EKONOMI ISLAM Oleh H Ahmad Rafiki 1 Daftar

  • Slides: 196
Download presentation
EKONOMI ISLAM Oleh: H. Ahmad Rafiki 1

EKONOMI ISLAM Oleh: H. Ahmad Rafiki 1

Daftar Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 2 11.

Daftar Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 2 11. Konsep Dasar Ekonomi Islam Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Teori Produksi & Konsumsi dalam ekonomi Islam Sektor Riil dalam ekonomi Islam Uang Dalam Ekonomi Islam Konsep Kepemilikan dalam Islam Peran Negara dalam ekonomi Islam Riba dalam Islam Perbankan Islam Pasar Modal Dalam Ekonomi Islam

Bab 1 Konsep Dasar Ekonomi Islam 3

Bab 1 Konsep Dasar Ekonomi Islam 3

Ekonomi • Ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan

Ekonomi • Ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter) • Ekonomi adalah aktifitas KOLEKTIF! Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian & kesejahteraan dunia-akhirat). Prilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan syariat sebagai rujukan berprilaku dan kecenderungan-kecenderungan dari fitrah manusia. 4

Definisi Ekonomi Dalam Islam S. M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi

Definisi Ekonomi Dalam Islam S. M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat. ” M. A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam. ” Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam. ” 5

Definisi Ekonomi Dalam Islam (lanjutan) M. N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon “para

Definisi Ekonomi Dalam Islam (lanjutan) M. N. Siddiqi, ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman. ” M. Akram Khan, “ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi. ” Louis Cantori, “ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik. ” 6

Definisi Konvensional Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas menggunakan

Definisi Konvensional Ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas menggunakan faktor produksi yang terbatas. Masalah utama ekonomi adalah kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choices) 7

Ekonomi Islam - Ekonomi Rabbani Surah Ali Imran (3) ayat 109: Kepunyaan Allah-lah segala

Ekonomi Islam - Ekonomi Rabbani Surah Ali Imran (3) ayat 109: Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah – lah dikembalikan segala urusan Surat Asy-Syura (42) ayat 12: Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu. Surah Ar-Ra’d (13) ayat 26: 8 Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehiduan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)

Perkembangan Ilmu Ekonomi Islam Political independence of Muslim countries End of Second World War

Perkembangan Ilmu Ekonomi Islam Political independence of Muslim countries End of Second World War Islamic Resurgence Desire to be free of colonial influence 1930’s – 40’s Fiqh and Kalam 9 1950’s – early 60’s Economic teachings and principles of Islam 1970’s – 80’s Calls for Islamic economics and Islamic economics system

Sejarah Ekonomi Islam 10 Ekonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner

Sejarah Ekonomi Islam 10 Ekonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional. Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini (1500 Th yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai jalan atau konsep hidup tentu melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia. Jadi dapat

Kritik Ekonomi Islam Sebagai Ilmu The Adjusted Capitalism School; Islamic Economics as a school

Kritik Ekonomi Islam Sebagai Ilmu The Adjusted Capitalism School; Islamic Economics as a school of thought of capitalism The Conventional School; Islamic Economics has no scientific basis and structure for creating and establishing a workable economic system The Sectarian Diversity School; Islamic Economics lacks a scientific basis (merely a reflection of certain religious beliefs), the existence of different sects in Islam (Muhammad Arif, Toward the shari’ah Paradigm of Islamic Economics: The beginning of a Scientific Revolution, 1985) 11

Perbandingan Ekonomi Sistem Ekonomi Sosialisme Paradigma Marxis Basis Tak ada pemilikan pribadi Landasan Filosofis

Perbandingan Ekonomi Sistem Ekonomi Sosialisme Paradigma Marxis Basis Tak ada pemilikan pribadi Landasan Filosofis 12 Dialektik Islam Syari’ah Kapitalisme Ekonomi Pasar ‘Manusia Muslim’ (islamic man) Manusia Ekonomi Khalifah Allah di bumi Individualisme berdasar laissez faire

Bab 2 Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam 13

Bab 2 Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam 13

1. Tujuan Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai

1. Tujuan Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah. 14

2. Karateristik Ekonomi Islam 15 • Harta Kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas

2. Karateristik Ekonomi Islam 15 • Harta Kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas harta • Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum), dan moral. • Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. • Kebebasan individu dijamin dalam Islam • Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian. • Bimbingan konsumsi • Petunjuk Investasi • Zakat • Larangan Riba

 3. Prinsip Ekonomi Islam Kerja (resource utilization) Kompensasi (compensation) Efisiensi (efficiency) Professional (professionalism)

3. Prinsip Ekonomi Islam Kerja (resource utilization) Kompensasi (compensation) Efisiensi (efficiency) Professional (professionalism) Kecukupan (efficiency) Pemerataan kesempatan (equal opportunity) Kebebasan (freedom) Kerja sama (cooperation) Persaingan (competition) Keseimbangan (equilibrium) Solidaritas (solidarity) Information simetri (Symmetris information) Hidup hemat/tidak bermewah-mewah (abstain from 16 wasteful and luxurious living)

4. Nilai Dasar Sistem Ekonomi Pemilikan Keseimbangan 1. Pemilikan hanya atas 1. manfaatnya 2.

4. Nilai Dasar Sistem Ekonomi Pemilikan Keseimbangan 1. Pemilikan hanya atas 1. manfaatnya 2. 2. Pemilikan terbatas 3. sepanjang umur 3. Tak ada pemilikan individu atas barang umum 4. Sederhana Hemat Menjauhi pemborosan (thdp pemilikan & pengelolaan sumber daya) Menikmati hasil pembangunan 5. Perbaikan kesejahteraan setiap individu 17 Keadilan 1. Berarti kebebasan bersyarat akhlak Islam 2. Harus diterapkan di semua fase kegiatan ekonomi 3. Alokasikan sejumlah hasil kepada yang tak mampu masuk pasar atau tak sanggup membeli menurut kekuatan pasar. 4. Kebenaran, Kejujuran,

5. Nilai Instrumental Sistem Ekonomi Islam Zakat Pelarangan Riba Kerjasama Ekonomi Jaminan Sosial Peranan

5. Nilai Instrumental Sistem Ekonomi Islam Zakat Pelarangan Riba Kerjasama Ekonomi Jaminan Sosial Peranan Pemerintah 18

a. Pandangan Dunia terhadap Riba Fatwa MUI, Desember 2003 Buku Yusuf Qardlawy: Bunga Bank

a. Pandangan Dunia terhadap Riba Fatwa MUI, Desember 2003 Buku Yusuf Qardlawy: Bunga Bank Haram Sidang OKI di Karachi 1970 Mufti Negara Mesir 1989 19 Keputusan MUI, Januari 2004 BUNGA BANK ADALAH RIBA, DAN KARENA ITU HARAM Konsul Kajian Islam Dunia Al-Azhar, Al-Qahirah

Tauhid b. Zakat Tujuannya: Taqarrub ila Llah Hukum Menjadi jiwa hukum dalam peradaban manusia

Tauhid b. Zakat Tujuannya: Taqarrub ila Llah Hukum Menjadi jiwa hukum dalam peradaban manusia Akhlaq Sumber praktek persamaan dan persaudaraan Sosial Mempersamakan dan mempersaudarakan manusia Ekonomi 20 Menjamin growth with equity, memperbaiki hasrat dan pola konsumsi, mendorong redistribusi, dll.

c. Jaminan Sosial Keuntungan dan beban sebanding dengan manfaat: (17: 15). Tidak boleh ada

c. Jaminan Sosial Keuntungan dan beban sebanding dengan manfaat: (17: 15). Tidak boleh ada eksternalitas negatif: (2: 279). Manfaat dari sumber ekonomi harus dapat dinikmati oleh seluruh makhluk (2: 22 dan 29). 21

Jaminan Sosial (lanjutan) Pengeluaran sosial adalah hak sah dari orang miskin dan malang (al-Ma’aarij

Jaminan Sosial (lanjutan) Pengeluaran sosial adalah hak sah dari orang miskin dan malang (al-Ma’aarij 24 -25). p Harta tidak boleh beredar di antara orang kaya saja (Al. Hasyr 7) Mengeluarkan tenaga dan modal untuk kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang Muslim. 22

d. Kerjasama Ekonomi Karakter utama masyarakat ekonomi Islami >< persaingan bebas kapitalis dan kediktatoran

d. Kerjasama Ekonomi Karakter utama masyarakat ekonomi Islami >< persaingan bebas kapitalis dan kediktatoran marxis Mudharabah Musyarakah Qirad: pemilik modal adalah partner, bukan pemberi pinjaman 23 Qardhul Hasan Murabahah

e. Peranan Negara Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor maupun pemilik manfaat sumber-sumber ekonomi serta

e. Peranan Negara Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor maupun pemilik manfaat sumber-sumber ekonomi serta sebagai lembaga pengawas kehidupan ekonomi melalui lembaga Hisbah. 24

Peranan Negara (lanjutan) 25 Hisbah pernah ada di zaman Nabi Muhammad s. a. w.

Peranan Negara (lanjutan) 25 Hisbah pernah ada di zaman Nabi Muhammad s. a. w. , sebagai lembaga pengawas pasar yang menjamin tidak adanya pelanggaran moral di pasar, monopoli, perkosaan terhadap hak konsumen, dan sebagainya. Hisbah adalah independen.

6. Basis Kebijakan Ekonomi Islam Penghapusan Riba (prohibition of riba) Pelembagaan Zakat (implementation of

6. Basis Kebijakan Ekonomi Islam Penghapusan Riba (prohibition of riba) Pelembagaan Zakat (implementation of zakat) Pelarangan Gharar (risk) Pelarangan yang Haram/Menjalankan usaha yang halal (permissible conduct) 26

7. Paradigma Ekonomi Islam 1. Berpikir & Berperilaku (behaviour paradigm) - Spirit dan pedoman

7. Paradigma Ekonomi Islam 1. Berpikir & Berperilaku (behaviour paradigm) - Spirit dan pedoman masyarakat berperilaku --- nilai ekonomi islam 1. Umum (grand pattern) - 27 Kapitalisme --- individual materialisme dlm berpikir ---Mekanisme pasar dlm berperilaku ekonomi

8. Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam Kepemilikan dalam Islam; individu, umum, dan negara Mashalahah

8. Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam Kepemilikan dalam Islam; individu, umum, dan negara Mashalahah sbg Intensif Ekonomi Musyawarah sbg Prinsip Pengambilan Keputusan Pasar yg Adil sbg Media Koordinasi 28 Pelaku Ekonomi dlm Islam; Pasar,

Bab 3 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam 29

Bab 3 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam 29

Sejarah Ekonomi Islam 30 Ekonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner

Sejarah Ekonomi Islam 30 Ekonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional. Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini (1500 Th yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai jalan atau konsep hidup tentu melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan aktivitas agama atau ibadah kita

Perekonomian di Masa Rasulullah SAW Mekkah – masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian; perjuangan

Perekonomian di Masa Rasulullah SAW Mekkah – masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian; perjuangan & mempertahankan diri dari intimidasi kaum Quraisy Madinah; - perekonomian sederhana – prinsip 2 dasar ekonomi - Komitmen thdp etika dan norma (syariah Islam) - Baitul Maal; Institusi pengelola keuangan Negara - kesejahteraan masyarakat - Muzaraah, mudharabah, musaqah - Pemasukan Negara; zakat dan ushr - Sadaqah & Ghanimah - Rikaz, amwal fadhla, wakaf, nawaib - Jizyah 31

Perekonomian Masa Khulafaurrasyidin Abu Bakar Siddiq (537 -634 M) Melanjutkan dasar-dasar yg dibangun Rasulullah

Perekonomian Masa Khulafaurrasyidin Abu Bakar Siddiq (537 -634 M) Melanjutkan dasar-dasar yg dibangun Rasulullah SAW Zakat – banyak yg tidak membayar Zakat Baitul Maal – Diteruskan Sistem penggajain aparat Negara Umar Bin Khattab (584 -644 M) Sektor Pertanian & Irigasi Hukum Perdagangan & Pajak Baitul Maal, Cabang 2 nya dan Kebijakan fiskal Diwan Islam 32 Usman Bin Affan (577 – 656 M) Zakat & Jizyah Supremasi Kelautan (Pelabuhan Islam Pertama) Komposisi kelas sosial Ali Bin Abi Thalib (600661 M) Sederhana Keuangan Negara Mata Uang Negara

Periode Pertama/Fondasi (699 -767 M) 33 1. Abu Hanifa (699 -767 M) Salam; transaksi

Periode Pertama/Fondasi (699 -767 M) 33 1. Abu Hanifa (699 -767 M) Salam; transaksi penjual & Pembeli Menghilangkan ambiguitas & perselisihan Murabahah & Perdagangan Zakat & Muzara’ah 3. Muhammad bin Al Hasan (750 -804 M) Ijarah, Tijarah, Ziraah, dan Sinaah) Perilaku konsumsi ideal Transaksi/kerjasama 2. Abu Yusuf (731 -798) Al-Kharaj; Perpajakan & Peran Negara Keuangan Negara Tasarruf al-Iman ‘ala Ra’iyyah Manatun bi al-Mashlahah Akuntabilitas 4. Abu Ubayd Al-Qasam (838 M) Keuangan publik Kebijakan fiskal Zakat, khums, kharaj, fay

5. Harith bin Asad Al. Muhasibi (859 M) Al-Makasib; memperolehi pendapatan Laba & Upah

5. Harith bin Asad Al. Muhasibi (859 M) Al-Makasib; memperolehi pendapatan Laba & Upah Kerjasama & Hukuman (mencari keuntungan) 6. Ibn Miskwaih (1030 M) Tahdid al-Akhlaq; pertukaran barang, jasa & peranan uang Kompensasi Emas logam 34 7. Mawardi (1058 M) Al-Ahkam al. Sulthoniyyah; pemerintah & administrasi Pengawasan Pasar Perilaku ekonomi – individu Wisdom Mudharabah Transaksi Dagang

Periode Kedua (1058 -1446 M) Korupsi & dekadensi moral 1. Al-Ghazali (1055 -1111 M)

Periode Kedua (1058 -1446 M) Korupsi & dekadensi moral 1. Al-Ghazali (1055 -1111 M) Perukaran & evolusi pasar Produksi & Peranan Negara Barter & evolusi uang Riba Kepentingan individu 2. Ibn Taimaya (1263 -1328) Persaingan pasar bebas Market supervisor Peranan negara Kepemilikan & sumber daya ekonomi Beban pajak & Konsep harga 35 3. Ibn Khaldun (1332 -1404 M) Muqaddimah Perdagangan International Hukum permintaan/penawaran Industri & kerajinan Emas & Perak Backward sloping supply curve 4. Nasiruddin Tusi (1093 M) Akhlaq e-Nasiri Political economy Pembagian tenaga kerja Strategi/kerja sama Tabungan/konsumsi berlebihan Pajak & pertanian

Periode Ketiga (1446 -1932 M) Periode Kontemporer (1930 sekarang) 1. Shah Waliullah (1703 -1763

Periode Ketiga (1446 -1932 M) Periode Kontemporer (1930 sekarang) 1. Shah Waliullah (1703 -1763 M) Hujjatullah al-Baligha 1930 -an --- kebangkitan Kerjasama; pertukaran barang & kembali intelektualitas di Jasa dunia Islam Pembagian ekonomi alamiah Perbandingan sistem ekonomi Kepemilikan & pengelolaan islam dgn sistem lainnya Negara Kritik thdp sistem ekonomi Pajak konvensional; filosofi dan praktikal 2. Muhammad Iqbal (1873 -1938 M) Pembahasan ekonomi islam; Islam vs Kapitalisme & mikro dan makro Komunisme Peranan Negara Zakat Keadilan sosial 36

1. Muhammad Abdul Mannan Market System Plus Planning Islamic Man ASSUMPTIONS Private Property is

1. Muhammad Abdul Mannan Market System Plus Planning Islamic Man ASSUMPTIONS Private Property is an Individual Right FEATURES Observation & Revelation as Source of Knowledge Individual & State Relative & Qualified Ownership of Private Property Implementation of Zakat Prohibition of Riba (interest) 37 Market Forces & Planning

2. Muhammad Nejatullah Siddiqi ASSUMPTIONS Islamic Man Mutual Consultation & Cooperation is the Norm

2. Muhammad Nejatullah Siddiqi ASSUMPTIONS Islamic Man Mutual Consultation & Cooperation is the Norm Relative, Private Property Subject to Moral & Social Obligation FEATURES Positive & Active Role of State Relative & Qualified Rights of Individual, Society & State Prohibition of Riba (interest) Implementation of Zakat Guarantee Basic Necessities to All 38

3. Syed Nawab Haider Naqvi Unity Freewill AXIOMs Equilibrium Responsibility FEATURES Social Security &

3. Syed Nawab Haider Naqvi Unity Freewill AXIOMs Equilibrium Responsibility FEATURES Social Security & Anti. Poverty Programs 39 Property Relations Abolition of Riba Resource Allocation & Decision Making Infaq Incentive

4. Monzer Kahf Islamic Man as Active Agent ASSUMPTIONS Cooperate to Achieve Goal of

4. Monzer Kahf Islamic Man as Active Agent ASSUMPTIONS Cooperate to Achieve Goal of Falah State as Planner & Supervisor ECONOMIC POLICIES Maximization of Rate of Utilization of Resources Minimization of Distribution Gap Ensure Rules of The Game Using monetary & Fiscal Policies; production & distributional tools; legal enforcement; education FRAMEWORK Property Rights Zakat Decision Making Riba Role of State 40

5. Sayyid Mahmud Taleghani Islamic Man Market System as in Capitalism Unacceptable to Islam

5. Sayyid Mahmud Taleghani Islamic Man Market System as in Capitalism Unacceptable to Islam ASSUMPTIONS Social Rights Precede Individual Rights FEATURES Need for Qualified and Guided Ijtihad to Answer Contemporary Problems Property Rights Decision-Making & Resource Allocation Zakat & Other Taxes (Khums, Jizya, Kharaj) Prohibition of Riba (interest) 41

6. Muhammad Baqir As Sadr Islamic Man Restricted to individual freedom is natural ASSUMPTIONS

6. Muhammad Baqir As Sadr Islamic Man Restricted to individual freedom is natural ASSUMPTIONS Private, Public & State Ownership Exist Simultaneously FEATURES Vicegerency calls for duty, responsibility, accountability & justice, leading to cooperation Property Relations Decision-Making & resource Allocation Zakat & Other Taxes (Khums, Jizya, Fay, Kharaj) Prohibition of Riba (interest) & all forms of exploitation 42

Bab 4 Teori Produksi & Konsumsi dalam ekonomi Islam 43

Bab 4 Teori Produksi & Konsumsi dalam ekonomi Islam 43

1. Teori Konsumsi Konsumen mencari kepuasan tertinggi Batasan konsumsi --- kemampuan anggaran Mashalahah dalam

1. Teori Konsumsi Konsumen mencari kepuasan tertinggi Batasan konsumsi --- kemampuan anggaran Mashalahah dalam Konsumsi Memilih barang atau jasa yg memberikan mashlahah maksimum Mashlahah --- manfaat & berkah Kebutuhan & Keinginan – membeli atau memiliki adalah faktor kebutuhan dan keinginan, tidak mendatangkan madharat b. Mashlahah dan kepuasan – Manfaat dan kepuasan; identik, Mashlahah tdk individualis 44 c. Mashlahah dan Nilai-nilai Ekonomi Islam – penerapan a.

Prilaku Konsumsi (Dr. Yusuf Qardhawi); TUJUAN: Memenuhi kebutuhan baik Konsumsi pada barang yang halal

Prilaku Konsumsi (Dr. Yusuf Qardhawi); TUJUAN: Memenuhi kebutuhan baik Konsumsi pada barang yang halal & baik; jasmani maupun ruhani berhemat (saving), sehingga mampu berinfak (mashlahat) serta memaksimalkan fungsi menjauhi judi, khamar, gharar & spekulasi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk Konsumsi yang menjauhi kemegahan, kemewahan, mendapatkan kebahagiaan kemubadziran dunia dan akhirat (falah). menghindari hutang 45

Hukum Penguatan Kegiatan Mashlahah: 1. 2. Keberadaan berkah akan memperpanjang rentang daru suatu kegiatan

Hukum Penguatan Kegiatan Mashlahah: 1. 2. Keberadaan berkah akan memperpanjang rentang daru suatu kegiatan konsumsi Konsumen yang merasakan adanya mashlahah dan menyukainya akan tetap rela melakukan suatu kegiatan meskipun manfaat dari kegiatan tersebut bagi dirinya sudah tidak ada. Islam melarang adanya penggantian (substitusi) dari barang atau transaksi yang halal dengan barang atau transaksi yang haram. Hukum permintaan menyatakan bahawa jika harga barang/jasa meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta konsumen akan menurun, selama kandungan mashlahah pada barang tersebut dan faktor lain tidak berubah Semakin tinggi barang halal yang dikonsumsi seseorang, tambahan mashlahah yang diterimanya akan meningkat. Bagi orang yg tidak peduli adanya berkah, peningkatan mashlahah adalah identik 46 dengan peningkatan manfaat duniawi semata

Zakat Terhadap Konsumsi Golongan Masyarakat Non. Mustahik/Muzakki 47 Implikasi Terhadap Konsumsi Dapat dikatakan zakat

Zakat Terhadap Konsumsi Golongan Masyarakat Non. Mustahik/Muzakki 47 Implikasi Terhadap Konsumsi Dapat dikatakan zakat tidak mempengaruhi golongan ini. Zakat dambil dari pendapatan atau kekayaan muzakki, sehingga mengurangi pendapatan yang dapat dibelanjakan. Namun dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka keuntungan oleh produsen akan dirasakan akibat tingkat konsumsi yang terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh ara mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat semakin tinggi pula konsumsi yang dapat mendorong perekonomian.

Zakat Terhadap Konsumsi (lanjutan) Golongan Masyarakat Mustahik Implikasi Terhadap Konsumsi 1. Bagi golongan Fakir

Zakat Terhadap Konsumsi (lanjutan) Golongan Masyarakat Mustahik Implikasi Terhadap Konsumsi 1. Bagi golongan Fakir zakat merupakan pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C). 2. Bagi golongan Miskin zakat merupakan tambahan pada pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y + Z = C). 3. Bagi golongan Ibnussabil zakat menjadi pendapatan utamanya dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C). 4. Bagi golongan Fisabilillah zakat menjadi pendapatan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan mereka (Y = Z = C). 5. Bagi golongan Muallaf zakat menjadi pendapatan utama yang dapat meneguhkannya (Y = Z = C). 6. Bagi golongan Amil zakat menjadi pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C). 7. Bagi golongan Gharimin zakat menjadi pendapatan untuk membayar hutang (Z = H). 8. Bagi golongan hamba sahaya zakat menjadi pendapatan untuk harga tebusan dirinya (Z = P). Dari asumsi diatas dapat disimpulkan bahwa zakat menjaga tingkat konsumsi untuk terus menjaga jalannya perekonomian. Asumsi: zakat didistribusikan pada mustahik disesuaikan dengan kebutuhan mereka Catatan: Y = Pendapatan, Z = Zakat, C = Konsumsi, H = Hutang, P = Harga Tebusan 48

2. Prilaku Produksi Barang & Jasa yang Diproduksi TUJUAN Memenuhi kebutuhan setiap Jenis barang

2. Prilaku Produksi Barang & Jasa yang Diproduksi TUJUAN Memenuhi kebutuhan setiap Jenis barang dan jasa yang individu; bahwa aktifitas diperjual-belikan adalah produksi hendaknya berorientasi barang dan jasa yang pada kebutuhan masyarakat diperbolehkan oleh syariat luas, bukan terbatas pada atau barang dan jasa yang orientasi pemaksimalan tidak ada pelarangannya keuntungan materi saja dalam syariat. Mewujudkan kemandirian Barang & Jasa yang terlarang: ummat; bahwa aktifitas babi, khamar, naza, judi, produksi bertujuan menciptakan mengundi nasib dan lain rasa kemandirian kolektif yang sebagainya yang disepakati kemudian menciptakan jumhur ulama. ketahanan ekonomi, mendukung berkembangnya kemajuan 49 sektor-sektor yang lain

Nilai- Nilai Islam dalam Produksi Nilai-nilai Islam yg relevan dengan Produksi dikembangkan dari TIGA

Nilai- Nilai Islam dalam Produksi Nilai-nilai Islam yg relevan dengan Produksi dikembangkan dari TIGA nilai utama; Khilafah, Adil dan Takaful; 1. Berwawasan jangka panjang; tujuan akhirat 2. Menepati janji dan kontrak 3. Memenuhi takaran, ketepatan, kelugasan, dan kebenaran 4. Berpegang teguh pada kedisiplinan & dinamis 5. Memuliakan prestasi/produktivitas 6. Mendorong ukhuwah antarsesama pelaku ekonomi 7. Menghormati hak milik individu 8. Mengikuti syarat sah & rukun akad/transaksi 9. Adil dalam bertransaksi 10. Memiliki wawasan sosial 11. Pembayaran upah tepat waktu dan layak 5012. Menghindari jenis dan proses produksi yg haram

Zakat Terhadap Produksi 51 Dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja

Zakat Terhadap Produksi 51 Dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat zakat oleh produsen akan dirasakan melalui tingkat konsumsi yang terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh para mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi semakin tinggi jumlah zakat semakin tinggi pula konsumsi yang dapat mendorong perekonomian.

Bab 5 Sektor Riil dalam ekonomi Islam 52

Bab 5 Sektor Riil dalam ekonomi Islam 52

 Motif Aktifitas Ekonomi Definisi & Jenis Transaksi Kontrak Komersial Instrument – instrument Etika

Motif Aktifitas Ekonomi Definisi & Jenis Transaksi Kontrak Komersial Instrument – instrument Etika dlm Pasar Hisbah Intervensi Pemerintah 53

Motif Aktifitas Ekonomi KONDISI MASYARAKAT (asumsi) 54 MOTIF AKTIFITAS EKONOMI Keimanan Yang Baik Mashlahat,

Motif Aktifitas Ekonomi KONDISI MASYARAKAT (asumsi) 54 MOTIF AKTIFITAS EKONOMI Keimanan Yang Baik Mashlahat, kewajiban & Kebutuhan Keimanan Yang Kurang Mashlahat, Kewajiban, Kebutuhan, Egoisme, Materialisme & Rasionalisme Keimanan Yang Buruk Egoisme, Materialisme & Rasionalisme

Definisi Sektor yang 55 menjelaskan tentang arus barang dan jasa, yang terjadi akibat transaksi

Definisi Sektor yang 55 menjelaskan tentang arus barang dan jasa, yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan di pasar dengan menggunakan bentuk-bentuk akad sesuai dengan syariat Islam Jenis Transaksi Cara transaksi yang dibenarkan dalam Islam adalah pertukaran ekonomi yang bersifat produktif tanpa ada unsur riba (bunga), gharar (manipulasi), maisir (judi), ihtikar (penimbunan), tatfif (curang). “…Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba…” (Al Baqarah: 275)

Jual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly) Profits derived from Al-Bay’( trade and commerce) (GHURMI

Jual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly) Profits derived from Al-Bay’( trade and commerce) (GHURMI + IKHTIAR) (RISK-TAKING + WORK AND EFFORT) Contractual profits derived from loans = Riba (Risk-free + zero value added) Profit (Ribh) Debt Haram 56 Risk-free Zero VAD Al-Bay’ Ghurmi Ikhtiar Halal

Jual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly) Cost-Price + Mark-up = Selling Price ‘IWAD Ghurmi

Jual Beli (Dr. Saiful Azhar Rosly) Cost-Price + Mark-up = Selling Price ‘IWAD Ghurmi (eg. ownership risk) 57 Ikhtiyar (Value-added) Daman (Liability)

Prinsip Dasar Transaksi Syariah q q q 58 Transaksi harus dilakukan atas mal atau

Prinsip Dasar Transaksi Syariah q q q 58 Transaksi harus dilakukan atas mal atau amal yang mutaqawwam dan memberi faedah (manfaat), dimana atas manfaat yang timbul dapat dilakukan bagi hasil. Uang berfungsi sebagai alat pertukaran nilai, karena nilai uang adalah pada daya beli yang ditimbulkannya dan manfaat hanya timbul akibat pemakaian mal atau amal yang dibeli dengan uang tersebut. Transaksi harus transparan dan tidak boleh ada keraguan yang menimbulkan kerugian (gharar) Harus dapat mengelola resiko yang timbul sehingga tidak mengambil resiko yang berlebihan (maysir) Tidak boleh mengharap hasil tanpa menanggung resiko

Kontrak Komersial (Jual-Beli) Murabahah Ijarah Istisna’ Salam Rahn Mudharabah Musyarakah 59

Kontrak Komersial (Jual-Beli) Murabahah Ijarah Istisna’ Salam Rahn Mudharabah Musyarakah 59

Instrumen Investasi Dalam Pasar Mudharabah Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak

Instrumen Investasi Dalam Pasar Mudharabah Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah usaha ekonomi, dimana ada pihak yang menjadi penanam modal (Rabbulmal) dan ada pihak yang mengelola modal dengan keahliannya (Mudarrib) Musyarakah Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah usaha ekonomi, dimana kedua pihak tersebut dapat berkongsi modal dan keahlian, dan keduanya aktif dalam pengelolaan usaha ekonomi. 60

Instrumen Jual-Beli Dalam Pasar Istisna Yaitu Transaksi jual beli dimana pembeli menerima barang terlebih

Instrumen Jual-Beli Dalam Pasar Istisna Yaitu Transaksi jual beli dimana pembeli menerima barang terlebih dahulu dengan pembayaran yang tertunda. Salam Yaitu transaksi jual beli dimana penjual memberikan barang pada pembeli pada masa yang akan datang dengan pembayaran penuh terlebih dahulu. Rahn Yaitu transaksi menggunakan akad gadai, jika penggadai mampu tidak mampu menebus barangnya dalam waktu yang telah disepakati, maka barang tadi menjadi milik penerima gadai Murabahah Yaitu suatu transaksi jual beli dimana pemilik modal (Rabbulmal) membeli barang atas permintaan pengguna akhir yang kemudian membeli secara kredit dari pemilik modal dengan harga mark-up. Ijarah Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi jual beli ketika penyewa menggenapkan pembayaran pada akhir kontrak. 61

Mekanisme Pasar Mekanisme pasar dalam Islam adalah mekanisme bebas dimana harga ditentukan oleh kekuatan

Mekanisme Pasar Mekanisme pasar dalam Islam adalah mekanisme bebas dimana harga ditentukan oleh kekuatan demand dan supply. Sehingga peningkatan sektor riil dilakukan dengan menstimulus atau memperlancar interaksi permintaan dan penawaran, baik dengan regulasi, kebijakan maupun dengan eksistensi institusi penunjang pasar. 62

Kebijakan Penunjang Sektor Riil Kebijakan Sistemik: • Mekanisme Zakat • Pelarangan Riba Kebijakan Pemerintah:

Kebijakan Penunjang Sektor Riil Kebijakan Sistemik: • Mekanisme Zakat • Pelarangan Riba Kebijakan Pemerintah: • Minimalisasi Pajak (Supply-Side Policy) • Optimalisasi Sektor Sosial (Demand-Side Policy) • Pengembangan Teknologi-Informasi • Optimalisasi Institusi Penunjang Pasar 63

Zakat Dalam Sektor Riil • Zakat menjadi mekanisme baku yang menjamin terdistribusinya pendapatan dan

Zakat Dalam Sektor Riil • Zakat menjadi mekanisme baku yang menjamin terdistribusinya pendapatan dan kekayaan, sehingga tidak terjadi kecenderungan penumpukan faktor produksi pada sekelompok orang yang berpotensi menghambat perputaran ekonomi. • Mekanisme zakat merupakan mekanisme perputaran ekonomi (velocity) itu sendiri yang memelihara tingkat permintaan dalam ekonomi. Dengan kata lain pasar selalu tersedia bagi produsen untuk memberikan penawaran. Dengan begitu sektor riil selalu terjaga pada tingkat yang minimum dimana perekonomian dapat berlangsung, karena interaksi permintaan dan penawaran selalu ada. • Dengan zakat perekonomian juga mengakomodasi warga negara yang tidak memiliki akses pada pasar karena tidak memiliki daya beli atau modal untuk kemudian menjadi pelaku aktif dalam ekonomi. Sehingga volume aktifitas ekonomi 64 relatif lebih besar (jika dibandingkan dengan aktifitas ekonomi

Pelarangan Riba Dalam Sektor Riil • • • Absensi Riba dalam perekonomian (sektor riil)

Pelarangan Riba Dalam Sektor Riil • • • Absensi Riba dalam perekonomian (sektor riil) mencegah penumpukan harta (money concentration) pada sekelompok orang, dimana hal tersebut berpotensi mengeksploitasi perekonomian (eksploitasi pelaku ekonomi atas pelaku yang lain eksploitasi sistem atas pelaku ekonomi). Absensi Riba mencegah timbulnya gangguan-gangguan dalam sektor riil, seperti inflasi dan penurunan produktifitas ekonomi makro (akibat money creation). Absensi Riba mendorong terciptanya aktifitas ekonomi yang adil, stabil dan sustainable melalui mekanisme bagi hasil (profit-loss sharing) yang produktif. Pajak Dalam Sektor Riil • • • 65 Pajak yang tidak definitif (jelas) akan membebani perekonomian dan menekan peningkatan aktifitas pasar, bahkan cenderung berkorelasi positif dengan gangguan ekonomi seperti inflasi. Dimana pajak menjadi beban yang kemudian menekan penawaran. Penggunaan dana pajak yang tidak lancar dan transparan akan membuat ketidakseimbangan ekonomi pada sektor riil. Pajak yang tidak definitif akan menggeser beban pada segolongan pelaku ekonomi dalam perekonomian, yang kemudian menghambat aktifitas sektor riil.

Instrumen Sosial Dalam Sektor Riil • Instrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah

Instrumen Sosial Dalam Sektor Riil • Instrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah sebenarnya melengkapi pendanaan kesejahteraan sosial bagi golongan masyarakat yang tidak memiliki akses ekonomi yang terlebih dulu dilakukan pemerintah melalui instrumen regulasinya; zakat, kharaj, jizyah, khums dan ushur atau pajak-pajak kondisional • Wakaf sebagai investasi publik diharapkan mampu menekan biaya sosial yang harus dikeluarkan masyarakat. Wakaf kemudian secara langsung atau tak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan dan kinerja sektor riil, berupa penekanan biaya ekonomi, menekan pengangguran dan meningkatkan konsumsi. Performa sektor sosial ini sangat bergantung pada kondisi kualitas ruhiyah masyarakat, sehingga pendidikan dan pembinaan menjadi fungsi negara yang sangat penting. Bahkan performa sektor sosial ini menjadi variabel yang 66 cukup representatif untuk menggambarkan kesuksesan sebuah negara.

Informasi&Teknologi Institusi Penunjang Sektor Riil Dalam Sektor Riil Hisbah Peningkatan informasi dan Hisbah merupakan

Informasi&Teknologi Institusi Penunjang Sektor Riil Dalam Sektor Riil Hisbah Peningkatan informasi dan Hisbah merupakan lembaga pengawas teknologi tentu akan meningkatkan pasar dinamika sektor riil melalui yang berfungsi menjaga aktifitas pasar efisiensi aktifitas sektor riil, sejalan penekanan biaya, optimalisasi dengan prinsip syariah dan memelihara proses produksi, kelancaran aktifitas pasar melalui transaksi dan pasar serta kebijakan dan kelancaran pengawasan aktifitas penyediaan fasilitas-infrastruktur bagi pasar. Pengaruh informasi teknologi ini tergambar dalam teori yang Baitul Mal diungkapkan melalui rumusan Baitul Mal merupakan institusi negara Coub-Douglas, dimana tingkat yang teknologi tertentu mampu bertujuan mewujudkan misi negara dalam mengangkat level produksi pada mensejahterakan warga melalui kebijakan 67 tingkat yang lebih tinggi (Q = A sektor riil dan moneter menggunakan

Instrumen Sosial Dalam Sektor Riil • Instrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah

Instrumen Sosial Dalam Sektor Riil • Instrumen sosial seperti infaq, shadaqah, hadiah, dan hibah sebenarnya melengkapi pendanaan kesejahteraan sosial bagi golongan masyarakat yang tidak memiliki akses ekonomi yang terlebih dulu dilakukan pemerintah melalui instrumen regulasinya; zakat, kharaj, jizyah, khums dan ushur atau pajak-pajak kondisional • Wakaf sebagai investasi publik diharapkan mampu menekan biaya sosial yang harus dikeluarkan masyarakat. Wakaf kemudian secara langsung atau tak langsung mampu meningkatkan kesejahteraan dan kinerja sektor riil, berupa penekanan biaya ekonomi, menekan pengangguran dan meningkatkan konsumsi. • Performa sektor sosial ini sangat bergantung pada kondisi kualitas ruhiyah masyarakat, sehingga pendidikan dan pembinaan menjadi fungsi negara yang sangat penting. Bahkan performa sektor sosial ini menjadi variabel yang cukup representatif untuk menggambarkan kesuksesan sebuah negara. 68

Etika Bertransaksi dalam Pasar Adil dalam takaran dan timbangan Larangan mengkonsumsi riba Kejujuran dalam

Etika Bertransaksi dalam Pasar Adil dalam takaran dan timbangan Larangan mengkonsumsi riba Kejujuran dalam bertransaksi 69 (bermu’amalah) Larangan Bai’ Najasy Larangan Talaqqi al-rakban(menjemput penjual/adanya asymetric information) Larangan menjual barang yang belum sempurna kepemilikannya Larangan penimbunan harta (Ikhtikar) Konsep kemudahan dan kerelaan dalam pasar

Peranan Lembaga Hisbah (Lembaga Pengawas pasar) Tujuan utamanya untuk mengontrol situasi harga yang sedang

Peranan Lembaga Hisbah (Lembaga Pengawas pasar) Tujuan utamanya untuk mengontrol situasi harga yang sedang berkembang; apakah normal atau terjadi lonjakan harga? apakah terjadi karena kelangkaan barang atau faktor lain yang tidak wajar? Dari inspeksi ini, tim pengawas mendapatkan data obyektif yang bisa ditindak lanjuti sebagai respons. 70

Intervensi Pemerintah dalam Mekanisme Pasar Ibnu Taimiyah, memandang perlu keterlibatan (intervensi) negara dalam aktifitas

Intervensi Pemerintah dalam Mekanisme Pasar Ibnu Taimiyah, memandang perlu keterlibatan (intervensi) negara dalam aktifitas ekonomi dalam rangka melindungi hak-hak. rakyat/masyarakat luas dari ancaman kezhaliman para pelaku bisnis yang ada, dan untuk kepentingan manfaat yang lebih besar. Hal ini bertujuan untuk menghapuskan kezaliman dan kemiskinan yang merupakan kewajiban negara dan membantu penduduk agar mampu mencapai kondisi finansial yang lebih baik 71

Sinergi Aktifitas Ekonomi Islamic Financial Institutions Firm Household MARKET Hisbah Bait Al Mal (Government)

Sinergi Aktifitas Ekonomi Islamic Financial Institutions Firm Household MARKET Hisbah Bait Al Mal (Government) 72

Bab 6 Uang Dalam Ekonomi Islam 73

Bab 6 Uang Dalam Ekonomi Islam 73

Konsep Uang Sistem Ekonomi Konvensional q Money is anything that is generally accepted as

Konsep Uang Sistem Ekonomi Konvensional q Money is anything that is generally accepted as a medium of exchange q Fungsi Ø Ø Ø A Means of Payment or Exchange A Store of Value A Unit of Account q Jenis Ø Commodity monies Ø Fiat or Token money q Kebutuhan Ø Demands for transactions Ø Demands for precautionary Ø Demands for speculation 74

Konsep Uang Modern yang Islami Dinar Milenia atau Dinar Madani Uang tidak harus terbuat

Konsep Uang Modern yang Islami Dinar Milenia atau Dinar Madani Uang tidak harus terbuat dari emas/perak, tetapi Pemerintah harus menyatakan uang sebagai alat pembayaran yang sah dan harus menjamin nilai Bank Sentral harus memastikan kemampuan penjaminan Pemerintah sebelum menerbitkan uang. Nilai Tukar Valuta ditentukan dalam kesepakatan multilateral berdasarkan harga logam mulia di negara yang bersangkutan. Bank Sentral harus mengadakan & mengumumkan valuasi atas penjaminan Pemerintah dengan memakai acuan nilai logam mulia. 75

. Pemikiran Al Ghazalitentang uang q. Uang bagaikan cermin, ia tidak mempunyai warna namun

. Pemikiran Al Ghazalitentang uang q. Uang bagaikan cermin, ia tidak mempunyai warna namun dapat merefleksikan semua warna. Ø Uang diperlukan untuk menentukan nilai dari barang dan jasa Ø Uang diperlukan untuk mempercepat transaksi q. Menimbun uang adalah dosa. Ø Menimbun = mengurangi uang dalam sirkulasi = memperlambat transaksi ekonomi Ø Melebur = menghilangkan uang dari sirkulasi q. Nilai dan bentuk uang ditentukan oleh Pemerintah. Ø Uang yang bukan dari logam mulia = alat bayar resmi Ø Pemerintah menjamin nilainya 76

Pemikiran Ibnu Chaldun tentang . Uang q. Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya

Pemikiran Ibnu Chaldun tentang . Uang q. Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi di negara tersebut dan kemampuan untuk memperoleh neraca perdagangan yang positif. Ø Nilai uang di suatu negara merefleksikan kemampuan produksi (efisiensi produksi) negara tsb konsep inflasi Ø Nilai tukar uang antar negara tergantung pd kemampuan memperoleh neraca perdagangan yg positif moneter q. Emas dan perak adalah acuan nilai dari uang. Ø Penerbitan uang sesuai dengan nilai harta (cadangan) tidak harus emas/perak Ø Harga emas/perak relatif stabil acuan bagi harga yg lain 77

Kesimpulan Umer Chapra tentang uang Hanya Pemerintah yang dapat menerbitkan uang. Pemerintah harus menjamin

Kesimpulan Umer Chapra tentang uang Hanya Pemerintah yang dapat menerbitkan uang. Pemerintah harus menjamin stabilitas nilai uang agar dapat berfungsi sebagai ukuran nilai, alat tukar, dan alat penyimpan daya beli melalui (cadangan) harta yang dimiliki Pemerintah harus mengelola permintaan uang melalui pengelolaan (1) nilai moral, (2) lembaga yang mempengaruhi mekanisme harga, dan (3) tingkat keuntungan usaha. Pemerintah harus mengelola penawaran uang melalui instrumen (1) cadangan wajib, (2) rasio likuiditas, (3) pagu kredit, dan (4) nisbah bagi hasil. 78

. Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi Islam Ø Uang diperlukan untuk transaksi, sehingga uang

. Konsep Uang dalam Sistem Ekonomi Islam Ø Uang diperlukan untuk transaksi, sehingga uang adalah milik masyarakat dan nilai guna uang meningkat bila kegunaannya dalam transaksi meningkat. Ø Uang tidak harus berbasis pada emas dan perak selama dinyatakan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah dan pemerintah wajib menjaga nilainya. Ø Nilai tukar uang antar negara adalah merupakan fungsi neraca perdagangan antar negara tersebut Ø Suatu negara dapat memakai mata uang negara lain sebagai alat pembayaran yang syah di negara tersebut. Ø Larangan penimbunan emas dan perak (kanzul mal) adalah karena emas dan perak pada masa tersebut berlaku sebagai alat pertukaran nilai (uang). 79

Emas/Perak dalam Uang Gold Standard : uang diterbitkan dengan menjamin penukaran uang dengan emas

Emas/Perak dalam Uang Gold Standard : uang diterbitkan dengan menjamin penukaran uang dengan emas pada nilai paritas tertentu memerlukan cadangan emas untuk menerbitkan uang Dinar : uang dicetak dari emas dengan nilai (mutu dan berat) tertentu memerlukan emas untuk penerbitan uang Acuan Emas : nilai tukar valuta ditentukan berdasarkan acuan nilai emas (mutu dan berat) tertentu tetapi tanpa menjamin penukaran uang dengan emas tidak memerlukan (cadangan) emas, tetapi pemerintah tetap harus menjamin nilai uang 80

Peran Uang Plastik dalam Perniagaan antar Negara Penyedia Jasa Uang Plastik (Visa, Mastercard, dsb)

Peran Uang Plastik dalam Perniagaan antar Negara Penyedia Jasa Uang Plastik (Visa, Mastercard, dsb) dapat memberikan jasa pembayaran transaksi perniagaan dalam valuta yang berbeda. Pada saat transaksi, Pemakai tidak mengetahui nilai tukar yang berlaku. Setelah transaksi terjadi, Penyedia Jasa dapat menentukan nilai tukar valuta tanpa persetujuan Pemakai. Penyedia Jasa menjadi ‘clearing agent’ atas transaksi-transaksi valuta yang terjadi tanpa memerlukan persetujuan dari negara-negara yang menerbitkan valuta yang bersangkutan. 81

Mekanisme Dinar Madani Kesepakatan multilateral dlm fasilitas pembayaran bagi perdagangan internasional Dibentuk Lembaga Keuangan

Mekanisme Dinar Madani Kesepakatan multilateral dlm fasilitas pembayaran bagi perdagangan internasional Dibentuk Lembaga Keuangan Internasional yang akan menjadi clearing agent dimana perusahaan dan lembaga yg terlibat akan membuka rekening Transaksi perniagaan antar negara dilakukan melalui mekanisme yg serupa dgn Uang Plastik. Nilai tukar antar Valuta akan ditentukan oleh Clearing Agent Nilai Efektif Uang dapat berubah sesuai dengan perubahan relatif harga logam mulia. Penarikan/penyimpanan dana menurut valuta lokasi penarikan. 82

Peran Uang dalam Ekonomi Syariah q Flow Concept of Money Ø Ø Semata-mata digunakan

Peran Uang dalam Ekonomi Syariah q Flow Concept of Money Ø Ø Semata-mata digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi Kegunaan meningkat sesuai dengan perputarannya q Stock Concept of Capital Ø Ø Merupakan faktor produksi yang digunakan sesuai kebutuhan Kegunaan merupakan fungsi efisiensi & efektivitas q Money is Public Goods Ø Ø 83 Digunakan untuk kepentingan umum Tidak boleh ditimbun atau dihilangkan dari peredaran

Bab 7 Konsep Kepemilikan dalam Islam 84

Bab 7 Konsep Kepemilikan dalam Islam 84

Pengertian Hubungan antara manusia dengan harta yang ditentukan oleh syara dalam bentuk perlakuan secara

Pengertian Hubungan antara manusia dengan harta yang ditentukan oleh syara dalam bentuk perlakuan secara khusus thdp. harta tersebut yang memungkinkan untuk mempergunakannya secara umum sampai ada larangan untuk menggunakannya. Bahasa: Penguasaan manusia atas harta dan penggunaannya secara pribadi Definisi Istilah: Pengkhususan hak atas sesuatu tanpa orang lain, dan dia berhak untuk menggunakannya sejak awal kecuali ada larangan syaria’. - Larangan syaria’ seperti: Keadaan gila, keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur ataupun cacat mental, dll. 85

Menurut Syaikh Taqyuddin An-nabhani Konsep kepemilikan Kepemilikan individu; bekerja, warisan, keperluan harta utk mempertahankan

Menurut Syaikh Taqyuddin An-nabhani Konsep kepemilikan Kepemilikan individu; bekerja, warisan, keperluan harta utk mempertahankan hidup, pemberian negara, harta individu diperolehi tanpa berusaha – hibah, hadiah, wasiat dll ii. Kepemilikan umum; bersama masyarakat memanfaatkan suatu kekayaan – air, listrik dll, Brg yg tdk mungkin dimiliki individu – danau, lautan, Brg yg menguasai hajat hidup org banyak – emas, perak dll iii. Kepemilikan negara; ghanimah, fai, kharaj, rikaz dll Pemanfaatan Kepemilikan; pengembangan harta & penggunaan harta 86 Distribusi kekayaan diantara manusia i.

Distribusi Kekayaan Wajibnya muzakki memberikan kpd mustahik Hak setiap warga negara Pembagian harga negara

Distribusi Kekayaan Wajibnya muzakki memberikan kpd mustahik Hak setiap warga negara Pembagian harga negara Pemberian harta waris kpd ahli warisnya Larangan menimbun emas dan perak sekalipun telah dikeluarkan zakatnya Pengaturan Kekayaan: Pemanfaatan harta Pembayaran zakat – penyeimbang kekuatan ekonomi Penggunaan harta benda tanpa merugikan org lain Memiliki harta secara sah Penggunaan berimbang Kepentingan kehidupan 87

Keadaan/Pembagian Harta, dapat dimiliki ataupun tidaknya: 1. Harta yang tidak dapat dimiliki dan dihakmilikkan

Keadaan/Pembagian Harta, dapat dimiliki ataupun tidaknya: 1. Harta yang tidak dapat dimiliki dan dihakmilikkan orang lain Setiap harta milik umum seperti jalanan, jembatan, sungai dll. dimana harta/barang tersebut untuk keperluan umum. Harta yang tidak bisa dimiliki kecuali dengan ketentuan syariah Seperti harta wakaf, harta baitul mal dll. Maka harta wakaf tidak bisa dijual atau dihibahkan kecuali dalam kondisi tertentu seperti mudah rusak ataupun biaya pengurusannya lebih besar nilai hartanya. 2. Harta yang bisa dimiliki dan dihakmilikkan kpd. lainnya Selain dari dua jenis harta dalam kategori tsb. diatas. 88

Habisnya Hak Manfaat Habisnya waktu pemanfaatan yang terbatas Rusaknya benda/barang yang digunakan ataupun tercatat

Habisnya Hak Manfaat Habisnya waktu pemanfaatan yang terbatas Rusaknya benda/barang yang digunakan ataupun tercatat dengan kecacatan yang membatalkan hak pemanfaatannya Waktu si pengguna, menurut Hanafiah Wafatnya pemilik resmi harta, apabila penggunaanya melalui cara peminjaman ataupun sewa 89

1. Pemilikan atas barang saja Hak kepemilikan milik sendiri, namun hak pakai milik yang

1. Pemilikan atas barang saja Hak kepemilikan milik sendiri, namun hak pakai milik yang lain - Hak Pakai tidak bisa diwariskan menurut Hanafiyah 2. Pemilikan manfaat perorangan atau hak pakai saja Lima hal yang menyebabkan hak pakai/pemilikan manfaat: 1. Peminjaman, menurut jumhur hanafiyah dan malikiyah, barang yang dipinjam dapat dipinjamkan kepada yang lainnya. Adapun menurut syafiiyah dan Hanbali, barang tersebut tidak dapat di pinjamkan kepada orang lain (selain peminjam) - Pemindahan hak pakai tanpa membayar ganti 2. Sewa (Ijarah), yaitu pemindahan hak pakai dengan membayar ganti 3. Wakaf, yaitu penahanan kepemilikan atas barang pada seseorang dan memindahkan hak manfaatnya kepada yang diberikan wakaf 4. Wasiyat 90 5. Ibahah, izin untuk menggunakan sesuatu atau memakainya

Jenis-jenis pemilikan 1. Taam: Sempurna Jenis Kepemilikian atas sesuatu yang sekaligus dapat memanfaatkannya, atau

Jenis-jenis pemilikan 1. Taam: Sempurna Jenis Kepemilikian atas sesuatu yang sekaligus dapat memanfaatkannya, atau si pemilik berhak atas seluruh hak -hak syariy - Tidak terbatas pada waktu - Tidak dapat di batalkan pemilikannya 2. Naqis: Tidak Sempurna Bisa hanya memiliki ataupun punya hak pakai - Hak Pakai pada barang tidak bergerak seperti rumah atau tanah 91

Bab 8 Peran Negara dalam ekonomi Islam 92

Bab 8 Peran Negara dalam ekonomi Islam 92

Peran & Fungsi Negara (Yusuf Qardhawy) 1. Menjamin kebutuhan minimal rakyat; fungsi ini bertujuan

Peran & Fungsi Negara (Yusuf Qardhawy) 1. Menjamin kebutuhan minimal rakyat; fungsi ini bertujuan utama untuk memelihara keimanan rakyat dengan menekan atau bahkan menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi yang mengganggu hubungan mereka dengan Allah SWT. 2. Memberikan pendidikan dan pembinaan; fungsi ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan rakyat agar kualitas hubungan manusia dengan Allah SWT dapat terus meningkat. ASUMSI: Keimanan merupakan parameter utama dari Keberhasilan sebuah negara Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor maupun pemilik manfaat sumber ekonomi serta sebagai lembaga pengawas kehidupan ekonomi melalui lembaga Hisbah. 93 Hisbah pernah ada di zaman Nabi Muhammad s. a. w. , sebagai lembaga pengawas pasar yang menjamin tidak adanya pelanggaran moral di pasar, monopoli, perkosaan terhadap

Peran & Fungsi Negara (Hasanuzzaman) 1. Pembuat kebijakan dan legislasi. Kebijakan dan legislasi yang

Peran & Fungsi Negara (Hasanuzzaman) 1. Pembuat kebijakan dan legislasi. Kebijakan dan legislasi yang menjadi wewenang negara diharapkan mampu menekan inefisiensi dan diskriminasi. 2. Pertahanan negara. Dalam hal ini Islam bukan hanya mempertahankan negara secara fisik tapi juga mempertahankan risalah Islam secara normative. 3. Pendidikan dan penelitian. Dengan begitu diharapkan keilmuan yang mapan mampu memberikan efek multiplier bagi pembangunan segala bidang yang dilakukan negara. Dengan kata lain program ini bukan hanya meningkatkan pembangunan baik secara kuantitas dan kualitas, tapi juga memperkokoh kewujudannya. 4. Pembangunan dan pengawasan moral-sosial masyarakat. Sudah menjadi kemestian secara otomatis bahwa negara Islam harus menjaga prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan warga negaranya. Fungsi negara untuk kategori ini dimainkan oleh institusi negara yag di sebut Hisbah. 5. Menegakkan hokum, menjaga ketertiban dan menjalankan hudud. Sejalan dengan fungsi negara kategori sebelumnya, bahwa usaha negara dalam mewujudkan ketertiban dan kedisiplinan fisik maupun moral, diperlukan penegakkan hokum yang jelas dan tegas yang bersifat mengikat, beserta dengan konsekwensi dan 94 pengawasannya.

Peran & Fungsi Negara (M. N. Siddiqi) 1. Fungsi yang menjadi tugas dari syariat.

Peran & Fungsi Negara (M. N. Siddiqi) 1. Fungsi yang menjadi tugas dari syariat. Fungsi negara ini merupakan tugas yang secara spesifik terangkum dalam Qur'an dan Sunnah dan di benarkan oleh para Fuqaha. Fungsi ini tidak tergantung pada perubahan social masyarakat. Contoh dari fungsi negara jenis ini adalah fungsi pertahanan, ketertiban umum, pelarangan riba dan implementasi Zakat. 2. Fungsi turunan dari syariat yang merupakan hasil dari ijtihad berdasarkan situasi kontemporer. Fungsi negara kategori ini bersumber dari analogis argumentasi yang berbasiskan Qur'an dan Sunnah, yang sangat bergantung pada keadaan (tempat dan waktu), misalnya fungsi negara dalam menjaga lingkungan dari masalah-masalah social. 3. Fungsi yang ditugaskan oleh masyarakat melalui mekanisme syura (parlemen) kepada negara. Fungsi negara kategori ini merupakan "permintaan" masyarakat melalui mekanisme yang dibenarkan syariat, dalam hal ini melalui kewenangan syura (parlemen), misalnya fungsi negara dalam menyediakan fasilitas publik, seperti listrik, air bersih dan rumah murah. 95

Anggaran Negara PENERIMAAN PENGELUARAN Jenis Regulasi Zakat Kebutuhan Dasar Kharaj Kesejahteraan Sosial Jizyah Pendidikan

Anggaran Negara PENERIMAAN PENGELUARAN Jenis Regulasi Zakat Kebutuhan Dasar Kharaj Kesejahteraan Sosial Jizyah Pendidikan & Penelitian Ushur Infrastruktur (Fasilitas Publik) Jenis Sukarela Infak-Shadaqah Administrasi Negara Wakaf Pertahanan & Keamanan Hibah-Hadiah Jenis Kondisional 96 Dakwah & Propaganda Islam Khums Pajak Keuntungan BUMN (Fay’) Lain-lain

Keuangan Publik Dalam Perekonomian Islam (Umar Bin Khattab) Zakat 97 Fay’ Pajak Takaful •

Keuangan Publik Dalam Perekonomian Islam (Umar Bin Khattab) Zakat 97 Fay’ Pajak Takaful • Zakat ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat dengan terlebih dahulu menjamin kebutuhan dasar bagi tiap warga negara. • Jika zakat tidak cukup maka negara dapat menggunakan harta negara yang bersumber dari fay’ meliputi kharaj, jizyah, khums, ushr, al mustaglat, dan lain-lain. • Jika fay’ tidak cukup negara diperkenankan mengambil pajak pada golongan masyarakat yang kaya saja, dengan membuat kriteria objek pajak dan tingkat pajak yang dibenarkan syariah. • Jika pajak juga tidak cukup, maka negara dibolehkan melakukan pemerataan (takaful).

Struktur Fay’ 1 • • 98 Kharaj: Hasanuzzaman mengungkapkan bahwa pajak tanah ini terbagi

Struktur Fay’ 1 • • 98 Kharaj: Hasanuzzaman mengungkapkan bahwa pajak tanah ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak Ushr dan pajak Kharaj. Pajak ushr dikenakan pada tanah di jazirah arab, baik yang diperoleh secara turun temurun maupun dengan penakhlukan. Sedangkan pajak kharaj dikenakan pada tanah diluar jazirah arab. Sementara Abu Yusuf berpendapat bahwa setiap tanah yang pemiliknya masuk Islam adalah tanah ushr, dan diluar itu, seperti tanah orang asing yang telah didamaikan penduduknya dan menjadi tanggungan umat Islam, maka tanah itu adalah kharaj. Besarnya pajak jenis ini menjadi hak Negara dalam penentuannya. Dan Negara sebaiknya menentukan besarnya pajak ini berdasarkan kondisi perekonomian yang ada. Jizyah (poll tax) merupakan pajak yang hanya diperuntukkan bagi warga negara bukan muslim yang mampu. Quthb Ibrahim Muhammad dan Hasanuzzaman serta beberapa pakar sejarah ekonomi Islam klasik mengungkapkan bahwa jizyah ini rata-rata dikenakan pada setiap laki-laki dewasa non-muslim sebesar 2 dinar. Golongan laki-laki dewasa ini pada hakikatnya adalah golongan non-muslim Dzimmah, yang disebut dzimmi.

Struktur Fay’ 2 • • 99 Ushur merupakan pajak khusus yang dikenakan atas barang

Struktur Fay’ 2 • • 99 Ushur merupakan pajak khusus yang dikenakan atas barang niaga yang masuk ke Negara Islam (impor). Menurut Umar bin Khattab, ketentuan ini berlaku sepanjang ekspor Negara Islam kepada Negara yang sama juga dikenakan pajak ini. Dan jika dikenakan besarnya juga harus sama dengan tariff yang diberlakukan negara lain tersebut atas barang Negara Islam. Infaq-Shadaqah-Wakaf merupakan pemberian sukarela dari rakyat demi kepentingan ummat untuk mengharapkan ridha Allah SWT semata. Namun oleh Negara dapat dimanfaatkan dapat digunakan Negara dalam melancarkan proyek-proyek pembangunan Negara. Al Mustaglat yaitu pendapatan negara yang bersumber dari government investment. Sumber pendapatan ini termasuk sumber baru bagi negara yang diperkenalkan oleh Walid bin Abdul Malik. Untuk komoditi yang vital bagi kepentingan rakyat negara diperkenankan berusaha komersil dengan tujuan penyediaan kebutuhan vital bagi warga negara. Lain-lain. Penerimaan negara dapat juga bersumber dari variable seperti warisan yang memiliki ahli waris, hasil sitaan, denda, hibah atau hadiah dari negara sesama Islam, hima dan bantuan-bantuan lain yang sifatnya tidak mengikat baik dari negara luar maupun lembaga-lembaga keuangan dunia.

Tugas Lembaga Hisbah 100 Mengawasi timbangan, ukuran dan harga. Mengawasi praktek riba, maisir, gharar

Tugas Lembaga Hisbah 100 Mengawasi timbangan, ukuran dan harga. Mengawasi praktek riba, maisir, gharar dan penipuan. Mengawasi jual beli terlarang. Mengawasi bongkar muat barang di pasar dan pelabuhan. Mengawasi kehalalan, kesehatan dan kebesihan suatu komoditas. Pengaturan (tata letak) pasar. Mengatasi persengketaan dan ketidakadilan. Menyuruh membayar hutang bagi orang yang mampu tapi enggan membayar hutang. Melakukan intervensi pasar. Memberikan hukuman terhadap pelanggaran (ta’zir).

Arsitektur Ekonomi Islam Otoritas Ekonomi (Economy Authority) Lembaga Hisbah (Hisbah Council) Otoritas Pasar (Market

Arsitektur Ekonomi Islam Otoritas Ekonomi (Economy Authority) Lembaga Hisbah (Hisbah Council) Otoritas Pasar (Market Authority) Bait Al Maal (Treasury House) Qiradh (Financial Authority) Perbankan (Banking Institution) Lembaga Non-Bank (Non-Banking Institution) Pasar (Market) 101

Bab 9 Riba dalam Islam 102

Bab 9 Riba dalam Islam 102

Pengertian. Yang dimaksud dengan transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersial yang

Pengertian. Yang dimaksud dengan transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersial yang melegitimasi adanya penambahan tersebut. Seperti transaksi jual-beli, gadai, sewa, atau bagi hasil proyek. Ibnu Al Arabi Al Maliki, dalam kitabnya Ahkam Al Qur’an, menjelaskan: ﻭﺍﻟﺮﺑﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﻫﻮﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻵﻴﺔ ﻛﻞ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﻟﻢ ﻳﻘﺎﺑﻠﻬﺎ ﻋﻮﺽ “Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam ayat Qur’ani yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariah. ” 103

BEDA BUNGA DAN MARGIN KEUNTUNGAN MURABAHAH 1 MARGIN KEUNTUNGAN 2 Uang sebagai Objek dan

BEDA BUNGA DAN MARGIN KEUNTUNGAN MURABAHAH 1 MARGIN KEUNTUNGAN 2 Uang sebagai Objek dan komoditas Barang sebagai Objek 3 Bunga bisa berubah secara sepihak Harga yang telah disepakati tidak bisa berubah Tidak dikaitkan dengan 4 sektor riel (Sektor Moneter & Riel terpisah) Sektor Moneter dan Riel terkait kuat, sehingga mendorong percepatan arus barang dan produksi 5 6 104 BUNGA ﺍﻟﺮﺑﺎ ﺣﺮﻡ ﻭ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺤﻞ ﻭ Bila macet, bunga berbunga Margin dan harga tidak berubah

JENIS-JENIS RIBA 1. Riba Qardh ( ﺍﻟﻘﺮﺽ ﺭﺍ ) Suatu manfaat atau tingkat kelebihan

JENIS-JENIS RIBA 1. Riba Qardh ( ﺍﻟﻘﺮﺽ ﺭﺍ ) Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh) 2. Riba Jahiliyyah ( ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﺭﺍ ) Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan. 3. Riba Fadhl ( ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺭﺍ ) Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi. 4. Riba Nasi’ah ( ﺍﻟﻨﺴﻴﺌﺔ ﺭﺍ ) Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian. 105

TAHAPAN PELARANGAN RIBA DALAM AL-QURAN Larangan riba yang terdapat dalam Al Qur’an tidak diturunkan

TAHAPAN PELARANGAN RIBA DALAM AL-QURAN Larangan riba yang terdapat dalam Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus, melainkan diturunkan dalam empat tahap. Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zhahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah "Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang -orang yang melipatgandakan (pahalanya). “ (Q. S. Ar Rum: 39). 106

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah mengancam dengan balasan yang keras

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah mengancam dengan balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. "Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka yang (memakanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. " (Q. S. An Nisa: 160 -161) Tahap ketiga, Allah mengharamkan riba yang berlipat ganda. Sedangkan riba yang tidak berlipat ganda belum diharamkan. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat-ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. " (Q. S. Ali Imran: 130). Ayat ini turun pada tahun ke 3 hijriyah. Secara umum ayat ini harus dipahami bahwa kriteria berlipat-ganda bukanlah merupakan syarat dari terjadinya riba (jikalau bunga berlipat ganda maka riba tetapi jikalau kecil bukan riba), tetapi ini 107 merupakan sifat umum dari praktek pembungaan uang pada saat itu.

Tahap terakhir, Allah dengan jelas dan tegas mengharamkan apa pun jenis tambahan yang diambil

Tahap terakhir, Allah dengan jelas dan tegas mengharamkan apa pun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman baik bunga yang kecil maupun besar. Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba. "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa (dari berbagai jenis) riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya. " (Al Baqarah: 278 -279) 108

 Perbedaan Investasi dengan Membungakan Uang Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan

Perbedaan Investasi dengan Membungakan Uang Ada dua perbedaan mendasar antara investasi dengan membungakan uang. Perbedaan tersebut dapat ditelaah dari definisi dan makna masing-masing. 1. Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap. 2. Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti dan tetap. 109 Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam mendorong seluruh masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Sesuai dengan definisi di atas, menyimpan uang di bank Islam termasuk kategori kegiatan investasi karena perolehan kembaliannya (return) dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali itu ter-gantung kepada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai mudharib atau pengelola

DOSA RIBA/BUNGA Pelaku Riba/Bunga kekal di Neraka (QS. 2: 275) Mudah dipengaruhi Syetan (QS.

DOSA RIBA/BUNGA Pelaku Riba/Bunga kekal di Neraka (QS. 2: 275) Mudah dipengaruhi Syetan (QS. 7: 96) Riba diperangi Allah dan Rasulnya (QS. 2: 279) Sistem Riba Sumber Petaka (QS. 2: 275) Rezekinya tidak berkah (QS. 2: 276) Doanya tidak Maqbul (QS. 2: 186) Dosanya lebih berat dari menzinai ibu kandungnya 110 sendiri (Hadits Riwayat Hakim dari Ibnu Mas’ud) Dilaknat Rasulullah Saw (H. R. Ahmad & At-Tarmizi) Termasuk 7 dosa besar yang dimurkai Allah (H. R. Muttafaq Alaih) Tidak akan masuk syurga (Pemakan riba, peminum khamar, pemakan harta anak yatim, durhaka kpd ibu-Bapa, Hadits Riwayat Al-Hakim)

ANCAMAN BAGI PEMAKAN RIBA Firman Allah : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

ANCAMAN BAGI PEMAKAN RIBA Firman Allah : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan syetan, lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian, disebabkan mereka berpendapat, Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka praktek yang lalu menjadi urusan Allah. Tetapi siapa yang mengulangi kembali, mereka itu adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya (Surah Al-Baqarah : 275) Allah mencabut berkah riba dan menyuburkan sedeqah, Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang engkar dan berdosa (QS. 2. 276) Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman (QS. 2: 278) Maka jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah, bahwa Allah dan 111 Rasulnya akan memerangi kamu. Jika kamu bertaubat dari riba maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi (QS. 279)

HADITS-HADITS TENTANG DOSA RIBA Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Nabi Saw bersabda : “

HADITS-HADITS TENTANG DOSA RIBA Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Nabi Saw bersabda : “ Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan). Yang paling rendah dosanya, sama dengan seseorang yang berzina dengan ibunya”. ﺑﺎﺑﺎ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ ﺛﻼﺛﺔ ﺍﻟﺮﺑﺎ : ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻌﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻥ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺍﺑﻦ ﻋﻦ ( ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﻤﻪ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﻨﻜﺢ ﺍﻥ ﻣﺜﻞ ﺍﻳﺴﺮﻫﺎ Dari Abdillah bin Hanzalah, Nabi Saw bersabda : “Satu dirham yang diterima seseorang dengan sengaja lebih buruk daripada berzina sebanyak 36 kali” (H. R. Ahmad) Sabda Nabi Saw, “Jauhi kamulah 7 dosa besar yang membinasakan !!!, : 112 1. Syirik kepada Allah 2. Sihir 3. Membunuh orang yang diharamkan Allah 4. Makan riba 5. Makan harta anak yatim 6. Lari dari medan perang 7. Menuduh orang beriman yang telah kawin melakukan zina (Muttafaq ‘Alaih)

Fakta Implikasi Riba v Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan

Fakta Implikasi Riba v Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation dan derivative market) dunia berjumlah US$ 1. 5 trillion hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor real hanya US$ 6 trillion setiap tahun. v Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku mereka a history of money from ancient times to the present day), telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor keuangan). v Kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan yang ada dalam institusi keuangan dunia adalah sebagai berikut: 24% di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% di WB dan 62% di IMF. v Hutang negara berkembang lebih dari tiga trillion US dollars dan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak di negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600, dimana pendapatan rata-rata pada negara yang paling miskin kurang dari satu dollar perhari. 113

Bab 10 Perbankan Islam 114

Bab 10 Perbankan Islam 114

HUKUM – HUKUM SEPUTAR AQAD, JUAL BELI DAN SYIRKAH DALAM ISLAM 115

HUKUM – HUKUM SEPUTAR AQAD, JUAL BELI DAN SYIRKAH DALAM ISLAM 115

Pengertian Aqad Akad merupakan hubungan antara ijab dan qabul dalam bentuk yang disyariatkan, dengan

Pengertian Aqad Akad merupakan hubungan antara ijab dan qabul dalam bentuk yang disyariatkan, dengan dampak yang ditetapkan pada tempatnya. (Ibn al-Abidin, Hasyiyah Ibn Abidin, Juz II, h. 355, Wahbah az Syhayli, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, juz IV, hal 2918. } Ijab dan qabul ini harus dilakukan secara syar’i, sehingga dampaknya juga halal bagi masing pihak. (Hafidz Abdurrahman) Aqad sangat penting dalam Aktivitas muamalah hampir sama dengan niat dalam masalah ibadah 116

SYARAT SAHNYA TRANSAKSI (Menurut SYARIAH) 117 a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham

SYARAT SAHNYA TRANSAKSI (Menurut SYARIAH) 117 a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha; (b) prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib); (c) uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas; (d) tidak mengandung unsur riba; (e) Tidak mengandung Unsur Kedzoliman (f) tidak mengandung unsur maysir; (g) tidak mengandung unsur gharar;

(h) tidak mengandung unsur haram; (i) tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time

(h) tidak mengandung unsur haram; (i) tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time valueof money). (j) transaksi tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq) dalam satu akad; (k) tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan(najasy), maupun melalui rekayasa penawaran (ihtikar); (l) tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap(risywah). 118

Produk Perbankan Syariah 119

Produk Perbankan Syariah 119

JUAL BELI 120

JUAL BELI 120

JUAL BELI Jenis Produk Ø 1. Titipan (Wadiah) Ø 2. Bagi Hasil (Syirkah) Ø

JUAL BELI Jenis Produk Ø 1. Titipan (Wadiah) Ø 2. Bagi Hasil (Syirkah) Ø 3. Jual Beli (al Bai’) Ø 4. Sewa (al Ijarah) Ø 5. Jasa-jasa (Ja’alah) Ø 6. Tukar Menukar Valuta (Sharf) Ø 7. Produk dan Jasa Lainnya 121

Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Penghimpunan Dana Wadiah Mudharabah Operasional Bank Syariah di

Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Penghimpunan Dana Wadiah Mudharabah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penggunaan Dana Giro (Yad Dhamanah) Tabungan Deposito Equity Financing Debt Financing Wakalah (arranger/agency) Hawalah (anjak piutang) Jasa Layanan Perbankan Kafalah (garansi bank) Rahn (Gadai) 122 ZIS SDB

Produk Pembiayaan (Financing) Muthlaqah (tidak bersyarat) Mudharaba h Muqayyadah (bersyarat) Equity Financing Musyarakah 123

Produk Pembiayaan (Financing) Muthlaqah (tidak bersyarat) Mudharaba h Muqayyadah (bersyarat) Equity Financing Musyarakah 123 Musyarakah (kerjasama dua pihak atau lebih)

Produk Pembiayaan (Financing) (Lanjutan) Barang-barang Barter Jual Beli (Bai) • Murabahah (margin) • Bitsaman

Produk Pembiayaan (Financing) (Lanjutan) Barang-barang Barter Jual Beli (Bai) • Murabahah (margin) • Bitsaman Ajil (cicil) Barang - uang Debt Financing Uang - Barang Sewa Menyewa (Ijarah) • Ijarah (sewa) • Ijarah Wa Iqtina (sewa beli) Salam (indent-> pertanian) Istishna (indent -> manufacture) Uang - uang 124 Sharf (tukar valas)

Skema Operasional Bank Syariah Bagi Hasil: · Mudharabah · Musyakarah SUMBER DANA: · Giro

Skema Operasional Bank Syariah Bagi Hasil: · Mudharabah · Musyakarah SUMBER DANA: · Giro Wadiah · Tab. Mudharabah · Dep. Mudharabah · Equity Bagi Hasil POOLING DANA Pembiayaan/Jual Beli: · Murabahah Angsuran · Murabahan Sekaligus Alhamdulillah. . . Profit Distribution Margin Sewa Beli: · Ijarah Porsi Nasabah 125 Jasa-jasa: • Kiriman Uang • Inkaso • Garansi Bank • Gadai 100% pendapatan Bank Porsi Bank

1. Wadiah Ø Ø Ø Dari segi bahasa diartikan sebagai meninggalkan, meletakkan atau meletakan

1. Wadiah Ø Ø Ø Dari segi bahasa diartikan sebagai meninggalkan, meletakkan atau meletakan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga Secara teknis berarti titipan murni, dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki Landasan hukum: a. Al Qur’an Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya (QS An Nisaa (4) : 58) Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya (QS Al Baqarah (2) 283) 126

Wadiah (Lanjutan) Ø Ø Ø Ø 127 Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad

Wadiah (Lanjutan) Ø Ø Ø Ø 127 Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamanah, yang diterapkan pada giro Pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipian Bank boleh memanfaatkan harta titipan Prinsip wadiah yang lain adalah wadiah yad amanah, yaitu harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi Keuntungan dan kerugian menjadi hak dan kewajiban bank (pemilik dana dapat diberi bonus tanpa perjanjian) Bank dapat mengenakan biaya administrasi untuk menutupi biaya yang benar terjadi tidak boleh overdraft

Wadiah (Lanjutan) 1. Titip dana Nasabah (penitip) 4. Beri bonus 3. Bagi hasil Skema

Wadiah (Lanjutan) 1. Titip dana Nasabah (penitip) 4. Beri bonus 3. Bagi hasil Skema Wadiah Yad adh-Dhamanah 128 Bank (Penyimpan) 2. Pemanfaatan dana Nasabah Pembiayaan

Wadiah (Lanjutan) Rukun Wadiah Ø Penitip / pemilik barang / harta (muwaddi’) Ø Penerima

Wadiah (Lanjutan) Rukun Wadiah Ø Penitip / pemilik barang / harta (muwaddi’) Ø Penerima titipan / orang yang menyimpan (mustawda’) Ø Barang / harta yang dititipkan Ø Aqad / Ijab Qabul 129

2. Syirkah Ø Ø 130 Prinsip yang didasarkan pada prinsip bagi hasil Terdapat pada

2. Syirkah Ø Ø 130 Prinsip yang didasarkan pada prinsip bagi hasil Terdapat pada produk Pendanaan dan Pembiayaan Jenis-jenis Syirkah : ü Musyarakah ü Mudharabah (Muthlaqah, Muqayyadah on Balance Sheet & Muqayyadah Off Balance Sheet) Isu sentral dari prinsip ini adalah modal, jaminan, manajemen, jangka waktu, besar bagi hasil

Syirkah - Musyarakah Ø Merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil Ø Sering disebut

Syirkah - Musyarakah Ø Merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil Ø Sering disebut dengan syarikah, serikat atau kongsi Ø Dilandasi keinginan para pihak bekerjasama untuk meningkatkan nilai assets yang dimiliki secara bersama-sama Ø Termasuk dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang memadukan seluruh bentuk sumber daya (tangible maupun intangible) serta melibatkan minimal dua pihak Ø Kontribusi para pihak dapat berupa dana, trading assets, enterpreneurship, skill, property, equipment, paten, goodwill, credit worthiness dsb, yang dapat dinilai dengan uang Ø Bisa dengan batasan waktu maupun tanpa batasan waktu Ø Dengan menyatukan semua modal maka pemilik modal berhak turut serta menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek 131 Ø Biaya pelaksanaan dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) Ø Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan Ø Proyek yang

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) Ø Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan Ø Proyek yang dijalankan harus disebutkan dalam akad Ø Pemilik modal dan Pelaksana yang dipercaya tidak boleh : ü Menggabungkan dana proyek dengan dana pribadi ü Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnya ü Memberi pinjaman pada pihak lain Ø Setelah proyek selesai, modal dapat dikembalikan kepada pemilik modal bersama bagi hasil, atau sesuai kesepakatan pada akad Ø Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan pihak lain Ø Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama jika : ü Menarik diri dari perserikatan ü Meninggal dunia 132 ü Menjadi tidak cakap hukum

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Maka mereka berserikat pada

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Maka mereka berserikat pada sepertiga (QS An Nisaa (4): 12) Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (QS Shaad : 24) b. Al Hadits Dari Abu Hurairah, ”Rasulullah SAW bersabda, ”sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman, ”Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya (HR. Abu Dawud) 133

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) Nasabah Asset Value Skema Musyarakah Proyek / Usaha Keuntungan /

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) Nasabah Asset Value Skema Musyarakah Proyek / Usaha Keuntungan / Kerugian Bagi hasil keuntungan / kerugian sesuai porsi kontribusi modal 134 Bank Pembiayaan

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) 1. Akad Musyarakah Bank Umum (A) (Shahibul Maal) BPRS (B)

Syirkah - Musyarakah (Lanjutan) 1. Akad Musyarakah Bank Umum (A) (Shahibul Maal) BPRS (B) (Mitra) Modal B Rp 125 juta (20%) 2. 3. Nasabah B Modal A Rp 500 juta Modal Rp 625 juta (80%) 4. Pembagian Keuntungan Nisbah 56% x Marjin Debitur. 5. Pengembalian Modal Pokok A Rp 500 juta (80%) Modal Pokok 135 Akad Nisbah 44 % x Marjin Debitur . 5. Pengembalian Modal Pokok B Rp 125 juta (20%)

Syirkah - Mudharabah Pembiayaan Ø Berasal dari kata adharbu fil al ardhi (ulama Iraq),

Syirkah - Mudharabah Pembiayaan Ø Berasal dari kata adharbu fil al ardhi (ulama Iraq), yaitu bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al qardhu (ulama hijaz) yang berarti al qath’u (potongan), karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keutungan Ø Merupakan bentuk musyarakah yang paling populer dalam perbankan syariah Ø Bentuk kerjasama antara minimal 2 pihak dimana pemilik modal (shahib al maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan Ø Kontribusi modal 100% dari shahibu al maal dan skill dari mudharib Ø Tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al maal dalam manajemen proyek sebagai org kepercayaan Ø Mudharib harus bertindak hati-hati karena harus bertanggung jawab atas kerugian akibat kelalaian (PSAK 59) Ø Musyarakah dan Mudharabah dalam fikih berbentuk uqud al amanah (perjanjian kepercayaan), yang menuntut kejujuran yang tinggi dan menjunjung keadilan Ø Jumlah modal yang diserahkan sebaiknya tunai, jika bertahap harus jelas tahapannya dan disepakati bersama 136

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Pembiayaan - Lanjutan Ø Hasil pengelolaan dapat diperhitungkan dengan 2

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Pembiayaan - Lanjutan Ø Hasil pengelolaan dapat diperhitungkan dengan 2 cara: ü Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing) ü Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing) Ø Hasil usaha dibagi sesuai akad. Ø Shahib al maal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan mudharib Ø Shahib al maal dapat melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak campur tangan dalam urusan pekerjaan. Ø Nasabah/pengelola yang wanprestasi dapat dikenakan sanksi administrasi 137

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Dan jika dari orang-orang

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Dan jika dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT (QS Al Muzzamil (73): 20) Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah Karunia Allah SWT (QS Al Jumuah (63): 10) b. Al Hadits Dari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tiga hal yang didalamnya 138 terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) 60 % Laba 40 % Skema Pembiayaan Mudharabah Bank 100

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) 60 % Laba 40 % Skema Pembiayaan Mudharabah Bank 100 % modal 100 % management Rugi Repayment of Capital 139 0 %

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Pendanaan Ø Deposan bertindak sebagai shahib al maal (pemilik modal)

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Pendanaan Ø Deposan bertindak sebagai shahib al maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola) Ø Dana dapat dipergunakan bank untuk melakukan pembiayaan murabahah, ijarah, mudharabah dsb Ø Dalam hal dana dipergunakan untuk pembiayaan mudharabah, maka kerugian menjadi kewajiban bank Ø Produk mudharabah diaplikasikan pada tabungan deposito berjangka Ø Bank wajib memberitahukan nisbah & tata cara pemberian keuntungan dan/atau perhitungan pembagian keuntungan serta risiko yg dpt timbul dr penyimpanan dana Ø Dana dpt ditarik oleh pemilik dana sesuai perjanjian 140

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Rukun Mudharabah Ø Ø Ø Shahib al maal (pemilik modal

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Rukun Mudharabah Ø Ø Ø Shahib al maal (pemilik modal / nasabah) Mudharib (Bank) Amal (pekerjaan) Hasil (bagi hasil) Aqad / Ijab qabul Contoh Perhitungan Bagi Hasil : saldo rata-rata nasabah x keuntungan yang diperoleh produk x Nisbah saldo rata-rata produk Contoh : Bapak Ahmad memiliki Deposito Rp. 10. 000, - Jangka waktu 1 bulan, Nisbah Deposan 57% dan Bank 43 %, dgn asumsi rata-rata saldo deposito jangka waktu 1 bln Rp. 950. 000, - dan keuntungan yang diperoleh u/ deposito 1 bln Rp. 30. 000, -. Keuntungan Bp Ahmad sbb: (10. 000 : 950. 000) x 30. 000 x 57 % = 180. 000 (Sebelum Pajak) 141

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Mudharabah Muthlaqah Ø Tidak ada pembatasan bagi bank mempergunakan dana

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Mudharabah Muthlaqah Ø Tidak ada pembatasan bagi bank mempergunakan dana yang dihimpun Ø Bank wajib menginformasikan nisbah dan tata cara serta resiko & keuntungan, kesepakatan tersebut harus tercantum pada akad Ø Untuk bukti penyimpanan dapat berupa buku (tabungan dan bilyet (deposito) Ø Tabungan dapat diambil setiap saat, tetapi tidak boleh mengalami saldo negatif Ø Deposito hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati Ø Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan ARO, maka tidak diperlukan akad baru 142

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) 1. Titip dana Penabung / Deposan Shahibul Maal Bank :

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) 1. Titip dana Penabung / Deposan Shahibul Maal Bank : -Mudharib -Wkl Shahibul Maal 4. Bagi Hasil 3. Bagi Hasil Skema Mudharabah Muthlaqah 143 2. Pemanfaatan dana Pengusaha

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Ø Ø Ø Ø 144 Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Ø Ø Ø Ø 144 Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet Merupakan simpanan khusus (restricted investment) Pemilik dana menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi bank (misalnya syarat untuk bisnis, akad atau nasabah tertentu). Bank wajib menginformasikan nisbah dan tata cara serta resiko & keuntungan, kesepakatan tersebut harus tercantum pada akad Bank wajib menerbitkan bukti simpanan khusus dan wajib memisahkan dana dari rekening lainnya Penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usaha Bank bertindak sebagai perantara (arranger) Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet- Lanjutan Ø Bukti penyimpanan berupa

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Mudharabah Muqayyadah Off Balance Sheet- Lanjutan Ø Bukti penyimpanan berupa bukti simpanan khusus Ø Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya Ø Dicatat pada pos tersendiri dalam rekening administratif Ø Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan pemilik dana Ø Bank menerima komisi, sementara antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil 145

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Investasi Khusus 1. Proyek 2. dana Nasabah Bank Proyek 3.

Syirkah - Mudharabah (Lanjutan) Investasi Khusus 1. Proyek 2. dana Nasabah Bank Proyek 3. Paper Reksadana Bank Equity Investasi Reksadana Manajer Investasi Obligasi Lain-Lain Skema Mudharabah Muqayyadah 146

3. Al Bai’ Ø Prinsip sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer

3. Al Bai’ Ø Prinsip sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property) Ø Tingkat keuntungan bank ditentukan di muka dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual Ø Jenis-jenis Al Bai’ adalah : ü Murabahah (Angsuran/Bai’ Bi tsaman ajil dan Tangguh) ü Salam ü Istishna Ø Isu sentral Al Bai’ adalah : ü Harga kredit lebih tinggi dalam murabahah, harga mecicil lebih mahal dibandingkan tunai ü Peningkatan harga kredit dalam murabahah, harga mencicil 2 tahun lebih mahal dibandingkan mencicil 1 tahun ü Penjual atau penyandang biaya ? ü Bebas resiko atau bagi-bagi resiko ? 147

Al Bai’ - Murabahah Ø Berasal dari kata Ribhu (keuntungan) yaitu jual beli dimana

Al Bai’ - Murabahah Ø Berasal dari kata Ribhu (keuntungan) yaitu jual beli dimana bank menyebut jumlah keuntungannya Ø Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli Ø Harga jual adalah harga beli dari pemasok ditambah dengan biaya bank ditambah dengan marjin keuntungan (cost plus profit). Biaya bank tersebut antara lain ekuivalen harapan bagi hasil untuk deposan, overhead cost dan faktor resiko Ø Kedua belah pihak wajib menyepakati akad yang berisikan harga jual dan jangka waktu pembayaran Ø Akad tidak dapat diubah selama masa berlakunya Ø Lazimnya dilakukan secara bi tsaman ajil atau cicilan 148 Landasan Hukum a. Al Qur’an Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS Al Baqarah (2) : 275) b. Al Hadits dari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan

Al Bai’ – Murabahah (Lanjutan) Ø Ø Bank dan pembeli melakukan negosiasi tentang :

Al Bai’ – Murabahah (Lanjutan) Ø Ø Bank dan pembeli melakukan negosiasi tentang : ü Jumlah ü Kualitas ü Harga ü Profit margin bank ü Cara pembayaran nasabah Jenis-jenis barang yang dapat diperjualbelikan antara lain barang konsumsi, modal kerja dan investasi Ø Nasabah yang lalai dapat dikenakan penalty Ø Discount dapat diberikan kepada nasabah yang mempercepat pembayaran (tidak diperjanjikan pada nasabah) Ø Nasabah dapat diwajibkan menyediakan uang muka yang dihitung dari harga beli barang atau sebesar minimal yang ditetapkan bank Ø Nasabah dapat dikenakan biaya administrasi sesuai ketentuan Bank 149

Al Bai’ – Murabahah Lanjutan 150 Skema Murabahah

Al Bai’ – Murabahah Lanjutan 150 Skema Murabahah

Al Bai’ – Salam 151 Ø Dalam bahasa, salama sama dengan salafa, yaitu pemesan

Al Bai’ – Salam 151 Ø Dalam bahasa, salama sama dengan salafa, yaitu pemesan barang menyerahkan uangnya di tempat akad. Ø Menurut sayyid sabiq dalam fiqqih sunnah, as-salam dinamai juga as-salaf (pendahuluan), yaitu penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu (yang masih berada) dalam tanggungan dengan pembayaran disegerakan Ø Transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada Ø Barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran tunai Ø Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual Ø Sekilas transaksi ini mirip ijon kecuali sudah adanya kepastian waktu penyerahan, kuantitas, kualitas dan harga, misalnya 100 Kg mangga harumanis kualitas A dengan harga Rp 5. 000/Kg dan diserahkan waktu panen 2 bulan mendatang Ø Prakteknya bank akan menjual barang kepada rekanan nasabah atau ke nasabah itu sendiri, baik tunai maupun cicilan

Al Bai’ – Salam (Lanjutan) Ø Jika bank menjual tunai maka biasanya disebuat bridging

Al Bai’ – Salam (Lanjutan) Ø Jika bank menjual tunai maka biasanya disebuat bridging financing dan Umumnya dilakukan pada transaksi komoditi pertanian Ø Jika hasil produksi tidak sesuai akad maka nasabah harus bertanggung jawab Ø Bank dimungkinkan melakukan salam akad pararel dengan pihak lain. Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya (QS Al Baqarah (2) : 283) b. Al Hadits dari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, 152 muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (HR. Ibnu

Al Bai’ – Salam (Lanjutan) Rukun Salam ØPembeli (Muslam / salam) ØPenjual (Muslam ilaihi)

Al Bai’ – Salam (Lanjutan) Rukun Salam ØPembeli (Muslam / salam) ØPenjual (Muslam ilaihi) ØBarang (Muslam fihi) ØHarga (Tsaman) ØIjab-qabul 153

Al Bai’ – Salam (Lanjutan) Skema Salam 4. Kirim Pesanan Nasabah Penjual Pembeli 5.

Al Bai’ – Salam (Lanjutan) Skema Salam 4. Kirim Pesanan Nasabah Penjual Pembeli 5. Bayar tunai setelah pesanan selesai dibuat 2. Pemesanan Barang Nasabah & Bayar Tunai 1. Negosiasi Pesanan 3. Kirim dokumen B a n k 154

Al Bai’ – Istishna Ø Menyerupai produk salam, namun pembayarannya dapat dilakukan oleh bank

Al Bai’ – Istishna Ø Menyerupai produk salam, namun pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dan beberapa pihak. Ø Menurut jumhur ulama fuqaha, merupakan jenis khusus bai’ assalam yang biasanya dipergunakan untuk manufaktur dan konstruksi Ø Spesifikasi barang harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah. Jika terjadi perubahan dari kriteria pada akad maka seluruh biaya tambahan ditanggung nasabah 155 Rukun Istishna ØProdusen (Shaani’) ØPemesan (Mustashni’) ØBarang (Mashnu) ØHarga (Tsaman) ØSighat (Ijab-qabul)

Al Bai’ – Istishna (Lanjutan) Nasabah Konsumen (pembeli) 1. Bank Penjual 4. Nasabah beli

Al Bai’ – Istishna (Lanjutan) Nasabah Konsumen (pembeli) 1. Bank Penjual 4. Nasabah beli pesanan dan bayar cicil atau tunai 3. Bank beli pesanan Skema Istishna’ 156 Pesan 2. Pesan, bayar di muka, bayar sesuai termin Produsen Pembuat

4. Al Ijarah Ø Berasal dari kata alajru yang berarti al ‘iwadhu (ganti) Ø

4. Al Ijarah Ø Berasal dari kata alajru yang berarti al ‘iwadhu (ganti) Ø Merupakan transaksi perpindahan manfaat/hak guna, hampir sama dengan jual beli, perbedaannya hanya pada obyek transaksi dimana tidak diikuti perpindahan kepemilikan (milkiyyah) Ø sewa dapat dilakukan dengan operating lease (tidak terjadi perpindahan kepemilikan) atau bank dapat menjual barang yang disewakannya kepada nasabah (ijarah muntahhiyah bittamlik-IMBT/sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan/finance lease) Ø Dalam konteks perbankan dan lembaga keuangan berrarti menyewakan suatu obyek kepada nasabah berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan sebelumnya 157 (fixed charge)

Al Ijarah (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Dan jika kamu ingin anakmu

Al Ijarah (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu mmberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan (QS Al Baqarah (2) : 233) b. Al Hadits diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”berbekam kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu” (HR Bukhari & Muslim) Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, ”berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya” (HR Ibnu Majah) Ø Obyek sewa yang ditransaksikan antara lain meliputi barang konsumsi, properti, peralatan, alat-alat transportasi, dan alat-alat berat 158 Ø Pada IMBT harga sewa dan harga jual ditetapkan di muka

Al Ijarah (Lanjutan) 159

Al Ijarah (Lanjutan) 159

5. Ja’alah Ø Adalah akad antara dua pihak; pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada

5. Ja’alah Ø Adalah akad antara dua pihak; pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas jasa atau pelayanan yang diberikannya kepada pihak pertama Ø Penerapannya dalam perbankan syariah dapat berupa berbagai pelayanan dengan imbalan fee tertentu, seperti Referensi Bank, Informasi Usaha dan sebagainya Ø Antara lain : ü Safe Deposit Box yang dapat dilakukan dengan akad ijarah atau Wadiah Yad Amanah ü E-Banking seperti ATM, Debit Card, Prepaid Card, SMS Banking, Internet Banking 160

6. Sharf Ø Sharf adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran valuta asing

6. Sharf Ø Sharf adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran valuta asing yang dilakukan sesuai syariah yaitu penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama (spot) Ø Dalam aplikasinya di perbankan syariah, Sharf merupakan jasa / pelayanan bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip yang dibenarkan syariah. Syarat Transaksi : Ø Harus dilakukan secara tunai Ø Transaksi tidak dimaksudkan untuk tujuan spekulatif, tetapi benar-benar untuk tujuan operasional. Ø Bila yang dipertukarkan adalah mata uang yang sama, 161 maka jumlah / nilainya harus sama pula.

Produk dan Jasa Lainnya 162

Produk dan Jasa Lainnya 162

1. Hiwalah Ø Berasal dari kata tahwil yang berarti intiqal (perpindahan), yaitu memindahkan hutang

1. Hiwalah Ø Berasal dari kata tahwil yang berarti intiqal (perpindahan), yaitu memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang (muhil) menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang (muhal ’alaih) Ø Dalam konsep hukum perdata, adalah serupa dengan lembaga pengambialihan utang (schuldoverneming) atau lembaga pelepasan/penjualan utang atau lembaga penggantian kreditor atau penggantian debitor. Ø Prakteknya dipergunakan kepada supplier untuk mendapatkan modal tunai untuk kelanjutan produksi Ø Bank mendapat biaya jasa atas pemindahan piutang Ø Bank perlu berhati-hati karena resikonya cukup besar, dimungkinkan adanya buy back guarantee Ø Dasar Hukum a. Al Hadits Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”menunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu 163 kezaliman. Dan jika salah seorang dari kamu diikuti (di-hawalah-kan) kepada

Hiwalah (Lanjutan) Muhal ’alaih Factor/Bank 2. Invoice Muhil Supplier 164 3. Bayar 1. Supply

Hiwalah (Lanjutan) Muhal ’alaih Factor/Bank 2. Invoice Muhil Supplier 164 3. Bayar 1. Supply Barang Skema Hiwalah dalam Anjak Piutang 5. Bayar 4. Tagih Muhal Pembeli

2. Qardh Ø Secara bahasa adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih

2. Qardh Ø Secara bahasa adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan Ø Dalam literatur fiqih klasik dikatagorikan sebagai akad tathawwu’ atau saling membantu dan bukan transaksi komersial Ø Dalam aplikasi biasanya dilakukan dalam 4 hal : § Talangan haji § Cash advanced § Pinjaman kepada pengusaha kecil terutama yang tidak mampu diberikan dengan pinjaman komersial § Pinjaman kepada pengurus bank 165

Qardh (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah

Qardh (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak (QS Al Hadiid (57) : 11) 166 b. Al Hadits Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata, ”bukan seorang muslim (mereka) yang meinjam muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah (HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi)

Qardh (Lanjutan) Bank 100% Perjanjian/Akad Proyek/ Usaha Keuntungan 167 Nasabah Kembali Modal

Qardh (Lanjutan) Bank 100% Perjanjian/Akad Proyek/ Usaha Keuntungan 167 Nasabah Kembali Modal

3. Rahn Ø Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya

3. Rahn Ø Secara bahasa berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni’matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari Ø Secara teknis menahan salah satu harta peminjam yang memiliki nilai ekonomis sebagai jaminan barang yang diterimanya. Sering disebut gadai Ø Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali pada bank dalam memberikan pembiayaan Ø Barang yang digadaikan harus barang milik nasabah sendiri, jelas ukuran/sifat/nilai – nilai ditentukan berdasarkan nilai riil pasar Ø Barang yang digadaikan dikuasai bank namun tidak boleh dimanfaatkan bank 168Ø Nasabah dapat menggunakan barang yang digadaikan atas izin

Rahn (Lanjutan) Ø Bank dapat melakukan penjualan barang gadai nasabah wanprestasi. Untuk mendapatkan hasil

Rahn (Lanjutan) Ø Bank dapat melakukan penjualan barang gadai nasabah wanprestasi. Untuk mendapatkan hasil optimal penjualan, nasabah dengan seizin bank dapat juga melakukan penjualan Ø Biasanya dilakukan dalam 2 akad, yaitu akad penitipan barang dan qardh Ø Bank mendapatkan keuntungan dari biaya penitipan. Ø Barang yang digadaikan harus memiliki nilai jaminan dan tidak boleh merupakan barang rampasan, barang pinjaman atau barang yang dijaminkan kepada pihak lain Ø Akad tidak dapat dibatalkan atau ditarik kembali. Jika bank melakukan perbuatan yang menghilangkan status kepemilikan maka akad gadai batal Ø Pembayaran hutang sebelum akad berakhir tidak termasuk pembatalan gadai 169

Rahn (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah

Rahn (Lanjutan) Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipergang (oleh yang berpiutang) QS Al Baqarah (2) : 283) b. Al Hadits Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makan dari seorang Yahudi dan menjamin kepadanya baju besi (HR Bukhari & Muslim) Anas ra berkata, ”Rasulullah SAW menggadaikan baju besinya kepada seorang yahudi di Madinan dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau” (HR Bukhari, Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah) 170 Rukun Gadai Ø Ar Rahin (orang yang menggadaikan)

Rahn (Lanjutan) 3. Akad Bank Nasabah 4. Qardh Jaminan/Marhun 1. Titip + biaya pemeliharaan

Rahn (Lanjutan) 3. Akad Bank Nasabah 4. Qardh Jaminan/Marhun 1. Titip + biaya pemeliharaan 171 Skema Rahn

4. Wakalah Ø Wakalah atau wikalah berarti menyerahkan, pendelegasian atau pemberian mandat Ø Dalam

4. Wakalah Ø Wakalah atau wikalah berarti menyerahkan, pendelegasian atau pemberian mandat Ø Dalam bahasa Arab dipahami sebagai at-tafwidh (penyerahan), Ø Secara teknis adalah akad perwakilan antara dua pihak, dimana pihak pertama (muwakkil) mewakilkan suatu urusan (taukil) kepada pihak kedua (wakil) untuk bertindak atas nama dan untuk kepentingan pihak pertama Ø terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa tertentu, seperti kliring, pembukaan L/C (impor dan ekspor), documentary collection, inkaso dan transfer uang. Ø Kelalaian dalam kuasa menjadi tanggung jawab bank, namun sepanjang pihak bank telah menjalankan sebatas kuasa dan wewenang yang diberikan, maka resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakannya perintah tersebut menjadi tanggung jawab pemberi kuasa (termasuk force majeur) Ø Bank dan nasabah yang dicantumkan dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Khusus untuk akad LC, apabila dana nasabah tidak cukup maka penyelesainnya dapat dilakukan dengan pembiayaan Ø Apabila wakil yang ditunjuk lebih dari satu bank maka masing-masing bank tidak boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa musyawarah dengan bank lain kecuali dengan seizin nasabah. 172

Wakalah (Lanjutan) Ø Tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai dengan kehendak

Wakalah (Lanjutan) Ø Tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai dengan kehendak nasabah bank. Setiap tugas harus mengatasnamakan nasabah dan harus dilaksanakan oleh bank Ø Atas pelaksanaan tugasnya, wakil mendapat pengganti biaya (fee) berdasarkan kesepakatan bersama. Ø Landasan Hukum a. Al Qur’an Dan demikian kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka, ” sudah berapa lamakah kamu berada di sini? ” mereka menjawab, ”kita sudah berada (di sini) satu atau setengah hari” berkata (yang lain lagi), ”Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini dan hendaklah ia lihat manakah makan yang lebih baik dan hendaklah ia membawa makan itu untukmu dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorangpun (QS Al Kahfi (18) : 19) 173

Wakalah (Lanjutan) Al Qur’an jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang

Wakalah (Lanjutan) Al Qur’an jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi Berpengalaman (QS Yusuf (12) : 55) b. Al Hadits Bahwa Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi dan seorang Anshar untuk mewakilkan mengawini Maimunah binti-Harist (HR Malik) Jenis Wakalah : 1. WAKALAH AL MUTHLAQAH Perwakilan diberikan secara mutlak, tanpa batasan waktu maupun urusan 174 2. WAKALAH AL MUQAYYADAH Perwakilan hanya diberikan untuk urusan-urusan tertentu 3. WAKALAH AL AMMAH Perwakilan yang diberikan lebih luas dari pada Wakalah Al

Wakalah (Lanjutan) Nasabah (muwakil) Investor (muwakil) Kontrak + Fee • Agency • Administration •

Wakalah (Lanjutan) Nasabah (muwakil) Investor (muwakil) Kontrak + Fee • Agency • Administration • Collection • Payment • Co Arranger (taukil) Kontrak + Fee Skema Al Wakalah 175 Bank (wakil)

5. Kafalah Ø Merupakan akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga

5. Kafalah Ø Merupakan akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga dalam rangka menjamin kewajiban pihak yang ditanggung (makfulanhu), apabila pihak yang ditanggung tersebut cedera janji atau wanprestasi. Ø Dalam arti lain berarti juga mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan Ø Diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban. Ø Bank dapat mempersyaratkan nasabah untuk menyimpan dana dalam bentuk wadiah. Ø Masuk dalam transaksi jenis ini adalah L/C dengan segala jenis dan variasinya Ø Landasan Hukum Al Qur’an Penyeru-penyeru itu berseru, ”kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya (QS Yusuf (12) : 72) Al Hadits Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW (mayat seorang laki-laki untuk dishalatkan). Rasulullah SAW bertanya, ”apakah dia mempunyai warisan? ” Para sahabat menjawab tidak, Rasulullah SAW bertanya lagi, ”apakah dia 176 mempunyai hutang? ” Sahabat menjawab, ”Ya, sejumlah tiga dinar”. Rasulullah pun

Kafalah (Lanjutan) 177 Ø Jenis-Jenis Kafalah 1. KAFALAH BIN NAFS Jaminan dari diri seseorang

Kafalah (Lanjutan) 177 Ø Jenis-Jenis Kafalah 1. KAFALAH BIN NAFS Jaminan dari diri seseorang yang memiliki reputasi, kredibilitas dan bonafiditas yang dikenal baik (Personal Guarantee). 2. KAFALAH BIL MAAL Jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat berupa jaminan uang muka (Advance Payment Bond) atau jaminan pembayaran (Payment Bond). 3. KAFALAH BIN NAFS Jaminan dari diri seseorang yang memiliki reputasi, kredibilitas dan bonafiditas yang dikenal baik (Personal Guarantee). 4. KAFALAH BIL MAAL Jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat Berupa jaminan uang muka (Advance Payment Bond) atau jaminan pembayaran (Payment

Kafalah (Lanjutan) Penanggung (Bank) Tertanggung (Jasa/Obyek) Skema Al Kafalah 178 Ditanggung (Nasabah)

Kafalah (Lanjutan) Penanggung (Bank) Tertanggung (Jasa/Obyek) Skema Al Kafalah 178 Ditanggung (Nasabah)

6. Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Ø Secara fikih berarti sejumlah harta tertentu yang

6. Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) Ø Secara fikih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak Ø Kata zakat dalam bentuk ma’rifah disebutkan 30 kali dalam Al Qur’an, 27 kali disebutkan bersama shalat dan 1 kali sama dengan shalat Ø Zakat diwajibkan pada tahun ke 9 Hijriah sementara shadaqah pada tahun ke 2 Hijriah Ø Zakat diatur dalam UU No 38 tahun 1999 tentang ketentuan pengelolaan zakat 179

Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) (Lanjutan) Ø Lembaga zakat wajib memiliki persyaratan teknis :

Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) (Lanjutan) Ø Lembaga zakat wajib memiliki persyaratan teknis : § Berbadan hukum § Memiliki program kerja yang jelas § Memiliki pembukuan yang baik § Bersedia diaudit Ø Pengelola zakat wajib : § Beragama Islam § Mukallaf (dewasa) § Memiliki sifat amanah dan jujur § Mengerti dan memahami hukum zakat § Berkemampuan melaksanakan tugas dengan baik § Pekerja keras Ø UU mengizinkan dibentuknya Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat (orpol, ormas, takmir masjid, pesantren, media massa, bank dsb) selain Badan Amil Zakat yang dibentuk pemerintah Ø Penyaluran dana ZIS kepada 8 kelompok masyarakat sesuai Al Qur’an 180

7. Wakaf Tunai Ø Berasal dari kata waqafa, berarti menahan atau berhenti, berarti menyerahkan

7. Wakaf Tunai Ø Berasal dari kata waqafa, berarti menahan atau berhenti, berarti menyerahkan suatu milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa perorangan maupun badan pengelola dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan syariat Ø Harta yang diwakafkan keluar dari hak milik pewakaf, namun tidak menjadi hak milik nadzir, tetapi menjadi milik Allah dalam pengertian milik masyarakat umum Ø Dalam sejarah Islam merupakan lembaga penting dalam sistem sosio ekonomi Islam, khususnya semasa kekhalifahan Ottoman Ø Landasan Hukum: 181 a. Al Qur’an kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya (QS Ali Imran : 92) b. Al Hadits Apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah atau ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan atau anak yang shaleh

Wakaf Tunai (Lanjutan) Ø Dalam hal wakaf tunai, sesuai komisi fatwa MUI : §

Wakaf Tunai (Lanjutan) Ø Dalam hal wakaf tunai, sesuai komisi fatwa MUI : § Adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk tunai § Termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga § Hukumnya boleh (jawaz) § Hanya boleh disalurkan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar’I § Nilai pokok wakaf harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan atai diwariskan Ø Di kalangan ulama hukum wakaf tunai merupakan permasalahan yang diperdebatkan, karena uang bisa habis zatnya sekali pakai dan uang diciptakan bukan untuk diambil manfaatnya melainkan sebagai alat tukar 182

Wakaf Tunai (Lanjutan) Pewakaf (Wakif) Bank Syariah Penerima manfaat (Al Mawquf’alaih) Badan Wakaf Nasional

Wakaf Tunai (Lanjutan) Pewakaf (Wakif) Bank Syariah Penerima manfaat (Al Mawquf’alaih) Badan Wakaf Nasional Lembaga Penjamin Pengelolaan Dana Rugi 183 Laba Bank sebagai Penerima dan Penyalur

Wakaf Tunai (Lanjutan) Pewakaf (Wakif) Lembaga Pendidikan Penerima manfaat (Al Mawquf’alaih) Badan Usaha Lembaga

Wakaf Tunai (Lanjutan) Pewakaf (Wakif) Lembaga Pendidikan Penerima manfaat (Al Mawquf’alaih) Badan Usaha Lembaga Pendidikan Lembaga Penjamin Pengelolaan Dana Rugi 184 Laba Lembaga sebagai Penerima dan Penyalur

8. Investasi Reksadana Syariah Ø Merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal Ø

8. Investasi Reksadana Syariah Ø Merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal Ø Dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk berinvestasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan terbatas Ø Secara teknis diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek (saham, obligasi, valas atau deposito) oleh manager investasi Ø Reksadana syariah tidak menginvestasikan dana pada perusahaan yang pengelolaan atau produknya 185 bertentangan dengan syariat Islam

Investasi Reksadana Syariah (Lanjutan) Ø Pengelolaan dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan ijin Bapepam

Investasi Reksadana Syariah (Lanjutan) Ø Pengelolaan dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan ijin Bapepam sebagai manajer investasi. Perusahaan tsb dapat berupa : § Perusahaan efek, dimana umumnya berbentuk divisi tersendiri atau PT yang khusus menangani reksadana selain divisi perantara pedagang efek (broker dealer) dan penjamin emisi (underwriter) § Perusahaan yang secara khusus sebagai perusahaan manajemen investasi Ø Dalam pengelolaan juga melibatkan bank kustodian yang berwenang menyimpan, menjaga dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan serta pembayaran/penjualan kembali suatu reksadana berdasarkan kontrak yang dibuat manajer investasi Ø Jenis Reksadana berdasarkan sifat : § Tertutup (close end fund) pemodal tidak bisa menjual kembali kepada manajer investasi melainkan harus melalui pasar modal § Terbuka (Open end fund) 186 pemodal dapat menjual kembali melalui bank kustodian

9. Investasi Obligasi Syariah Ø Merupakan surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan yang

9. Investasi Obligasi Syariah Ø Merupakan surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan yang dijual kepada investor untuk mendapatkan dana segar Ø Biasanya investor akan mendapatkan return dalam bentuk suku bunga tertentu Ø Sebagaimana fixed income securities, maka memiliki beberapa karakter: § Surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum § Memiliki jangka waktu atau jatuh tempo § Memberikan pendapatan tetap secara periodik § Ada nilai nominal Ø Sebagai surat hutang, maka melibatkan perjanjian yang mengikat yang berisi minimal antara lain : § Besar tingkat kupon serta periode pembayaran § Jangka waktu jatuh tempo § Besarnya nominal § Jenis obligasi 187

Investasi Obligasi Syariah (Lanjutan) Ø Sebagaimana fatwa DSN MUI, obligasi syariah adalah surat berharga

Investasi Obligasi Syariah (Lanjutan) Ø Sebagaimana fatwa DSN MUI, obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa margin/fee serta membayar dana obligasi saat jatuh tempo Ø Obligasi syariah bukan hutang berbunga tetap, tetapi merupakan penyerta dana yang didasrkan pada prinsip bagi hasil. Ø Akad yang digunakan adalah penyertaan (muqaradhah bond) Ø Obligasi syariah kompetitif sebab : § Kemungkinan perolehan dari bagi hasil pendapatan lebih tinggi § Lebih aman karena untuk mendanai proyek prospektif § Bila terjadi kerugian (di luar kontrol) investor tetap memperoleh aktiva § Bukan surat hutang, tetapi surat investasi 188

Bab 11 Pasar Modal Dalam Ekonomi Islam 189

Bab 11 Pasar Modal Dalam Ekonomi Islam 189

Konsep Modal (Capital) adalah segala sesuatu yang diproduksi atau diadakan pada sistim ekonomi yang

Konsep Modal (Capital) adalah segala sesuatu yang diproduksi atau diadakan pada sistim ekonomi yang digunakan sebagai inputs dalam kegiatan produksi dan distribusi dari produk (mal) dan jasa (amal) di masa mendatang q Jenis Modal q Ø Ø Ø q Dimensi Waktu dari Modal Ø Ø q Manfaat = The value of services rendered over time Kemampuan memberi manfaat berubah dengan waktu Penentuan Nilai dari Modal Ø Ø 190 Tangible (Physical) Capital Social (Infrastructure) Capital Intangible (Human/Intellectual) Capital Current Market Value = Potensi Pemanfaatan vs Depresiasi Demand-Supply

Peran Modal dalam Ekonomi Non-Syariah q Memperbolehkan adanya partisipasi secara penuh terhadap kekayaan perusahaan

Peran Modal dalam Ekonomi Non-Syariah q Memperbolehkan adanya partisipasi secara penuh terhadap kekayaan perusahaan bagi investor q Memungkinkan pemegang saham dan surat hutang untuk memperoleh likuiditas dengan menjual saham atau obligasi perusahaan ke pasar modal q Memperbolehkan perusahaan meningkatkan dana eksternal dalam rangka ekspansi aktivitas perusahaan. 191

Tujuan utama Pasar Modal: memfasilitasi perdagangan atas klaim terhadap bisnis perusahaan – pasar modal

Tujuan utama Pasar Modal: memfasilitasi perdagangan atas klaim terhadap bisnis perusahaan – pasar modal dapat memberikan dampak yang signifikan thdp investasi krn 2 alasan: 1. Hal ini tidak bermanfaat dalam menaikkan perusahaan baru, jika perusahaan sejenis dpt memperolehi dengan membeli saham di pasar modal. 2. Mungkin akan bermanfaat untuk membuat perusahaan baru 192 bukan karena perusahaan teresbut menawarkan keuntungan ekonomis jangka panjang tapi karena perusahaan dapat

Fungsi, struktur dan kinerja pasar modal dalam ekonomi islam Fungsi dasar pasar modal: memfasilitasi

Fungsi, struktur dan kinerja pasar modal dalam ekonomi islam Fungsi dasar pasar modal: memfasilitasi pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yg kelebihan dana. 193

Konsep Waktu dalam Ekonomi q Konsep Waktu dalam Produksi Ø Produktivitas Modal (Faktor Produksi)

Konsep Waktu dalam Ekonomi q Konsep Waktu dalam Produksi Ø Produktivitas Modal (Faktor Produksi) berubah = waktu Tangible umumnya mengikuti pola Life Cycle (S-Curve) Social/Infrastructure mengikuti kondisi sosial Intangible umumnya mengikuti gaya hidup Ø Waktu sendiri adalah satu Faktor Produksi q Konsep Waktu dalam Distribusi Ø Distribusi berfungsi menyampaikan supply = demand Ø Demand mempunyai dimensi waktu & berubah = waktu q Konsep Waktu dalam Konsumsi Ø Demand-supply merupakan refleksi kondisi konsumsi karena konsumsi menentukan dimensi waktu dari demand 194

Konsep Time vs Value vs Money q Uang dalam Transaksi & Produksi adalah alat

Konsep Time vs Value vs Money q Uang dalam Transaksi & Produksi adalah alat pertukaran dalam memperoleh barang/jasa (mal/amal) yang dapat memberi manfaat Ø Ø Manfaat kegunaan sendiri Konsumsi Manfaat untuk Produksi Modal (Capital) q Transaksi & Produksi dalam Ekonomi = sarana untuk memperoleh pertambahan nilai pada produk/jasa Ø Fungsi dari perubahan produktivitas-supply-demand vs waktu q Kebutuhan akan uang vs Ketersediaan uang Ø Kebutuhan yang sah vs Kebutuhan yg tidak sah (spekulasi) Ø Fungsi dari perubahan nilai mal/amal yg akan dibeli dgn uang q Net Present Value & Discounted Cash Flow dirumuskan 195 dengan asumsi uang pasti dapat dirubah menjadi modal dan pasti akan memberikan hasil

Thank You Wassalam Oleh: H. Ahmad Rafiki BBA (Hons) Marketing – MARA University of

Thank You Wassalam Oleh: H. Ahmad Rafiki BBA (Hons) Marketing – MARA University of Technology, Malaysia MMgt – International Islamic University, Malaysia Ph. D Candidate – Islamic Science University, Malaysia 196