Disperse and colloidal systems Types of disperse systems

  • Slides: 28
Download presentation
Disperse and colloidal systems

Disperse and colloidal systems

Types of disperse systems �The term "Disperse System" refers to a system in which

Types of disperse systems �The term "Disperse System" refers to a system in which one substance (the dispersed phase) is distributed, in discrete units, throughout a second substance (the continuous phase or vehicle). �Each phase can exist in solid, liquid, or gaseous state.

Types of disperse systems dispersion coarse dispersion > 500 nm Colloid dispersion 1 –

Types of disperse systems dispersion coarse dispersion > 500 nm Colloid dispersion 1 – 500 nm heterogenous systems microheterogenous system (plasma, macromolecular solutions) coagulation (floculation) True solution < 1 nm homogenous systems, salt, acid and base solutions condensation, aggregation

Properties of disperse systems Pass through membranes Visibility of particles Sedimentation coarse dispersion Colloid

Properties of disperse systems Pass through membranes Visibility of particles Sedimentation coarse dispersion Colloid dispersion True solution Semipermeabil does not pass + Eye, optical microscope Electron microscope + Ultracentrifugation

Properties of disperse systems Difuse Optical properties Separability coarse dispersion Colloid dispersion True solution

Properties of disperse systems Difuse Optical properties Separability coarse dispersion Colloid dispersion True solution Slow Fast Frequently opaque Opalescent (Tyndall effect) Transparent Paper filters Membrane filters None

koloid �Partikel ukuran 1 - 500 nm �Opalescent �Efek thyndal �Mengalami gerak brown (ada

koloid �Partikel ukuran 1 - 500 nm �Opalescent �Efek thyndal �Mengalami gerak brown (ada hubungan antara ukuran partikel, viskositas dengan velocity)

Bandingkan larutan dan koloid

Bandingkan larutan dan koloid

Gerak brown

Gerak brown

�Tidak dapat melalui membran semipermeabel �Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron �Stabil (dapat diendapkan

�Tidak dapat melalui membran semipermeabel �Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron �Stabil (dapat diendapkan dengan ultrasentrifugasi) (ada hubungan antara ukuran partikle dengan kecepatan sedimentasi= hukum stokes)

Mikroskop optical dan mikroskop elektron

Mikroskop optical dan mikroskop elektron

Hukum Stokes �V = 2 d g(ρ1 - 18η ρ 2)

Hukum Stokes �V = 2 d g(ρ1 - 18η ρ 2)

d = diameter partikel g = gravitasi η=viskositasmedium ρ 1= Kerapatan medium ρ 2

d = diameter partikel g = gravitasi η=viskositasmedium ρ 1= Kerapatan medium ρ 2 =Kerapatan partikel

Pengaruh uk partikel thd kec. sedimentasi

Pengaruh uk partikel thd kec. sedimentasi

Bagaimana pengaruh ukuran partikel terhadap sifatnya (keuntungan) - Dissolution rate - Uniform distribution -

Bagaimana pengaruh ukuran partikel terhadap sifatnya (keuntungan) - Dissolution rate - Uniform distribution - Penetrability (difusifitas) - Lack of grittiness - as drug delivery system

Faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid �Ukuran partikel �Bentuk partikel �Muatan partikel (zeta potensial) �Kondisi

Faktor yang mempengaruhi stabilitas koloid �Ukuran partikel �Bentuk partikel �Muatan partikel (zeta potensial) �Kondisi medium dispers (p. H, jenis solvent, jenis bahan tambahan lain dalam solven)

Bentuk partikel

Bentuk partikel

Pengaruh bentuk partikel pada sedimentasi

Pengaruh bentuk partikel pada sedimentasi

Zeta potensial

Zeta potensial

Macam-macam dispersi koloid � 1. liofilik (tdk cpt mengendap) ◦ Hidrofilik (akasia/gelatin dalam air)

Macam-macam dispersi koloid � 1. liofilik (tdk cpt mengendap) ◦ Hidrofilik (akasia/gelatin dalam air) ◦ Lipofilik 2. Liofobik (partikel anorganik (silver, gold) dalam air 3. Ampifilik

Contoh koloid ampifilik (pembentukan misel)

Contoh koloid ampifilik (pembentukan misel)

Pembuatan koloid

Pembuatan koloid

Metode pembuatan dengan dispersi Solvent evaporation methode polimer dilarutkan dalam pelarut organik seperti diklorometana,

Metode pembuatan dengan dispersi Solvent evaporation methode polimer dilarutkan dalam pelarut organik seperti diklorometana, kloroform atau etil asetat, yang juga digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan obat-obat hidrofobik. diemulsikan dalam larutan berair yang mengandung surfaktan atau emulsifying agent. pelarut organik diuapkan masing-masing dengan pengurangan tekanan atau dengan pengadukan terusmenerus. Ukuran partikel yang terbentuk dipengaruhi oleh tipe dan konsentrasi stabilizer, kecepatan homogenizer dan konsentrasi polimer

Metode pembuatan dengan kondensasi Ionic gelation methode (coaservation methode) mencampur dua fase berair, salah

Metode pembuatan dengan kondensasi Ionic gelation methode (coaservation methode) mencampur dua fase berair, salah satu fasenya adalah polimer dan fase yang lainnya adalah polianion tripolifosfat (TPP). Pada metode ini, muatan positif yang dimiliki oleh gugus amino dari kitosan berinteraksi dengan muatan negatif dari TPP untuk membentuk koaservasi dengan ukuran nanometer.

Contoh polimer (kitosan)

Contoh polimer (kitosan)

Contoh crosslingker (Na Tripoliphosphat)

Contoh crosslingker (Na Tripoliphosphat)

Aplikasi (koloid sebagai pembawa obat) �Pemilihan bahan pembawa (polimer) berdasarkan beberapa faktor yaitu �

Aplikasi (koloid sebagai pembawa obat) �Pemilihan bahan pembawa (polimer) berdasarkan beberapa faktor yaitu � 1) ukuran partikel yang diinginkan; � 2) sifat obat itu sendiri, seperti kelarutannya dalam air, dan stabilitasnya; � 3) karakteristik permukaan partikel seperti muatan partikel dan permeabilitasnya;

� 4) derajat biodegradasinya, biokompatibilitasnya, dan toksisitasnya; � 5) profil pelepasan obat yang diinginkan.

� 4) derajat biodegradasinya, biokompatibilitasnya, dan toksisitasnya; � 5) profil pelepasan obat yang diinginkan.