DIKSI Diksi adalah ketepatan pilihan kata Penggunaan ketepatan

  • Slides: 18
Download presentation
DIKSI

DIKSI

 • Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh

• Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

 • Idikator ketepatan kata ini, antara lain : Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata

• Idikator ketepatan kata ini, antara lain : Mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia; 2) Menghasilkan komunikasi puncak, tanpa salah penafsiran atau salah makna; 3) Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara; 4) Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan. 1)

 • Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi

• Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi. • Syarat-syarat ketepatan pilihan kata : 1) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat; 2) Membedakan secara cermat makna kata yang bersinonim;

Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya inferensi (kesimpulan) dan interferensi

Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi); 4) Tidak menafsirkan makna secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus; 3)

Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi;

Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi; 6) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai dengan; 7) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat; 8) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan perkara) isu (dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asalusulnya); 5)

Menggunakan dengan cermat kata homonim, berhomofon, dan berhomograf; 10) Menggunakan kata abstrak dan kata

Menggunakan dengan cermat kata homonim, berhomofon, dan berhomograf; 10) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya : kebijakan, usulan, khayalan, impian) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: lemari, kursi, mobil, tampan) 9) • Fungsi diksi : 1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal; 2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (resmi atau tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca;

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar; 4. Menciptakan suasana yang tepat; 5. Mencegah

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar; 4. Menciptakan suasana yang tepat; 5. Mencegah perbedaan penafsiran; 6. Mencegah salah pemahaman; 7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. • Perubahan Makna Faktor perubahan makna: 1. Kebahasaan Perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat.

Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan. Contoh

Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh perubahan nada, irama, dan tekanan. Contoh : Paman teman saya belum menikah Paman, teman, saya, belum menikah b. Perubahan struktur frasa : kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) susu kaleng (susu yang dikemas di dalam kaleng) c. Perubahan bentuk kata perubahan makna yang ditimbulkan oleh perubahan bentuk. Contoh : tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- menjadi ketua, makna berubah menjadi pemimpin. a.

d. Contoh : Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya. Seharusnya : Setelah diserahkan

d. Contoh : Ibu Rina menyerahkan laporan itu lantas dibacanya. Seharusnya : Setelah diserahkan oleh ibu Rina laporan itu dibaca oleh penerimanya. 2. Kesejarahan Prestasi orang itu berbobot. (sekarang berkualitas) Prestasi kerjanya mengangumkan. (sekarang kinerja) 3. Kesosialan Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerombolan yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumun. Kemudian, kata itu tidak digunakan karena berkonotasi dengan pemberontak, perampok, dan sebagainya.

Kejiwaan Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan : a) rasa takut, b)kehalusan

Kejiwaan Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan : a) rasa takut, b)kehalusan ekspresi, dan c) kesopanan. contoh : • Pelacur disebut tunasusila atau penjaja seks komersial • bodoh disebut kurang pandai • ke kamar mandi disebut ke belakang 5. Bahasa asing kata symposium pada mulanya bermakna orang yang minum-minum di restoran dan kadang-kadang ada acara dansa yang diselingi dengan diskusi. Dewasa ini kata symposium sudah lebih dititikberatkan pada acara diskusi yang membahas berbagai masalah dalam bidang ilmu tertentu. 4.

6. Kata baru Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Contoh : server,

6. Kata baru Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya. Contoh : server, download, upload, website, fitur, dsb. • DENOTASI dan KONOTASI Makna denotasi lazim disebut, 1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai hasil observasi, 2) makna sebenarnya, 3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias. Konotasi berarti makna kias contoh : • Penulis memanjatkan puji syukur atas selesainya laporan ini (konotasi) • Kera itu sedang memanjat pohon kelapa (denotasi)

 • SINONIM Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya, dua kata atau lebih yang

• SINONIM Sinonim ialah persamaan makna kata. Artinya, dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan pengucapannya, tetapi bermakna sama. Misalnya, wanita bersinonim dengan perempuan, makna sama tetapi berbeda tulisan maupun pengucapannya. • IDIOMATIK idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan. Misalnya : sesuai dengan, disebabkan oleh, berharap akan, dan lain-lain.

 • KATA TANYA : Di mana, Yang mana, Hal mana Kata tanya hanya

• KATA TANYA : Di mana, Yang mana, Hal mana Kata tanya hanya digunakan untuk menanyakan sesuatu jika tidak menanyakan sesuatu maka kata tanya tidak digunakan. contoh : Salah : SMP itu di mana kami sekolah dulu disumbangnya dengan perlengkapan laboratorium komputer beberapa hari yang lalu. Benar : SMP sekolahku itu disumbangnya dengan perlengkapan laboratorium komputer beberapa hari yang lalu.

 • HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF Homonim berasal dari bahasa homo yang berarti sama dan

• HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF Homonim berasal dari bahasa homo yang berarti sama dan nym yang berarti nama. Homonim dapat diartikan sama nama, sama bunyi, sebunyi tetapi berbeda makna. Contoh : üHalaman : teras rumah/taman di depan rumah üHalaman : halaman buku üBisa : Dapat üBisa : racun ular

 • Homofon terdiri atas kata homo berarti sama dan foni berarti bunyi atau

• Homofon terdiri atas kata homo berarti sama dan foni berarti bunyi atau suara. Homofon mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna. contoh : üBank dan bang üSangsi dan sanksi

 • Homograf terdiri dari kata homo berarti sama dan graf berarti tulisan. Homograf

• Homograf terdiri dari kata homo berarti sama dan graf berarti tulisan. Homograf ditandai oleh kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna. Contoh : üApel (buah) dan apel (upacara) üSerang (menyerang) dan Serang (nama tempat) • KATA ABSTRAK dan KATA KONKRET Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati. konkret : dapat diserap panca indera abstrak : tidak bisa dilihat panca indera

 • KATA UMUM dan KATA KHUSUS Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan

• KATA UMUM dan KATA KHUSUS Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata, makin umum sifatnya. Contoh : kata umum : melihat kata khususnya : melotot, melirik, menatap, mengintip, memandang