DIPLOPIA Oleh Nanda Febry Pembimbing dr Indri Lakhsmi
DIPLOPIA Oleh: Nanda Febry Pembimbing : dr. Indri Lakhsmi Putri Sp BP-RE (KKF) 1
Definisi Diplopia satu objek identik yang digambarkan pada area retina yang berbeda sehingga terjadi perubahan pada arah visualnya dan terlihat dobel. Agarwal S. David. J. Apple; Textbook of Ophthalmology, vol 1; Jaypee brothers publishers, 2002. 2
Patofisiologi Syarat terjadinya englihatan normal: 1. Retina kedua mata menerima kedua gambaransecara simultan 2. Fusi: saat kedua retina membuat impresi visual yang sama, yakni transmisi gambar identik ke otak, 2 gambar retina akanbercampur menjadi persep si tunggal 3. Susunan syaraf pusat mampu menerima rangsangan yang datang dari kedua retina dan menyatukannya menjadi bayangan tunggal Sidharta, ; Ilmu penyakit mata; Sagung seto; 2002 3
Klasifikasi Diplopia Monokuler Diplopia monokuler adalah penglihatan ganda yangtimbul pada mata yang sakit saat mata yang lain ditutup Pathological Physiological Diplopia Binokuler Diplopia binokuler adalah penglihatan ganda terjadi bila m elihat dengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup Monocular Binocular Agarwal S. David. J. Apple; Textbook of Ophthalmology, vol 1; Jaypee brothers publishers, 2002. Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 4
Etiologi Monocular diplopia Extra ocular lensa kontak Ocular - Astigmatism: suatu lengkungan. abnormal pada permukaan depan kornea - Keratoconus: suatu kondisi dimana kornea secara bertahap menjadi tipis dan berbentuk kerucut - Katarak: suatu kondisi dimana lensa secara bertahap menjadi keruh. - Dislokasi lensa. - Massa atau pembengkakan pada kelopak mata. - Gangguan Retina Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 5
Etiologi Binocular diplopia Strabismus: gangguan kesejajaran mata Kerusakan saraf yang mengontrol otot-otot ekstraokuler (infeksi, stroke, trauma kepala atau tumor otak) Infark mikrovaskuler pembuluh darah yang memperdarahi persarafan otot-otot mata. (diabetes, hipertensi atau penyakit lainnya yang dapat merusak pembuluh darah) Myasthenia gravis: penyakit neuro-muscular ini menyebabkan otot-otot mudah lelah dan lemah menyerang neuromuscular junctions. Trauma pada otot-otot mata Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 6
Diagnosis Anamnesa: Tentukan apakar gejalanya monocular atau binokuler. Apakah menutup salah satu mata meredakan gejala, atau apakah diplopia tetap ada walaupun sudah menutup mata yang berbeda? Tentukan bagaimana perubahan arah pandangan mempengaruhi diplopia. apakah diplopia tetap sama pada 9 arah pandangan. Tentukan apakah fungsi motoris normal. Apakah kelopak pada posisi yang normal? Apakah respon pupil normal, dan simetris dengan pupil yang lain? Apakah ada riwayat trauma? Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 7
Diagnosis Pemeriksaan fisik: Inspeksi posisi kepala, mata, kelopak mata, orbita, dan wajah apakah simetris atau tidak. Palpasi orbita adanya fraktur dan kelainan lain Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 8
Motility tests Cover tests Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 9
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang: RO Skull CT Scan Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 10
Penanganan Non operative Operative management 11
Non operative correction Eye patch Medikamentosa myasthenia gravis (Mestinon, kortikosteroid) Astigmatisma rigid gas permeable lenses Katarak myotic eye drops, pilocarpine Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org 12
Operative correction The decision to perform open treatment or to observe is based on thorough clinical and radiographic (CT) evaluation. • Deformity deficite in the bone malposition Both D. J. David, Simpson. A; Craniomaxilofacial trauma; Churchill Livingstone, 1995 www. aofoundation. org 13
Operative correction Bone deficite The majority of cases require reconstruction of the orbital floor to support the globe position and restore the shape of the orbit as the bony walls are comminuted and/or bone fragments are missing. Reconstructing of the missing bone rather than reducing bone fragments can be achieved with different materials. Titanium mesh Bone graft 14 D. J. David, Simpson. A; Craniomaxilofacial trauma; Churchill Livingstone, 1995 www. aofoundation. org
Operative correction Malposition orbitozygomatic Osteotomy pada: sutura frontozygoma Rima orbita inferior Buttress lateral Arcus zygoma D. J. David, Simpson. A; Craniomaxilofacial trauma; Churchill Livingstone, 1995 www. aofoundation. org 15
Translokasi orbita D. J. David, Simpson. A; Craniomaxilofacial trauma; Churchill Livingstone, 1995 www. aofoundation. org 16
Komplikasi Hematoma Infeksi implanted materials (Plate, screws) Kompresi pada nervus opticus D. J. David, Simpson. A; Craniomaxilofacial trauma; Churchill Livingstone, 1995 www. aofoundation. org 17
Daftar Pustaka Agarwal S. David. J. Apple; Textbook of Ophthalmology, vol 1; Jaypee brothers publishers, 2002. Neil R miller, Walsh. F. B; Hoyt W. F; Clinical Neuro ophthalmology; Lippincott Williams and wilkins, 2005. D. J. David, Simpson. A; Craniomaxilofacial trauma; Churchill Livingstone, 1995 Basic and clinical science course, Neuro ophthalmology; American academy of ophthalmology 2014 -2015 www. aao. org www. aofoundation. org Sidharta, ; Ilmu penyakit mata; Sagung seto; 2002 18
19
- Slides: 19