperasi: Asuransi: Kerjasama Penjaminan Hukumnya Haram Bertentangan dengan Syarat Syarikah Islam Bertentangan dengan Fakta Akad Syar’i Bertentangan dengan Obyek Akad Syar’i Tidak Dijalankan oleh Badan tapi Modal

n Tasharruf yang Diharamkan: Isyraf - Tabdzir Infaq: Taraf (Foya-foya) Taqtir (Kikir-Bakhil) Judi Tasharruf

n Tasharruf yang Diharamkan: Isyraf - Tabdzir Infaq: Taraf (Foya-foya) Taqtir (Kikir-Bakhil) Judi Tasharruf yang Diharamkan Riba Syarikah Kapitalis Pengembangan Harta: Ghabn Fakhisy Tadlis Ihtikar Mematok Harga

IV- Kepemilikan Umum: Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat Bentuk

IV- Kepemilikan Umum: Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat Bentuk dan Ciri Harta Milik Umum Bahan Tambang yang Tidak Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas, dll. Haram Privatisasi Sumber Daya Alam: Sumber yang Sifat Pembentukannya Menghalangi Dimiliki Secara Perorangan Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok untuk sama-sama memanfaatkan benda.

n Hima dan Pemeliharaan Fasum: ü Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat

n Hima dan Pemeliharaan Fasum: ü Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat yang dibiarkan). ü Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya. ü Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati, yang bisa dihidupkan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas. ü Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya, selain untuk menggembala kuda-kuda perang mereka.

V- Kepemilikan Negara: Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara pengelolaannya menjadi kewenangan

V- Kepemilikan Negara: Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara pengelolaannya menjadi kewenangan khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan dan ijtihadnya. ü Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan. ü Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah). ü Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian. ü Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam. ü Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal. ü Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti Narkoba, dll. ü Harta Kalalah: ü Harta Orang Murtad

n Baitul Mal: Sumber Pemasukan ü Fai’ üGhanimah, dan Anfal üKhumus üKharaj ü Jizyah

n Baitul Mal: Sumber Pemasukan ü Fai’ üGhanimah, dan Anfal üKhumus üKharaj ü Jizyah üDharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai) üHarta haram üHarta Kalalah üHarta Orang Murtad üZakat Pos-pos Pengeluaran ü Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin, Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad, Amil, Muallafah al-Qulub ü Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad. ü Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll. ü Kebutuhan Non Kompensasi: fasum, seperti masjid, jalan raya, sekolah, rumah sakit, dll. ü Kebutuhan Non Kompensasi Sekunder ü Dana Emergency: Bencana alam, serangan musuh, dll. .

n Penyusunan APBN: Sistem Kapitalis Sistem Khilafah üAPBN disusun pertahun oleh pemerintah disahkan oleh

n Penyusunan APBN: Sistem Kapitalis Sistem Khilafah üAPBN disusun pertahun oleh pemerintah disahkan oleh Parlemen üAPBN tidak disusun pertahun oleh pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh Majlis Ummah, karena pendapat mereka tidak mengikat Khalifah. üRAPBN diajukan pemerintah melalui Keuangan kepada Anggaran Parlemen oleh Menteri Panitia üSetelah jadi APBN, dikeluarkan peraturan perundang-undangan untuk mengesahkan APBN üKetentuan APBN, sumber dan pos-posnya telah diatur oleh hukum syara’, dan di sini berlaku ijtihad khalifah. Khalifah juga tidak perlu mengeluarkan peraturan baru, karena hukumnya sudah tetap. .

Ekonomi Islam Inti kehidupan manusia di dunia ini adalah mencapai falah (kemuliaan didunia dan

Ekonomi Islam Inti kehidupan manusia di dunia ini adalah mencapai falah (kemuliaan didunia dan di akhirat).

Pengertian Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan

Pengertian Ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami (cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan Al Quran dan Sunah Nabi)

Difinisi Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumberdaya

Difinisi Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan mengelola sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip & nilai-nilai Al Quran dan Sunnah

Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal

Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal yang penting dalam memahami terminologi : 1. Positive economics (membahas kenyataan yang terjadi) 2. Normative economics (membahas apa yang seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan Alfred Marshal

n Pernyataan normatif. Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin memburuk. n Pernyataan positive.

n Pernyataan normatif. Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin memburuk. n Pernyataan positive. Kemiskinan di negara-negara berkembang semakin buruk

Ekonomi konvensional 1. Aspek positif dan aspek normative terpisah. 2. Fakta ekonomi merupakan suatu

Ekonomi konvensional 1. Aspek positif dan aspek normative terpisah. 2. Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma. 3. Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta. atau realitas ekonomi merupakan suatu yg bersifat independen, dan karena bersifat objective dan akhirnya berlaku universal

n Contoh pernyataan : Hukum penawaran, jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang

n Contoh pernyataan : Hukum penawaran, jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang ditawarkan meningkat. cateris paribus adalah pernyataan positif Hukum tersebut berlaku karena para produsen memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah mencetak pendapatan (keuntungan) setingginya produsen mengharuskan mencari keuantungan maksimum adalah pernyataan normative

n Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan pendekatan integratif antara normative economics dan positif economics.

n Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan pendekatan integratif antara normative economics dan positif economics. n Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang lebih tinggi, jadi etika harus menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika lah yg harus menguasai ekonomi, bukan sebaiknya)

Metodologi Ekonomi Islam n Konsep Rasionalitas Islam. n Etika & Rationalitas Ekonomi Islam. n

Metodologi Ekonomi Islam n Konsep Rasionalitas Islam. n Etika & Rationalitas Ekonomi Islam. n Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam. n Kerangka Metodologis Ekonomi Islam

Konsep Rasionalitas Islam n Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan pada pertimbangan rasionalitas. n Argumentasi

Konsep Rasionalitas Islam n Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan pada pertimbangan rasionalitas. n Argumentasi yg dibangun memenuhi kaidah logika & diterima akal serta diterima secara universal

Konsep Rasionalitas Islam n Kaidah umum dan universal, sesuai dengan universalitas islam dalam konsep

Konsep Rasionalitas Islam n Kaidah umum dan universal, sesuai dengan universalitas islam dalam konsep ekonomi Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus : a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah. b. tidak melakukan kemubaziran. c. Berusaha meminimize resiko. d. Dihadapkan pada ketidak pastian.

Etika & Rasionalitas Enomi Islam n Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional adalah

Etika & Rasionalitas Enomi Islam n Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional). n Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam bukan didasarkan pada nilai-nilai yg dibangun oleh kesepakatan sosial

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam n Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi islami untuk

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam n Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi islami untuk mencari informasi agar dapat meraih fallah. n Sumber informasi meliputi dua hal : 1. ayat kauniyah (fakta empiris). 2. ayat qauliyah (sumber yg berasal langsung dari sang pencipta)

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam n Syariah diartikan sebagai seperangkat peraturan atau ketentuan Allah

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam n Syariah diartikan sebagai seperangkat peraturan atau ketentuan Allah untuk manusia yg disampaikan melalui rasul. Nya n Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar : 1. keimanan. 2. moral. 3. fiqh (sumber hukum)

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam n Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam

Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam n Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam yang utama/pertama terdiri dari : a. b. c. d. Al Quran. Sunnah. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama) Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat dalam Al Quran & Sunnah) n Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah : a. b. c. d. Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum) Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum) Istishab (meneruskan hukum yg sudah berjalan sblm muncul hukum baru Urf (membiarkan tradisi yg tidak bertentangan dg syariat)

Kerangka Metodologi Ekonomi Islam n Kebenaran & kebaikan. n Metodologi ilmu alam vs Metodologi

Kerangka Metodologi Ekonomi Islam n Kebenaran & kebaikan. n Metodologi ilmu alam vs Metodologi ilmu sosial. n Objek ekonomi Islam (bagan terlampir).

Kerangka Metodologis Ekonomi Islam Quran & Sunah Ushul Fiqh & Qawaid Akidah Sejarah Islam

Kerangka Metodologis Ekonomi Islam Quran & Sunah Ushul Fiqh & Qawaid Akidah Sejarah Islam Syariah Akhlak Fiqh Muamalah -Nilai Ekonomi Islam -Prinsip Ekonomi Islam Konsumsi Metode Deduksi Produksi Realitas ekonomi Metode Induksi Teori Ekonomi Distribusi Makro Ekonomi

Karakteristik Ekonomi Islam Tujuan ekonomi Islam. ¢ Moral sebagai pilar ekonomi Islam ¢ Nialai-nilai

Karakteristik Ekonomi Islam Tujuan ekonomi Islam. ¢ Moral sebagai pilar ekonomi Islam ¢ Nialai-nilai dasar ekonomi Islam ¢ Prinsip ekonomi dalam Islam ¢ Basis kebijakan ekonomi islam ¢ Paradigma ekonomi islam ¢

Tujuan ekonomi Islam. Fallah (bahagia dunia – akhirat) ¢ Hayyah thayibah (baik & terhormat)

Tujuan ekonomi Islam. Fallah (bahagia dunia – akhirat) ¢ Hayyah thayibah (baik & terhormat) ¢ Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki) ¢

Moral sebagai pilar ekonomi Islam ¢ Nilai ekonomi Islam. konsisten, jujur, adil, santun, transparan

Moral sebagai pilar ekonomi Islam ¢ Nilai ekonomi Islam. konsisten, jujur, adil, santun, transparan dll. ¢ Prinsip ekonomi Islam. memenuhi kaedah-kaedah fikih baik rukun, syarat dan implementasinya

Nialai-nilai dasar ekonomi Islam ¢ Adl 1. persamaan kompensasi. 2. persamaan hukum. 3. moderat.

Nialai-nilai dasar ekonomi Islam ¢ Adl 1. persamaan kompensasi. 2. persamaan hukum. 3. moderat. 4. proporsional ¢ Khilafah (tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka bumi yg meliputi tanggung jawab : 1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar. 2. mewujudkan mashlahah maksimum 3. perbaikan kesejahteraan setiap individu ¢ Takaful (penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan : 1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu. 2. menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu. 3. membangun keluarga sakinah bagi setiap individu. 4. amar ma’ruf nahi munkar

Prinsip ekonomi dalam Islam ¢ ¢ ¢ Kerja. Kompensasi. Efisiensi. Profesionalisme. Kecukupan. Pemerataan kesempatan.

Prinsip ekonomi dalam Islam ¢ ¢ ¢ Kerja. Kompensasi. Efisiensi. Profesionalisme. Kecukupan. Pemerataan kesempatan. Kebasan. Kerjasama Persaingan. Keseimbangan. Solidaritas. Informasi simetri

Basis kebijakan ekonomi islam Penghapusan riba. ¢ Pelembagaan zakat. ¢ Pelarangan gharar. ¢ Pelarangan

Basis kebijakan ekonomi islam Penghapusan riba. ¢ Pelembagaan zakat. ¢ Pelarangan gharar. ¢ Pelarangan yang haram ¢

Paradigma ekonomi islam ¢ Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour paradigm). adalah spirit dan pedoman

Paradigma ekonomi islam ¢ Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour paradigm). adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai ekonomi Islam ¢ Paradigma umum (grand patern) adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu masyarakatyg berpegang teguh pada paradigma perilaku. Misalnya : Paradigma yg terbentuk dari kapitalisme adalah individu meterialisme dalam berpikir & mekanisme pasar

Karakteristik ekonomi Islam Tujuan : Fallah Nilai : Adl, Khilafah, Takaful Prinsip Ekonomi Islam

Karakteristik ekonomi Islam Tujuan : Fallah Nilai : Adl, Khilafah, Takaful Prinsip Ekonomi Islam Paradigma : Adil & Harmoni

ANATOMI SISTEM EKONOMI ISLAM

ANATOMI SISTEM EKONOMI ISLAM

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Kapitalis Paradigma Materialisme Seluruh aktivitas ekonomi bernilai materi /

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Kapitalis Paradigma Materialisme Seluruh aktivitas ekonomi bernilai materi / bermanfaat boleh dilakukan Liberalisme ekonomi Ekonomi Islam Ekonomi Sosialis Paradigma Syariah Paradigma Dialektika Seluruh aktivitas ekonomi berdasarkan syariah Islam Seluruh aktivitas ekonomi mengikuti dialektika masyarakat yang ditetapkan negara Otoriterianisme negara

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas Universal,

PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas Universal, tidak terkait ideologi tertentu Sistem Ekonomi Islam Pengaturan cara kepemilikan, pengelolaan distribusi kekayaan Terkait dengan Ideologi Islam dan diatur oleh Syariah Mengikat individu, masyarakat dan negara

POLITIK EKONOMI ISLAM Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan

POLITIK EKONOMI ISLAM Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan tiap orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya. Tercapai karena : 1. Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu 2. Tanggungan ahli warisnya 3. Kewajiban Negara 4. Kewajiban seluruh kaum muslimin

PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM 1 KEPEMILIKAN Jenis Kepemilikan Individu Umum Negara 3 DISTRIBUSI Cara

PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM 1 KEPEMILIKAN Jenis Kepemilikan Individu Umum Negara 3 DISTRIBUSI Cara Kepemilikan Halal Haram 2 PENGELOLAAN Pembelanjaan Halal Haram Pengembangan Halal Haram

PILAR EKONOMI ISLAM PENGELOLAAN KEPEMILIKAN K. INDIVIDU Ekonomi Privat Konsumsi K. NEGARA Ekonomi Negara

PILAR EKONOMI ISLAM PENGELOLAAN KEPEMILIKAN K. INDIVIDU Ekonomi Privat Konsumsi K. NEGARA Ekonomi Negara Produksi PERTANIAN Konsumsi K. UMUM KEPEMILIKAN PENGELOLA SEKTOR PENGELOLAAN PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN Pertanahan Jual Beli (al Bai’) (al Aradhi) dan Syarikah Industr &, Ketenagakerjaan BIDANG HUKUM

PERAN NEGARA Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu Menyusun dan menerapkan

PERAN NEGARA Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan kebutuhan primer individu Menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi Kebijakan Pertanian Kebijakan Industri Kebijakan Perdagangan Kebijakan Moneter Pengelolaan kepemilikan umum dan negara melalui baitul maal Menjaga mekanisme pasar Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi Menciptakan SDM unggul

DISTRIBUSI KEKAYAAN Setiap Individu harus memperoleh jaminan pemenuhan kebutuhan primer Upaya mencapai keseimbangan ekonomi

DISTRIBUSI KEKAYAAN Setiap Individu harus memperoleh jaminan pemenuhan kebutuhan primer Upaya mencapai keseimbangan ekonomi (equilibrium) Tercapai jika : 1. Terdapat kekayaan dalam masyarakat 2. Seluruh masyarakat menerapkan sistem Islam

DISTRIBUSI KEKAYAAN Perbedaan kemampuan pikiran dan fisik Kesenjangan Ekonomi Distribusi kekayaan 1. Mekanisme ekonomi

DISTRIBUSI KEKAYAAN Perbedaan kemampuan pikiran dan fisik Kesenjangan Ekonomi Distribusi kekayaan 1. Mekanisme ekonomi : baitul mal, larangan menimbun emas dan perak 2. Mekanisme non ekonomi : zakat, waris

LANDASAN EKONOMI ISLAM

LANDASAN EKONOMI ISLAM

 ﺍﻥ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﻧﻈﺎﻡ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺍﻟﺸﺎﻣﻞ ﻗﺪ - ﺑﺴﺒﺐ ﻇﺮﻭﻑ ﻧﺸﺄﺘﻪ

ﺍﻥ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﻧﻈﺎﻡ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺍﻟﺸﺎﻣﻞ ﻗﺪ - ﺑﺴﺒﺐ ﻇﺮﻭﻑ ﻧﺸﺄﺘﻪ - ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻟﻮﺿﻌﻲ ﺍﻧﻔﺼﻞ ﺗﻤﺎﻣﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻓﺎﻥ ﺃﻬﻢ ﻣﺎ ﻳﻤﻴﺰ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ ﻫﻮ ﺍﺭﺗﺒﺎﻃﻪ ﺍﻟﺘﺎﻡ ﺑﺪﻳﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻋﻘﻴﺪﺓ ﻭ ﺷﺮﻳﻌﺔ l Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah. (Prof. Dr. l Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof. Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An. Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm. 17 -18)

l l ﻭﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺟﺰﺀﺍ ﻣﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺍﻟﺸﺎﻣﻞ ﻓﺎﻧﻪ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﻓﺼﻠﻪ ﻋﻦ ﺑﻘﻴﺔ

l l ﻭﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺟﺰﺀﺍ ﻣﻦ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﺍﻟﺸﺎﻣﻞ ﻓﺎﻧﻪ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﻓﺼﻠﻪ ﻋﻦ ﺑﻘﻴﺔ ﺍﻻﻧﻈﻤﺔ ﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ ﻣﻦ ﻋﻘﻴﺪﺓ ﻭﻋﺒﺎﺩﺓ ﻭ ﺃﺨﻼﻕ Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna, maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak (Mabahits fil Iqtishad al-Islamiy, hlm. 54)

 ﻭﺑﻨﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﻓﺎﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻨﺎ ﺍﻥ ﻧﺪﺭﺱ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ ﻣﺴﺘﻘﻼ ﻋﻦ

ﻭﺑﻨﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﻓﺎﻧﻪ ﻻ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻨﺎ ﺍﻥ ﻧﺪﺭﺱ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ ﻣﺴﺘﻘﻼ ﻋﻦ ﻋﻘﻴﺪﺓ ﺍﻻﺳﻼﻡ ﻭ ﺷﺮﻳﻌﺘﻪ ﻷﻦ ﺍﻟﻨﻈﺎﻡ ﺍﻻﻗﺘﺼﺎﺩﻱ ﺍﻻﺳﻼﻣﻲ ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﻭﻳﺮﺗﺒﻂ ﻛﺬﺍﻟﻚ ﺑﺎﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﺍﺭﺗﺒﺎﻃﺎ ﺃﺴﺎﺳﻴﺎ Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia terkait secara mendasar dengan aqidah (Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof. Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al -Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm. 17)

 ﻗﺪ ﺃﺘﻔﻖ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﺃﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﺑﺸﺮﻳﺔ Halaman 14 l Ulama

ﻗﺪ ﺃﺘﻔﻖ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﻋﻠﻰ ﺃﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﺿﺮﻭﺭﺓ ﺑﺸﺮﻳﺔ Halaman 14 l Ulama sepakat bahwa muamalat itu sendiri adalah masalah kemanusiaan yang maha penting (dharuriyah basyariyah)

Dalam konteks ini Allah Berfirman : l ﺍﻭﺍ ﺍ ﺍ ﻥ ﺍ ﺍآآ ﻥ

Dalam konteks ini Allah Berfirman : l ﺍﻭﺍ ﺍ ﺍ ﻥ ﺍ ﺍآآ ﻥ ﻱ ﺍﺍ ﺍﺍﺍ ﻷﻧ ﺍﻳ ﺍﻟ ﻳ Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang penyantun lagi berakal” l

Masih kitab Al-Muamalah fil Islam ﻭﻫﺬﻩ ﺳﻨﺔ ﻣﻄﺮﺩﺓ ﻓﻲ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ

Masih kitab Al-Muamalah fil Islam ﻭﻫﺬﻩ ﺳﻨﺔ ﻣﻄﺮﺩﺓ ﻓﻲ ﺍﻻﻧﺒﻴﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana firman Allah (hlm. 16)

l l ﺍﻥ ﺷﻘﻰ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ ﻭ ﻫﻤﺎ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻭ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻳﺮﺗﺒﻄﺎﻥ ﺍﺭﺗﺒﺎﻃﺎ ﻋﻀﻮﻳﺎ

l l ﺍﻥ ﺷﻘﻰ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺍﻻﺳﻼﻣﻴﺔ ﻭ ﻫﻤﺎ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻭ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻳﺮﺗﺒﻄﺎﻥ ﺍﺭﺗﺒﺎﻃﺎ ﻋﻀﻮﻳﺎ ﻭ ﻣﻮﺿﻮﻋﻴﺎ ﺑﺒﻌﻀﻬﻤﺎ ﺍﻟﺒﻌﺾ Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan muamalat. Keduanya terkait laksana satu tubuh dan keduanya satu tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt). (Samir Abdul Hamid Ridwan, Aswaq al-Awraq al-Maliyah, IIIT, Cairo, 1996, hlm. 166)

HADITS-HADITS TENTANG EKONOMI

HADITS-HADITS TENTANG EKONOMI

No Nama Kitab Hadits 1 Shahih Bukhari 3 Sh. Ibn Hibban 5 Sunan Abu

No Nama Kitab Hadits 1 Shahih Bukhari 3 Sh. Ibn Hibban 5 Sunan Abu Daud 2 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Shahih Muslim Jumlah Hadits Ekonomi 199 Al-Buyu’. Al-ijarah, Salam, dll 179 Buyu’dan Al-Ijarah 290 Kitab al-Buyu’ 115 Sh. Ibn Khuzaimah 300 -an Sunan at-Tirmizi 117 Sunan al-Nasa’iy Sunan Ibnu Majah Sunan al-Darimi Sunan Baihaqi Muwatta’Malik Musannaf Ibn Abi Syaibah Musannaf A. Razzaq Mustadrak al-Hakim Keterangan 254 170 94 1145 78 1000 -an 1354 245 Kitab al-buyu’ Al-buyu’ Kitab al-Buyu’ Kitab at-Tijarah Kitab al-buyu; Kitab al-buyu’dan al-ijarah Buyu’, ijarah, musaqat 639 Bab Kitab al-Buyu’ Kitab al-buyu’

Belum termasuk Kitab Subulus Salam, Bulughul Maram dan Nailul Authar serta kitab hadits terbesar

Belum termasuk Kitab Subulus Salam, Bulughul Maram dan Nailul Authar serta kitab hadits terbesar Musnad Ahmad bin Hanbal

Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam Ø Ø Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk menghidupkan

Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam Ø Ø Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah yang bersumber Alquran & Sunnah Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro dolar) Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan.

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam • Great gap selama 500 -an tahun dalam sejarah pemikiran

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam • Great gap selama 500 -an tahun dalam sejarah pemikiran ekonomi pada dark age di barat (sebagaimana disinyalir oleh schumpeter). Disisi lain dunia Islam justru mencapai kegemilangan. • Terjadi Transformasi pemikiran ekonomi (demikian pula ilmu pengetahuan secara umum) dari Islam ke barat pada abad pertengahan. Banyaknya kesamaan/kemiripan antara pemikiran sarjana muslim & barat, memunculkan beberapa dugaan : a. terjadi dua kebetulan yg sama antara pemikiran sarjana muslim dan barat. b. sarjana barat dipengaruhi oleh pemikiran sarjana muslim. c. sarjana barat melakukan plagiasi atas karya para sarjana muslim

Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat Plato, Aristoteles, Xenophon dll : Mengecam

Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat Plato, Aristoteles, Xenophon dll : Mengecam pembungaan uang Ekonomi rumah tangga Bibel : Etika & moralitas, bisnis, riba dll g r e a t Abad 2 -4 SM Awal Masehi Abad 10 g a p Abad 7 -11 M (fase dasar) -Abu Yusuf (798) Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga Peranan negara, peranan pasar. -Muh. Bin Hasan (750) Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship, Mudharabah, teori konsumsi. -Abu Ubayd Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah -Ibnu Maskawih Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter -Mawardi. Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah Abad 11 -15 fase kedua -Al Gazali (1111) Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll -Ibnu Taimiyah (1328) Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll -Ibnu Khaldun (1404) Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan -Nasirudin Tusi (1442) Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi Abad 13 scholastik St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa) Abad ke 16 -18 Markantilisme Jean Bodiin : hubungan uang, barang & monopoli Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi David Hume : hubungan uang-harga Abad 17 -18 Psiokrasi Laissez faire laisszes passer Quesney : perekonomian sistim yang analog dg kehidupan biologis manusia Abad 18 -19 Klasik Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern, kemakmurantergantung pro. Duktifitas, manusia self interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian tenaga kerja dll. Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan penduduk & pangan, kontrol populasi. David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan komparatif, analisis marjinal. JB Say 1832 : keseimbangan demand supply. J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan Abad ke 7 M: Quran & Hadist Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap Abad ke 16 -19 fase ketiga Shah Waliullah 1762 Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba. Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi. Muhammad Iqbal (1873 -1938) Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat Abad 19

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam • • Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam • • Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya ajaran Islam (pada abad ke 7 M)karena ajaran Islam tidak hanya memberikan panduan ritual, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat. Sejarah perekonomian Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktek ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad saw dan para sahabatnya serta pengikutnya sepanjang zaman. Deversifikasi praktek ekonomi dilakukan masyarakat muslim setelah masa nabi Muhammad saw, bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran ekonomi Islam. Periodeisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dikategorikan menjadi : 1. Periode pertama (Masa awal Islam 450 H/1058 M). 2. Periode kedua (450 -850 H/1058 -1446 M). 3. Periode ketiga (850 -1350 H/1446 -1932 M). 4. Periode kontemporer (1350 H – sekarang/ 1932 M – sekarang)

Sejaraha Ekonomi Islam. (pada masa Rasulullah SAW) • Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW setelah

Sejaraha Ekonomi Islam. (pada masa Rasulullah SAW) • Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW setelah hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah). • Setelah menata bidang politik dan pemerintahan (konstitusional, tahap selanjutnya Rasulullah menata bidang ekonomi & sosial.

Sejaraha Ekonomi Islam (pada masa Raulullah SAW) • Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa

Sejaraha Ekonomi Islam (pada masa Raulullah SAW) • Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW) adalah : 1. Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas semua yang ada. 2. Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg sebenarnya. 3. Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin Allah, oleh karena itu saudara 2 nya yg kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaannya. 4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun. 5. Kekayaan harus berputar 6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan. 7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam perekonomian, hal tersebut dapat menghapus konflik antar golongan. 8. Menetapkan kewajiban yg sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu termasuk masyarakat miskin

Sejaraha Ekonomi Islam (pada masa Raulullah SAW) Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan

Sejaraha Ekonomi Islam (pada masa Raulullah SAW) Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian bukti penerimaan distribusi dilakukan dengan rapi, karena : a. Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit. b. Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik distribusi maupun penerimaan. c. Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal. d. Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak umum digunakan. e. Ghanimah umumnya dibagikan setelah terjadi peperangan.

Terima Kasih Thank You Syukria

Terima Kasih Thank You Syukria

KONSEP MAKRO EKONOMI ISLAM I Oleh :

KONSEP MAKRO EKONOMI ISLAM I Oleh :

 • Islam memiliki khasanah fiqih muamalah yang sangat kaya dan luas, diantara khasanah

• Islam memiliki khasanah fiqih muamalah yang sangat kaya dan luas, diantara khasanah tersebut adalah prinsip Syirkah al Inan, al Mudharabah, Bai’as Salam, bai’al Istishna, Bai’al Murabahah, Ijarah, hawalah, ar Rahn, al Wakalah, al Qardh dan al Ajr wal Umulah.

 • Khasanah fikih muamalah selain bersumber dari Quran dan hadis juga bersumber dari

• Khasanah fikih muamalah selain bersumber dari Quran dan hadis juga bersumber dari Kitab atau karya-karya para ulama antar lain : 1. al-Kindi, 2. al Ghazali, 3. Ibnu Rusd, 3. al-Khaawrizmi, 4. Ibnu Khaldun, 5. Ibnu Haitam, 6. Ibnu Hazm, 6. al-Farabi, 7. Jabir Ibnu Hayam, 8. Ibnu Sina, 9. Ibnu hajja. 10. Ar razi dll.

Bahkan beberapa ekonom barat yang terinspirasi karya ekonom muslim adalah : • Teori Pareto

Bahkan beberapa ekonom barat yang terinspirasi karya ekonom muslim adalah : • Teori Pareto Optimum diambil dari kitab Nahjul Balaqah Imam Ali. • Abu Yusuf (798 M) dalam kitabnya al-Kharaj yang menulis tentanggung jawab ekonomi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyat. • Adam Smith (1776) dengan bukunya The Wealt of Nation banyak terinspirasi oleh buku al-Amwal-nya Abu Ubaid (838 M). • Teori Leffer’s Curve yang diciptakan oleh Leffer (penasehat ekonomi Presiden Ronald Reagan) teori ini diciptakan pada saat krisis yang melanda Amerika diakhir masa jabatan Reagen yang pertama dan terori ini cukup ampuh untuk menanggulangi krisis tsb. Leffer berterus terang bahwa teorinya terinspirasi oleh buku Ibnu Khaldun (1404 M).

Dalam buku The Wealth of Nation karya Adam Smith (1776 M) yang terdiri dari

Dalam buku The Wealth of Nation karya Adam Smith (1776 M) yang terdiri dari lima jilid. Dalam jilid ke lima bab pertama, Adam Smith membandingkan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang berbeda (bangsa dengan ekonomi terbelakang dan bangsa dengan ekonomi maju) Contoh masyarakat terbelakang adalah masyarakat Indian di Amerika, sedangkan contoh masyarakat ekonomi maju adalah bangsa Arab dan Tartar.

Adam Smith menjelaskan, bangsa arab yang dimaksud adalah yang dipimpin oleh : “Mohamet and

Adam Smith menjelaskan, bangsa arab yang dimaksud adalah yang dipimpin oleh : “Mohamet and his immediate successor” atau lebih tepatnya Rasululloh saw dan Khulafaur Rasyidin

Tepatnya pada 774 M, Raja Offa yang berkuasa di Inggris ketika itu mencetak koin

Tepatnya pada 774 M, Raja Offa yang berkuasa di Inggris ketika itu mencetak koin emas yang merupakan direct copy dari dinar Islam berikut tulisan Arabnya. Yang uniknya koin (uang) tersebut mencatumkan kalimat Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasululloh dan juga dua buah salib kecil, karena Raja Offa bergama Nasrani.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw • • Kharaj (sejenis pajak tanah), Zakat, kums

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw • • Kharaj (sejenis pajak tanah), Zakat, kums (pajak 1/5), jizya (sejenis pajak atas badan orang non Muslim) dan penerimaam lain-lain (diantaranya Kaffarah/denda). Ushr (pajak) Ghanimah (pampasan perang) Amwal Fadhla (Muslim yg meninggal tanpa ahli waris). Nawaib (pajak bagi kaum muslim yg kaya u/ keperluan negara yg sifatnya darurat.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah SAW Sumber penerimaan negara meliputi Dari kaum muslim 1.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah SAW Sumber penerimaan negara meliputi Dari kaum muslim 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Dari kaum non muslim Zakat. Ushr (5 -10%) Ushr (2, 5%) 1. Zakat fitrah. 2. Wakaf. 3. Amwal Fadhla Nawaib Sadaqah yag lain khums jizya. Kharaj Ushr (5%) Dari masyarakat umum 1. 2. 3. 4. 5. ghanimah. Fa Uang tebusan Pinjaman dari kaum muslim Hadiah dari pemimpin/ negara lain

 • Penerimaan zakat dan kums dihitung secara proporsional, secara ekonomi hal ini akan

• Penerimaan zakat dan kums dihitung secara proporsional, secara ekonomi hal ini akan menciptakan built-in stability (hal ini akan menstabilkan harga dan menekan inflasi). • Sistim zakat perniagaan dihitung dari hasil usaha (tax on quasi rent) sehingga tidak mempengaruhi harga dan jumlah penawaran. Ini berbeda dengan sistim Pajak pertambahan nilai (Ppn) yang ada sekarang yg dihitung atas harga barang, sehingga harga barang bertambah mahal dampak jumlah yang ditawarkan lebih sedikit (up-ward shift on supply curve). • Sedangkan zakat ternak, Islam menerapkan sistim yang progresif untuk memberi insentif peningkatan produksi. Makin banyak ternak yang dimiliki makin kecil zakat yang harus dibayar, ini akan mendorong skala produksi yang lebih besar dan terciptanya efisiensi biaya.

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw Disisi pengeluaran, terdiri dari pengeluaran untuk : •

Kebijakan fiskal di zaman Rasulullah saw Disisi pengeluaran, terdiri dari pengeluaran untuk : • dakwah, • pendidikan dan kebudayaan, • iptek, • hankam, • kesejahteraan • social dan • belanja pegawai

Peranan Institusi keuangan publik • Peranan Baitul Maal (Keuangan Publik) adalah 1. 2. 3.

Peranan Institusi keuangan publik • Peranan Baitul Maal (Keuangan Publik) adalah 1. 2. 3. 4. Menampung sumber penerimaan negara dan mendistribusikannya ke berbagai sektor. Pengelolaan keuangan negara langsung dibawah pengawasan Rasulullah dengan sekretaris khusus. Sebagian besar disalurkan untuk kebutuhan ekonomi, social dan budaya. Sistim distribusidan sangat fleksibel (tidak birokratis)

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW • • Kebijakan dilaksanakan tanpa mungganakan instrumen bunga.

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW • • Kebijakan dilaksanakan tanpa mungganakan instrumen bunga. Perekonomian jazirah Arab sebagian besar adalah sektor perdagangan (bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam). Mitra dagang terbesar adalah Parsia dan Roma. Persyaratan untuk melakukan transakasi adalah alat pembayaran yang dapat dipercaya yaitu Dinar dan Dirham. 1. kedua koin tersebut memiliki berat yang tetap dan 2. memiliki kandungan emas dan perak yang tetap, 3. nilai satu dinar sama denga sepuluh dirham. Secara alamiah transaksi yang beredar didaerah Mesir atau Syam menggunakan Dinar sebagai alat tukar, sementara di kekaisaran Persia menggunakan Dirham. Ekspansi yang dilakukan Islam ke wilayah Kekaisaran Persia dan Roma menyebabkan perputaran uang semakin meningkat. Selama pemerintahan Nabi uang tidak dipenuhi dari keuangan negara semata melainkan dari hasil perdagangan dengan luar negri.

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW • Karena tidak adanya pemberlakukan tariff dan bea

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW • Karena tidak adanya pemberlakukan tariff dan bea masuk pada barang impor, uang diimpor dalam jumlah cukup untuk memenuhi permintaan internal. • Pada sisi lain nilai emas dan perak pada kepingan Dirham maupun Dinar sama dengan nilai nominal (face velue) uanganya (sehingga dapat dipergunakan sebagai hiasan atau ornamen). Dapat disimpulkan bahwa awal periode Islam penawaran uang (Money Supply) terhadap pendapatan sangat elastis.

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW • Selain Dirham dan Dinar, alat pembayaran yang

Kebijakan moneter sejak zaman Rasulullah SAW • Selain Dirham dan Dinar, alat pembayaran yang digunakan pada awal periode Islam khususnya para pedagang besar dan bereputasi tinggi adalah : 1. Surat wesel dagang dan 2. Surat hutang • Meningkatnya perdagangan antara Yaman dan Syam menciptakan kemungkinan untuk menerbitkan dan menerima alat pembayaran lainnya yaitu surat wesel tagih atau surat hutang diantara pedagang, • Pada masa kekalifahan Umar Ibn Khatab, diterbitkannya surat pembayaran yg disebut dengan Saq, yg saat ini dikenal dg sebutan “cek” yang penggunaannya dapat diterima masyarakat.

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW • Pemercepatan peredaran uang. Dengan sistim pemerintahan yang

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW • Pemercepatan peredaran uang. Dengan sistim pemerintahan yang legal dan perangkat hukum yang tegas dalam menentukan peraturan etika dagang dan penggunaan uang, maka hal-hal yang dilarang adalah : 1. Larangan terhadap Kanz (penimbunan uang untuk spekulasi) cenderung mencegah dinar dan dirham kelaur dari perputaran. 2. Larangan praktek bunga mencegah tertahannya uang ditangan pemilik modal. Sedangkan pemercepatan peredaran uang, Rasul mendorong masyarakat untuk mengadakan kontrak kerjasama dan mendesak mereka untuk memberikan pinjaman tanpa bunga sehingga lebih memeprkuat peredaran uang.

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW • Kebijakan fiskal terhadap nilai uang. 1. Memberikan

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW • Kebijakan fiskal terhadap nilai uang. 1. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada kaum Muslim dalam melakukan aktivitas produktif dan ketenagakerjaan. 2. Rasulullah mendesak golongan Anshar dan Muhajirin untuk melakukan perjanjian Mudharabah (bagi hasil), Muzara’a (pembagian panen) dan Musaqat (satu pihak menyediakan kebun, pihak lain mengatur irigasi dan j jasa tenaga kerja). dengan kerjasama ini meningkatkan penawaran agregat masyarakat yang berdampak pada stabilitas nilai uang ketingkat equilibrium yang tinggi.

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW • Mobilisasi dan utilitas tabungan. Pihak pemilik dana

Antisipas kebijakan moneter zaman Rasulullah SAW • Mobilisasi dan utilitas tabungan. Pihak pemilik dana dan enterprenuer bekerjasama dengan exente agreement share yang menghasilkan nilai tambah. Karena kegiatan ekonomi saat itu adalah jasa, agricultural, perdagangan, dan kerajinan, bentuk hukum yang sesui kegiatan tersebut adalah Mudharabah, Muzara’ah, Musaqat dan Musyarakah. Tabungan yang dimiliki oleh masyarakat (investor) dialokasikan untuk perdagangan dan Kerajinan, sedangkan assets fisik seperti tanah peralatan digunakan untuk gricultural. Dengan bimbingan Rasulullah kaum Muhajirin dan Ansar bekerjasama dengan share 50% : 50%

Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab • Administrasi telah ditata dengan pencatatan double entry

Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab • Administrasi telah ditata dengan pencatatan double entry system, penataan ini sejalan dengan makin bertambahnya pemeluk Islam dan luas wilayahnya • Selain Baitul Maal pusat didirikan pula Baitul Maal distrik, propinsi dan lokal

Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab • • Disisi pengeluaran, pembangunan infrastruktur mendapat perhatian

Kebijakan Fiskal Khalifah Umar ibnu Khatab • • Disisi pengeluaran, pembangunan infrastruktur mendapat perhatian besar. Memerintahkan Gubernur Mesir, Amr Ibn Ash untuk membelanjakkan sepertiga APBN untuk : 1. Melakukan penggalian kanal dari Fustat (Kairo) ke Suez untuk memudahkan transoprtasi dagang antara semenanjung Arab dan Mesir. 2. Juga membangun dua kota bisnis : Kufa (untuk bisnis dengan Romawi) dan Basra (bisnis dengan Persia). Catatan APBN jarang sekali mengalami defisit, karena pengeluaran hanya dilakukan apabila ada pemasukan (sistim cash bassis).

Kebijakan Moneter Khalifah Umar ibnu Khatab • Diiterbitkannya surat pembayaran cek yang penggunaannya dapat

Kebijakan Moneter Khalifah Umar ibnu Khatab • Diiterbitkannya surat pembayaran cek yang penggunaannya dapat diterima masyarakat. • Menginstruksikan untuk mengimpor sejumlah barang dagangan dari Mesir ke Madinah, karena barang yang diimpor dalam jumlah yang besar sehingga distribusinya menjadi terhambat, Oleh karena itu Khalifah Umar menerbitkan saq/cek kepada yang berhak

Kebijakan Fiskal pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib Tugas Baitul Maal diatur dan diuraikan

Kebijakan Fiskal pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib Tugas Baitul Maal diatur dan diuraikan sebagi berikut : • Mengatur dan mengurus permasalah dan kebutuhan masyarakat. • memeperbaharui kota tua dan membangun yang baru. • mengumpulkan kharaj. • mempersiapkan pertahanan negara.

Kebijakan pembangunan pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib • Pembangunan sektor-sektor umum yang diorganisasi

Kebijakan pembangunan pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib • Pembangunan sektor-sektor umum yang diorganisasi masing-masing distrik. • Penetapan secara rinci tingkat ekonomi dalam masyarakat dan menjamin bagian masing-masing orang (Ia mengatakan setiap individu mendapatkan bagian pada pendapatan nasional) • Menekankan kepada para gubernur untuk benar-benar mendistribusikan pendapatan kepada kelompok masyarakat sehingga tercapailah kesejahteraan dan keadilan.

Kebijakan Moneter pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib • Dinar dan Dirham merupakan satunya

Kebijakan Moneter pada jaman khlifah Ali bin Abuthalib • Dinar dan Dirham merupakan satunya mata uang yang dipakai. • Pada masa pemerintahan Imam Ali, Islam mencetak uang sendiri, namun demikian masa pemerintahan Imam Ali tidak terlalu lama (-/+ 4 tahun), sehingga uang yang dicetak tersebut tidak dapat beredar luas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penawaran uang selama masa itu sama seperti pada masa Nabi Muhammad.

Kesimpulan • Tidak ada satu pun instrumen kebijakan moneter yang digunakan pada masa awal

Kesimpulan • Tidak ada satu pun instrumen kebijakan moneter yang digunakan pada masa awal periode keislaman. • Karena penggunaan uang sebagai alat tukar, tidak ada alasan untuk melakukan perubahan supply uang melalui kebijakan diskresioner.

KONSEP MAKRO EKONOMI ISLAM II (Sektor Keuangan)

KONSEP MAKRO EKONOMI ISLAM II (Sektor Keuangan)

Pandangan Islam terhadap harta & kegiatan ekonomi • • Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu

Pandangan Islam terhadap harta & kegiatan ekonomi • • Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, termasuk harta benda, adalah Allah SWT (kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuan. Nya). Status harta yang dimiliki manusia adalah : 1. Harta sebagai amanah (titipan, as a trust) dari Allah SWT. 2. Einstain berpendapat, manusia tida mampu menciptakan energi, yang mampu manusia lakukan adalah mengubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. 5. Harta sebagai perhiaasan hidup yang memungkinkan manusia bisa meninkmati dengan baik dan tidak berlebihan. 6. Harta sebagai ujian keimanan. (menyangkut cara mendapatkan dan memanfaatkan. 7. Harta sebagai bekal ibadah

Pandangan Islam terhadap harta & kegiatan ekonomi • • • Pemilikan harta dapat dilakukan

Pandangan Islam terhadap harta & kegiatan ekonomi • • • Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah). Dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat melupakan kematian (Q. S. At Takatsur: 1 -2), melupakan Dzikurullah (Q. S. Al Munafiqun: 9), Melupakan shalat & Zakat (Q. S. An Nur: 37), dan memusatkan kekayaan pada sekelompok orang saja (Q. S. Al Hasyr: 7). Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti : 1. Kegiatan Ribawi (Q. S. Al Baqarah: 275 -281). 2. Berjual beli barang yang dilarang atau haram (Q. S. Al Maidah: 90 -91). 3. Mencuri/merampok/penggasaban (Q. S. Al Maidah: 38). 4. Curang dalam takaran dan timbangan (Q. S. Al Muthaffifin: 1 -6). 5. Melalui cara-cara yang bathil dan merugikan (Q. S. Al Baqarah: 188). 6. Melalui cara suap menyuap (H. R Imam Ahmad).

Sektor Lembaga Keuangan 1. Secara implisit didalam Al Quran dan Hadist tidak tercantum istilah

Sektor Lembaga Keuangan 1. Secara implisit didalam Al Quran dan Hadist tidak tercantum istilah “bank”. 2. Fungsi perbankan secara partial telah diaplikasikan sejak zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin (yaitu menerima simpanan, menyalurkan dana dan memberikan jasa pengiriman uang)

Sektor Lembaga Keuangan Fungsi perbankan secara partial (satu orang melakukan satu fungsi dari perbankan)

Sektor Lembaga Keuangan Fungsi perbankan secara partial (satu orang melakukan satu fungsi dari perbankan) tersebut adalah : • • • Rasulullah SAW yang dikenal dengan julukan al Amin, dipercaya oleh masyarakat Mekah untuk menerima simpanan harta, sehingga pada saat hijrah ke Madinah, beliau meminta kepada syaidina Ali ra untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memiliki, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut. (Wadiah ad Amanah). Sahabat Rasulullah, Zubair bin al Awwam lebih suka menerima titipan dalam bentuk pinjaman yang memiliki hak untuk memanfaatkan (Wadiah at Dhomanah). Karena bentuknya pinjaman maka ia wajib mengembalikan utuh. Penggunaan cek (media pembayaran yang pada waktu istilahnya “saq”) telah dikenal luas sejalan dengan meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dan Yaman. Bahkan di zaman Umar bin Khattab ra beliau menggunakan cek untuk membayar tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan cek tersebut kemudian mereka mengambil gandum di Baitul Mal. Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil, seperti Mudharabah, Musyarakah, Muzara’ah, Musaqah telah dikenal sejak awal diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Sektor Lembaga Keuangan • • Ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh satu individu tumbuh dan

Sektor Lembaga Keuangan • • Ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh satu individu tumbuh dan berkembang dizaman Bani Abbasiyah, dan lebih berkembang pesat lagi setelah beredarnya jenis mata uang Pada zaman Abbasiyah, pada saat pemerintahan Muqtadir (908 -932 M). Saat itu setiap wazir mempunyai bankir sendiri, misalnya Ibnu Abi Isa menunjuk Ali Ibn Isa ; Hamid Ibnu Wahab mnunjuk Ibrahim Ibnu Yuhana. Kemajuan praktik perbankan pada zaman itu ditandai dengan beredarnya alat pembayaran saq (cek) sangat luas sebagai media pembayaran. Perbankan saat itu tidak menggunakan konsep bunga dalam operasionalnya, namun menggunakan konsep bagi hasil disisi penghimpunan dananya, dan jual beli, gadai, sewa dan bagi hasil disisi pembiayaannya.