DOSEN PENGAMPU Iswadi M Pd TEORI BELAJAR SIBERNETIK
DOSEN PENGAMPU Iswadi, M. Pd TEORI BELAJAR SIBERNETIK KELOMPOK 10 AYUDYA RAHMADANI PRATIWI (20168300054) DEVI AMELLIA MAHARANI (20168300094) STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA 2017
Pengertian Teori Sibernetik Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relative baru dibandingkan dengan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya. � Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dibandingkan hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang di proses yang akan dipelajari siswa. Melalui informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. �
Tokoh-tokoh yang menganut Sibernetik Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. � Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa tokoh, diantaranya yaitu : � i. iii. iv. Teori Pemprosesan Informasi Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemprosesan informasidi man pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapantadi akan mengalami perubahan bentuk apapun isinya Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari tiga asumsi tersebut terdapat tiga komponen struktur dan pengatur strategi yang tersimpan di dalam ingatan dapat digunakan setiap saat diperlukan. Ketiga komponen tersebut adalah : a. Sensory Receptor (SR) b. Working Memory (WM) c. Long Term Memory (LTM)
Komponen strategi teori elaborasi yang dikembankan oleh Reugeluth dan Stein yang berpijak pada kajian tentang teori pemprosesan informasi Degeng (dalam Budiningsih, 2005) yaitu : 1. Urutan elaborative 2. Urutan prasyarat belajar 3. Rangkuman 4. Sintesis 5. Analogi 6. Penganktif strategi kognitif 7. Control belajar
Prinsip-prinsip yang mendasari model elaborasi meliputi : a. b. c. d. e. f. g. Penyajian kerangka isi pelajaran (epitome), yaiu suatu upaya untuk menunjukkan bagian-bagian utama pelajaran dan hubungan diantaranya, yang disajikan pada awal pelajaran. Elaborasi secara bertahap, berkaitan dengan tahapan dalam melakukam elaborasi isi pengajaran. Bagian terpenting disajikan pertama kali Cakupan optimal elaborasi Penyajian pensintesis secara bertahap Penyajian pensintesis Tahapan pemberian rangkuman
Tahapan belajar menurut Landa membedakan ada dua macam proses berfikir, yaitu proses berfikir algortmik dan proses berfikir heuristik. v Proses berfikir algortmik, yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke satu target tujuan tertentu. v Proses berfikir heuristic, yaitu cara berfikir devergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berfikir heuristic. v
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan teratur, linear, sekuensial v Sedangkan materi pelajaran kepada siswa untuk berimajinasi dan berfikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami rumus matematika. v
Teori Belajar Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh. � Pendekatan serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagai cara berfikir menyeluruh (wholist) tidak sama dengan cara berfikir heuristic. � Bedanya, cara berfikir menyeruluh adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap sistem informasi. � Siswa tipe wholist atau menyeluruh ini biasanya dalam mempelajari sesuatu cenderung dilakukan dari tahap yang paling umum kemudian bergerak ke khusus atau detail. Sedangkan siswi tipe serialist dalam mempelajari sesuatu cenderung menggunakan cara berfikir secara algoritmik �
� � � Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan pandangan tersebut maka diasumsikam bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi. Asumsi diatas direfleksikan ke dalam suatu model belajat dan pembelajaran. Mode tersebut menggambarkan proses mental dalam belajar yang secara terstruktur membentuk suatu sistem kegiatan mental. Dari model ini dikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti : Proses mental dalam belajar terfokus pada pengetahuan yang bermakna Proses mental tersebut mampu menyandi informasi secara bermakna Proses mental bermuara pada pengorganisasian dan pengaktualisasian informasi.
Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran Secara Umum 1. Proporsi suatu proporsi selalu terdiri atas dua unsur, yaitu suatu hubungan dan sekumpulan argument. Argumen-argumen merupakan topik-topik dari proporsi, dapat berupa kata benda, kata ganti. 2. Produksi produksi merupakan aturan-aturan kondisi-aksi. 3. Gambaran Mental a. Menurut Gagne, mental imaje merupakan Penyajian analog. b. Menurut Biehler, mengemukakan bahwa gambaran mental memperlancar pemahaman dan recall. c. teori Gagne dan Brigss, mempreskripsikan adanya kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran dan pengorganisasian/urutan pembelajaran.
Mengenai kapabilitas belajar berkaitan dengan unjuk kerja dirumuskan oleh Gagne sebagai berikut : No Kapabilitas Belajar Unjuk Kerja 1 Informasi verbal Menyatakan informasi 2 Keterampilan intelektual Menggunakan simbol untuk berinteraksi dengan lingkungan. Ø Diskriminasi Membedakan perangsang yang memiliki dimensi fisik yang berlainan Ø Konsep Konkret Mengidentifikasi contoh-contoh konkret Ø Konsep Abstrak Mengklasifikasi contoh-contoh dengan menggunakan ungkapan verbal atau definisi Ø Kaidah Menunjukkan aplikasi suatu kaidah Ø Kaidah tingkat Mengembangkan kaidah baru untuk memecahkan lebih tinggi masalah 3 Strategi kognitif Mengembangkan cara-cara untuk memecahkan masalah. Mengguakan berbagai cara untuk mengontrol proses belajar atau berfikir
Teori belajar pemprosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. � Tahapantahapan ini dapat dimudahkan dengan menggnakan metode pembelajaran yang mengikuti urutan tertentu sebagai peristiwa pembelajaran � Yang mempreskripsikan kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk kapabiliitas apapun. �
� 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 9 tahapan dalam peristiwa pembelajaran diasumsikan sebagai cara eksternal yang berpotensi mendukung proses internal dalam kegiatan belajar adalah : Menarik perhatian Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa Merangsang ingatan pada prasyarat belajar Menyajikan bahan perangsang Memberikan bimbingan belajar Mendorong untuk kerja Memnerikan balikan informative Menilai untuk kerja Meingkatkan retensi dan alih belajar
� Dalam mengorganisasikan pembelajaran perlu dipertimbangkan ada tidaknya prasyarat belajar untuk suatu kapabilitas, apakah siswa telah memiliki prasyarat belajar yang diperlukan. � Ada prasyarat belajar utama, yang harus dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat memudahkan belajar.
� 1. 2. 3. 4. 5. Pengorganisasian pembelajaran untuk kapabilitas belajar tertentu sebagai berikut : Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan intelektual Pengorganisasian pembelajaran ranah informasi verba Pengorganisasian pembelajaran ranah strategi kognitif Pengorganisasian pembelajaran ranah sikap Pengorganisasian pembelajaran ranah keterampilan motorik
Aplikasi teori sibernetik dalam kegiatanpembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001), baik diterapkan dengan langkah-langkah berikut : � menentukan tujuan-tujuan pembelajaran � menentukan materi pelajaran � Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pembelajaran � Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut � Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya � Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan pelajaran.
Kelebihan dan kekurangan Teori Sibernetik Kelebihan : 1. Cara berpikir berorientasi pada proses lebih menonjol 2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis 3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap 4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai 5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya. 6. Control belajar 7. Balikan informative
Kekurangan : 1. Lebih menekankan pada sistem informasi 2. Tidak secara langsung membahas tentang proses belajar 3. Menyulitkan dalam penerapan
Alasan alasan model pembelajaran berpikir induktif dapat dimasukkan ke dalam teori sibernetik jika ditinjau dari: Pengertian belajar menurut teori sibernetik b) Teori pemprosesan informasi a)
Terimakasih
- Slides: 21