DIKLAT PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN MATA
DIKLAT PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN MATA DIKLAT : SPESIFIKASI PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DIVISI 2, 3 DAN 4 MARET 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1
SPESIFIKASI UMUM Versi Revisi Spesifikasi 2010 REV. 3 (12 Nov 2014) Div 1. Umum Div 2. Drainase Div 3. Pekerjaan Tanah Div 4. Pelebaran & Bahu Jalan Div 5. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen Div 6. Perkerasan Aspal Div 7. Struktur Div 8. Pengembalian Kondisi & Pekerjaan Minor Div 9. Pekerjaan Harian Div 10. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
Divisi 2 : DRAINASE
SELOKAN & SALURAN AIR Uraian: Toleransi Dimensi: Selokan baru baik dilapisi maupun tidak Perataan kembali selokan lama yg tidak dilapisi Relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya Elevasi dasar selokan ≤ 3 cm dari rencana Alinyemen selokan dan profil penampang melintang ≤ 5 cm dari rencana Pengukuran: Timbunan dibayar sesuai Seksi 3. 2
PASANGAN BATU DENGAN MORTAR Uraian: Pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron" (lantai golak), lubang masuk (entry pits) dan struktur saluran kecil lainnya Mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes) Mortared stonework dapat digunakan sebagai struktur pengganti Batu bata dapat digunakan untuk pekerjaan Soil Cement Base stone masonry Toleransi Dimensi: Sisi muka masing-masing batu ≤ 1 cm dari profil permukaan rata-rata di sekitarnya. § Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar ≤ 3 cm dari profil permukaan lantai saluran rencana, juga tidak bergeser > 5 cm dari profil penampang melintang rencana.
PASANGAN BATU DENGAN MORTAR Profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar ≤ 3 cm dari profil permukaan lantai saluran rencana, juga tidak bergeser > 5 cm dari profil penampang melintang rencana Tebal minimum ≥ 20 cm Profil akhir untuk non struktur seperti bak kontrol (catch pits) & lantai golak ≤ 3 cm dari profil rencana Jadwal Kerja: Besarnya pekerjaan yang dilaksanakan haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru Bilamana digunakan pada lereng atau sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas yang ditentukan haruslah dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar
PASANGAN BATU DENGAN MORTAR Bahan: Batu sedapat mungkin harus berbentuk persegi Kecuali ditentukan lain oleh Gambar, maka semua batu yang digunakan harus tertahan ayakan 10 cm Pengukuran: Untuk pelapisan pada permukaan selokan dan saluran air, tebal nominal lapisan haruslah diambil yg terkecil dari berikut: Gambar Aktual terpasang Galian dibayar sesuai Seksi 2. 1 Landasan tembus air (permeable) atau bahan berbutir untuk kantung saringan (filter pocket) harus diukur dan dibayar menurut mata pembayaran Drainase Porous, dalam Seksi 2. 4
GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON Bahan: Gorong-gorong pipa beton bertulang haruslah beton bertulang pracetak dengan mutu beton K 350 (fc’ 30 MPa) dan harus memenuhi persyaratan AASHTO M 170 – 07 Penempatan Gorong-gorong: Lidah sambungan harus diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan dan sesuai dengan arah serta kelandaiannya Setelah terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk selimut adukan di sekeliling sambungan Bahan untuk penimbunan kembali terdiri dari tanah atau kerikil yang bebas dari gumpalan lempung dan tetumbuhan serta yang tidak mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm Penimbunan kembali minimum 30 cm di atas puncak pipa
2. 3 GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON Kecuali kalau bukan suatu galian parit, maka jarak sumbu pipa ke masing-masing sisi minimum 1, 5 x diameter pipa Alat berat tidak boleh beroperasi < 1, 5 m dari pipa sampai seluruh pipa terbungkus dengan ketinggian ≥ 60 cm di atas puncak pipa Perlengkapan ringan dapat dioperasikan asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm di atas puncak pipa Perpanjangan Gorong-gorong Lama: (2) Bilamana perpanjangannya mempunyai desain yg berbeda, sambungan standar tidak mungkin dilakukan, maka suatu sambungan (collar) beton harus dibuat untuk membentuk sambungan (connection) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yg diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON Pelaksanaan Drainase Beton: Permukaan saluran terbuka berbentuk U atau permukaan pelat penutup harus dilaksanakan dengan profil yg rata, elevasi akhir lapangan harus sesuai dengan rencana serta terhadap elevasi akhir dari perkerasan atau permukaan dari kerb mempunyai toleransi ± 1 cm. Untuk saluran yang dicor di tempat, sambungan konstruksi harus dibuat pada interval 10 m atau kurang. Sambungan tersebut harus mempunyai lebar nominal pemuaian 1 cm dan harus dibungkus dengan adukan semen yang rata dengan permukaan dalam saluran Pengukuran: Kecuali Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian atau timbunan Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang, yang diukur dari ujung ke ujung pipa yang dipasang.
DRAINASE POROUS Uraian: Mencakup pengadaan, pengangkutan, pemasangan dan pemadatan bahan porous untuk drainase bawah tanah atau untuk mencegah butiran tanah halus terhanyut atau tergerus oleh rembesan air bawah tanah Juga mencakup pemasangan pipa berlubang banyak (perforated pipes) PVC dan anyaman penyaring (filter) Bahan-bahan tersebut ditempatkan di bagian belakang (oprit) abutment, tembok sayap, tembok penahan tanah, pasangan batu kosong dan dinding bronjong, serta pada pembuatan drainase bawah permukaan perkerasan jalan, saluran beton, gorong, selimut pasir dan drainase vertikal untuk pekerjaan stabilisasi, kantung lubang sulingan, penyaring (filter) pada kaki lereng dan pekerjaan lain yang serupa.
DRAINASE POROUS Toleransi: Profil akhir untuk timbunan berbutir untuk drainase porous tidak boleh berbeda > 2 cm dari profil rencana Elevasi dan kelandaian akhir untuk bahan landasan pipa dan drainase beton tidak boleh > 1 cm dari rencana Toleransi dimensi untuk bentuk, diameter, panjang dan tebal dinding dari pipa berlubang banyak (perforated pipes) harus seperti yang disyaratkan dalam AASHTO M 178. Celah maksimum antara lidah dan alur sambungan pipa berlubang banyak (perforated pipes) pada waktu dipasang ≤ 5 mm. Kemiringan lereng drainase yang dibuat dengan menggunakan pipa berlubang banyak (perforated pipes) min 1 : 1000 Permukaan pondasi untuk penimbunan kembali bahan porous yang digunakan sebagai selimut drainase (drainage blankets) haruslah rata dan teratur dengan kemiringan lereng yang merata untuk mencegah terjadinya genangan. Lereng untuk permukaan tersebut min 1 : 200
DRAINASE POROUS Bahan Porous untuk Penyaring (Filter): Gradasi yang disyaratkan harus dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan terjadi. Gradasi-gradasi tersebut harus sesuai dengan kriteria berikut ini: D 15 (filter)/D 85 (tanah) < 5 4 < D 15 (filter)/D 15 (tanah) < 20 D 50 (tanah)/D 50 (filter) < 5 Istilah "filter" merujuk pada bahan pelindung yang lebih kasar; dan istilah "tanah" merujuk pada bahan yang lebih halus dan dilindungi dari "piping". Bilamana bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipes) maka bahan porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria berikut ini: D 85 (bahan untuk penimbunan kembali)> 0, 2 D (lubang) D 50 (bahan untuk penimbunan kembali)> 0, 04 D (lubang)
DRAINASE POROUS Anyaman Penyaring (Filter) Plastik: Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk arah “hilir” (setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring (filter) plastik. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring (filter) plastik Pemilihan lubang anyaman yang paling sesuai (Mesh Opening Size / MOS) untuk anyaman penyaring (filter) harus didasarkan pada kurva gradasi tanah pada arah hulu dari anyaman penyaring (filter), sesuai dengan yg lebih kecil dari berikut ini : MOS < 5 x D 85 (tanah) MOS < 25 x D 50 (tanah) Pipa Sulingan: Lubang sulingan melewati beton atau pasangan batu harus berdiameter dalam 50 mm
DRAINASE POROUS Pengukuran Anyaman: Timbunan hanya boleh diklasifikasikan diukur sebagai bahan porous untuk bahan penyaring (filter) bilamana digunakan pada lokasi atau untuk maksud-maksud dimana bahan porous untuk penimbunan atau landasan atau bahan penyaring (filter) atau selimut drainase yang telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan Kuantitas bahan porous untuk penyaring (filter) yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik bahan yang telah dipadatkan diperlukan untuk menimbun sampai hingga garis yang ditentukan atau disetujui. Kuantitas Anyaman Penyaring (Filter) Plastik yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter persegi anyaman penyaring (filter) yang disetujui aktual terpasang dalam pekerjaan tersebut dan diterima di lapangan
DIVISI 3 : PEKERJAAN TANAH
PEKERJAAN TANAH 3. 1 GALIAN Galian Biasa: Galian Batu Lunak: Mencakup galian bahan, tanah gambut, organik, lunak, ekspansif, yg tidak dikehendaki, tergumpal, daya dukung sedang. Mencakup bahan dengan kuat tekan uniaksial 300 -400 kg/m 2 (ASTM D 7012), tidak bisa dengan bucket biasa tetapi harus dilengkapi dengan Penetration Plus Tip (1000 Mpa), tanpa perlu drilling & blasting Galian Batu: Mencakup bongkahan batu dengan volume > 1 m 3 atau memerlukan alat bertekanan udara, drilling atau blasting, atau yang tidak dapat dibongkat dengan ripper dari dozer 15 ton – 180 HP
GALIAN Galian Struktur: Galian Perkerasan Beraspal Mencakup segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Bukan galian biasa, galian batu, galian perkerasan beton Terbatas untuk galian lantai beton pondasi jembatan, tembok penahan tanah beton, dan struktur beton pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini Termasuk penimbunan kembali dengan bahan yg disetujui; pembuangan bahan galian yg tidak terpakai; semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya dengan Cold Milling Machine maupun tidak Galian Perkerasan Berbutir Galian Perkerasan Beton
GALIAN Toleransi: Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal dan/ atau perkerasan beton tidak boleh berbeda > tinggi 2 cm atau < rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian bahan perkerasan lama. Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis profil rencana > 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan. Pengamanan Pekerjaan Galian Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil.
3. 1 GALIAN (4) Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tsb Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan pekerja maka galian tanah > 5 m harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau yg diperintahkan Direksi Pekerjaan Peralatan berat tidak diijinkan berada ≤ 1, 5 m dari tepi galian parit, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui dan telah dipadatkan Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya. Galian Tanah Lunak, Ekspansif, atau Tanah Dasar Berdaya Dukung Sedang selain Organik atau Gambut Tanah Lunak adalah tanah dengan CBR lapangan < 2%. Diperlukan Capping Layer
GALIAN Pengukuran: Penampang melintang profil tanah asli sebelum digali dan profil rencana. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, secara umum dengan jarak ≤ 25 m atau dengan jarak ≤ 50 m untuk medan yang datar. Galian Struktur adalah volume prisma yg dibatasi oleh bidang berikut: Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya. Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi
GALIAN TITIK POTONG TERENDAH C C C = GALIAN YANG TIDAK DIBAYAR = GALIAN BIASA ATAU BATU YANG DIBAYAR = GALIAN STRUKTUR YANG DIBAYAR.
TIMBUNAN Timbunan Biasa: Bebas dari bahan organik Bukan A-7 -6 menurut AASHTO atau CH menurut USCS untuk 30 cm lapisan teratas CBR ≥ daya dukung tanah dasar dalam Gambar atau ≥ 6% jika tidak disebutkan lain. Nilai Aktif (= PI / % Clay) ≤ 1, 25 NILAI AKTIF < 0, 75 : TIDAK AKTIF NILAI AKTIF 0, 75 – 1, 25 : NORMAL NILAI AKTIF > 1, 25 : AKTIF Non Ekspansif menurut Van Der Merwe Grafik Lampiran 3. 2. A Derajat pengembangan yg diklasifikasikan oleh AASHTO T 258 BUKAN sebagai "very high" atau "extra high"
KLASIFIKASI TEKNIS TANAH PRIMER (UKURAN BUTIRANNYA) : BOULDER (BERANGKAL) : > 20 cm COBBLE (KERAKAL) : 7, 5 cm ~ 20 cm GRAVEL (KERIKIL) : 4, 75 mm ~ 7, 5 cm SAND (PASIR) : 0, 075 mm ~ 4, 75 mm SILT (LANAU) : 0, 005 ~ 0, 075 mm CLAY (LEMPUNG) < 0, 005 mm SEKUNDER : BUTIRAN > PASIR : GRADASI BUTIRAN < PASIR : SIFAT-SIFAT (PROPERTIS)
Perkiraan CBR Berdasarkan Klasifikasi Tanah AASHTO A 1 A 2 A 3 A 4 A 5 A 6 & A 7 C B R (%) > 20 > 8 > 10 3 – 25 < 7 < 15 Catatan : G C & S C : gradasi menerus dng sedikit l e m p u n g G F & S F : g r a d a s i jelek d n g sedikit l e m p u n g Casagrande atau U S C S GW GC GP GF SW & SC SP SF ML CL OL MH CH OH C B R (%) > 50 > 40 25 – 60 20 20 – 60 10 – 30 8 – 30 6 – 25 4 – 15 3 – 8 < 7 < 6 < 4
TIMBUNAN Timbunan Pilihan: CBR ≥ 10% Juga digunakan sebagai Capping Layer. Timbunan Pilihan Berbutir: Bahan timbunan pilihan berbutir di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan Batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maks 6% (PI = LL – PL) Tanah Rawa adalah permukaan tanah yang secara permanen berada di bawah permukan air, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan metoda yang dapat dipertimbangkan dalam Spesifikasi ini.
TIMBUNAN Toleransi Dimensi: Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari rencana Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan Timbunan selain dari Lapisan Penopang diatas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat > 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat < 10 cm.
TIMBUNAN Penyiapan Tempat Kerja: Kecuali untuk tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan & pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yg ditempatkan diatasnya Bilamana timbunan akan dibangun diatas permukaan tanah dng kelandaian lereng > 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yg cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian > 4% dan harus dibuatkan sedemikian dng jarak vertikal ≤ 30 cm untuk kelandaian yang < 15% dan ≤ 60 cm untuk kelandaian ≥ 15%
TIMBUNAN Rencana Subgrade Existing Ground Galian Urugan Bidang potong Pemadatan Timbunan: Dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang - 3 % s/d +1% dari kadar air optimum (OMC) Optimum Moisture Content diperoleh dari kadar air pada Kepadatan Kering Maksimum (Maximum Dry Density, MDD) dari Standard Proctor (Kepadatan Ringan)
TIMBUNAN Dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang - 3 % s/d +1% dari kadar air optimum (OMC) Optimum Moisture Content diperoleh dari kadar air pada Kepadatan Kering Maksimum (Maximum Dry Density, MDD) dari Standard Proctor (Kepadatan Ringan) T a n a h tidak plastis D a e r a h Plastis Cairan kental IP = W l - W p W =0 W s W p W l W (%) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan 1 lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu > 5 cm serta mampu mengisi rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Timbunan batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan
TIMBUNAN Lapisan tanah ≤ 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan 100% MDD Lapisan tanah > 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan 95% MDD. Untuk tanah yg mengandung >10% bahan yg tertahan ayakan 19 mm, MDD yg diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yg oversize Pengujian kepadatan setiap lapisan timbunan dilakukan sampai kedalaman penuh, tidak boleh berselang >200 m. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau gorong, paling sedikit harus dilaksanakan 1 pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. Paling sedikit satu rangkaian pengujian bahan yg lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000 m 3 bahan yg dihampar Timbunan Pilihan sebagai lapisan penopang diatas tanah lunak (CBR lapangan < 2%) dapat dihampar dalam satu atau beberapa lapis yg harus dipadatkan dng persetujuan khusus tergantung kondisi lapangan.
Kepadatan kering Tanah (ton/m 3) Hubungan Kadar Air & Enerji Pemadatan ZAVL Pemadat Modifikasi Pemadat Standar Kadar Air (%)
Hubungan Jenis Tanah, Kadar Air & Kepadatan 1 Kepadatan kering Tanah (ton/m 3) 2 3 4 5 6 7 8 Kadar Air (%)
SAND CONE JUMLAH BENDA UJI : Ukuran Butiran Maks Sample Minimum ASTM (mm) Volume (cm 3) Berat (gr) 2” 50 2830 1000 1½” 37, 5 2125 500 1” 25, 0 1415 250 ⅜” 9, 50 710 100 PASIR (TIDAK HARUS OTTAWA SAND) : BERSIH, KERING, FREE FLOW (SERAGAM), NON SEMENTASI, SEDIKIT BUTIRAN >#200 & >#10 BERAT JENIS KERING OVEN TDK BERVARIASI >1%
Pengujian Kepadatan dengan Sand Cone
TIMBUNAN Pengukuran: Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata, secara umum dengan jarak ≤ 25 m atau dengan jarak ≤ 50 m untuk medan yang datar Jika bahan Timbunan Pilihan Berbutir digunakan diatas tanah rawa, pengukuran akan dilakukan dng salah satu cara ini: Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur penurunan (settlement) yang harus ditempatkan diamati. Kuantitas timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah penurunan. Dengan volume gembur yg diukur pada kendaraan pengang-kut sebelum pembongkaran muatan di lokasi penimbunan. Kuantitas timbunan kemudian dapat ditentukan setelah bahan di atas bak truk diratakan sesuai dng bidang datar horisontal yg sejajar dengan tepi-tepi bak truk.
PENYIAPAN BADAN JALAN Uraian: Toleransi Dimensi: Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama, yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi, dan di daerah bahu jalan baru yang bukan diatas timbunan baru akibat pelebaran lajur lalu lintas Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari rencana. Pengukuran: Jalur lalu lintas lama yg mengalami kerusakan parah, dimana operasi pengembalian kondisi yang disyaratkan dalam Seksi 8. 1 atau Seksi 8. 2 dari Spesifikasi ini dipandang tidak sesuai
PEMBERSIHAN, PENGUPASAN DAN PEMOTONGAN POHON Uraian: Pembersihan dan pengupasan lahan terdiri dari pembersihan semua pohon dengan diameter <15 cm, pohon-pohon yang tumbang, halangan-halangan, semak, tumbuh- tumbuhan lainnya, sampah, dan semua bahan yang tidak dikehendaki, dan harus termasuk pembongkaran tunggul, akar dan pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan oleh pembersihan dan pengupasan Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetap- kan oleh Direksi Pekerjaan dng diameter≥ 15 cm yg diukur 1 meter diatas permukaan tanah. Pekerjaan ini termasuk tidak hanya penyingkiran dan pembuangan sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan atas setiap pohon tetapi juga tunggul dan akar -akarnya.
GEOTEKSTIL Uraian: Spesifikasi ini merupakan spesifikasi bahan geotekstil filter untuk drainase bawah permukaan, separator dan stabilisator, sedangkan spesifikasi Geogrid disyaratkan dalam Spesifikasi Khusus Bahan: Persyaratan Kekuatan Geotekstil Persyaratan Geotekstil untuk Drainase Bawah Permukaan Persyaratan Geotekstil Separator Persyaratan Derajat Daya Bertahan (Survivability) Persyaratan Geotekstil untuk Stabilisasi Ketentuan Tumpang Tindih (Overlap) Tergantung dari CBR tanah dasar
GEOTEKSTIL Pengukuran dan Pembayaran: AASHTO M 288 -06 Geotextile Specifïcation for Highway Applications, kekuatan geotekstil terdiri dari 3 kelas: Geotekstil Filter utk Drainase Bawah Permukaan (Kelas 2) Geotekstil Separator Kelas 1 Geotekstil Separator Kelas 2 Geotekstil Separator Kelas 3 Geotekstil Stabilisator (Kelas 1)
DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN
4. 1 PELEBARAN PERKERASAN 4. 1 PELEBARAN Uraian: Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan seperti yg ditunjuk- kan dalam Gambar. Penentuan pelebaran perkerasan apakah 1 sisi maupun 2 sisi harus dilakukan dng mempertimbangkan Ruang Milik Jalan (Rumija) yg tersedia, bangunan tetap dan lingkungan yg ada termasuk pembebasan tanah (jika ada) sehingga dapat menciptakan suasana aman bagi pemakai jalan seperti kebebasan samping yg cukup dengan disediakannya lebar bahu jalan yg memenuhi standar teknis Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum dari fungsi jalan tersebut (arteri, kolektor, dan lokal), maka pelebaran perkerasan harus dilaksanakan dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu jalan menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan maupun pada puncak tanjakan dapat dikurangi.
PERSYARATAN TEKNIS (PP Jalan 34/2006) Sistem Jaringan Jalan PRIMER (Pasal 13 -16) Sistem Jaringan Jalan SEKUNDER (Pasal 17 -20) Fungsi Jalan Arteri Kolektor Lokal Lingkungan Kecepatan Rencana (minimum) 60 km/jam 40 km/jam 20 km/jam 15 km/jam Kecepatan Rencana (minimum) 30 km/jam 20 km/jam 10 km/jam Lebar Badan Jalan (minimum) 11 m 9 m 7, 5 m 6, 5 m
SPESIFIKASI (PP Jalan 34/2006, pasal 32) Spesifikasi penyediaan prasarana jalan meliputi pengendalian jalan masuk, persimpangan sebidang, jumlah dan lebar lajur, ketersediaan median, serta pagar. JALAN BEBAS HAMBATAN JALAN RAYA (HIGHWAY) JALAN SEDANG (ROAD) JALAN KECIL (STREET) - pengendalian jalan masuk secara penuh - tidak ada persimpangan sebidang paling sedikit : - 2 lajur setiap arah - untuk lalu lintas secara menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas paling sedikit : - 2 lajur setiap arah - lebar lajur 3, 5 m. - dilengkapi dengan median. - untuk lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi paling sedikit : - 2 lajur untuk 2 arah - lebar jalur 7 m. - melayani lalu lintas setempat. paling sedikit : - 2 lajur untuk 2 arah - lebar jalur 5, 5 m.
CONTOH PERLUNYA PELEBARAN DI TIKUNGAN
PELEBARAN PERKERASAN Toleransi Dimensi: Ketentuan yg disyaratkan Seksi 5. 1 Lapis Pondasi Agregat & Seksi 5. 4 Lapis Pondasi Semen Tanah, harus berlaku Rentang tebal lapisan yg diijinkan dihampar dalam 1 kali operasi harus seperti yang ditentukan di Seksi lain dalam Spesifikasi ini untuk bahan ybs. Lebar Galian dan Penggalian Bahan yang Ada: Lebar galian untuk pelebaran perkerasan harus mampu menyediakan ruang gerak yg cukup untuk alat penggilas (roller) normal untuk memadatkan badan jalan (sub-grade). Lebar galian untuk pelebaran selebar 1, 2 m dipandang sebagai pelebaran praktis minimum. Detail pelebaran akan ditunjukkan dalam Gambar. Kecuali jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan galian tidak boleh digunakan kembali sebagai bahan untuk pekerjaan Pelebaran Perkerasan
PELEBARAN PERKERASAN Pencampuran Bahan Berbutir yang Baru dan Lama: Pencampuran di tempat antara bahan berbutir yang baru dengan lama umumnya tidak diperkenankan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan Pemangkasan Tepi Jalur Lalu Lintas: Tepi perkerasan jalur lalu lintas yg terekspos harus dipangkas sampai mencapai bahan yang keras (sound), yg tidak lepas atau retak atau ketidakstabilan lainnya, untuk membentuk permukaan vertikal yg bersih. Lebar Pekerjaan Pelebaran: Lebar pelebaran perkerasan harus mencakup pelebaran tam- bahan yg cukup sehingga memungkinkan tepi setiap lapisan yg dihampar bertangga terhadap lapisan di bawahnya atau terhadap perkerasan lama. Susunan bertangga ini diperlukan untuk memungkinkan penggilasan yg sedikit ke luar dari tepi hamparan dan untuk memperoleh daya dukung samping yg memadai, dan harus dibuat berturut-turut selebar 5 cm untuk setiap pelapisan (overlay) yang dihampar
Tipikal Penampang Melintang
PELEBARAN PERKERASAN Penyiapan Bentuk Permukaan: Formasi yg disiapkan harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan sesaat sebelum penghamparan bahan yg diperlukan untuk pelebaran perkerasan dan bahan tersebut tidak boleh dihampar sebelum pekerjaan penyiapan badan jalan disetujui. Penebangan Pohon untuk Pelebaran Jalan: Penebangan pohon hanya akan dilaksanakan bilamana mutlak diperlukan untuk pelaksanaan pelebaran jalan, baik pada jalur lalu lintas maupun pada bahu jalan. Pohon-pohon yang sudah ditebang harus diganti dengan cara penanaman pohon baru di daerah berm (di luar bahu jalan). Penebangan pohon tidak boleh dilaksanakan bilamana kestabilan lereng lama menjadi terganggu. 50
PELEBARAN PERKERASAN Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat: Frekuensi pengujian pengendalian mutu harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga tidak kurang dari 5 pengujian indeks plastisitas (plasticity index), 5 pengujian gradasi butiran, dan 1 pengujian kepadatan kering maksimum harus dilakukan setiap 500 m 3 bahan yg dibawa ke lapangan. Bilamana Lapis Pondasi Agregat telah dicampur dng bahan lama, maka frekuensi minimum pengujian yg disyaratkan di atas harus diterapkan pada tiap bahan baru yang dibawa ke lapangan, dan sebagai tambahan harus diterapkan juga pada bahan yang telah dicampur di lapangan. Frekuensi pengujian kepadatan dan kadar air paling sedikit 1 pengujian untuk setiap 50 m pekerjaan pelebaran pada masing-masing sisi dari jalan (jika diterapkan pelebaran dua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan
PELEBARAN PERKERASAN Memproduksi, Menghampar, Memadatkan, dan Pengu- jian Bahan Perkerasan pada Pekerjaan Pelebaran: Pengujian kepadatan dari bahan lapisan beraspal terhampar yang ditentukan dengan pengujian benda uji inti (core), harus dilaksanakan dengan frekuensi tidak kurang dari 1 pengujian setiap 50 m pekerjaan pelebaran untuk masing-masing sisi jalan (jika diterapkan pelebaran dua sisi), diukur sepanjang sumbu jalan
GALIAN PADA WIDENING YG TIDAK MEMADAI GALIAN SANGAT PANJANG TANPA SALURAN TEPI TANPA PENGAMAN & RAMBU JALAN LEBAR GALIAN ± 30 cm PEMADATAN DILAKUKAN DNG STAMPER ?
4. 2 BAHU JALAN Toleransi Dimensi: Ketentuan dari Seksi lain dari Spesifikasi ini berlaku Bahu jalan tanpa laburan aspal, permukaan akhir ≤ 1, 5 cm di rancangan, pada setiap titik Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap pelaburan atau perkerasan lainnya yg dihampar diatasnya, ≤ 1, 0 cm terhadap tepi jalur lalu lintas yang bersebelahan Lerengmelintang ≤ 1, 0% dari lereng melintang rancangan Bahan: Lapis Pondasi Agregat Kelas S hanya digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup Dasar Pembayaran: Terdapat 17 mata pembayaran MENGAPA MATA PEMBAYARAN YANG SAMA INI DIMASUKKAN DI SEKSI 4. 2 ? 54
MATERIAL BAHU JALAN YG TIDAK SESUAI STOCKPILE MATERIAL DI BAHU JALAN, HASIL BLENDING BATU PECAH DGN TANAH CLOSE UP MATERIAL BAHU JALAN, HASIL BLENDING BATU PECAH DNG TANAH
MATERIAL BAHU JALAN YG TIDAK SESUAI MATERIAL BAHU JALAN FULL BATU PECAH (NON PLASTIS) PARTIKEL HALUS KURANG CLOSE UP MATERIAL BAHU JALAN, TIADA PARTIKEL HALUS. BAGAIMANA BISA PADAT?
MANUAL DESAIN PERKERASAN Bahu Jalan Berpenutup Tebal Lapisan Berbutir: Bahu Tanpa Pengikat (Kelas S): Tebal lapisan berbutir bahu harus sama dengan tebal lapisan berbutir perkerasan untuk memudahkan pelaksanaan Tebal lapis permukaan bahu = tebal lapisan beraspal jika tebalnya > 125 mm, jika tidak maka tebal lapis permukaan bahu min. 125 mm Bahu Berpengikat: Jika terdapat kerb Gradien Jalan > 4% Sisi yg lebih tinggi pada tikungan bersuperelevasi LHRT > 10. 000 Jalan Tol atau Jalan Bebas Hambatan Dalam hal untuk lalu lintas sepeda motor
GBR. 3 BENTUK SALURAN SAMPING DARI TANAH DEVISI 2
GBR. 4 SALURAN U TERBUKA PRACETAK DEVISI 2
GBR. 5 GORONG BETON PRACETAK DEVISI 2
GBR. 5 BOXCULVERT PERSEGI PRACETAK DEVISI 2
Tahapan pelaksanaan DEVISI 3
Tahapan pelaksanaan DEVISI 3
Tahapan pelaksanaan DEVISI 3
Tahapan pelaksanaan DEVISI 3
Tahapan pelaksanaan DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
Referensi Proyek DEVISI 3
DEVISI 4 Pembongkaran trotoar/bahu jalan lama
DEVISI 4 Penimbunan pada bahu jalan
DEVISI 4 Pelaksanaan pekerjaan trotoar
DEVISI 4 Trotoar telah selesai dilaksanakan
DEVISI 4 Pelebaran perkerasan dan bahu jalan telah berfungsi
TERIMA KASIH
- Slides: 79