DISUSUN OLEH AGUNG KURNIAWAN PENGERTIAN INFEKSI Infeksi adalah

  • Slides: 52
Download presentation
DISUSUN OLEH : AGUNG KURNIAWAN

DISUSUN OLEH : AGUNG KURNIAWAN

PENGERTIAN INFEKSI Infeksi adalah proses invasif oleh MO dan berproliferasi di dalam jaringan tubuh

PENGERTIAN INFEKSI Infeksi adalah proses invasif oleh MO dan berproliferasi di dalam jaringan tubuh yang menyebabkan sakit

MEKANISME INFEKSI v Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun jamur) mempunyai mekanisme dalam menyerang

MEKANISME INFEKSI v Kuman ( bakteri, virus, protozoa maupun jamur) mempunyai mekanisme dalam menyerang sel inangnya v kuman tersebut bisa menginfeksi melalui 4 tahap yaitu: 1. Adhesi (menempel) 2. Kolonisasi (berbiak) 3. Penetrasi (masuk ke tubuh) 4. Invasi (menyebar ke seluruh tubuh sambil berbiak)

 Adalah reaksi tubuh melawan injuri atau iritasi Tidak sama dengan INFEKSI Berhubungan dengan

Adalah reaksi tubuh melawan injuri atau iritasi Tidak sama dengan INFEKSI Berhubungan dengan JARINGAN yang HIDUP

TERMINOLOGI Kata yang berakhiran ITIS Misal : gingivitis, , pulpitis, nephritis Reaksi pembuluh darah

TERMINOLOGI Kata yang berakhiran ITIS Misal : gingivitis, , pulpitis, nephritis Reaksi pembuluh darah yang mengakibatkan akumulasi cairan dan leukosit pada jaringan ekstravaskuler Berhubungan proses repair thd cedera Dasarnya bersifat protektif Memiliki 5 cardinal Signs

Proses klinis terjadinya infeksi Tergantung pada : - mikroorganisme, - source atau sumber, -

Proses klinis terjadinya infeksi Tergantung pada : - mikroorganisme, - source atau sumber, - portal of exit, - mode of transmition, - portal of entry dan - susceptible host.

The 5 Cardinal Signs of

The 5 Cardinal Signs of

Jenis Radang Akut Rubor Kalor Tumor Dolor Fungsiolesa Mikroskopis : *Infiltrasi sel-sel radang akur

Jenis Radang Akut Rubor Kalor Tumor Dolor Fungsiolesa Mikroskopis : *Infiltrasi sel-sel radang akur (Eosinofil, Basopfil, Neutrofil) *Vasodilatasi *Oedema Kronis Mikroskopis : *Infiltrasi sel radang kronik (Limfosit, monosit) *Proliferasi jaringan fibroblast *Neovaskularisasi

INFLAMASI AKUT REDNESS ( RUBOR ) HEAT ( KALOR ) GROSS : TUMOR PAIN

INFLAMASI AKUT REDNESS ( RUBOR ) HEAT ( KALOR ) GROSS : TUMOR PAIN ( DOLOR ) FUNGSIOLESA

Celcius…. . Dolor adalah rasa nyeri, terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. terjadi karena

Celcius…. . Dolor adalah rasa nyeri, terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patofisiologis]

KALOR Kalor adalah rasa panas terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke

KALOR Kalor adalah rasa panas terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi

TUMOR = pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas

TUMOR = pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

RUBOR Rubor adalah kemerahan, terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah

RUBOR Rubor adalah kemerahan, terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

Fungsio Laesa Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.

Fungsio Laesa Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.

Tanda sistemik demam, malaise, anoreksia dan nausea, vomiting, sakit kepala dan diare.

Tanda sistemik demam, malaise, anoreksia dan nausea, vomiting, sakit kepala dan diare.

Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko infeksi Usia ( bayi: immature system immune pada usia 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko infeksi Usia ( bayi: immature system immune pada usia 2 -3 bulan Ig. G, lansia: terjadi kelemahan system immune). 2. Heriditas (kelainan bawaan berupa rendahnya serum immunoglobulin). 3. Status imunisasi (status imun lengkap atau tidak ini berhubungan dengan infeksi yang timbul) 1.

4. Terapi yang sedang dijalani (radiasi atau chemotherapy menyebabkan penekanan pembentukan sel-sel darah) 5.

4. Terapi yang sedang dijalani (radiasi atau chemotherapy menyebabkan penekanan pembentukan sel-sel darah) 5. Status nutrisi (status nutrisi yang kurang baik memudahkan tubuh daya tahan rendah, berkaitan dengan tidak seimbang proses metabolism dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi sintesa protein) 6. Kelelahan (dapat mempermudah timbulnya infeksi akibat tubuh mudah rentan terhadap penyakit) 7. Stres (mengakibatkan peningkatan cortisone, selanjutnya berakibat pada penurunan anti inflamasi)

MIKROSKOPIS RADANG AKUT Hyperemia Exudation Migrasi leukosit

MIKROSKOPIS RADANG AKUT Hyperemia Exudation Migrasi leukosit

HYPEREMIA Dikarenakan perubahan pada pembuluh vaskuler yang kecil

HYPEREMIA Dikarenakan perubahan pada pembuluh vaskuler yang kecil

EXUDATION Cairan protein masuk ke insterstitial • Cairan meningkat ---- mendilusi toxin Protein meningkat

EXUDATION Cairan protein masuk ke insterstitial • Cairan meningkat ---- mendilusi toxin Protein meningkat • GLOBULIN sebagai antibodi • FIBRIN untuk mencegah MO menyebar dan pemulihan jaringan

LEUKOSIT yang BERPINDAH PMN dan MN menuju area yang ada jejas/injuri

LEUKOSIT yang BERPINDAH PMN dan MN menuju area yang ada jejas/injuri

BENTUK MAKROSKOPIS JARINGAN 1. Peradangan serosa Ditandai : extravasasi cairan protein sel Sebagian besar

BENTUK MAKROSKOPIS JARINGAN 1. Peradangan serosa Ditandai : extravasasi cairan protein sel Sebagian besar peradangan akut bermula sebagai bentuk serosa Komponen eksudat : cairan bening plasma darah menandakan peradangan derajat ringan terjadi bila adanya iritasi ringan pada membrana mukosa dan serosa

2. Peradangan Fibrinosa Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen Komponen utama eksudat : fibrin Menandakan

2. Peradangan Fibrinosa Ditandai : eksudasi plasma fibrinogen Komponen utama eksudat : fibrin Menandakan peradangan akut dengan kerusakan vasculer yang cukup hebat Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih – kuning ( karena kandungan fibrin) Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering membentuk ‘pseudo-membran

3. Peradangan Hemoragie Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya Menandakan peradangan perakut hebat

3. Peradangan Hemoragie Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya Menandakan peradangan perakut hebat Makroskopis : organ mengalami perdarahan Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer Komponen utama eksudat : darah

4. Peradangan Katarrhal Komponen eksudat: “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis, komponen

4. Peradangan Katarrhal Komponen eksudat: “mukus” yang mengandung fibrin, sel debris, jaringan nekrosis, komponen sel darah Warna mukus: bervariasi, tergantung komponen dominasi Biasanya peradangan ini terjadi di saluran cerna, saluran reproduksi, maupun saluran respirasi

5. Peradangan Purulenta Ditandai : keluarnya neutrofil & pembentukan pus. Komponen utama eksudat: nanah/pus

5. Peradangan Purulenta Ditandai : keluarnya neutrofil & pembentukan pus. Komponen utama eksudat: nanah/pus dengan kandungan: neutrofil, sel debris, jaringan nekrotik kuman Konsistensi bisa cair, semisolid, gelatinous Proses pembentukan nanah: supurasi Bakteri pembentuk nanah/pus:

Radang Purulent Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan Abses : kumpulan nanah/pus

Radang Purulent Cellulitis : eksudat purulen pada jaringan sub kutan Abses : kumpulan nanah/pus di dalam organ Pustula : kumpulan nanah/pus pada epidermis Mukopurulen : nanah/pus dalam bentuk mukus Fibrinopurulen : nanah/pus bercampur fibrin

6. Peradangan Granulomatosa Komponen eksudat: granul, yang umum pada peradangan kronis

6. Peradangan Granulomatosa Komponen eksudat: granul, yang umum pada peradangan kronis

Serosa Purulenta

Serosa Purulenta

Serosa Exudat

Serosa Exudat

Purulent Exudat

Purulent Exudat

PROSES KEJADIAN INFLAMASI Agen causatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah

PROSES KEJADIAN INFLAMASI Agen causatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi Mediator Inflamasi menginduksi vascular, aliran darah, dan mengaktifkan leukosit vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang

perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer Endothel kapiler meregang, timbul rongga,

perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer Endothel kapiler meregang, timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding (Rolling) kemudian melekat (adhesi)pada permukaan endothel

Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi) Leukosit akan bergerak

Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi) Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi Leukosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik

Proses fagositosis terjadi pada sel leukosit dengan membentuk fagolisosum dan mendegradasi agen secara enzymatic.

Proses fagositosis terjadi pada sel leukosit dengan membentuk fagolisosum dan mendegradasi agen secara enzymatic. PERADANGAN

KLASIFIKASI PERADANGAN 1. Berdasarkan derajat keparahan a. Mild = Peradangan derajat ringan - Jaringan

KLASIFIKASI PERADANGAN 1. Berdasarkan derajat keparahan a. Mild = Peradangan derajat ringan - Jaringan sedikit mengalami cidera - Daerah radang sedikit mengalami hiperemis, edema, eksudasi

Note : Functions of Chemical Mediators of Inflammation Vasodilation; mis : histamine, nitric oxide.

Note : Functions of Chemical Mediators of Inflammation Vasodilation; mis : histamine, nitric oxide. Vasoconstriction; mis : thromboxane. Increase vessel permeability; Mis : histamine, bradykinin. Produce pain; Mis : bradykinin Produce fever; Mis : IL-1, T N F Chemotactic; Mis : IL 8

b. Moderate = peradangan derajat sedang - jaringan yang meradang lebih luas dari mild

b. Moderate = peradangan derajat sedang - jaringan yang meradang lebih luas dari mild - vaskularisasi jelas - Peningkatan infiltrasi sel-sel radang

c. Severe = Peradangan derajat hebat - Jaringan yang mengalami radang luas - Vascularisasi

c. Severe = Peradangan derajat hebat - Jaringan yang mengalami radang luas - Vascularisasi sangat jelas - Eksudasi dan peningkatan leukosit didaerah radang sangat nyata

2. Berdasarkan lokasi terjadinya radang a. Peradangan Lokal = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada

2. Berdasarkan lokasi terjadinya radang a. Peradangan Lokal = Peradangan yang terjadi terlokalisasi pada satu tempat saja b. Peradangan Multifokal = Peradangan terlokalisasi yang terjadi pada berbagai tempat c. Peradangan Difusa = Peradangan yang terjadi menyeluruh pada suatu organ

3. Berdasarkan waktu terjadinya peradangan a. Peradangan Perakut = peradangan yg berlangsung sangat cepat

3. Berdasarkan waktu terjadinya peradangan a. Peradangan Perakut = peradangan yg berlangsung sangat cepat - berlangsung: menit – beberapa jam - disebabkan : agen yg sangat poten - kematian dapat terjadi tanpa didahului adanya gejala klinis - contoh : Avian Influenza

b. Peradangan Akut = Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa

b. Peradangan Akut = Peradangan yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam sampai beberapa hari - Peradangan dapat sembuh atau dapat pula menimbulkan kematian - Ciri ‘panca radang’ dapat teramati dg jelas - Mikroskopis : adanya perdarahan lokal, edema, sel neutrofil dominan dan sedikit limfosit

c. Peradangan Subakut = Peradangan yg berlangsung beberapa minggu - disebabkan : agen yg

c. Peradangan Subakut = Peradangan yg berlangsung beberapa minggu - disebabkan : agen yg kurang poten - biasanya berakhir dengan kesembuhan - pada daerah radang : makrofag, sel plasma, limfosit, giant cell. - proliferasi fibroblast minimal

d. Peradangan Kronis = Peradangan yang berlangsung berminggu sampai tahunan - agen mampu bertahan

d. Peradangan Kronis = Peradangan yang berlangsung berminggu sampai tahunan - agen mampu bertahan terhadap sistem pertahanan tubuh - sel radang yang dominan : limfosit, makrofag, giant cell. - contoh : TBC, kemasukan benda asing

Yang terjadi saat perbaikan : Agen asing dinetralisir Sel-sel radang berkurang Eksudasi cairan berkurang

Yang terjadi saat perbaikan : Agen asing dinetralisir Sel-sel radang berkurang Eksudasi cairan berkurang Permiabilitas vaskuler normal Regenerasi sel-sel jaringan

FASE KESEMBUHAN/PERBAIKAN I Fase Inflammasi a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh media catekolamin dan

FASE KESEMBUHAN/PERBAIKAN I Fase Inflammasi a. Homeostatis = terjadi vasokontriksi oleh media catekolamin dan prostaglandin diikuti terjadinya agregasi platelet serta proses aktifitas thromboplastin (clotting) b. Inflammasi = terjadinya vasodilatasi kapiler sekitar daerah radang, aktivasi sel-sel radang sampai proses fagositosis

II. FASE PROLIFERATIVE a. GRANULASI tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang, diikuti pelapisan oleh

II. FASE PROLIFERATIVE a. GRANULASI tersusunnya colagen primer di daerah luka/radang, diikuti pelapisan oleh fibroblast terjadinya proses angiogenesis b. KONTRAKSI matrik yang tersusun oleh colagen dan fibroblast mengadakan kontraksi menarik tepi luka untuk menutup luka c. EPITHELIALISASI pertumbuhan sel-sel epithel

III. Fase Remodeling Terbentuknya colagen baru/colagen sekunder yang lebih kuat menutupi luka Terbentuknya “scar”

III. Fase Remodeling Terbentuknya colagen baru/colagen sekunder yang lebih kuat menutupi luka Terbentuknya “scar” /jaringan parut sebagai jaringan penyambung

Kemampuan sel tubuh dalam proses regenerasi Jaringan yang mudah mengalami regenerasi : kulit, saluran

Kemampuan sel tubuh dalam proses regenerasi Jaringan yang mudah mengalami regenerasi : kulit, saluran cerna, gusi Organ yang mudah mengalami regenerasi, asalkan bentuk jaringan masih baik saat meradang : hati, sel-sel kelenjar Sel-sel yang sangat sulit mengalami regenerasi : jantung, . otak

Bentuk Kesembuhan 1. Kesembuhan Primer Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan.

Bentuk Kesembuhan 1. Kesembuhan Primer Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah 2. Kesembuhan Sekunder Terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan biasanya disertai terbentuknya jaringan granulasi yang cukup banyak. Contoh : luka karena trauma, luka yang dalam

Faktor yang mempengaruhi kualitas respon inflammasi dan perbaikan ada/tidaknya suplai darah Status gizi individu

Faktor yang mempengaruhi kualitas respon inflammasi dan perbaikan ada/tidaknya suplai darah Status gizi individu ( protein ; vit. C ) Ada/tidaknya infeksi Ada/tidaknya diabetes melitus Sedang dalam pengobatan glukokortikoid Kadar sel darah putih dalam sirkulasi

Terima kasih atas perhatiannya

Terima kasih atas perhatiannya