DILEMA SOSIAL Dilema Sosial Dilema sosial ada dua

DILEMA SOSIAL

Dilema Sosial Dilema sosial ada dua macam: public goods dilemmas dan common resource dilemmas (commons dilemmas)

Public Goods Dilemmas ◦ Apa yang menarik dari mercusuar? Sinar/suarnya. Kenapa sinar/suarnya menarik? 1. Non-esklusif (semua boleh menggunakan sinar tersebut) 2. Tidak ada unsur kompetisi dalam mendapatkan sinar tersebut ◦ Suar adalah barang publik/public goods yang memiliki dua ciri khas non-eksklusif dan non-kompetitif ◦ Contoh barang publik: 1. Level individual: udara, air, sinar bulan, sinar matahari, sinar bintang 2. Level tetangga: kampung aman, lingkungan bersih 3. Level Yogya: alun-alun, Malioboro, jalan raya, terminal 4. Level Indonesia: keamanan nasional, demokratis, ketahanan pangan 5. Level ASEAN: ASEAN Community, keamanan regional 6. Level internasional: keamanan internasional, Piagam PBB ◦ Public goods dilemmas melibatkan keputusan seberapa banyak memberi kontribusi bagi sumber daya bersama sehingga menimbulkan public goods dilemmas.

Common Resource Dilemmas ◦ Commons (padang rumput milik bersama) ◦ Commons: semacam public goods tapi ada unsur kompetisinya ◦ Contoh commons: minyak bumi, air, pasir/tanah, hutan ◦ Commons dilemmas melibatkan keputusan seberapa banyak mengambil dari sumber daya bersama sehingga menimbulkan commons dilemmas.

Persoalan Aksi Kolektif Jika seseorang bisa mendapatkan commons atau public goods tanpa bayar, maka orang tersebut akan dihadapkan pada persoalan aksi kolektif: ◦ Mengapa seseorang perlu memberi/berkontribusi jika bisa mendapatkan sesuatu gratis, misal: mengapa perlu menjaga keamanan kampung jika sudah ada yang bertugas ronda ◦ Mengambil commons terlalu banyak atau mengambil public goods terlalu banyak dengan sedikit atau tanpa kontribusi akan mengakibatkan “The Tragedy of the Commons” [Garrett Hardin] ◦ Contoh-contoh persoalan yang muncul dari kegagalan aksi kolektif: ? ? ?

Antisipasi Kegagalan Aksi Kolektif Upaya-upaya untuk mencegah kegagalan aksi kolektif menurut Peter Kollock: ◦ Motivational (level individu; berpedoman pada nilai), contoh: negara-negara di ASEAN menerima prinsip/norma peaceful settlement of disputes ◦ Strategic (dalam interaksi antar-pihak), contoh: Indonesia berperan memengaruhi negara-negara pengklaim teritori di Laut Cina Selatan untuk menahan diri tidak mengeskalasi konflik dengan ◦ Structural (sistem yang melingkupi pihak-pihak), contoh: kerjasama multilateral ◦ Membuat aturan, misalnya aturan untuk mencegah penggundulan atau pembakaran hutan, melarang menangkap ikan dengan bahan-bahan yang membahayakan lingkungan

Kesimpulan ◦ Kehidupan manusia tergantung pada public goods dan commons. Seseorang mengalami persoalan aksi kolektif ketika dihadapkan pada situasi apakah seseorang perlu berkontribusi jika bisa mendapatkan public goods tanpa bayar atau mengambil commons terlalu banyak. ◦ Memperjuangkan kepentingan sendiri rasional tapi. . . : “self-interested behavior has higher payoffs for individuals in the short-run regardless of the decision made by others, but everyone is better off in both the short and long term if everyone cooperates than if everyone acts selfishly” [Weber & Messick, hal. 1] ◦ Persoalan aksi kolektif bukanlah satu-satunya masalah penting dalam strategi, tapi persoalan bagaimana membuat seseorang berani mengambil inisiatif juga penting untuk dibicarakan. Kita membutuhkan inovator (orang yang bebas berinisiatif), bukan free rider atau orang yang egois.

Tugas Minggu Depan Merangkum Rangkumlah bacaan TFT sebanyak 250 -500 kata [TNR 12, spasi 1, marjin masing-masing 2, 5 cm] Wawancarailah sebanyak tiga orang (siapa saja) dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: 1. Pernahkah responden Anda memberi hadiah ultah dan tidak dibalas? Mengapa? 2. Apa yang responden Anda rasakan ketika kebaikannya tidak dibalas? 3. Menurut responden Anda, apakah kejahatan orang lain harus dibalas dengan kejahatan atau kebaikan? Ketik seluruh jawaban responden Anda dan kumpulkan di kelas.